Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cindi Puspita Sari

NIM : 190412630141

STUDI KASUS
a) Rumah Sakit sebagai Lahan Bisnis

Telah lama diketahui oleh kalangan Kesehatan bahwa rumah sakit lebih berfungsi
sosial daripada bisnis. Oleh karena itu, rumah sakit-rumah sakit di Indonesia lebih banyak
yang dikelola pemerintah dan Yayasan. Jarang sekali kalangan swasta murni yang mau
menjalankan bisnis lewat usaha perumahsakitan. Tetapi, sejak dipacunya pendirian rumah
sakit swasta oleh pemerintah dengan kemudahan-kemudahan untuk profit making tanpa
meninggalkan fungsi sosialnya, banyak bermunculan rumah sakit-rumah sakit modern
swasta, di Jakarta khususnya, yang dimiliki oleh kalangan swasta murni. Di salah satu
rumah sakit swasta serupa kasus ini terjadi.
Rumah sakit ini berada di bawah Yayasan “X” yang beranggotakan para pemilik
swasta murni bukan dokter. Direktur rumah sakit ini adalah seorang dokter umum yang
ditunjuk oleh ayahnya yang kebetulan menjadi ketua Yayasan. Rumah sakit umum yang
modern ini ditangani oleh banyak spesialis terkenal. Para pengelolanya pun mendapat gaji
yang cukup tinggi agar bisa bekerja maksmial untuk rumah sakit. Ternyata, rumah sakit ini
berjala tidak seperti yang diharapkan. Pasien-pasien rawat jalan maupun rawat inap yang
semula jumlahnya memadai menjadi makin surut. Spesialis-spesialis terkenal, yang semula
meramaikan rumah sakit berdasarkan kontrak pembagian keuntungan di samping sejumlah
uang ikatan, sudah meninggalkan rumah sakit tersebut.
Masalah ada pada ketua Yayasan, khususnya, dan para anggota Yayasan, pada
umumnya, yang selalu ikut campur dalam pelaksanaa manajemen karena mereka ingin
cepat kembali modal. Masalah-masalah tersebut di antaranya ialah diterapkannya disiplin
kaku oleh direktur yang selalu menjalankan kemauan Yayasan secara otoriter, penentuan
tarif konsultasi dan perawatan yang business oriented yang diterapkan secara ketat, tanpa
kecuali, dan tegur-teguran kepada para spesialis yang datang terlambat secara “kasar”.
Yang terakhir, beberapa wakil direktur telah mengundurkan diri dan digantikan dengan
dokter-dokter yang pernah menjadi teman sekuliah direktur di fakultas kedokteran, dengan
harapan akan lebih muda untuk bekerja sama.
Pertanyaan:
1. Menurut Saudara, apa yang menyebabkan para spesialis terkenal meninggalkan
rumah sakit ini? Jelaskan jawaban Saudara!
Menurut saya, para spesialis terkenal meninggalkan rumah sakit dikarenakan
Direktur selalu menjalankan kemauan Yayasan secara otoriter, terlalu menekan
tarif konsultasi dan perawatan di rumah sakit ini. Dan segala gerak kemauan
pasien dipungut biaya (dijadikan ladang bisnis). Dengan hal itu, banyak spesialis
terkenal yang memikirkan kalau mereka bekerja bukan berdasar dengan
membantu orang. Seperti yang telah kita ketahui, pekerjaan dokter adalah
profesi dokter adalah pekerjaan yang mulia, dimana mereka mengabdi dan
membantu masyrakat di bidang kesehatan.

2. Menurut Saudara, sudah benarkah cara penunjukan direktur rumah sakit ini?
Bagaimana dampak hubungan direktur dengan ketua Yayasan seperti tersebut di atas
dilihat dari aspek manajemen modern?
Menurut saya, cara penunjukkan Direktur rumah sakit ini salah. Dikarenakan
penunjukkan Direktur rumah sakit ini di dasarkan garis keturunan atau
hubungan keluarga, seperti Ayah menunjuk Anak untuk memimpin
perusahaan. Jadi, menurut saya penunjukkan dengan cara seperti ini tidak adil,
karena tidak berdasar dengan keahlian dan kemampuan suatu individu.
Dampak hubungan Direktur dengan ketua Yayasan yaitu dilihat dari beberapa
aspek, aspek pertama dilihat dari segi keadaan psikologis mental karyawan.
Karyawan di perusahaan tersebut akan merasa tidak adil karena Direktur tidak
melewati proses dari jabatan terendah, mereka langsung menjabat jabatan
teratas atau bisa juga disebut pemegang kekuasaan. Kemudian, aspek kedua
yaitu kemungkinan rugi nya sebuah perusahaan dikarenakan tidak mampunya
skill kepemimpinan terhadap si Direktur. Aspek ketiga, yaitu pemberian
jobdesk terhadap karyawan terlalu otoriter, karena si Direktur ini memiliki
¬backup dibelakangnya (ketua Yayasan). Jadi, segala bentuk penugasan di
dalam perusahaan ini di lakukan menurut anak dan ayah, tanpa diskusi atau
meeting dengan pegawai lainnya. Maka dari itu, perusahaan ini tidak cocok
dengan manajemen modern karena penyusunan pekerjaan sesuai profesi tidak
sistematis dan runtut.

3. Dapatkah penunjukan wakil-wakil direktur baru yang merupakan teman sekuliah itu
menjamin kesuksesan rumah sakit ini pada masa mendatang? Jelaskan jawaban
Saudara!
Menurut saya, penunjukkan wakil Direktur baru yang merupakan teman
sekuliah TIDAK menjamin kesuksesan rumah sakit di masa mendatang.
Dikarenakan teman si Direktur ini kemampuan masing – masing individu tidak
sama, bisa saja ada salah satu teman yang dirasa ternyata kurang terhadap
pekerjaan ini. Serta, percuma saja si Direktur merekrut banyak pegawai jika
menjalankan sebuah perusahaan masih dengan cara otoriter, yang menjadi
permasalahan disini yaitu bentuk kepemimpinannya dan harus dirubah bentuk
kepemimpinannya. Seharusnya, pemimpin memang harus memiliki aturan
berlaku yang sewajarnya demi ketertiban. Namun, selain itu pemimpin yang
baik itu adalah pemimpin yang harus mengikuti alur lingkungan pegawai,
merangkul pegawai, dan membuat keadaan perusahaan tersebut menjadi lebih
bermakna. Jika pegawai mengikuti gaya pemimpin dengan cara seperti itu,
pegawai lebih tertekan dan tidak enjoy dalam melakukan pekerjaan sesuai
dengan profesinya. Jadi, kembali lagi sukses tidaknya perusahaan yaitu melihat
bentuk kepemimpinan suatu perusahaan.

b) Penempatan Tenaga Ahli yang Tidak Tepat

Sebuah rumah sakit rujukan yang terkenal di Yogyakarta di bawah direktur lama
mengirimkan seorang tenaga media “X” ke USA untuk belajar tentang administrasi rumah
sakit. Ketika yang bersangkutan kembali ke rumah sakit tersebut setelah menyelesaikan tugas
belajarnya dua tahun dengan memperoleh derajat MHA ( Master of Hospital Administration),
direktur rumah sakit tersebut telah berganti dan sebagian besar wakil direkturnya juga muka-
muka baru.
Direktur “X” MHA ini diminta memberikan “oleh-oleh dari Amerika tentang
perumahsakitan” di muka para pengelola rumah sakit. Dengan berani, dia membandingkan
manajemen rumah sakit ini dengan manajemen rumah sakit modern di Amerika, yang jelas
memerlukan perbaikan. Dengan senang hati, ia menyatakan keinginannya untuk mebantu
perbaikan tersebut jika diberi kesempatan.
Mulai seminggu sampai sebulan, dia menuggu dengan harap-harap cemas SK
penugasannya. Ketika kemudian SK penugasannya keluar, dia merasa terkejut karena
ditempatkan di bagian sekertariat untuk mebantu memperbaiki manajemn medical records.
Dia merasa bahwa penugasan ini terlalu kecil dan tidak berkaitan dengan kemampuan
manajemen yang diperoleh dari tugas belajarnya. Merasa dirinya tidak mungkin berkembang
dengan penugasan yang serupa ini, ditambah lagi niatnya yang kuat untuk mencari “nafkah”
sesuai dengan profesi baru sebagai “MHA”, dia membulatkan tekad untuk pindah ke Jakarta,
bekerja pada sebuah rumah sakit swasta yang sedang mengadakan perombakan manajemen
secara total. Sebagai wakil direktur rumah sakit tersebut, ia bekerja dengan penuh inisiatif
kadang hingga larut malam, memikirkan konsep-konsep strategis untuk meningkatkan
kepercayaan pasien pada rumah sakit.
Pertanyaan:
1. Menurut Saudara, apa yang menyebabkan Dr ‘’X’’ ini tidak diberi tugas yang sesuai
dengan keahliannya? Jelaskan jawaban Saudara!
Menurut saya, yang menyebabkan Dr “X” ini tidak diberi tugas sesuai dengan
keahliannya dikarenakan kepemimpinan rumah sakit ini telah berganti. Dan
Direktur saat ini tidak mengetahui bahwa ada pegawai yang menempuh studi
pendidikan di USA hingga memperoleh derajat MHA (Master of Hospital
Administration). Selain itu, kurangnya komunikasi (miss communication) antara
Direktur lama dengan Direktur saat ini yang menyebabkan sia – sia nya ilmu yang
telah diperoleh tidak sesuai dengan tugas ketika di lapangan.
2. Bagaimana tanggapan Saudara tentang SK Direktur untuk menempatkannya di bagian
sekertariat untuk membantu memperbaiki manajemen medical records
Menurut saya, SK Direktur menempatkan dibagian sekertariat untuk membantu
memperbaiki manajemen medical records kemungkinan karena berubahnya
struktur kepemimpinan. Direktur baru tidak melihat background pendidikan
pekerja, beliau melihat tentang skill yang dimiliki sesuai dengan tugas ini. Dan bisa
juga tenaga medis ini memiliki sedikit ilmu yang didapat oleh pendidikan di USA
untuk membantu manajemen medical records.
3. Seandainya tidak keburu pindah, dapatkah ia berhasil dengan tugas itu?

Menurut saya, ia kemungkinan berhasil dengan tugas itu dengan berjalannya waktu
karena belajar dan memperoleh ilmu yang kurang. Namun, ilmu yang didapat
selama di USA menjadi tidak berguna. Karena, jika seseorang sudah menempuh
pendidikan tinggi hingga tahunan, alangkah baiknya jika ilmu tersebut segera di
sebarluaskan pada perusahaan atau instansi tersebut agar perusahaan ini menjadi
berkembang.
4. Sebagai wakil direktur pemasaran rumah sakit swasta di Jakarta. Kadang dia bekerja
sampai larut malam. Dapatkan Saudara memberi komentar, mengapa bisa begitu?
Wakil Direktur pemasaran rumah sakit swasta terkadang bekerja sampai larut
malam bisa terjadi oleh beberapa factor, yaitu manajemen waktu yang kurang
maksimal atau bisa juga individu tersebut terbiasa kerja lembur, karena beliau
kemungkinan bisa berpikir di tengah keheningan malam dan tidak bisa berfikir
dalam keramaian. Factor selanjutnya yaitu individu tersebut ingin cepat selesai
pekerjaannya di hari itu, tidak peduli jam berapa pulang yang terpenting hari itu
tugas selesai. Sebetulnya, bekerja itu sesuai dengan kemampuan dan masing –
masing individu, ada yang individu dengan loyalitas tinggi terhadap pekerjaannya
ada juga individu yang bekerja semampunya dan sesuai deadline, jika waktu pulang
sesuai dengan jam pulang kerja. Jadi, kembali lagi kepada individu masing –
masing. Apakah individu tersebut mampu bekerja hingga larut malam tapi keadaan
mental, jam tidur, dan psikologis yang berantakan atau bekerja sesuai dengan jam
yang dijadwalkan, jadi sehari bekerja harus bekerja semaksimal mungkin. Karena
pemimpin sebuah perusahaan tidak peduli pegawai itu lembur kerja atau tidak,
yang terpenting target perusahaan tercapai.

Anda mungkin juga menyukai