Anda di halaman 1dari 2

1 MENJALIN PERCINTAAN YANG ALKITABIAH

JKI Nations Light Church

Percintaan yang Alkitabiah Dalam alkitab, perjodohan/percintaan ditujukan Allah untuk pernikahan. Bukan hanya sekedar pacaran dengan motivasi-motivasi lainnya. Allah memiliki tujuan dalam pernikahan yaitu: KETURUNAN ILAHI (Maleakhi 2:15). Tujuan Allah dalam pernikahan akan dapat dipahami sepenuhnya ketika manusia menemukan pasangan yang sejati dalam satu takdir/destiny yang sama. Pasangan hidup inilah yang akan saling bekerjasama dalam menggenapi tujuan hidupnya. Ada banyak anak-anak muda berjatuhan karena mereka salah menemukan pasangan hidupnya. Mereka mengalami penurunan kualitas rohani bahkan kehilangan detiny Ilahi dalam kehidupan mereka. Karena itulah dalam proses pencarian dan menenmukan pasangan hidup, sangat dibutuhkan ramburambu Firman Tuhan serta pimpinan Roh Kudus agar kita dapat menemukan pasangan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Namun sebelumnya ada syarat yang harus digenapi. Yaitu: 1. Siap memasuki pernikahan Faktor ini tidak diukur dari segi usia, namun lebih ditekankan pada kedewasaan dalam roh dan karakter / mental. 2. Jangan memilih berdasarkan selera kedagingan kita cakep, cantik, aduhai (Contoh: Simson dan Delila). 3. Jangan memilih hanya berdasarkan faktor eksternal menyenangkan orang tua, mengangkat derajat keluarga, terkenal di gereja, orangnya gaul dan nyambung, orangnya bisa berperan sebagai substitusi ayah atau ibu, dll. Lalu apa yang menjadi patokan kita dalam memilih pasangan hidup kita? A. Prakarsa Ilahi Pasangan hidup merupakan prakarsa dan inisiatif Ilahi yang disediakan dan direncanakan oleh Allah (Kejadian 2:18). Pertemuan Adam dengan Hawa merupakan rencana Allah. Bukti bahwa pasangan hidup tidaklah berasal dari rencana manusia adalah sebagai berikut: Saat Adam ditempatkan di taman Eden, ia belum merasakan kebutuhan akan pasangan hidup (Kejadian 2:15;19-20). Sebenarnya Allah sudah berencana untuk memberikan pasangan hidup kepada Adam, namun sebelumnya Allah membuat Adam sibuk dengan memberikan tugas kepadanya. Namun perlu diperhatikan bahwa pasangan hidup merupakan anugerah dan bukan upah.(Amsal 18:22;19:14) B. Waktu Allah Jodoh atau pasangan hidup diberikan Tuhan pada saat/sesudah kita berjalan dan mengerjakan destiny/panggilan/pekerjaan Allah. Fokus utama kita adalah Tuhan dan bagaimana kita berperan serta dalam menyatakan kerajaan Allah di muka bumi ini. Contoh: Kisah Yusuf yang mendapatkan istri setelah mencapai destiny Ilahinya. (Kejadian 41:41-45) Adam diberikan jodoh pada waktu ia tertidur nyenyak . Dalam posisi yang netral dan tenang, tidak pusing/bergumul memikirkan pasangan dan tidak mendesak dan memaksa Tuhan agar memberikan jodoh. Sekalipun ia melihat makhluk lainnya sudah memiliki pasangan.(Kejadian 2:20). Jangan fokuskan diri kita pada masalah jodoh. Tuhan yang menentukan apakah kita berumah tangga atau tidak. Dalam kitab Keluaran 2:21 bidan-bidan Mesir dibuat Tuhan berumahtangga karena mereka takut akan Tuhan. Pasangan hidup akan kita terima sesuai dengan waktu Allah. Jangan bingung kalau saat-saat ini kita belum bertemu dengan pasangan hidup kita. Justru saat ini merupakan kesempatan bagi kita untuk memusatkan perhatian pada perkara-perkara Tuhan, bagaimana kita berkenan kepada Dia dan memaksimalkan hidup kita bagi Kerajaan Allah (1Korintus 7:29-34)

2 C. Mencari Pasangan Hidup Ada beberapa tokoh dalam Alkitab yang dapat dijadikan teladan bagaimana mereka menemukan pasangan hidup Adam dan Hawa Merupakan bentuk perjodohan Ilahi, melalui nubuatan, penglihatan, atau pernyataan roh. Dalam kasus ini masa-masa kini diperlukan banyak pengujian dan peneguhan. Harus sangat presisi, karena menyangkut tanggung jawab secara moral. Ishak dan Ribka Lewat perjodohan. Dari orang tua atau pemimpin rohani. Diperlukan Eliezer (pengantara/mak comblang) untuk mempertemukan dua orang yang berbeda guna mencapai tujuan Ilahi. Boas dan Rut Dipertemukan dalam ladang pelayanan dengan cara yang sangat alami. Rut dibawa masuk ke dalam satu komunitas tertentu sesuai dengan panggilan. Perlu melibatkan Naomi yang memberikan saran, arahan, pandangan dan langkah-langkah (bisa pemimpin rohani ataupun orang tua). Yakub dan Rahel Sesuai dengan pilihan sendiri. Ada harga mahal yang harus dibayar. Yakub membayar 14 tahun bekerja keras untuk mendapatkan Rahel. Bahkan dalam perjalanan hidupnya bersama dengan Yakub, Rahel juga membayar mahal. Karena Yakub memiliki banyak gundik. Lebih lagi anak dari mereka berdua (Yusuf dan Benyamin), dalam perjalanan hidupnya juga membayar. Dengan dikucilkan oleh saudaranya yang lain. D. Kriteria-kriteria Allah Mengenai Pasangan Hidup Seiman (2Korintus 6:14) Pernikahan yang tidak seiman dipandang Tuhan sebagai suatu pengkhianatan (Maleakhi 2:10-11) Tidak ada hubungan darah secara medis dan genetis, lethal gen. Pasangan yang sepadan (2Korintus 6:14) Artinya pasangan yang memiliki kapasitas, panggilan dan kemampuan yang setara dengan diri kita Memiliki kecantikan/ketampanan rohani secara Alkitabiah. (Mazmur 128:1; Amsal 12:4; 31:10;19:14; 1Petrus 3:4) E. Hal yang perlu diperhatikan dalam menjalin percintaan Ada restu dari orang tua ini mutlak karena berdasarkan pengalaman. Tidak mengikuti cara dunia (Roma 12:1-2; Efesus 5:6; 10-12;17-18) Teliti iman, karakter, latar belakang, tingkah laku, kebiasaan, cara berpikir, cinta kasih, dan kesetiaannya pada Tuhan. Kedewasaan dan kesiapan secara mental, fisik, karakter dan rohani sangat penting bagi keduanya.

Anda mungkin juga menyukai