Anda di halaman 1dari 75

H

ai Best Teens, apakah kamu pernah mendengar nama George


Floyd, orang kulit hitam yang dibunuh oleh polisi Amerika berkulit
putih? Sejak kematian Floyd, muncul protes dari berbagai negara
Bagian di Amerika yang menentang terjadinya rasisme. Rasisme
adalah bagian dari diskriminasi yang terjadi di mana-mana, termasuk
di Indonesia. Diskriminasi terjadi karena orang-orang belum
merasakan indahnya hidup dalam konteks yang plural, di mana
orang-orang yang berbeda suku, agama, warna kulit, gender, dan
lain sebagainya bisa hidup saling berdampingan dan mengasihi.

Renungan bulan Agustus 2021, ditulis oleh Pdt. Yoses Rezon


Suwignyo dari GKI Sidoardjo, akan menolong kita untuk memahami
makna pluralitas dan mau terlibat di dalamnya. Renungan bulan
Juli 2021, ditulis oleh Pdt. Helen Aramada Setyoputri dari GKI
Peterongan, Semarang, mengajak kita untuk merenungkan Surat
2 Korintus. Selain itu, ada juga rubrik TeensTacle, “Aliran Gereja
Pentakosta dan Karismatik.” Artikel ini ditulis oleh Pdt. Yohannes
Augustha Bambang Sethiawan dari GKI Bintaro Utama.

Oh iya, Renungan PELITA edisi kali ini akan memakai renungan


Teens for Christ yang disiapkan oleh Yayasan Komunikasi Bersama
(YKB).

Selamat membaca ya, Best Teens!

eam
TeensT

Renungan Teens for Christ menggunakan kertas yang ramah lingkungan guna mendukung upaya pelestarian alam
1
Kamis, 1 Juli 2021

No Cross,
No Crown
2 Korintus 1:1-5
Sebab sama seperti
kami mendapat bagian
berlimpah-limpah dalam
kesengsaraan Kristus, Saat kamu berkeinginan untuk mendapatkan sesuatu,
demikian pula oleh Kristus
kami menerima penghiburan apakah kamu akan menyerah jika ada tantangan
berlimpah-limpah. dan hambatan? Misalnya, kamu berniat untuk hidup
sehat dengan rutin berolahraga. Namun, setelah
(2 Korintus 1:5)
kamu melakukannya selama seminggu, kamu bosan
lalu berhenti. Kamu bertekad mengurangi makanan
tertentu, tapi karena melihat temanmu memakannya,
kamu jadi menyerah dan memakannya juga. Melalui
peristiwa hidup sehari-hari, kita perlu terus belajar
untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi
hambatan dan tantangan. Lalu, bagaimana dengan kehidupan iman kita?
Rasul Paulus adalah pekabar Injil yang banyak mengalami hambatan dan tantangan.
Ia ditolak di beberapa kota, bahkan dimasukkan ke dalam penjara. Ia pun memiliki
penyakit yang tidak disembuhkan Tuhan dan disebutnya “duri dalam daging.” Dalam
salah satu perjalanannya, kapalnya karam. Namun, di tengah berbagai hambatan
dan tantangan itu, Paulus percaya bahwa kelak ia akan mendapat penghiburan atas
segala kesulitan dan penderitaan yang diizinkan Tuhan terjadi atasnya. Kepercayaan
itu menggerakkannya untuk setia mengabarkan Injil, walau ia mengalami banyak
hambatan dan tantangan. Paulus belajar untuk mengasihi Tuhan Yesus dengan setia
dalam pelayanannya.
Best Teens, mari kita belajar dari keteguhan iman Paulus. Ia terus setia kepada
Tuhan, terus berpegang pada iman, dan tidak mudah menyerah. Ia percaya bahwa
pada akhirnya Tuhan akan mengaruniakan penghiburan, yaitu perkenan Tuhan atasnya.
Dalam hidup kita pun mungkin ada banyak persoalan, tetapi teruslah melangkah maju
dengan setia kepada Kristus. Ingatlah akan perkenan Tuhan yang akan kita terima
jika kita tetap setia sampai akhir. Yesus pun menapaki jalan penderitaan sebelum Ia
menang dalam kebangkitan-Nya. Tiada mahkota tanpa salib. Tiada kemuliaan tanpa
ketekunan menanggung segala derita dengan setia.

2
Jumat, 2 Juli 2021

Seperti Mau Mati


Rasanya!
2 Korintus 1:6-11
Bahkan kami merasa,
seolah-olah kami telah dijatuhi
hukuman mati. Tetapi hal itu
terjadi, supaya kami jangan Pernahkah kamu mengalami masalah berat, yang
menaruh kepercayaan pada tidak bisa dijelaskan lagi beratnya hingga berkata:
diri kami sendiri ....
“seperti mau mati rasanya”? Ketakutan, kekecewaan,
(2 Korintus 1:9) dan frustrasi bisa terasa sangat berat, apalagi ketika
kita tidak punya teman untuk berbagi. Tidak kuat
rasanya untuk terus melangkah maju. Rasanya
ingin berhenti dan menyerah.
Rasul Paulus juga pernah berada di titik itu,
sebuah situasi yang sangat berat dan menekan,
yang membuatnya berkata, “Bahkan kami merasa,
seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati” (ay. 9). Di bagian sebelumnya (ay.
8), ia menuliskan betapa ia dan teman-teman sepelayanannya sempat juga merasa
putus asa atas hidup mereka. Pada saat itu, mereka memberitakan firman Tuhan di
wilayah Asia Kecil dan mereka ditolak dengan berbagai cara, bukan hanya dengan
kata-kata, melainkan juga dengan deraan fisik.
Best Teens, mungkin kita dapat membayangkan betapa lebih mudah sebetulnya
bagi Paulus dalam posisi itu memilih untuk menyerah saja. Namun, ia tidak menyerah.
Ia menyatakan dengan jujur bahwa memang situasi yang sangat berat dan menekan
itu, ia alami. Rasa putus asa pun sempat melanda. Namun, ia terus maju melanjutkan
pelayanannya dengan bergantung kepada Allah, sumber kekuatannya. Paulus
meneladani Tuhan Yesus yang juga pernah merasakan penolakan, ketakutan saat
berdoa di Taman Getsemani, bahkan penderitaan fisik, tetapi Ia pun tidak berhenti.
Bagaimana dengan kita? Saat mengalami penolakan, kegagalan, kekecewaan,
maupun penderitaan, apakah kita juga merasakan situasi dan perasaan yang seperti
mau mati rasanya? Ketika hal itu terjadi, jangan berhenti! Majulah bersama Tuhan
agar suatu saat nanti pengalaman berat itu diubah Tuhan menjadi kesaksian untuk
menguatkan orang lain, sebagaimana pengalaman berat yang dialami oleh Paulus
juga telah menjadi kesaksian untuk menguatkan kita.

3
Sabtu, 3 Juli 2021

Bukan Janji Kosong


2 Korintus 1:12-24

Sebab Kristus adalah “ya”


bagi semua janji Allah. Itulah
sebabnya oleh Dia kita
mengatakan “Amin” untuk Pernahkah kamu bertemu dengan orang yang
memuliakan Allah. memberimu janji-janji yang terdengar manis, tapi
(2 Korintus 1:20) ternyata pada waktunya janji itu tidak ditepati?
Kita sering menyebutnya: pemberi harapan palsu
alias PHP. Pengalaman dikecewakan dalam hal
janji bisa melukai siapa pun dan menjadikannya
tidak lagi mudah percaya pada janji. Sayangnya,
sering kali rasa tidak percaya itu berlaku bukan
hanya pada sesama, melainkan banyak juga orang
yang menjadi tidak percaya pada janji Tuhan.
Hari ini, kita membaca pengakuan iman Paulus bahwa ia percaya Yesus Kristus
adalah “ya” bagi semua janji Allah. Artinya, Paulus tidak ragu bahwa Allah benar-
benar ada, kuasa-Nya nyata, dan Ia hadir di dunia dalam diri Yesus yang juga pernah
merasakan penolakan dan penderitaan. Hidup Paulus sebagai pengabar Injil tidak
lepas dari masalah dan penderitaan. Meskipun demikian, ia sampai pada pengakuan
itu. Paulus belajar untuk berjalan bersama Kristus, meskipun saat melewati jalan
yang berat. Meski tak terlihat, ia percaya Tuhan Yesus selalu ada bersamanya.
Apakah ada hal yang sedang membuatmu meragukan janji Tuhan? Mungkin
kamu pernah berdoa meminta kesembuhan untuk seseorang yang kamu kasihi,
tetapi ternyata Tuhan memanggilnya pulang ke rumah-Nya. Kamu belajar sungguh-
sungguh dan meminta pertolongan Tuhan untuk mengerjakan ujian, tetapi nilaimu
masih belum bagus. Kamu minta kesabaran, tapi malah Tuhan mempertemukanmu
dengan orang-orang yang membuatmu makin kesal. Lalu kamu bertanya-tanya,
kalau janji Tuhan itu benar, kok Ia tidak segera menolong? Best Teens, belajarlah
dari Paulus yang tidak berpikir bahwa Tuhan harus menepati janji-Nya dengan
cara membebaskannya dari semua penderitaan, melainkan ia mau percaya bahwa
ada kuasa Tuhan yang menguatkannya dalam menjalani suka dan duka. Itulah
penggenapan janji Tuhan yang dirasakannya nyata setiap hari.

4
Minggu, 4 Juli 2021

duper
ry… s a n ya super
Dear Dia ruma h ra a sekali.
a k a ra n tinaku di e luar rumah sam teras
mas dak k ara luar d
ari
a minggu u benar-benar ti ghirup ud dalam rumah.
Beberap a in i a k rt a m e n
elam r se s di
bosen! S g hanya berjemu ngan beraktivita
-p a li n a n d e ri.
Pali n g uhab is k setiap ha
m a h . S isanya k sa ja y an g kulihat g ia ta n
ru itu-itu ran k e
u ra s a n ya hanya nti-hentinya lanta lau sudah
nget! Jem olah yang tak he . Ka
Bosen ba m online iap
g i tu g a s sek n ti d e n gan siste ar demi bersiap-s r
e lu m la m i d ig a g i b e n e p a sa
B
engajar
ka i-pa rgi k
ngun pag kadar pe
belajar-m nya aku rindu ba i mal, a ta u s e
begini, ra
sa angout d
s e k o la h, atau h .
pergi ke a Mama tina
ja bersam sa karan
berbelan u k u ri s e lama ma n adikku.
u sy n kakak ghabiskan
da
l yang ak t denga
a d a ju g a hal-ha ih d e k a a m i m e n
Namun, m e n ja di leb a , o to m atis k o ard gam
es,
h. Ak u na-ma n rmain b ga
di ruma i tidak k e m a
uran. K a m i b e
mar. K a m i ju
a k a m a ri h ib d i k a t,
Kare n an me n c t bertig a di inte e rn
a k tu d i rumah d s e k a d ar curha g kami temukan rs ih k a n
w tau an be
n film, a asakan y ami mem ini tidak
menonto erbagai resep m ang tidak. Atau, k a
b ad ng selam
mencoba ng berhasil dan k ya, banyak hal ya ami yang padat,
d a k n l k
meski ka ama-sama. Poko ma akibat jadwa
b e rs a -s a
rumah bersam
i lakukan .
bisa kam isa kami lakukan yang bis
a
k a ra n g b h , te ta p i ada hal berapa
se a be
ng” di rum unganku
m e m a n g “terkuru ya, itulah peren sa sta y at home
je n u h ti d a k n s a -m a a
Diary , situ. S e lani m a pan mas
y u k u ri juga dari ih, aku bisa menja jelas sampai ka
dis as lum
arapanny arena be
hari ini. H ari mendatang, k k h ir.
ri-h ra
untuk ha i akan be ya, Diary
!
d e m i C ovid-19 in membaik
pa n m a k in
dunia
i seluruh
o g a k e adaan d
Sem

5
3
Senin, 5 Juli 2021

Unshakeable
2 Korintus 3:1-5

Demikianlah besarnya
keyakinan kami
kepada Allah oleh Kristus. Pernahkah kamu memperhatikan pohon kelapa
yang ada di pantai? Pada saat air pasang, ombak
(2 Korintus 3:4)
yang keras sering kali menghantam pohon-pohon
itu. Namun, pohon kelapa di tepi pantai itu dapat
bertahan meski berulang kali diterpa ombak, bahkan
saat terjadi badai. Kekuatan sebuah pohon terletak
bukan hanya pada batangnya, melainkan juga pada
akarnya. Akar pohon kelapa yang berbentuk serabut
dan berkayu membentuk bonggol yang kuat. Itulah
salah satu faktor yang membuat pohon kelapa tak
mudah tercabut oleh terpaan angin dan ombak.
Paulus memberi kesaksian bahwa keyakinan imannya kepada Allah sangatlah
besar. Ia begitu yakin bahwa Allahlah yang memanggilnya masuk dalam pertobatan
dan menjadi seorang rasul. Ia yakin bahwa dalam setiap perjuangannya, Allah hadir.
Ia yakin bahwa tidak ada satu pun dari usahanya akan sia-sia jika ia melakukan dan
menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Dengan keyakinan iman yang besar itu, Paulus
tidak mudah mundur saat berjumpa dengan tantangan di tengah pelayanannya. Baik
tantangan fisik maupun kata-kata yang menjatuhkan dan mematahkan semangat,
semuanya ia hadapi dengan iman. Keadaan-keadaan yang tidak mudah justru dipakai
oleh Paulus untuk makin mempersaksikan Kristus. Imannya terus bertumbuh justru
melalui perjumpaannya dengan Kristus dalam tantangan-tantangan hidupnya itu.
Bagaikan pohon kelapa di tepi pantai, kita pun sering diterpa angin dan ombak—
atau bahkan badai—persoalan. Milikilah akar iman yang kokoh yang tertanam dengan
baik dalam Kristus. Caranya: dengan terus melekat pada firman-Nya, memelihara
waktu teduh yang berkualitas, dan mengelilingi diri kita dengan komunitas yang
membangun. Best Teens, meski banyak hal yang bisa mengguncang kehidupan
kita, tetaplah tegak dalam iman yang telah diajarkan kepada kita. Tetaplah teguh,
tak terguncangkan. Be unshakeable!

6
Selasa, 6 Juli 2021

Tuhan Sumber
Kekuatanku
2 Korintus 3:6-18
Ialah membuat kami juga
sanggup menjadi pelayan-
pelayan dari suatu perjanjian Film seri anak-anak Handy Manny menampilkan
baru ....
karakter perkakas yang berbeda-beda. Ada obeng,
(2 Korintus 3:6) palu, tang, gergaji, meteran, dan sebagainya.
Masing-masing perkakas memiliki kemampuan,
tetapi mereka harus bekerja bersama-sama untuk
hasil yang optimal. Di balik setiap keberhasilan
mereka, ada Manny, sang pemilik perkakas, yang
selalu tahu bagaimana merancang, membuat,
dan memperbaiki sesuatu. Uniknya, dalam serial
itu dikisahkan bahwa perkakas sering gagal saat
mereka bekerja sendiri tanpa mendengar instruksi Manny.
Teens, apakah kamu merasa punya kelebihan dalam hal tertentu yang
membanggakan dalam hidupmu? Bagaimana selama ini kamu menggunakan kelebihan
yang ada padamu? Paulus adalah seorang tukang kemah yang berpengalaman.
Ia juga seorang rasul yang berani. Ia tidak takut menghadapi setiap tantangan
dalam pelayanannya. Pelayanannya pun berbuah lebat, banyak orang di berbagai
kota yang dilayaninya bertobat dan menerima Kristus. Namun, Paulus menunjuk
pada Kristus sebagai sumber kekuatannya. Ia mengatakan bahwa Kristuslah yang
membuatnya sanggup menjadi pengabar Injil. Bukan kehebatan pekerjaan Paulus,
bukan kelebihan dari karakter Paulus, melainkan Kristus yang memampukannya.
Best Teens, kita diingatkan untuk selalu menyadari bahwa Tuhanlah yang telah
memampukan kita untuk melangkah sejauh ini. Dialah sumber kekuatan kita. Maka,
sehebat apa pun dan sebanyak apa pun kelebihan yang Tuhan percayakan dalam
hidup kita, janganlah merasa bahwa itu karena kita. Seperti perkakas milik Manny
yang sering gagal melakukan sesuatu dengan pemikirannya sendiri, kita pun tidak
bisa apa-apa jika Tuhan tidak menuntun kita. Sebaliknya, jika Tuhan yang menuntun
dan kita mau taat kepada-Nya, tidak ada yang mustahil. Sadari dan rasakanlah
bahwa Tuhanlah sumber kekuatan yang utama dalam hidup kita!

7
Rabu, 7 Juli 2021

Hanya oleh
Kemurahan Tuhan
2 Korintus 4:1-4
Oleh kemurahan Allah kami
telah menerima pelayanan
ini. Karena itu kami Percayakah kamu bahwa Tuhan mendesain hidupmu
tidak tawar hati.
dengan sungguh amat baik? Ukuran “baik” di sini
(2 Korintus 4:1) bukan sekadar seperti apa yang kita inginkan,
melainkan baik dalam arti menggenapkan rencana
Tuhan dalam hidup kita. Kita tidak dapat memilih
untuk dilahirkan di tengah keluarga yang seperti
apa, kita tidak dapat menentukan sikap orang di
sekitar kita, tetapi kebaikan Tuhan selalu dinyatakan
pada kita untuk bertahan dalam setiap situasi. Ia
bahkan memampukan kita untuk menjalani semua
dengan tetap beriman, bersyukur, dan mempersaksikan kasih-Nya. Itulah salah satu
bentuk kemurahan Tuhan dalam hidup anak-anak-Nya.
Paulus pun mengalami banyak penderitaan dan kesulitan dalam pelayanannya.
Bukankah itu tampak tidak baik? Jika Tuhan baik, mengapa kesulitan itu tidak ditiadakan
saja? Paulus merenungkan tentang kemurahan Tuhan dan ia mengerti bahwa meskipun
ia mengalami berbagai kesulitan dan penderitaan, tetapi ia juga mendapatkan kekuatan.
Kekuatan yang selalu cukup untuk menjalani semua itu tanpa menjadi kecewa kepada
Tuhan. Meski ada banyak penolakan, Paulus tetap mengabarkan Injil karena ia tahu
Kristuslah yang memercayakan pelayanan itu kepadanya.
Best Teens, mari kita teladani cara Paulus memandang kemurahan Allah. Ia
percaya bahwa pelayanan yang dikerjakannya tidak sembarangan, karena Tuhan yang
memercayakannya. Maka, ia melanjutkan pelayanannya dengan tegar, meski tantangan
tetap harus dihadapi. Demikian juga, dalam hidup kita yang sering diwarnai dengan
kelelahan dan tantangan dalam mengerjakan bermacam-macam tugas, teruslah percaya
bahwa kemurahan Tuhan pun berlaku untuk kita! Pandanglah setiap tugas yang Tuhan
percayakan baik di rumah, di sekolah, maupun di gereja sebagai tugas yang tidak
sembarangan. Kekuatan akan Tuhan tambahkan bagi kita untuk mampu mengerjakan
tugas-tugas yang Ia berikan demi mempersaksikan kuasa-Nya.

8
Kamis, 8 Juli 2021

Semua tentang Dia


2 Korintus 4:5-6

Sebab bukan diri kami yang


kami beritakan, tetapi Yesus
Kristus sebagai Tuhan, dan
diri kami sebagai hambamu Saat ada sebuah peristiwa yang membuatmu
karena kehendak Yesus. bahagia, apa yang biasanya kamu lakukan? Sebagian
(2 Korintus 4:5) orang selalu ingin cepat-cepat memberitahu
teman-teman tentang keberhasilannya. Sebagian
yang lain, memasang status atau foto yang
menggambarkan peristiwa membahagiakan yang
sedang dialaminya itu di akun media sosialnya.
Tentu memberitahu teman dan memberitakannya
di media sosial boleh-boleh saja. Namun, hati-
hati jika dalam kebahagiaan itu kita cenderung
mudah sombong dan ingin banyak orang mengagumi kehebatan kita. Padahal, apa
pun bentuk keberhasilan kita, semua adalah karena berkat Tuhan.
Dalam pelayanannya, Rasul Paulus mengatakan bahwa bukan dirinya sendiri
yang ia beritakan, melainkan Kristus. Paulus menyadari bahwa ia adalah hamba dan
Kristuslah Sang Tuan. Oleh karena itu, hamba tidak layak untuk dimuliakan, hamba
hanya melakukan tugasnya sebaik mungkin, dan Sang Tuanlah yang dimuliakan.
Dengan kesadaran itu, Paulus terus maju dalam pelayanannya, meskipun ada banyak
tantangan yang tidak mudah. Ia mengerti bahwa ia tidak boleh mudah kecewa
terhadap keadaan. Namun juga sebaliknya, saat pelayanannya diterima dan dipuji
orang, ia pun tidak tenggelam dalam kesombongan diri. Mengapa? Karena ia tahu
dirinya adalah hamba yang memberitakan kemuliaan Tuannya.
Best Teens, mari kita teladani kerendahan hati Paulus. Ia memiliki hati seorang
hamba dan tidak mencuri kemuliaan Tuannya. Ke mana pun ia pergi, dan apa
pun yang ia alami, Kristuslah yang diberitakannya, bukan dirinya sendiri. Kiranya
itu juga yang kita lakukan. Dalam setiap keberhasilan yang Tuhan izinkan terjadi,
beritakanlah kemuliaan-Nya. Dalam setiap tantangan, beritakan juga kuasa-Nya
yang nyata atas kita. Biarlah hidup kita menjadi sebuah kesaksian yang indah
tentang Tuhan, bukan tentang kita.

9
Jumat, 9 Juli 2021

Harta dalam Bejana


2 Korintus 4:7-15

Tetapi harta ini kami punyai


dalam bejana tanah liat,
supaya nyata, bahwa
kekuatan yang melimpah- Pernahkah kamu melihat proses pembuatan bejana
limpah itu berasal dari Allah, tanah liat? Pembuatnya, atau yang sering disebut
bukan dari diri kami.
panjunan, memilih tanah liat yang baik, yang tidak
(2 Korintus 4:7) bercampur banyak kerikil, untuk kemudian diremas-
remas, dibentuk, dikeringkan, dihaluskan, lalu diberi
warna atau lapisan minyak. Di tengah proses itu,
sering kali sang panjunan mengulang langkah-
langkah tertentu. Misalnya, ketika ia menjumpai
tekstur tanah liat yang belum seperti apa yang
diharapkannya, ia akan mengulang meremas-remas
tanah liat itu. Ketika bentuk akhirnya belum baik, ia akan mengulang membentuknya
dari awal. Sebuah proses yang panjang, bukan? Setelah proses itu pun, bejana tanah
liat tetaplah sebuah benda yang rapuh—sekali jatuh, ia akan pecah. Namun, bejana
tanah liat itu juga menjadi benda yang berguna.
Paulus mengatakan bahwa ia memiliki harta dalam bejana tanah liat. Yang
dimaksudkannya sebagai harta adalah kepercayaan yang diberikan oleh Kristus untuk
memberitakan Injil dan kekuatan dari Tuhan yang selalu ada menyertainya. Paulus
melihatnya sebagai sesuatu yang sangat berharga, yang harus ia pertanggungjawabkan
kepada Tuhan. Namun, harta itu dimilikinya di dalam bejana tanah liat. Bejana itu
menggambarkan diri Paulus yang rapuh dan mudah pecah, meskipun telah melewati
proses pembentukan oleh Tuhan. Paulus sadar bahwa sekalipun ia rapuh, Tuhan
memberikan kepercayaan yang luar biasa dalam hidupnya. Tuhan yang membentuk
bejana itu, juga menggunakannya dalam rencana-Nya.
Mungkin kita memiliki kelemahan atau kekurangan, tetapi itu tidak berarti hidup
kita tak berguna. Kita pun seperti Paulus yang rapuh, tetapi bisa dipakai Tuhan dalam
rencana-Nya. Tuhan memercayakan harta yang mahal, yaitu firman Allah, dalam
hidup kita yang rapuh. Best Teens, beritakanlah firman-Nya dengan setia. Jadilah
bejana yang tetap berguna di tangan Sang Panjunan.

10
Sabtu, 10 Juli 2021

Pengorbanan yang
Tak Seberapa!
Sebab penderitaan
2 Korintus 4:16-17
ringan yang sekarang ini,
mengerjakan bagi kami
kemuliaan kekal yang Ada waktu-waktu dalam kehidupan kita di mana
melebihi segala-galanya,
jauh lebih besar dari pada kita mau berkorban untuk mendapatkan sesuatu.
penderitaan kami. Saat menghadapi ujian, kita menambah jam belajar.
Karena kita mau hidup sehat, kita menjaga pola
(2 Korintus 4:17)
makan, pola istirahat, dan olahraga. Seorang atlet
yang akan bertanding harus mempersiapkan diri
bertahun-tahun lamanya. Seorang fotografer yang
ingin mendapat gambar pemandangan matahari
terbit di puncak gunung rela mendaki gunung yang
tinggi dan terjal. Semua itu adalah contoh keteguhan
hati untuk berjuang, bahkan mengorbankan kenyamanan atau kesenangan tertentu,
untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Bagaimana dengan perjuangan iman kita? Kita percaya bahwa keselamatan dari
Tuhan telah kita peroleh secara cuma-cuma sebagai anugerah. Kita taat kepada Tuhan
bukan supaya kita selamat, melainkan karena kita telah diselamatkan. Namun, bukan
berarti tidak ada lagi perjuangan kita. Mari kita belajar dari Rasul Paulus. Dengan
banyaknya tantangan dan derita yang dialaminya, Paulus masih dapat berkata bahwa
penderitaannya ringan. Tentu bukan karena penderitaan itu benar-benar ringan,
melainkan karena ia punya sebuah pembanding, yaitu kemuliaan Allah. Jadi, jika
dibandingkan dengan kemuliaan itu, penderitaannya tidak ada apa-apanya.
Best Teens, Tuhan sudah menyelamatkan kita dan kemuliaan yang akan kita
dapatkan adalah hidup kekal bersama Tuhan. Penderitaan yang kita alami saat ini,
tidak ada apa-apanya dibandingkan kemuliaan kekal yang akan kita peroleh jika
kita menjaga iman kita untuk setia sampai akhir. Juga, tidak ada apa-apanya jika
dibandingkan penderitaan Kristus bagi kita. Oleh karena itu, tetaplah setia. Pandanglah
setiap pengorbanan, perjuangan, bahkan penderitaan yang Tuhan izinkan terjadi
sebagai cara Tuhan membentuk kita dan menyatakan kemuliaan-Nya dalam hidup
kita. Temukan Tuhan dan kekuatan-Nya dalam setiap pergumulan hidup kita!

11
Minggu, 11 Juli 2021

12 57
Senin, 12 Juli 2021

Perhatikan yang
Tak Kelihatan
2 Korintus 4:18-5:5
Sebab kami tidak
memperhatikan yang
kelihatan, melainkan yang
tak kelihatan, karena yang Charlie, seorang remaja kelas 9, suatu kali diajak
kelihatan adalah sementara, oleh ayahnya untuk berjalan kaki menyusuri sebuah
sedangkan yang tak
kelihatan adalah kekal. hutan di pinggir kota. Charlie tak habis pikir mengapa
sang ayah mengajaknya menyusuri hutan yang gelap
(2 Korintus 4:18) dengan pohon-pohon yang sangat rimbun. Untuk
berjalan pun mereka harus berhati-hati karena di
sana sini ada semak duri. Di tengah perjalanan,
Charlie mengeluh. Kakinya tergores belukar. Ia ingin
berhenti dan pulang. Namun, ayahnya menyemangati
Charlie untuk terus melangkah. Hampir satu jam
mereka berjalan, akhirnya mereka melihat pemandangan yang sangat indah: danau
yang tenang dengan padang rumput yang hijau. Charlie tak mengerti bagaimana
tempat seindah itu bisa sepi dari pengunjung. Ayahnya berkata: “Tak banyak yang mau
menempuh perjalanan seperti yang kita tempuh tadi. Mungkin pernah ada orang-orang
yang menyusuri hutan ini, tapi menyerah karena perjalanan yang sulit.”
Awalnya, Charlie hanya memperhatikan apa yang kelihatan, yaitu jalan yang
sulit dilalui. Namun, ternyata di balik itu ada keindahan yang luar biasa. Kisah itu
mengingatkan kita bahwa kita pun tidak boleh terjebak hanya pada yang kelihatan.
Paulus memberikan teladan bahwa hidupnya lebih memperhatikan yang tidak kelihatan,
yaitu penyertaan Tuhan yang selalu cukup baginya untuk makin kuat dalam iman, dan
pengharapannya akan kekekalan. Itulah yang menyemangatinya untuk terus berkarya
dan tidak menyerah. Ia tahu, di balik semua penderitaan itu ada keindahan.
Best Teens, mari kita belajar menjalani semua tantangan yang ada dengan
lebih memperhatikan apa yang tidak kelihatan, yaitu iman kita dalam Kristus. Saat
menghadapi pelajaran yang sulit, perlakuan teman yang kurang baik, kelelahan, dan
sebagainya, lihatlah semua itu sebagai kesempatan untuk berjuang bersama Kristus,
berjumpa dengan Dia dan kuasa-Nya. Perhatikanlah yang tak kelihatan dan jadilah
makin kuat dan berhikmat!

13
Selasa, 13 Juli 2021

Hidup karena
Percaya
2 Korintus 5:6-10
... sebab hidup kami ini
adalah hidup karena
percaya, bukan karena “For we live by faith, not by sight.” Kalimat itu dikutip
melihat ....
dari surat Paulus dan terpampang di kamar Sita,
(2 Korintus 5:7) seorang remaja yang memiliki kakak perempuan
yang menyandang tunanetra. Sita menuliskan
kalimat itu sebagai pengingat agar imannya terus
kuat, meskipun menghadapi banyak tantangan.
Sita belajar banyak dari kakaknya bahwa sekalipun
tidak dapat melihat, kakaknya tetap bisa menjadi
pribadi yang menyenangkan, teman curhat yang
seru, seorang yang bisa mandiri, dan memiliki
iman yang kuat. Sita mengerti bahwa Tuhan pun bekerja dalam hidup kakaknya,
sehingga meskipun tidak dapat melihat, ia masih dapat merasakan kasih Tuhan
dan membagikannya.
Rasul Paulus mengatakan dalam suratnya, bahwa hidupnya bukan karena
melihat, melainkan hidup karena percaya. Yang dimaksudkan Paulus tentu bukan
sekadar hidup, melainkan hidup dengan iman yang teguh dalam rencana Allah.
Paulus bisa bertahan dalam badai persoalan dan tetap menjadi saksi Kristus karena
imannya. Ia percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkannya dan ia terus maju
dengan merasakan kekuatan Tuhan dalam dirinya. Meskipun Paulus melihat dan
mengalami banyak hal yang tidak menyenangkan, ia tidak mengizinkan peristiwa-
peristiwa itu mengendalikan emosi dan hidupnya. Ia berpaut kepada Kristus dan ia
ingin hanya Kristus yang memegang kendali atas hidupnya.
Best Teens, mungkin kamu saat ini juga sedang mengalami saat-saat yang
tidak menyenangkan. Mungkin kamu merasa hidupmu tidak seindah hidup teman-
temanmu. Ingatlah, jangan biarkan hal dan peristiwa apa pun membuatmu menjauh
dari Tuhan. Berpautlah selalu kepada Tuhan. Biarkan Tuhan yang memegang
kendali atas hidupmu dan teruslah berjalan dengan iman. Biarlah hidupmu menjadi
kesaksian yang indah tentang iman yang teguh.

14
Rabu, 14 Juli 2021

Hidup bagi Kristus


2 Korintus 5:11-15

Dan Kristus telah mati untuk


semua orang, supaya mereka
yang hidup, tidak lagi hidup
untuk dirinya sendiri, tetapi Banyak remaja dan pemuda yang pernah berganti
untuk Dia .... cita-cita seiring perkembangan pemikirannya
(2 Korintus 5:15) di tengah zaman yang juga terus berkembang.
Seorang remaja kelas 12 bercita-cita ingin menjadi
seorang businessman. Suatu kali, ia bertanya
kepada pendetanya, apakah ia masih bisa hidup
bagi Kristus kalau kelak ia menjadi pengusaha dan
bukan menjadi pendeta? Pendetanya menjawab
bahwa setiap orang dipanggil untuk hidup bagi
Kristus, tidak hanya mereka yang melayani sebagai
pendeta. Seorang pengusaha pun bisa hidup bagi Kristus dengan menerapkan cara
berbisnis yang bersih dan jujur, mempersaksikan Kristus dengan perkataan maupun
tindakan dalam pekerjaannya.
Paulus mengatakan bahwa Kristus telah mati untuk kita supaya kita tidak
hidup untuk diri kita sendiri, tetapi untuk Dia. Paulus melayani Tuhan sebagai
pengabar Injil dan ia setia sampai akhir hidupnya. Paulus tidak mementingkan
segala kepentingannya sendiri karena ia tahu hidupnya bukan miliknya. Ia juga tahu
apa yang membuat hidupnya berarti; bukan kehebatannya, melainkan Kristus yang
telah mati dan bangkit untuknya. Kristuslah yang menjadi pusat hidupnya sekaligus
daya gerak baginya untuk terus berkarya.
Best Teens, apa pun cita-citamu, ingatlah bahwa kamu dipanggil untuk hidup
bagi Kristus. Jika kelak kamu menjadi seorang pendeta, jadilah pendeta yang
meneladani Kristus. Jika kelak kamu menjadi seorang guru atau dosen, bangunlah
juga iman dan karakter siswa didikmu. Jika kamu menjadi ilmuwan, nyatakan
kebesaran Tuhan lewat berbagai penemuanmu. Jika kamu berkiprah di dunia seni,
nyatakanlah Kristus dalam setiap karya senimu. Apa pun bidang yang akan kamu
tekuni, mulailah dari sekarang untuk mempersiapkan dirimu, baik dalam ilmu yang
kamu perlukan maupun dalam tekad untuk hidup bagi Kristus.

15
Kamis, 15 Juli 2021

New Creation
2 Korintus 5:16-21
Jadi siapa yang ada di
dalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru: yang lama
sudah berlalu, sesungguhnya Percayakah kamu bahwa Tuhan punya rencana
yang baru sudah datang. yang sangat indah bagi hari depanmu? Terlepas
(2 Korintus 5:17) dari apa yang pernah terjadi di masa lalumu,
hidupmu berharga bagi Tuhan. Di dalam Dia,
kamu adalah ciptaan baru. Ciptaan baru ini
dapat kita gambarkan seperti fase pertumbuhan
kupu-kupu. Dari ulat bulu yang berubah menjadi
kepompong, lalu dari dalam kepompong itu muncul
seekor kupu-kupu yang indah. Ulat bulu berubah
bentuk menjadi kupu-kupu, setelah melalui fase
metamorfosis.
Paulus juga punya sejarah masa lalu yang kelam. Ia dulu adalah seorang
penganiaya jemaat Tuhan. Namun, perjumpaannya dengan Tuhan dalam perjalanan
ke Damsyik mengubah hidupnya. Ia kemudian menyadari hidupnya sebagai ciptaan
baru. Ia tetaplah orang yang sama, yang pernah menganiaya orang yang mengikuti
jalan Tuhan. Namun, saat ia berjumpa dengan Kristus dan mau diubahkan, ia
menjadi ciptaan baru. Yang lama telah berlalu, segala kekejamannya di masa lalu
ditinggalkannya. Kini yang baru sudah datang, yaitu pribadi yang mendedikasikan
dirinya untuk memberitakan Injil kepada banyak orang.
Best Teens, Tuhan sedang merajut hidupmu. Lewat setiap pengalaman, Tuhan
membisikkan firman-Nya padamu. Ia ingin kamu yakin bahwa hidupmu berharga. Apa
pun yang menjadi kekecewaanmu di masa lalu tidak mengubah betapa berharganya
kamu di mata Tuhan. Kini, maukah kamu menjadi ciptaan baru dalam Kristus?
Bangkitlah dari kekecewaanmu, tinggalkan kebiasaanmu yang berdosa, hindari
pengaruh buruk yang bisa menjatuhkan imanmu dan kelilingilah dirimu dengan
komunitas iman yang membangun. Cintailah firman Tuhan dan hiduplah dengan
cara yang baru, cara hidup seorang anak Tuhan yang telah diubahkan dari hidup
lama yang penuh dosa menjadi hidup baru dalam kebenaran-Nya.

16
Jumat, 16 Juli 2021

Tak Membuat
Tersandung
2 Korintus 6:1-3

Dalam hal apa pun kami


tidak memberi sebab orang Pernahkah tebersit di pikiranmu menginginkan
tersandung, supaya pelayanan
kami jangan sampai dicela. hidup bebas tanpa terikat peraturan? Biasanya,
waktu liburan menjadi salah satu masa di mana
(2 Korintus 6:3) remaja bisa melakukan sesuatu yang diinginkan,
yang tidak mungkin dilakukannya di masa sekolah.
Misalnya, ada remaja yang memakai kuteks,
mewarnai rambut, serta memanjangkan kuku dan
rambut saat liburan. Di samping itu, ada saja yang
selalu ingin bangun siang dan tidur larut malam
selama liburan.
Kita memang mempunyai banyak keinginan yang kita yakini bukan merupakan
dosa dan tidak merugikan orang lain, seperti contoh-contoh di atas. Namun, apa yang
menjadi ukuran boleh atau tidaknya keinginan itu kita lakukan? Paulus menegaskan
bahwa ia tidak boleh menjadi penyebab orang tersandung dalam imannya. Artinya,
sesungguhnya Paulus bebas untuk melakukan apa saja, misalnya memakan daging.
Namun, kalau hal itu membuat orang-orang yang baru mengenal Kristus menjadi lemah
imannya karena menyangka Paulus memakan daging yang dipersembahkan pada
berhala dan ikut menyembah berhala, maka Paulus memilih untuk tidak memakannya.
Bukan berarti Paulus tidak berprinsip. Justru prinsipnya sangat kuat, apa pun yang
dilakukannya jangan membuat orang mundur dari imannya, melainkan makin banyak
orang mengenal Kristus.
Best Teens, Tuhan memberikan banyak kesempatan dalam hidup kita untuk
berkreasi. Namun, Tuhan juga izinkan beberapa peraturan mengikat kita demi kebaikan
kita. Selain firman yang menjadi dasar kebenaran, kita juga perlu tunduk pada
peraturan sekolah, peraturan lalu lintas, peraturan di rumah, dan berbagai peraturan di
tempat umum. Mari kita patuhi setiap peraturan yang berlaku, agar hidup kita sebagai
anak-anak Allah tidak menjadi batu sandungan bagi sesama! Kiranya setiap orang
yang melihat hidup kita dapat melihat hal yang baik, benar, dan memuliakan Tuhan.

17
Sabtu, 17 Juli 2021

Sabar
2 Korintus 6:4-10

Sebaliknya, dalam segala hal


kami menunjukkan, bahwa
kami adalah pelayan Allah,
yaitu: dalam menahan Seberapa sabarkah kamu? Kata sabar, secara
dengan penuh kesabaran harfiah berasal dari kata Yunani, makrothumia—yang
dalam penderitaan, kesesakan
dan kesukaran .... artinya membutuhkan waktu yang lama untuk panas
atau mendidih. Sayangnya, kata sabar itu sering
(2 Korintus 6:4) dikaitkan dengan sikap pasif. Seolah-olah kalau
seorang yang bersabar hanya bisa menunggu dan
tidak berusaha apa-apa. Apakah benar demikian
artinya? Sabar bukanlah sebuah sikap pasif,
melainkan aktif. Sabar justru merupakan sebuah
kekuatan untuk menerima keadaan-keadaan yang
terasa sulit dengan antusiasme yang sama pada saat kita menerima keadaan-keadaan
yang menggembirakan.
Dalam perjalanan mengabarkan Injil, Paulus menyatakan bahwa ia dan teman-
teman sekerjanya berusaha untuk selalu sabar, meskipun dalam penderitaan,
kesesakan, dan kesukaran. Rupanya itulah kekuatan bagi mereka untuk terus maju,
tidak menjadi patah semangat saat ditolak dan didera karena memberitakan Injil.
Mereka belajar untuk menerima penderitaan, kesesakan, dan kesukaran dengan
antusiasme yang sama pada saat mereka menerima keadaan yang menyenangkan.
Mereka mengerahkan daya, menjadikan penderitaan dan kesesakan itu justru untuk
makin memberitakan kedahsyatan kuasa Allah melalui mereka.
Best Teens, itulah sikap hidup yang diinginkan Tuhan. Sabarlah dalam segala
keadaan. Saat sesuatu yang kamu inginkan belum kamu dapatkan, jangan mudah
“mendidih” marah, kecewa, lalu meninggalkan Tuhan atau meninggalkan persekutuan
dan pelayananmu. Tetaplah semangat, kerahkan dayamu untuk menjadikan setiap
pengalaman hidupmu sebagai batu pijakan untuk naik lebih tinggi, melangkah lebih
jauh, mengalami karya Tuhan lebih dalam lagi, sebab Tuhan hadir dalam setiap
pengalaman hidupmu. Dengan demikian, kamu akan merasakan bahwa kekuatan
Tuhan nyata dan setiap orang yang melihat perjuangan imanmu akan terberkati juga.

18
Minggu, 18 Juli 2021

ri -
na seha
D e a r D ia
ry …
g s a h a b a t k a re a c a m
il a n a m -m
d e k a t. B is a d ib
n y a , c e ri ta m a c n ta n y a .
p u n y a te m a n ra k s i d engan , b a n y a k ta le
Aku e ri n te a n
s e la lu b n y a k te m
h a ri a k u g n y a b a ik , b a a rn y a a
da
padanya
. O ra n
a , te ta p i s e b e n : m u s ik ,
ann y ak
at deng it u b a n y ir
u m e m a n g d e k Ta le n ta n y a b e g atnya lagi, hamp
ia ry , a k u ir i. n i. H e b e la ja r
D u a tk n se ya b
g m e m b elajaran, bahka li a s h a n gala hal.
hal yan , p to d id a k a
m se
olahraga ja ri s e c a ra a u ahir dala g ik u ti
kuliner, ia p e la is ti la hnya. M c a ra , m e n
m u a n y a e m ik ia n e n g is i a
s e er, d tu k m
sendiri.
All-round ri n g d im in ta u n la h .
u la h ia s e
i m e w a k il i s e k o
a it ti s ,
K a re n u kom p e d in g k a n
rl o m b a a n a ta d ia . B il a d ib a n ti d a k
p e e rt i nku
g in s e p i p e la ja ra m u s ik ,
ir i. A k u ju g a in e n g a n d ia . N il a s tr u m e n
ku nya d a in in
D ia ry, a p a -a p a is a b e rm k ukuasai
d a k ada a e m ang b ra g a yang a
ak u ti g. A k u m ng o la h d e r k e ti k
e m e rl a n y a . B id a ra s a m in
b e g it u c h ir d ir in
aku se ri n g m e
menge je k a ta u
d a k sema a ja , n g
te ta p i ti J u ju r s ada y a d ir i a
ji k
n ti d a k banyak. M e m a n g ti d a k a ti d a k p e rc a y a
pu ya . e ra s
d e n g a n n n y a s a ja a k u m
b e rj a la n a n k u , h a
ahk
m e re n d ya. m u n g k in
n dengann a g a im a n a a
be rj a la ben a r. B D ia ry, a p
in i te n tu ti d a k i? M e n u ru tm u , a n ti d a k
saanku u send ir a a n ir i d
, p e ra h a b a tk p e ra s
D ia ry da sa g a ta s i
s a ir i p a tu k m e n
a k u m e ra a k u la k u k a n u n
ru s
yang ha a?
a y a d ir i in i, y
p e rc

19
Senin, 19 Juli 2021

Anak-anak Bapa
2 Korintus 6:11-18

“Dan Aku akan menjadi


Bapamu, dan kamu akan
menjadi anak-anak-Ku
laki-laki dan anak-anak-Ku Beberapa remaja yang datang ke sebuah persekutuan
perempuan demikianlah sore itu mengaku memiliki luka terhadap ayahnya.
firman Tuhan, Yang
Mahakuasa.” Sebagian dari mereka pernah mengalami perlakuan
yang buruk dari ayahnya, dan sebagian yang lain
(2 Korintus 6:18) mengatakan tidak pernah mengalami kehadiran
ayah dalam hidupnya. Ada ayah yang meninggalkan
anaknya. Ada juga yang masih serumah tetapi karena
kesibukannya, sang ayah tak sempat mendengarkan
cerita anak-anaknya. Dari mereka yang terluka
dalam relasi anak dan ayah ini, satu pertanyaan
muncul: bagaimana mungkin kami bisa memanggil Allah sebagai Bapa kalau bapa
kami di dunia ini pun tak memedulikan kami?
Sejak Perjanjian Lama, Allah sudah menyatakan diri-Nya sebagai Bapa. Sebagai
Bapa, karakter dan kualitas Allah tidak sama dengan para ayah (bapa) di dunia ini.
Sebagai Bapa, Allah penuh dengan kasih, dapat dipercaya dan tidak meninggalkan
anak-anak-Nya. Ia adalah Bapa yang menguatkan, mengampuni, dan tak pernah
menginginkan yang buruk terjadi pada anak-anak-Nya. Tuhan Yesus juga menggambarkan
kerinduan-Nya untuk mengumpulkan anak-anak Yerusalem sama seperti induk ayam
(gambaran untuk ibu) mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya (Mat. 23:37).
Baik sebagai Bapa maupun sebagai Ibu, Allah menyatakan ketulusan kasih-Nya terhadap
anak-anak-Nya. Ia ingin kita memercayakan hidup kita kepada-Nya.
Best Teens, meskipun kenyataan hidup sering mengecewakan kita, pandanglah
Tuhan seperti orangtua yang tangan-Nya selalu terbuka menerima kita. Kita dapat datang
kepada-Nya dengan segala perasaan yang sedang kita alami tanpa merasa takut. Ia
telah memberikan kepada kita jaminan hari depan yang penuh harapan dalam karya
keselamatan-Nya. Biarkan kuasa-Nya mengisi setiap ruang yang kosong dalam hati
kita. Biarkan Ia memulihkan luka-luka kita dan menuntun kita melanjutkan perjalanan
kita. Bersyukurlah, Ia tak pernah meninggalkan kita.

20
Selasa, 20 Juli 2021

Sahabat
Pemberian Tuhan
2 Korintus 7:1-7
Tetapi Allah, yang
menghiburkan orang
yang rendah hati, telah
menghiburkan kami dengan Best Teens punya sahabat, bukan? Dengan
kedatangan Titus. sahabat, kita bisa bercerita secara terbuka, kita
(2 Korintus 7:6) bisa melakukan aktivitas bersama-sama, dan
kita tahu bahwa ada seorang yang selalu siap
mendengarkan saat kita membutuhkan. Kehadiran
sahabat-sahabat bisa membuat hidup kita makin
terasa indah dan berwarna. Namun, sadarkah kita
bahwa persahabatan kita bukan hanya tentang
kita dan mereka? Sahabat adalah anugerah Tuhan
bagi kita. Maka, persahabatan-persahabatan yang
kita jalin mestinya mengingatkan kita bahwa salah satu pemberian Tuhan yang
harus kita pelihara dan syukuri dalam hidup ini bernama “sahabat.”
Itu yang dirasakan oleh Paulus saat ia menerima Titus sebagai rekan sekerjanya
sekaligus teman dan sahabatnya dalam pelayanan. Paulus percaya kehadiran Titus
adalah berkat dari Tuhan untuk menguatkan pelayanannya. Di tengah pelayanan
Paulus yang penuh dengan kesesakan, Titus hadir sebagai seorang teman yang
bisa berbagi dan menanggung semuanya bersama-sama. Kehadiran Titus bukan
hanya untuk berdiam diri menemani Paulus, melainkan ia ikut mengambil bagian
dalam pelayanan Paulus. Titus juga sempat diutus ke Korintus dan ia kemudian
membawa kabar tentang keadaan jemaat Korintus itu kepada Paulus.
Sahabat adalah anugerah Allah. Syukurilah keberadaan mereka dalam hidup
kita dan mari arahkan persahabatan kita untuk karya-karya positif yang memuliakan
Tuhan. Sahabat bukan orang yang harus mendukung niat jahat kita. Sahabat bukan
orang yang tidak boleh menegur kesalahan kita. Sahabat adalah salah satu cara
Tuhan menyatakan kepada kita bahwa kita tidak sendirian; seorang yang membawa
kita untuk menerima diri kita sendiri dan memunculkan kualitas terbaik kita. Best
Teens, sahabat yang baik, yang menyatakan pada sahabat-sahabat kita bahwa
kita hadir dengan kasih Allah untuk mereka!

21
Rabu, 21 Juli 2021

Sukacita Memberi
2 Korintus 8:1-4

Aku bersaksi, bahwa mereka


telah memberikan menurut
kemampuan mereka, bahkan Tahukah kamu bahwa matahari sering dipakai
melampaui kemampuan untuk menggambarkan kerelaan memberi? Ia
mereka.
memberikan sinarnya pada semua orang: yang
(2 Korintus 8:3) baik maupun jahat, yang kaya maupun miskin,
yang laki-laki maupun perempuan, semuanya.
Padahal, saat ia memberikan sinarnya untuk
semua orang, tak ada satu pun tindakan baik yang
bisa diterimanya. Namun, ia tetap memberikan
apa yang ada padanya. Matahari mengingatkan
kita untuk belajar memberi tanpa mengharapkan
imbalan apa pun.
Paulus menceritakan kepada jemaat Korintus tentang kemurahan hati jemaat
Makedonia. Jemaat Makedonia dikenal sebagai jemaat yang kecil, tidak kaya,
dan mengalami penderitaan. Namun, saat mereka tahu bahwa orang-orang di
jemaat lain membutuhkan bantuan, mereka segera mengumpulkan persembahan
untuk disalurkan menjadi bantuan bagi jemaat tersebut. Jemaat Makedonia tidak
mementingkan diri sendiri. Meskipun keadaan mereka tidak mudah, mereka tetap
ingin memberi. Bahkan, Paulus mengatakan bahwa mereka memberi melampaui
kemampuan mereka. Dengan sukacita, jemaat Makedonia memberi diri untuk
dipakai Tuhan menjadi berkat bagi jemaat di tempat lain.
Best Teens, seperti jemaat Makedonia, maukah kamu menumbuhkan dalam
dirimu sukacita memberi? Biarlah melalui kemampuanmu, Tuhan memakaimu
menjadi berkat. Seberapa pun yang ada padamu, tidak ada nilai yang terlalu kecil
jika dipersembahkan kepada Tuhan untuk dipakai-Nya menjadi berkat. Kamu dapat
berbagi dengan mengajari temanmu yang membutuhkan pertolongan untuk mengerti
pelajaran di sekolah. Kamu dapat berbagi bekalmu dengan mereka yang tak punya
bekal. Kamu dapat memberikan persembahan melalui persekutuan dan gerejamu.
Milikilah semangat seperti matahari, terus memberi tanpa mengharap imbalan!

22
Kamis, 22 Juli 2021

Lebih dari yang


Diharapkan
2 Korintus 8:5-9
Mereka memberikan lebih
banyak dari pada yang
kami harapkan. Mereka
memberikan diri mereka, Suatu kali saya tersesat di sebuah desa saat akan
pertama-tama kepada Allah, mengunjungi seorang jemaat yang sedang sakit.
kemudian oleh kehendak
Allah juga kepada kami. GPS tidak berfungsi karena sinyal yang minim.
Arahan yang telah diberikan sebelumnya oleh
(2 Korintus 8:5) seorang teman yang berasal dari desa itu ternyata
tidak berguna, karena kondisinya sudah berbeda
dari kondisi masa lalu seperti yang dikenalnya.
Dalam situasi itu, saya meminta tolong kepada
seorang bapak yang sedang memangkas daun
kering di kebunnya. Saat ditanya tentang nama dan
alamat yang dicari, bapak itu segera meletakkan semua yang ada di tangannya dan
mengatakan ia bisa mengantar saya ke alamat tersebut. Saya berharap mendapat
petunjuk arah, tetapi ia memberikan lebih dari itu, yaitu menunjukkan jalannya dan
berjalan bersama hingga sampai ke tujuan.
Paulus memberikan sebuah pengajaran kepada jemaat Korintus tentang kerelaan
untuk memberi, bahkan melampaui apa yang diharapkan. Jemaat Makedonia yang
kecil, tidak kaya, dan sedang menghadapi berbagai penderitaan itu memberikan
persembahan kasih melampaui apa yang diharapkan oleh Paulus. Mereka tidak
sekadar memberi, melainkan memberikan yang terbaik. Mereka tidak takut kekurangan,
juga tidak khawatir kalau pemberiannya tidak berarti. Yang mereka lakukan adalah
memberikan apa yang mereka miliki dengan penuh sukacita. Ternyata pemberian
mereka yang lebih dari yang diharapkan itu menjadi berkat.
Best Teens, kita tentu merasa senang dan terharu, ketika ada orang yang dengan
tulus dan sukacita memberikan sesuatu kepada kita, bahkan melampaui apa yang
kita harapkan. Namun, apakah kita juga sudah menerapkan sikap itu dalam relasi
kita dengan Tuhan? Saat kita belajar, saat kita mempersembahkan talenta dalam
pelayanan, saat kita hadir dalam persekutuan, dan saat kita memberikan persembahan,
sudahkah kita melakukannya dengan sukacita dan memberikan yang terbaik?

23
Jumat, 23 Juli 2021

Baik di Hadapan
Tuhan dan Manusia
2 Korintus 8:16-21
Karena kami memikirkan
yang baik, bukan hanya di
hadapan Tuhan, tetapi juga Robin Hood dikenal sebagai penolong orang
di hadapan manusia. miskin. Ia mengambil harta orang-orang kaya untuk
(2 Korintus 8:21) kemudian diberikan kepada orang-orang yang
berkekurangan. Bagaimana menurut pendapatmu,
prinsip menolong sesama yang dilakukan oleh
Robin Hood itu? Di satu sisi, ia tergerak oleh
belas kasihan kepada orang miskin, sehingga
ia mau membantu dengan apa yang ia bisa
lakukan. Namun, di sisi lain, karena ia juga tak
punya banyak harta untuk dibagikan, maka ia
merampas dari orang-orang kaya supaya dapat menolong mereka yang miskin.
Paulus mengajarkan kita untuk memiliki prinsip hidup “baik di hadapan Tuhan,
tetapi juga di hadapan manusia.” Kedua kebaikan itu tidak dapat dipisahkan. Saat
Paulus yakin ia sedang mengerjakan sesuatu yang baik di hadapan Tuhan, ia tidak
melukai atau merugikan siapa pun. Sebaliknya, saat Paulus melakukan tindakan-
tindakan kasih kepada sesama, ia tidak melanggar perintah Tuhan. Kita tidak
bisa menyenangkan hati semua orang, dan kita memang tidak dipanggil untuk itu.
Namun, dengan berusaha berbuat yang baik di hadapan Tuhan dan manusia, kita
memberitakan kasih Tuhan kepada sesama. Melakukan dan memikirkan hal yang
baik di hadapan Tuhan dan manusia bukanlah hal yang mudah. Kita perlu hikmat
Tuhan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Paulus
melekat pada firman Allah yang menjadi kekuatan hikmatnya.
Best Teens, kita diingatkan untuk memikirkan dan melakukan yang baik di
hadapan Allah dan manusia. Jangan hanya berpijak pada salah satu di antara
dua prinsip itu, seperti yang dilakukan oleh Robin Hood yang peduli kepada orang
miskin, tetapi merampas harta orang kaya. Jadilah seorang yang mengasihi Tuhan
dan sesama, seorang yang mendengar kehendak Tuhan dan peduli pada sesama.
Seorang yang bukan hanya berlaku baik, tapi juga benar.

24
Sabtu, 24 Juli 2021

Di Dunia, tetapi
Tidak Duniawi
2 Korintus 10:1-11

Memang kami masih hidup


di dunia, tetapi kami tidak Pernahkah kamu mengamati bunga teratai?
berjuang secara duniawi ....
Biasanya, kita menemukan bunga teratai bukan
(2 Korintus 10:3) di air kolam yang jernih, melainkan di air yang
keruh dan cenderung berlumpur. Kalau kita
mengamati bunga itu, daun-daunnya sering kali
kotor karena ada di permukaan air yang keruh dan
berlumpur. Namun, bunganya tetap bersih karena
ditopang oleh batang yang kuat. Bunga teratai
mengingatkan kita bahwa hidup kita di dunia ini
tidak terpisah dari cemarnya dosa. Di sekeliling
kita ada berbagai tindak kecemaran yang bahkan mungkin sudah dianggap biasa
oleh dunia. Namun, kita diingatkan untuk tidak ikut arus dunia. Hati kita harus tetap
bersih seperti bunga teratai itu. Dari hati yang terpelihara dengan baik, kita akan
memancarkan kata, ide pemikiran, serta tindakan yang berkenan kepada Tuhan
yang tidak serupa dengan dunia.
Paulus menyatakan bahwa ia memang masih hidup di dunia, tetapi ia tidak
berjuang secara duniawi. Imannya kepada Kristus menjadi identitas utama hidup
Paulus untuk hidup dengan cara-cara Kristus. Paulus menjadikan Kristus sebagai
yang utama untuk diteladaninya. Ia mengerti Kristus pun pernah hidup di dunia ini,
tetapi tidak hidup menurut cara-cara dunia. Itulah yang diteladani Paulus dari Tuhan
Yesus: dalam hal iman dan kebergantungan-Nya kepada Bapa, dalam hal kasih,
pengampunan, kesetiaan, dan ketegaran untuk terus melangkah dalam misi Allah.
Best Teens, kita masih hidup di dunia saat ini. Namun, sebagai anak-anak
Tuhan yang telah dikaruniai keselamatan, kita dipanggil untuk hidup kudus dan
benar. Dalam segala hal, jangan pakai cara-cara dunia yang penuh kepalsuan,
kebohongan, kecurangan, dan kekejaman. Sebaliknya, pakailah cara-cara Tuhan
yang penuh kasih dan hikmat, sehingga setiap keputusan dan cara hidup kita
sungguh-sungguh mencerminkan kasih Kristus.

25
Minggu, 25 Juli 2021

26
Senin, 26 Juli 2021

Tahan Uji
2 Korintus 10:12-18

Sebab bukan orang yang


memuji diri yang tahan uji,
melainkan orang yang dipuji Di sebuah tikungan di pasar, tampak dua orang
Tuhan. penjual ember. Jarak keduanya tidak jauh, jenis
(2 Korintus 10:18) dan banyaknya dagangan mereka juga tidak terlalu
berbeda, tetapi penjual ember yang satu lebih
ramai pembeli. Apa yang membedakan keduanya?
Penjual pertama terus-menerus berteriak memanggil
pembeli dan menawarkan embernya, sedangkan
penjual kedua membanting-banting embernya
dan hanya sesekali memanggil orang lewat dan
menawarkan embernya. Manakah di antara keduanya
yang lebih ramai pembelinya? Benar, penjual kedua. Yang ia lakukan bukan hanya
menceritakan, melainkan juga membuktikan bahwa ember yang dijualnya berkualitas
baik, tahan banting.
Paulus menuliskan tentang orang-orang yang tahan uji, yaitu orang-orang yang dipuji
Tuhan, bukan orang yang memuji dirinya sendiri. Memang kita tidak dapat mendengar
secara langsung kalau Tuhan memuji kita atas hidup yang berkenan kepada-Nya.
Namun, kita percaya saat kita hidup dalam firman dan kebenaran-Nya, kita sedang
membawa diri untuk hidup dalam perkenanan Allah. Paulus meneladankan pelayanan
dengan totalitas dan semangat yang tinggi, tetapi ia tidak menyombongkan diri sebagai
orang yang berjasa atas pekabaran Injil di Korintus dan beberapa kota yang lain. Ia
mempersembahkan pelayanannya untuk Tuhan agar saat ia menyelesaikan semua
tugasnya di dunia, Tuhanlah yang berkenan atas segala jerih lelahnya.
Mungkin kita pernah atau bahkan sering tergoda untuk memuji diri sendiri. Kita ingin
orang lain tahu betapa hebatnya kita. Hari ini, kita diingatkan untuk menjadi anak-anak
Tuhan yang tahan uji, dengan cara berhenti memuji diri sendiri. Best Teens, saksikanlah
kuasa Tuhan dengan menjadi pribadi yang tahan uji, walau mungkin banyak masalah
yang seolah “membanting-banting” hidup kita. Lakukan semua yang terbaik dengan
tulus dan rendah hati, dan biarlah Tuhan yang berkenan atas hidup kita.

27
Selasa, 27 Juli 2021

Pelayan yang Sejati


2 Korintus 11:12-15

Sebab orang-orang itu


adalah rasul-rasul palsu,
pekerja-pekerja curang,
yang menyamar sebagai Sudahkah kamu mengambil bagian dalam
rasul-rasul Kristus. pelayanan di gerejamu? Memang pelayanan kita
(2 Korintus 11:13) tidak terbatas hanya di gereja saja, tetapi kita
harus ingat bahwa kita dipanggil juga untuk ikut
melayani dalam keutuhan Tubuh Kristus. Dalam
sebuah pelayanan, seorang pelayan yang sejati
akan terus melakukan yang terbaik, walaupun tidak
mudah dan tidak mendapat pujian dari siapa pun.
Ia akan menjaga dedikasinya sebagai pelayan
yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Sayangnya, ada juga pelayan-pelayan palsu, mereka yang ikut melayani dan tampak
begitu bagus pelayanannya, tetapi sebenarnya hatinya tidak tertuju pada Kristus.
Paulus pernah mengingatkan jemaat Korintus tentang keberadaan rasul-rasul
palsu dan para pekerja yang curang di antara mereka. Sekilas, mereka tampak
memberitakan kata-kata yang indah yang berisi kebenaran, tetapi sebenarnya mereka
sedang menyesatkan orang. Mereka mempunyai motif tertentu dalam melayani dan
pelayanan mereka tidak tulus. Dalam ayat 14, Paulus menyebut mereka sebagai
Iblis yang menyamar sebagai malaikat terang. Meskipun pelayanannya terlihat baik
di mata manusia, tetapi tidak berkenan di mata Tuhan.
Best Teens, bagaimana dengan kamu? Saat kamu hadir dan melayani di
tengah persekutuan, milikilah hati yang tulus untuk memberikan yang terbaik bagi
kemuliaan Tuhan. Saat kamu melayani dan tidak ada yang memuji pelayananmu,
janganlah berkecil hati. Biarkan hanya Tuhan yang melihat kesungguhan hatimu.
Saat kamu harus berlatih mempersiapkan diri dengan baik untuk melayani, lakukan
juga dengan tulus, bukan dengan mengharapkan agar pelayananmu dipuji orang.
Jika kamu belum ikut melayani di gerejamu, mulailah memberi diri untuk bergabung
dalam salah satu pelayanan yang ada, untuk mengabdikan diri sebagai pelayan
sejati yang berkenan kepada Sang Tuan.

28
Rabu, 28 Juli 2021

195 Pukulan
2 Korintus 11:22-28
Lima kali aku disesah orang
Yahudi, setiap kali empat
puluh kurang satu pukulan
....
Bisakah kamu bayangkan betapa sakitnya menderita
(2 Korintus 11:24) seratus sembilan puluh lima pukulan? Saat seseorang
dipukul satu kali saja, rasa sakit itu sudah muncul,
mungkin juga disertai keinginan untuk marah dan
membalas memukul, apalagi dipukul tanpa berbuat
kesalahan. Siapa yang dapat menahan seratus
sembilan puluh lima pukulan tanpa membalas?
Paulus mengatakan bahwa ia disesah oleh orang
Yahudi sebanyak lima kali, setiap kali sebanyak tiga
puluh sembilan pukulan. Totalnya seratus sembilan
puluh lima pukulan telah mendarat di tubuhnya. Tak terbayangkan sakitnya mengalami
pukulan demi pukulan. Paulus dipukul juga bukan karena berbuat kejahatan, melainkan
karena memberitakan Injil. Namun, semua itu tidak membuat Paulus “kapok” memberitakan
Injil. Bagaimana mungkin Paulus, seorang manusia biasa, dapat menahan semua itu
dan tetap melakukan pelayanan pekabaran Injil? Ia terus maju karena ia tahu hidupnya
adalah milik Kristus dan Kristus selalu bersamanya.
Best Teens, mungkin kita tidak menderita pukulan fisik seperti Paulus, tetapi
mungkin ada orang-orang yang melukai hati kita dengan tindakan dan perkataannya.
Mungkin kita sering ingin membalas, bahkan lebih kejam dari apa yang pernah mereka
lakukan. Hari ini, kita diingatkan untuk menahan diri, tidak membalas, dan tidak lari dari
jalan Tuhan. Dalam setiap derita kita, Tuhan hadir. Tuhan pun tahu betapa sakitnya
dipukul, difitnah, dihina, dicaci, tetapi Ia tidak membalas. Seperti Paulus, mari kita juga
meneladani Kristus yang tetap menguasai diri meskipun dalam penderitaan. Dengan tidak
membalas, bukan berarti kita kalah. Justru sebaliknya, kita menang atas emosi yang
ingin mengendalikan kita. Milikilah penguasaan diri dan serahkanlah kendali hidup kita
ke dalam tangan Tuhan. Kiranya setiap sikap kita bukan merupakan emosi sesaat dari
keadaan yang terjadi, melainkan sebuah pertanggungjawaban yang sungguh-sungguh
kepada Allah yang memiliki hidup kita.

29
Kamis, 29 Juli 2021

Lemah, tetapi Kuat


2 Korintus 12:7-10

Tetapi jawab Tuhan


kepadaku: “Cukuplah kasih
karunia-Ku bagimu, sebab
justru dalam kelemahanlah Anne seorang remaja yang menderita multiple
kuasa-Ku menjadi
sempurna.” sclerosis berangsur-angsur kehilangan kekuatan
tubuhnya dan mulai kesulitan untuk mengontrol
(2 Korintus 12:9) gerakan anggota-anggota tubuhnya. Terkadang,
Anne pun merasa lelah. Sebagai seorang remaja,
ia ingin bisa bermain dan pergi ke mana-mana
dengan teman-temannya, tapi ia tidak bisa. Berbagai
pengobatan telah dijalani, tapi Anne masih belum
sembuh. Kini, ia harus menggunakan kursi roda
karena kakinya tak mampu lagi menopang tubuhnya.
Namun demikian, Anne sering mengatakan bahwa Tuhan itu baik. Ia bersyukur punya
keluarga yang menyayanginya, ia bersyukur masih bisa membaca firman Tuhan, masih
bisa menelepon beberapa sahabatnya, bercerita dan mendengarkan cerita mereka.
Anne terus berdoa meminta kesembuhan dari Tuhan, tapi ia tidak kehilangan iman
dan harapan saat Tuhan belum menyembuhkannya. Di balik keceriaan Anne dalam
sakitnya, ia menjadi berkat. Banyak temannya merasa dikuatkan oleh Anne.
Paulus pun punya suatu penyakit yang tidak disembuhkan oleh Tuhan. Ia
menyebutnya sebagai “duri dalam daging.” Paulus berdoa meminta kesembuhan, tetapi
Tuhan mengatakan bahwa cukuplah kasih karunia-Nya, sebab dalam kelemahan Paulus,
kekuatan Tuhan menjadi sempurna. Kecewakah Paulus karena Tuhan yang dilayaninya
tidak menyembuhkan sakitnya? Tidak. Ia justru sampai pada sebuah pengakuan iman
bahwa saat ia lemah dengan penyakit yang tidak disembuhkan Tuhan itu, ia tetap kuat
karena ada kuasa Tuhan yang menopangnya.
Best Teens, seperti Paulus dan juga Anne, mungkin ada beberapa hal dalam doa kita
yang belum dikabulkan oleh Tuhan. Tetaplah semangat untuk mempersaksikan kuasa-
Nya, meskipun melalui keterbatasan dan kelemahan kita. Untuk segala sesuatu yang
Tuhan izinkan terjadi pada kita, Ia selalu memberi kita kekuatan untuk menanggungnya.
Dengan menyadari kelemahan kita, kita menemukan kekuatan Kristus yang nyata.

30
Jumat, 30 Juli 2021

Jangan Melawan
Kebenaran!
Karena kami tidak dapat
2 Korintus 13:1-8
berbuat apa-apa melawan
kebenaran; yang dapat
kami perbuat ialah untuk Apakah kamu termasuk penggemar film superhero?
kebenaran.
Banyaknya karakter superhero yang bermunculan
(2 Korintus 13:8) itu menggambarkan keinginan kuat dari dunia ini
untuk memerangi kejahatan. Dengan keunikan
dan kelebihan masing-masing, para superhero
memberantas kejahatan, menghadirkan keamanan,
dan memunculkan kebenaran. Sayangnya, terkadang
kita hanya suka menonton filmnya, sedangkan
semangat superhero itu tidak selalu kita hidupi.
Banyak remaja justru memanfaatkan kesempatan
untuk melakukan hal yang merusak dirinya dan orang lain. Berbohong pada orangtua,
memfitnah orang, mabuk, mengonsumsi obat-obatan terlarang, kebut-kebutan di
jalan raya tanpa memedulikan pengguna jalan yang lain, dan berbagai tindakan
lain yang tampak “gagah” di mata dunia, tetapi bertentangan dengan firman Tuhan.
Dalam pelayanannya, Paulus menghadapi saat-saat yang tidak mudah. Beberapa
kali Paulus juga terpojok dalam keadaan dituduh, difitnah, tetapi ia tetap berpegang
pada prinsip bahwa yang dilakukannya adalah untuk kebenaran. Meskipun dunia
melawan kebenaran firman Tuhan, Paulus tetap tidak dapat melawan kebenaran
itu. Dirinya diabdikan untuk selalu hidup dalam kebenaran Tuhan. Itu berarti setiap
perkataan dan perbuatannya, semuanya diwarnai kebenaran. Apa pun konsekuensi
yang harus ia hadapi, ia tidak mau meninggalkan kebenaran.
Best Teens, mari kita teladani prinsip hidup Paulus yang selalu berpijak pada
kebenaran Allah. Jangan melawan kebenaran. Katakan “tidak” setiap kali godaan
datang untuk mengatakan atau melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
firman-Nya. Hidupkan terus semangat di hatimu untuk memerangi kejahatan dan
menegakkan kebenaran. Asah terus kepekaanmu untuk melihat ketidakadilan yang
terjadi di sekelilingmu dan mulailah suarakan kebenaran dalam komunitasmu. Tuhan
menguatkanmu!

31
Sabtu, 31 Juli 2021

Memberi Hidup
2 Korintus 13:9-10

Sebab kami bersukacita,


apabila kami lemah dan
kamu kuat. Seorang ibu tua tinggal sendirian di rumahnya yang
sederhana di sebuah desa. Ia bercocok tanam sendiri
(2 Korintus 13:9)
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Setiap pagi ia memberi makan burung-burung liar
yang hinggap di pekarangannya. Ia melakukannya
dengan muka yang gembira, demikian juga saat ia
menyiram tanamannya. Salah seorang tetangganya
mengamati hal itu selama berbulan-bulan hingga
akhirnya ia bertanya, mengapa ibu itu begitu senang
memberi makan burung-burung, padahal untuk
hidupnya sendiri pun ibu itu bukan orang yang berkelebihan. Ibu itu menjawab, Tuhan
selalu mencukupkan kebutuhannya dan ia senang kalau bisa ikut memberi hidup
kepada makhluk lain.
Berbicara soal memberi hidup, Rasul Paulus pun memberikan hidupnya sebagai
persembahan kepada Tuhan agar makin banyak orang mendengar dan menerima Injil,
serta diselamatkan. Ia rela mengalami kelemahan dan menghadapi kesulitan asalkan
Injil tetap diberitakan. Ia rela berlelah untuk menjangkau tempat-tempat yang jauh. Ia
rela tidak menerima upah apa pun dari manusia karena kerinduannya adalah untuk
memberi hidupnya bagi keselamatan banyak orang. Paulus telah mengalami sentuhan
kasih Tuhan yang sangat mengharukan, kasih Tuhan yang menerima dia apa adanya
dan berkenan memakainya sebagai pewarta Injil. Maka, sebagai ucapan syukurnya, ia
memberi hidupnya menjadi berkat bagi banyak orang tanpa menghitung untung rugi.
Best Teens, sama seperti Paulus, kita pun telah diterima oleh Tuhan sebagaimana
adanya kita. Kita diselamatkan dari hukuman dosa. Maka, kiranya kita pun memiliki
kerinduan untuk berbagi hidup dengan sesama. Dengan apa pun yang ada pada kita,
milikilah kepedulian terhadap kehidupan di sekitar kita agar kita makin mengerti bagian
apa yang dapat kita lakukan untuk menghadirkan kasih Kristus di sana. Jadilah seorang
yang menguatkan sesama dengan kekuatan Tuhan.

32
33
34
Suatu kali, tiga orang sahabat bernama Andro, Ira, dan Emon berencana untuk
mengadakan kebaktian padang dalam rangka menjelang hari kelulusan kelas 9.
Kebaktian itu ingin dilaksanakan di salah satu taman di dekat kompleks Emon
tinggal. Namun, untuk bisa memakai taman tersebut, mereka harus izin kepada
ketua RT setempat. Keesokan harinya, sepulang dari sekolah, mereka bergegas
menemui bapak RT. Mereka disambut hangat oleh Pak Dodo selaku ketua RT.

“Permisi, Pak. Maksud kedatangan kami ke sini ingin izin meminjam taman kompleks
untuk acara kami,” kata Andro selaku ketua acara. “Oh, silakan dipakai saja! Taman
itu bisa dipakai untuk apa saja, kok. Yang penting, lapor dan izin dulu kepada
saya. Tetapi, kalau boleh saya tahu, acaranya apa, ya?” tanya Pak RT. “Kami mau
mengadakan kebaktian padang dalam rangka menjelang hari kelulusan kami,”
jawab Ira. “Maksudnya ibadah?” tanya Pak RT selanjutnya. “Betul Pak, ibadah!
Ibadah di lingkungan terbuka,” jawab Ira. Sambil kebingungan Pak RT pun bertanya,
“Bukannya ibadah itu dilakukan di rumah ibadah, ya? Kok di taman? Memangnya
agamamu apa?” “Saya Kristen Protestan, teman saya Ira, Kristen Karismatik,
sedangkan Andro, Kristen Pentakosta,” jawab Emon menjelaskan. “Hah! Tiga-
tiganya beda, ya?” tanya Pak RT kaget. “Beda, Pak RT!” jawab Emon dan Andro.
“Bedanya apa?” “Pokoknya beda,” jawab Emon. “Namun, sama-sama Kristen,
kan?” kata Pak RT yang makin bingung. “Iya!” “Sebentar… sama tapi beda, beda
tapi sama,” kata Pak RT yang tambah heran. “Boleh pinjam taman nggak nih, Pak
RT?” tanya Andro dengan tegas. “Haduh, Bapak pusing. Boleh-boleh. Pakailah!
Tapi ingat! Jangan lupa dibersihin lagi, ya!” kata Pak Dodo kepada Andro. “Siap!
Beres! Aman!” jawab ketiganya bergantian.

Setelah mendapat izin, mereka pun pulang. Di tengah perjalanan Ira bertanya,
“Emon, Andro, emangnya Kristen kita beda, ya?” “Mana aku tahu? Kata orangtuaku,
Protestan, Karismatik, dan Pentakosta tuh beda. Bedanya di mana, aku juga nggak
tahu,” jawab Emon. “Aku juga nggak tahu. Katanya sih begitu. Beda!” tambah
Andro. “Begini, nih, yang ngerusak persatuan umat. Bilang beda, tapi nggak tahu
alasannya. Nanti malah saling curiga dan akhirnya saling menjelek-jelekkan,” jawab
Ira dengan kesal.

Kristen yang Beda atau Sama?

Pernahkah kamu mendengar pemahaman yang serupa dengan Emon dan Andro?
Menurut kamu, adakah yang keliru dengan pernyataan Emon ketika menjelaskan
kepada Pak RT? Pernyataan Emon menyiratkan bahwa seolah-olah Protestan,

35
Karismatik, dan Pentakosta merupakan agama; agama yang berbeda. Padahal,
sebenarnya ketiganya adalah aliran gereja, bukan agama. Di Indonesia, hanya ada
enam agama resmi yang diakui, dua di antaranya adalah Kristen dan Katolik. Akan
tetapi, denominasi gereja di dalam tubuh Kristen di Indonesia sangatlah banyak
dan beragam. Dua di antaranya adalah Pentakosta dan Karismatik. Lantas, apa sih
Pentakosta dan Karismatik itu? Jika keduanya sama-sama Kristen, lalu apa yang
membedakan? Apa pula yang membedakannya dengan denominasi lainnya? Mari
kita pelajari sejarah singkat perkembangan keduanya.

Pentakosta dan Karismatik merupakan dua aliran denominasi gereja yang ada
dalam perkembangan Kekristenan. Kedua aliran itu berkembang di kalangan Kristen
Protestan di Amerika Serikat sejak abad ke-19. Sejarah perkembangan kedua
aliran itu pun tidak bisa saling dilepaskan, sebab kemunculan gerakan Karismatik
merupakan pembaruan dan kelanjutan dari gerakan Pentakosta yang sudah ada
terlebih dahulu. Jadi, corak beribadah dan pengajarannya hampir mirip.

Gerakan Pentakosta dimulai oleh Pendeta Charles Fox Parham di kota Topeka,
Kansas. Pada tahun 1898, ia mendirikan Wisma Penyembuhan Ilahi sebagai
tempat mengadakan pelayanan kesucian dan penyembuhan. Pendeta Parham
sangat menekankan penyucian melalui Roh Kudus. Hal itu ia dasari pada peristiwa
para rasul yang mendapat pencurahan Roh Kudus. Menurutnya, seorang Kristen
harus mendapat baptisan Roh yang ditandai dengan kemampuan berbahasa lidah
(glossolalia). Gerakan dan ajaran itu kemudian meluas dan makin diminati oleh
masyarakat. Hingga puncaknya terjadi pada 9 April 1906, ketika ibadah Kebangunan
Rohani diselenggarakan di Azusa Street, California, yang mengundang banyak
orang untuk menerima baptisan Roh dan bahasa lidah. Dari situlah, gerakan
Pentakosta kemudian tersebar luas dan diperkenalkan ke berbagai kota, baik di
dalam maupun di luar Amerika Serikat. Di Indonesia, gerakan Pentakosta mulai
masuk sekitar tahun 1919 di beberapa daerah antara lain: Temanggung, Cepu,
Surabaya, dan Bandung.

Setelah gerakan Pentakosta berkembang pesat serta menjadi gereja yang mapan
dan besar, lantas pada tahun 1960 muncul gerakan pembaruan lainnya, yang
kemudian dikenal dengan gerakan Karismatik. Gerakan Karismatik dikenal juga
sebagai Gerakan Pentakosta Baru (Neopentacostal). Mengapa ada kata “baru” di
sini? “Baru” di sini menunjukkan semangat untuk mengembalikan lagi kuasa Roh
Kudus yang bebas dan tidak dikurung dalam lembaga gereja yang kaku dan mapan.
Kala itu, gerakan Pentakosta sudah berubah menjadi lembaga gereja yang kaku.

36
Istilah Karismatik muncul dari serapan kata dalam bahasa Yunani, charismata
yang berarti “karunia-karunia Roh Kudus.” Karunia Roh Kudus tidak hanya sekadar
berbahasa Roh, tetapi juga menafsirkannya. Ada pula penekanan pada karunia
bernubuat, menyembuhkan, dan melakukan mukjizat (lihat 1Kor. 12-14). Gerakan
Karismatik dimulai oleh tokoh-tokoh seperti John dan Joan Baker, David Johannes
du Plessis, Herald Bredesen, dan Demos Shakarian yang menekankan kemakmuran
sebagai berkat Allah. Di Indonesia, gerakan Karismatik mulai masuk setelah tahun
1965, melalui maraknya gerakan kelompok doa penyembuhan, bahasa lidah, dan
pelepasan roh jahat. Warga gereja banyak yang dibaptis ulang melalui baptisan
massal untuk menjadi anggota gerakan itu.

Beberapa Praktik dan Ajaran Pentakosta dan Karismatik

Jelaslah bahwa Pentakosta dan Karismatik bukanlah agama yang berbeda, tetapi
hanya aliran atau denominasi gereja. Sama halnya seperti Lutheran, Calvinis, Mennonit,
Evangelikal, dan lain-lain. Keduanya merupakan perkembangan di dalam tubuh
gereja Kristen Protestan. Oleh karena itu, sedikit banyak ada beberapa persamaan
ajaran antara kedua aliran itu dan aliran-aliran Protestan lainnya, antara lain:
(1) Percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
(2) Percaya Alkitab adalah firman Tuhan
(3) Percaya pada Allah Tritunggal (Bapa, Anak, dan Roh Kudus)
(4) Percaya akan karya dan karunia Roh Kudus

Sebagai saudara sekandung, aliran Pentakosta dan Karismatik sendiri juga punya
beberapa kesamaan. Mereka sama-sama percaya pada kesembuhan ilahi. Praktik
penyembuhan ilahi rutin dilakukan dalam ibadah-ibadah, khususnya Kebaktian
Kebangunan Rohani (KKR). Karunia Roh Kudus untuk menyembuhkan tanpa
medis diberikan kepada orang tertentu, pendeta misalnya, untuk diteruskan bagi
penyembuhan orang sakit. Itulah yang dikenal sebagai mukjizat kesembuhan. Mereka
sama-sama menekankan praktik penginjilan yang mengubah keyakinan orang lain
yang belum percaya Kristus menjadi masuk Kristen. Mereka juga menekankan
ajaran tentang Akhir Zaman. Kedatangan Kristus kembali dan pemerintahan Allah
diyakini akan segera tiba.

Keduanya sangat menekankan karya dan kuasa Roh Kudus dalam praktik hidup
seseorang. Setiap orang dipercaya punya karunia Roh Kudus yang khusus. Bahasa
Roh adalah karunia Roh Kudus yang umumnya dimiliki para pengikutnya. Dari segi
peribadahan, keduanya sama-sama tidak memiliki aturan atau tata ibadah yang

37
kaku dan baku. Bahkan, tema atau bacaan Alkitabnya pun diberi kebebasan. Pujian
dapat dinyanyikan berulang kali. Tujuannya agar tidak menutup dan menghambat
kuasa dan karya Roh Kudus yang bebas itu.

Walaupun ada kesamaan, tetap terdapat perbedaan ajaran maupun praktik di antara
Pentakosta dan Karismatik. Kalangan Pentakosta sangat menekankan baptisan
Roh selain baptisan air. Barangsiapa yang telah berbahasa Roh, maka ia telah
dianggap sudah mendapat baptisan Roh. Sementara itu, kalangan Karismatik tidak
mewajibkan seseorang yang telah menerima baptis Roh untuk harus bisa berbahasa
Roh, sebab bahasa Roh dianggap hanya satu dari banyak karunia Roh Kudus.

Walau Beda, Tetap Bersama

Pernahkah kamu kaget, canggung, atau bingung ketika kamu beribadah di gereja
Pentakosta atau Karismatik, atau sebaliknya? Kita harus mengakui bahwa aliran
gereja Kristen Protestan sangatlah banyak. Itu berarti kita akan bertemu dengan
perbedaan atau persamaan corak ibadah, kebiasaan, maupun ajaran. Mungkin kita
tidak biasa mendengar orang yang beribadah dengan berbahasa Roh. Sebaliknya,
kita merasa bosan dengan ibadah yang kaku dan bikin mengantuk seakan-akan
tidak ada semangat dan gairah Roh. Atau, mungkin kita tidak terbiasa dengan
penyembuhan ilahi dan panggilan ke altar (altar call). Sebaliknya, mungkin kita
merasa nggak mantap dengan doa kesembuhan yang biasa dan formal, yang
tidak menunjukkan semangat yang berapi-api. Sebenarnya, itu adalah perasaan
dan pengalaman yang wajar. Namanya juga berbeda. Apalagi, jika itu pengalaman
pertama kita mengikutinya.

Namun, kebingungan dan perasaan aneh itu dapat menjadi masalah yang
mengkhawatirkan jika dibumbui dengan label penghakiman “sesat.” Oleh karena
berbeda, maka dicap sesat. Akhirnya, sesama orang Kristen malah terpecah
dan saling menghakimi. Pada akhirnya, yang dirugikan adalah diri kita dan orang
lain juga. Oleh karena itu, kita harus punya kesediaan untuk belajar mengenal
aliran-aliran gereja yang ada di sekitar kita. Kita juga harus dengan rendah hati
menghargai keberadaan mereka yang mungkin berbeda dari kita. Walau beda, kita
tetap bersama dan bersatu sebagai anak Tuhan Yesus Kristus.

(Pdt. Yohannes ABS)

38
Kanakaja (Kamu Nanya Kami Jawab) disediakan bagi kamu-kamu yang mau nanya-nanya
soal keseharian kamu. Mulai dari urusan pergaulan, pacaran, belajar, sampe masalah
hubungan dengan Tuhan. Pertanyaan dapat kamu kirim ke alamat redaksi “Teens for Christ”
atau melalui e-mail: tfc@ykb-wasiat.org. Jangan lupa cantumin nama dan alamat kamu. Bila
kamu tidak mau nama yang sebenarnya ketahuan orang lain, kamu boleh menyertakan nama
samaran, di samping nama asli. Kerahasiaan dijamin seratus persen. Nah, tunggu apa lagi?
Buruan kirim surat!

Hai, Teens Team!

Saya Lia. Saya senang sekali membaca Teens for Christ sebagai renungan
harian saya. Banyak Teneers dan Kanakaja yang sudah saya baca.

Sekarang saya ingin bertanya, nih. Sejak saya mulai masuk SMA, saya
tertarik dengan salah satu teman, tapi saya nggak berani bilang. Akhirnya,
saya memberanikan diri menyampaikan padanya melalui WA dan disertai
sebait puisi, saat acara Valentine di sekolah. Dia sudah tahu bahwa saya
suka padanya. Tetapi, denger-denger gosipnya dia sudah nembak cewek
yang dia suka. Cemburu sih sebenernya, tapi harus ditahan biar temen-
temen di kelas nggak tahu kalau saya suka padanya. Saya suka sama dia
bukan karena materi, fisik, talenta, dan kecerdasannya. Apa sekarang saya
harus berhenti menyukainya? Karena menurut saya, dia sulit untuk saya
miliki dan sulit pula untuk dilupakan. Tolong kasih saya saran ya, Teens
Team. Bantu saya, supaya saya tahu yang harus saya perbuat.

Lia-Depok

Halo, Lia!

Memang perjalanan cinta terkadang tak semulus jalan tol, kadang ada macetnya,
dan kadang kita harus keluar juga melewati jalan yang bergelombang serta
berliku. Mengungkapkan cinta kepada orang yang kita suka sah-sah aja,
kok, tidak ada yang salah soal itu. Nah, soal gosipnya dia sudah nembak
perempuan lain, perlu dipastikan dong, apakah hanya gosip saja atau fakta?

39
Soal apakah kamu akan terus memperjuangkannya atau tidak, perlu dipertimbangkan
soal masa studi, perjalanan studi kamu ke jenjang selanjutnya. Mungkin kamu
akan pindah kelas, pindah sekolah, bahkan pindah kota ataupun negara kelak.
Sangat mungkin juga dalam perjalanan itu, Tuhan mempertemukan kamu dengan
yang lain. Jadi, entah diterima atau tidak, entah dia sudah nembak perempuan
lain atau belum, jangan khawatir, Lia. Hidupmu masih berlanjut.

Salam,

TeensTeam

TFC juga ngasih kesempatan buat kamu-kamu yang mau konsultasi,


tapi nggak mau dipublikasiin di rubrik “Kanakaja.”
Kirim aja surat ke alamat redaksi atau via e-mail; cantumin kode “KANAKAJA-CONFIDENTIAL.”
Team Kanakaja akan berusaha ngejawab semua pertanyaan kamu via surat ke alamat kamu.

40
41
Minggu, 1 Agustus 2021

ukan
a menem
Dear Dia
ry…
. A w a ln ya, Mam ma ini aku
ma la
ngan Ma eberapa n dan aku
k u b e rte ngkar de y a n g sudah b u a s k a
r m
Hari ini, a g a h s e meste
n g a t ti d ak me u kan lapo
ran
n ten u sa menem
nilai ujia an. Nilai ujiank takut. M a m a
ampir s e b a g ian
u n y ik re n a ik u h r.
sem b nya k a apa n il a g belaja
e n y e m bunyikan ya padaku ken : k a re n a kuran w a k tu ,
m an l saja uang
lalu bert wab asa wa aku buang-b ng Tuhan
nilainya, m e n ja
a ya
lek. Aku atakan b
ah
argai ap
besar je h d an meng ak bisa mengh
a ra tid
Mama m ng, dan
uang ua an. sedang
buang-b a suda h b e ri k
gan ini
ra n g tu la k a n ui
dan o hari b e mengak
a n g b e berapa ik u t k e sal. Aku s a m a
yang me
m
ku, akhir
nya rti aku
Mood-ku arena pelajaran ta p i b u kan bera an sudah
k belajar, te jaran yang bahk engerti
tidak baik memang kurang
rapa pela u tetap nggak m rena
bahwa a
k u
ja r. A da bebe tapi ak ga ka
ak b e la alam, te game ju game,
sekali tid la ru t m k u m a in
lalu main
p e la ja ri hingga t n il a i je lek. A a k u s e
aku ndapa bahwa
irnya me i, Mama berkata
dan akh . T e ta p
stres rian ini
melepas h belajar. s al, seha
rn a k e
tidak p e kare n a ku tidak
a m a . M ama pun i h a n y a diam. A ampai
aM n, ka m ku s
h kepad rpapasa kenapa a
Aku mara n aku. Meski be s aa n b ersalah, s a ja , mengak
ui
m k a a p e ra d ia m i
men d ia ma. A d ya ak u n sep rt
e
ra n i m e natap Ma ama. Seharusn n y a d ia m-diama
be
kata-kata
M Rasa
aikinya.
melawan u dan memperb
nk
kesalaha
a k e nak. a?
ini ti d kukan, y
y a n g h arus kula
a
a-kira ap
Diary, kir

42
Senin, 2 Agustus 2021

Abram dan
Melkisedek
Kejadian 14:17-24
“Diberkatilah kiranya Abram
oleh Allah Yang Mahatinggi,
Pencipta langit dan bumi ....” Pernahkah kamu didoakan oleh orang yang
berbeda agama dengan kamu? Misalnya,
(Kejadian 14:19)
pada waktu sakit. Pernah nggak sih terpikir
oleh kamu, kira-kira kalau kamu didoakan
dalam nama Tuhannya mereka, kamu bakalan
keberatan tidak? Jangan-jangan kamu berpikir
bakalan keberatan dan tidak nyaman karena
beda yang disembah, bahkan rumusan doanya
beda. Hmm, gimana, ya?
Bacaan Alkitab hari ini adalah contoh
konkret bagaimana Abram diberkati oleh Melkisedek yang berbeda Allah.
Cerita bermula dari perjalanan Abram setelah berperang mengalahkan
Kedorlaomer. Setelah Abram menang, dia melewati daerah milik raja Salem,
yaitu Melkisedek. Walaupun Abram hanya numpang lewat, Abram malah
diberkati oleh Melkisedek dalam nama Tuhannya. Di Kitab Suci memang
ditulis “Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi” (ay. 19). Dalam
bahasa Ibrani, sebutan Allah tersebut adalah El-elyon. Menurut Kamus Alkitab
Eerdmans, El-elyon adalah ilah atau dewa agama Kanaan. Jadi, sebenarnya
dapat dikatakan bahwa Abram diberkati atau didoakan oleh Melkisedek dalam
nama dewa atau Tuhannya Melkisedek, bukan dalam nama Tuhannya Abram,
Yahweh atau Elohim. Menariknya lagi, Abram tidak keberatan dan bahkan
berterima kasih dengan memberikan sepuluh persen dari harta miliknya.
Konon, dari cerita itulah tradisi bangsa Israel memberikan persepuluhan
kepada Tuhan.
Best Teens, dari Abram kita bisa belajar bahwa didoakan oleh orang
yang berbeda agama itu tidak menjadi persoalan besar dan justru memberi
kegembiraan. Sebab, ketika orang yang berbeda agama mendoakan kita,
berarti ia sedang peduli terhadap keberadaan kita.

43
Selasa, 3 Agustus 2021

Calon Nabi Besar


Keluaran 2:1-10

... sehingga belas kasihanlah


ia kepadanya dan berkata:
“Tentulah ini bayi orang Ibrani.” Film Maleficent dibintangi oleh aktris ternama
Angelina Jolie yang sekaligus menjadi tokoh unik dari
(Keluaran 2:6)
film itu. Karakter Maleficent dalam film ini mencuri
perhatian publik. Pasalnya, ada sifat yang sangat
kontras atau bertentangan yang dimunculkan. Di
satu sisi, dia mengutuk putri cantik bernama Aurora.
Namun, di sisi lain, ternyata dia jugalah yang
menghilangkan kutuk tersebut. Sangat menarik, di
satu sisi, sifat jahat terlihat mengerikan, tetapi di
sisi lain, ada sifat kebaikannya juga. Bagaimana
mungkin dua sifat itu terjadi dalam satu situasi?
Cerita kelahiran Musa menarik diperhatikan. Saat itu, orang Ibrani sangat takut
kepada Firaun, raja Mesir. Bahkan, Firaun memberi perintah untuk membunuh anak-
anak laki-laki dengan cara melempar ke sungai Nil. Perintah itu membuat bangsa
Israel sangat tertindas, karena bayi laki-laki mereka akan mati semua dan tidak
akan ada generasi laki-laki yang akan melawan Firaun. Ada satu bayi laki-laki yang
selamat. Bayi tersebut dimasukkan dalam keranjang dan diletakkan di tengah-tengah
teberau di tepi sungai Nil. Bayi itu ditemukan oleh putri Firaun. Pada saat menemukan
bayi itu, ia tidak menyuruh prajurit membawa sang bayi agar dibunuh sesuai dengan
titah raja, malah mencarikan orang yang bisa menyusui bayi tersebut. Dengan kata
lain, putri Firaun justru menyelamatkan bayi itu sampai dewasa. Jelas ini sangat
kontradiktif, di satu sisi berada di pihak yang kejam, tapi di sisi lain juga ada belas
kasihan bahkan menyelamatkan.
Best Teens, terkadang kita akan menjumpai sebuah kehidupan yang agak sulit
dijelaskan. Kadang terlihat jahat, tapi juga terlihat baik. Satu hal yang pasti bahwa
yang jahat terkadang dipakai Allah sebagai alat untuk menyatakan sesuatu yang
baik dan besar nantinya. Seperti Musa, akhirnya menjadi nabi besar yang menjadi
berkat bagi banyak orang.

44
Rabu, 4 Agustus 2021

Janda Sarfat
1 Raja-raja 17:7-24

“Sekarang aku tahu, bahwa


engkau abdi Allah dan firman
TUHAN yang kauucapkan itu Para pencinta film robot pasti tidak asing dengan
adalah benar.” nama-nama seperti Optimus Prime, Bumblebee,
(1 Raja-raja 17:24) Megatron, dan sebagainya. Ya, Transformers!
Film itu dibuat dengan sangat bagus dan keren.
Film Transformers bukan hanya film robot dengan
teknologi canggih, melainkan di balik itu ada
cerita bahwa mereka mau menyelamatkan umat
manusia, yang bisa saja punah karena kelakuan
Megatron. Andai dipikir, sebenarnya bisa saja
Optimus Prime cuek serta tidak peduli dengan
manusia, tetapi ternyata tidak. Justru yang terjadi sebaliknya, Optimus Prime
mau menyelamatkan manusia, walaupun harus bertarung mempertaruhkan nyawa
menghadapi Megatron.
Dalam bacaan kita hari ini, Elia sebenarnya tidak memiliki kepentingan dengan
janda di Sarfat. Apalagi, orang-orang di Sarfat bukanlah penyembah TUHAN. Jelas Elia
tidak punya alasan yang kuat untuk mendatangi, menolong, dan menyelamatkan janda
tersebut. Akan tetapi, TUHAN memiliki rencana untuk menunjukkan belas kasih-Nya
kepada janda itu melalui Elia. Walaupun negeri itu dilanda kekeringan dan kelaparan,
janda di Sarfat ini tetap bisa makan bersama dengan anaknya. Bahkan, diceritakan di
akhir kisah, dia percaya bahwa TUHAN yang disembah Elia juga menunjukkan belas
kasih kepadanya, walaupun dia bukan termasuk bangsa Israel dan bukan penyembah
TUHAN. Janda di Sarfat itu berkata kepada Elia: “Sekarang aku tahu, bahwa engkau
abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu adalah benar.”
Best Teens, Tuhan menunjukkan kuasa-Nya bukan hanya untuk umat pilihan-
Nya, melainkan juga untuk semua manusia. Di dunia ini akan selalu ada orang
yang menolak dan membenci kita, tetapi ada juga yang akan datang membela kita,
mengasihi dan merangkul kita, walaupun orang itu tidak mengenal bahkan tidak
punya hubungan dengan kita. Itulah karya Tuhan.

45
Kamis, 5 Agustus 2021

Putri Ester
Ester 2:1-18

Maka Ester dapat


menimbulkan kasih sayang
pada semua orang yang
melihat dia. Film yang tidak kalah menarik dari Disney adalah
Cinderella. Bahkan, kisah itu dibuat dengan versi
(Ester 2:15)
film-film yang berbeda dari waktu ke waktu. Dalam
cerita itu, kesan yang ingin diangkat adalah
Cinderella yang hidupnya menderita menjadi budak
ibu dan kakak-kakak tirinya. Penampilannya yang
sangat kotor dan lusuh, tiba-tiba menjelma menjadi
putri cantik, sehingga akhirnya sang pangeran jatuh
hati. Walaupun ada banyak putri-putri lain yang
jauh lebih kaya dan cantik, sang pangeran hanya
jatuh hati kepada Cinderella. Sang pangeran jatuh hati kepada Cinderella bukan
hanya karena kecantikan tampilan luarnya, melainkan juga karena hati Cinderella
sangat baik dan tulus.
Sama seperti kisah Cinderella, Ester dikisahkan dalam bacaan hari ini bukan
kaum bangsawan, bukan orang yang kaya, bukan pula sebagai orang yang satu
bangsa, melainkan sebagai budak. Kisah ini dimulai dari Raja Ahasyweros membuat
sayembara mencari pengganti Ratu Wasti karena Ratu Wasti bersalah kepada
rakyat dan raja (pasal 1). Di antara putri-putri cantik yang menginginkan diri
menjadi ratu, raja hanya terpikat kepada Ester. Bukan hanya raja, melainkan juga
banyak orang yang melihat Ester langsung timbul dalam hati mereka kasih sayang
terhadap Ester. Selain kecantikan Ester, sikap Ester yang cakap juga membawa
sukacita bagi rakyat karena sesudah Ester menjadi ratu, tidak lama kemudian raja
mengumumkan bahwa dia membebaskan rakyat dari pajak (ay. 18).
Best Teens, dari kisah Ester kita dapat belajar bahwa Allah bisa memakai
status budak yang rendah berubah menjadi terpandang dan hebat. Oleh karena
itu, jangan merasa rendah diri dan jangan pula merendahkan orang lain. Allah
bisa mengukir kisah yang indah kepada siapa pun, termasuk kamu juga. Selamat
melanjutkan kehidupanmu dalam rasa syukur kepada Allah!

46
Jumat, 6 Agustus 2021

Mengasihi Musuh
Lukas 6:27-36

“... Aku berkata: Kasihilah


musuhmu, berbuatlah
baik kepada orang yang Sejak kecil, Nelson Mandela sering merasakan
membenci kamu ....”
diskriminasi. Lahir sebagai anak berkulit hitam
(Lukas 6:27) membuatnya sering dihina dan direndahkan. Bukan
hanya orang Eropa, orang Asia pun ada yang
mendiskriminasi Mandela. Walaupun banyak yang
memusuhinya, dan Mandela punya kesempatan
untuk membalas musuh-musuhnya, dia justru
mengampuni mereka. Pada saat Sekolah Minggu,
dia ingat gurunya pernah berkata, “Kalian harus
bisa berbuat baik kepada musuh.” Perkataan
itulah yang diingat Mandela sampai menjadi dewasa dan bahkan menjadi presiden.
Dia harus mengampuni. Dia harus menjadi pribadi yang memiliki kasih kepada
orang lain.
Apa yang didengar Mandela saat kecil adalah kisah Alkitab dari ajaran Yesus.
Yesus menyadari bahwa ada banyak ahli-ahli Taurat, para kaum agamawan,
yang mengerti hukum Tuhan dengan baik. Walaupun mereka taat kepada agama,
mereka tidak mengasihi, malah membenci dan bersekongkol untuk membunuh-Nya.
Yesus tahu pikiran jahat mereka. Yesus juga tahu bahwa mereka akan melakukan
yang jahat dan tidak mau berhenti. Namun, Yesus menunjukkan teladan yang
baik sekaligus mengajarkan kepada murid-murid-Nya bahwa kejahatan harus
dipatahkan dengan mengampuni dan mengasihi musuh.
Best Teens, akan selalu ada musuh-musuh dalam kehidupan kamu. Tak jarang
musuh-musuh itu merencanakan yang jahat atas dirimu. Namun, belajarlah dari
Yesus dan juga Mandela. Mandela menjadi orang besar dan berpengaruh untuk
dunia bukan karena bisa mengalahkan musuh, melainkan karena dia mengampuni
dan mengasihi musuh. Mengampuni dan mengasihi selalu membawa orang jauh
lebih besar dari yang dia pikirkan, bahkan menginspirasi banyak orang untuk
kehidupan. So , kasihilah, ampunilah!

47
Sabtu, 7 Agustus 2021

Belas Kasih
Lukas 10:25-37

“... ketika ia melihat orang itu,


tergeraklah hatinya oleh
belas kasihan.” Apa jadinya apabila kamu mengalami kecelakaan dan
kondisi kamu parah, lalu kamu tidak bisa menolong
(Lukas 10:33)
dirimu sendiri? Tentu kamu akan berharap orang
lain yang menolongmu. Tak lama kemudian ada
seorang bapak yang berpakaian rapi, pakai kalung
salib dan bawa Alkitab, tampaknya mau ke gereja.
Walaupun agamanya sama dengan kamu, ternyata
dia tidak mau menolongmu dan hanya melewatimu.
Kemudian, datang seorang memakai pakaian seragam
guru, tetapi lagi-lagi guru yang harusnya jadi teladan
malah membiarkanmu. Akhirnya, ada seorang yang mau menolongmu, tetapi kamu kaget
karena yang menolongmu adalah orang yang terlihat seperti preman, bertato, gondrong,
dan geng motor.
Ilustrasi di atas sama dengan yang dikisahkan dalam bacaan hari ini. Yesus
menceritakan tentang seorang yang dirampok habis-habisan, bukan hanya dirampok
melainkan juga dipukuli dan hampir mati. Orang pertama yang lewat di tempat itu adalah
seorang imam. Akan tetapi, imam itu hanya melihat lalu melewatinya dari seberang
jalan. Orang kedua adalah orang Lewi, tetapi dia juga melakukan hal yang sama, yaitu
melihat lalu melewatinya dari seberang jalan. Orang ketiga adalah orang Samaria. Siapa
dia? Dia adalah orang yang sering dipandang rendah. Orang Samaria pada masa itu
dianggap sebagai orang yang memiliki moralitas rendah; sering kawin campur dan tidak
menjaga kekudusan agama. Namun, justru orang Samaria itu yang menolong orang yang
dirampok tersebut: membalut lukanya, menaikkan orang itu ke atas keledai, membawanya
ke penginapan, dan membayar biaya penginapan. Itu tentu luar biasa!
Best Teens, hati yang mulia tidak diukur dari apa yang dapat dilihat mata. Hati
yang mulia diukur dari apa yang diperbuat dan dilakukannya untuk umat manusia. Hati
yang mulia adalah hati yang mampu berbelas kasih kepada orang lain, bukan hanya
mau menerima belas kasih.

48
Minggu, 8 Agustus 2021

49
Senin, 9 Agustus 2021

Majus Orang Kafir?


Matius 2:1-12

Maka masuklah mereka ke


dalam rumah itu ... lalu sujud
menyembah Dia.
Suatu kali, seorang pendeta membuat drama orang
(Matius 2:11) majus bertemu dengan Herodes, sebelum mereka
menemukan Yesus. Dalam drama itu, ada adegan
orang majus disebut orang kafir oleh pengikut-
pengikut Herodes. Mendengar kata kafir, ada seorang
penatua langsung keberatan. Ia berpendapat bahwa
orang majus bukan orang kafir, tapi menyembah
Tuhan, makanya datang kepada Yesus. Pendeta
pun kemudian memberi tahu sekaligus mengajak
diskusi penatua itu. Siapakah sebenarnya orang
majus itu?
Dalam beberapa buku disebutkan bahwa orang majus ini adalah orang Persia
Kuno, sekarang menjadi negara Iran. Tradisi menjelaskan bahwa mereka adalah ahli
perbintangan sekaligus kalangan bangsawan. Hal itu terlihat dari barang-barang mahal
seperti emas, kemenyan, dan mur yang mereka miliki. Namun demikian, terlepas
orang majus adalah ahli perbintangan dan kaum bangsawan, konon orang majus
menyembah dewa tertinggi yaitu Ahura Mazda, agama mereka adalah Zoroaster.
Andaikata itu benar, berarti orang majus itu adalah orang kafir bagi orang Yahudi.
Apa itu kafir? Orang Yahudi punya stereotip apabila orang tidak menyembah Tuhan,
mereka dianggap kafir. Bisa jadi memang orang majus adalah orang kafir bagi
orang Yahudi saat itu. Namun, apakah ini berlaku bagi Yesus dan keluarga? Tentu
tidak! Yesus menerima persembahan orang majus itu, berarti Yesus juga menerima
keberadaan mereka. Kata “kafir” tidak menghalangi Yesus untuk menerima mereka.
Best Teens, walaupun disebut kafir kala itu, orang majus tetap berharga di
mata keluarga Yesus. Ini menjadi bukti walaupun dunia memandang buruk, Tuhan
dapat memandang baik dan bahkan menerimanya, termasuk kamu yang mungkin
juga sering disebut “kafir” oleh kelompok lain. So, arahkan pandangan hanya kepada
Tuhan saja yang selalu setia mengasihimu.

50
Selasa, 10 Agustus 2021

Petrus dan Kornelius


Kisah Para Rasul 10:1-48

“Sesungguhnya aku telah


mengerti, bahwa Allah tidak
membedakan orang.” Suatu kali, ada seorang Yahudi yang sedang
(Kisah Para Rasul 10:34) sembunyi dari kejaran tentara Nazi Jerman. Kala
itu, tentara Nazi di bawah pimpinan Hitler sedang
memberlakukan genosida dengan kejam bagi
siapa pun berdarah Yahudi yang ada di Jerman.
Orang Yahudi itu bersembunyi di balik salib besar
di gereja. Ketika itu pendeta melihatnya. Karena
belas kasih dan melihat orang itu bersembunyi
di kaki salib Yesus, sang pendeta beranggapan
bahwa orang itu dikasihi Tuhan. Singkat cerita,
pendeta itu berani berbohong kepada tentara Nazi bahwa ia tidak melihat orang
yang lari ke dalam gereja. Ajaibnya lagi, walaupun tentara sudah menggeledah area
gereja, mereka tidak melihat dan menemukannya. Akhirnya, orang Yahudi itu selamat.
Cerita antara Petrus dan Kornelius dapat dikatakan memiliki pesan yang sama.
Awalnya, Petrus memiliki keyakinan bahwa yang selamat oleh penebusan Kristus
hanyalah orang Yahudi, karena hanya mereka yang tahu Taurat dan disunat. Yesus
juga orang Yahudi. Jadi, karena Yesus orang Yahudi, maka Yesus hanya untuk orang
Yahudi, di luar itu tidak! Akan tetapi, setelah Petrus mendapatkan penglihatan dan
bertemu dengan Kornelius, orang Italia, beserta dengan keluarganya yang mendapatkan
urapan Roh Kudus, Petrus kemudian terbuka dan bahkan mau menceritakan Yesus
kepada mereka serta membaptisnya. Itu adalah pengalaman berharga bagi Petrus
sejak dia menjadi rasul, sehingga pandangan dan hikmatnya makin bertambah dan
makin mengasihi Tuhan.
Best Teens, belajarlah untuk tidak membeda-bedakan orang. Pengalaman
Petrus dapat menjadi pelajaran bagi kita bahwa Tuhan juga memakai orang lain untuk
menunjukkan kuasa dan kemuliaan-Nya, untuk menunjukkan Dia mengasihi semua
orang. Kalau Petrus bisa berubah, tentu kita juga bisa berubah untuk mengasihi
orang lain.

51
Rabu, 11 Agustus 2021

Sida-sida dan Fili pus


Kisah Para Rasul 8:26-40

“Lihat, di situ ada air;


apakah halangannya, jika
aku dibaptis?”
Pernahkah kamu menonton film mandarin klasik
(Kisah Para Rasul 8:36) yang bercerita tentang kerajaan atau dinasti?
Dalam film itu tak jarang kita akan melihat sosok
yang disebut dengan “kasim.” Kasim adalah jabatan
tinggi dalam kerajaan. Biasanya, siapa pun yang
menjadi kasim adalah orang kepercayaan raja
sekaligus pelayan setia raja. Selain itu, kasim
juga adalah orang yang memiliki nasihat-nasihat
spiritual bagi raja. Maka, tidak mengherankan
jika untuk menjadi kasim sangat berat syaratnya,
salah satunya adalah mematikan hawa nafsunya. Seorang kasim dikebiri atau
dimatikan bagian alat reproduksinya agar ia fokus untuk raja dan tidak terikat
dengan duniawi.
Dalam Alkitab, kita mengenal jabatan “sida-sida” yang hampir sama dengan
jabatan kasim. Sida-sida dikebiri dan mendapatkan jabatan tinggi dalam kerajaan,
bahkan menjadi orang kepercayaan raja. Sida-sida juga dipandang sebagai guru
spiritual. Dalam cerita di Kisah Para Rasul itu, sida-sida Etiopia yang bukan Yahudi
itu belajar membaca kitab suci Yahudi. Ia tidak memahami apa yang dibacanya,
hingga akhirnya dia berjumpa dengan Filipus yang menerangkan tentang Injil dan
Yesus Kristus. Mengherankan lagi, dengan perjumpaan yang singkat tersebut,
sida-sida itu malah ingin dibaptis dan menerima Yesus menjadi Juruselamatnya.
Itu hal yang luar biasa!
Best Teens, orang yang memiliki agama dan keyakinan berbeda belum tentu
dia tidak belajar tentang kitab lain. Mungkin di luar sana ada banyak orang yang
mau belajar tentang Kitab Suci kita, tetapi mereka tidak mengerti karena tidak ada
yang menjelaskannya. Salah satu cara kita bersaksi tentang kebaikan Yesus adalah
belajar bergaul dengan siapa saja, juga dengan mereka yang berbeda. Makin luas
kita bergaul maka makin luas kesempatan kita untuk memberitakan firman Tuhan.

52
Kamis, 12 Agustus 2021

Penganiaya yang
Dikasihi
Kisah Para Rasul 9:1-18
Dan seketika itu ... ia dapat
melihat lagi. Ia bangun lalu
dibaptis. Dalam film-film superhero, tokoh yang jahat selalu
ada. Kita suka apabila tokoh-tokoh yang jahat itu
(Kisah Para Rasul 9:18) mati atau dikalahkan, apalagi mereka biasanya
menunjukkan kejahatan dengan sadis bahkan
mengerikan. Namun, pernahkah kamu berpikir
bahwa Rasul Paulus dulunya adalah seorang
penganiaya yang kejam juga? Banyak orang tidak
mengira bahwa masa lalu Paulus sangat kejam.
Paulus dikenal sebagai seorang yang cerdas. Dia
adalah murid kesayangan Gamaliel, yaitu ahli hukum
Taurat dan kitab-kitab. Sebagai orang yang sangat paham tentang hukum Taurat dan
kitab-kitab, dia punya banyak ayat-ayat bahkan juga dasar-dasar yang dapat dipakai
untuk menganiaya orang-orang yang percaya kepada Yesus. Tak mengherankan
juga, saking pintar dan pandainya, apabila dia menunjuk orang untuk dianiaya, maka
banyak orang akan menurut dan menganiaya dengan senang hati, apalagi menganiaya
itu seakan-akan adalah perintah dari hukum Taurat atau kitab suci. Maka, betapa
mengerikan setiap ucapan dan pemikiran Paulus sebelum ia bertobat.
Namun demikian, orang yang jahat seperti Paulus bukan berarti dia harus
dimusnahkan. Orang jahat tidak harus berakhir mengenaskan atau menderita.
Dalam kisah Paulus, orang yang jahat itu justru bertobat. Tuhan juga menyadarkan
Paulus bahwa hidupnya dapat dipakai untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah. Sejak
pertobatannya di Damsyik dan menjadi buta, saat itulah Paulus mulai diubah Tuhan
untuk melayani-Nya. Paulus lalu meninggalkan hidup lamanya dan memulai hidup
yang baru sebagai pengikut Tuhan Yesus.
Pernakah Best Teens berpikir bahwa orang yang jahat atau berdosa bisa bertobat
dan mengikut Kristus? Apabila Tuhan bisa mengampuni dan memakai orang berdosa,
bukankah Dia juga bisa mengampuni dan memakai hidup kita untuk kemuliaan-Nya?
Selamat memuliakan Kristus melalui kehidupan sehari-hari kita!

53
Jumat, 13 Agustus 2021

Kaum Remaja
untuk Dunia
Yohanes 6:1-15
“Di sini ada seorang anak,
yang mempunyai lima roti
jelai dan dua ikan ....” Sering kali anak kecil diremehkan. Mereka dipandang
belum dewasa, tidak mengerti, bahkan mengganggu.
(Yohanes 6:9)
Tak jarang juga mereka dipandang belum dapat
bertanggung jawab, sehingga mereka tidak pernah
dilibatkan dalam perkara-perkara besar. Hal itulah
yang sering terjadi juga pada kita saat kecil. Namun,
bukan hanya kita, pada zaman Yesus pun demikian.
Dalam kesempatan lain, Yesus justru menegur
orang dewasa yang ingin anak-anaknya datang
kepada Yesus. Yesus berkata, “Biarkanlah anak-
anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku, sebab orang-
orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.” Peristiwa seperti itu adalah
peristiwa penting dalam diri anak-anak. Mereka akan merasa diterima, di-support,
bahkan dihargai. Itu adalah pelajaran penting bagi para orangtua, mengajarkan sesuatu
yang bernilai kepada anak-anak. Justru dari hal-hal seperti itulah anak-anak belajar
bertanggung jawab dengan sikapnya. Maka, tidak mengherankan apabila pada suatu
kesempatan, saat banyak orang berbondong-bondong mengikut Yesus, yaitu pada
saat Yesus melakukan mukjizat memberi makan lima ribu orang, anak kecillah yang
membawa lima roti dan dua ikan. Di antara banyak orang yang memiliki makanan,
hanya anak kecil inilah yang membawa makanan dan memberikannya kepada Yesus.
Dari lima roti dan dua ikan itulah, Yesus membuat mukjizat hingga akhirnya banyak
orang kenyang, bahkan masih ada sisa roti 12 bakul.
Best Teens, jangan pernah menganggap sebagai remaja, kamu tidak dapat berbuat
sesuatu. Mungkin remaja dipandang tidak bisa membuat sesuatu yang besar, tetapi
apabila remaja diberi kesempatan, mereka akan belajar dengan baik. Sama seperti
peristiwa lima roti dan dua ikan, di dalam diri remaja, ada sesuatu yang besar yang
Tuhan sedang tanamkan dan akan berkembang. Oleh karena itu, hendaklah kamu
belajar walaupun kamu masih muda.

54
Sabtu, 14 Agustus 2021

Hujan dan Matahari


Matius 5:43-48
“Karena dengan
demikianlah kamu menjadi
anak-anak Bapamu yang
di sorga, yang menerbitkan
matahari bagi orang yang Ada lagu Sekolah Minggu yang mengajarkan tentang
jahat dan orang yang baik Yesus mengasihi semua orang. “Yesus cinta semua
dan menurunkan hujan bagi
orang yang benar dan orang anak/ Semua anak di dunia/ Kuning, putih, dan
yang tidak benar.” hitam/ Semua dicinta Tuhan.” Lagu itu sangat
indah. Seakan-akan lagu itu juga memanggil setiap
(Matius 5:45)
orang untuk mengasihi semua orang, tanpa pandang
warna kulit. Bahkan, cinta kasih Tuhan seperti
hujan yang membasahi semua orang dan matahari
yang menyinari semua orang. Hujan tercipta bukan
hanya untuk orang kulit putih atau kulit hitam saja,
hujan membasahi bumi untuk semua orang. Begitu juga matahari bukan hanya untuk
manusia dengan warna kulit tertentu, melainkan untuk semua orang.
Yesus mengajarkan kasih Allah yang besar kepada murid-murid-Nya. Kasih Allah
bukan hanya untuk orang yang berbeda saja, melainkan juga untuk orang yang benar
dan tidak benar (ay. 45). Yesus mengajarkan untuk tidak mudah menghakimi dengan
pandangan apa pun. Mengapa? Jika Allah saja menerima mereka, adakah alasan bagi
kita untuk menolak mereka? Tentu tidak! Tuhan Yesus mengasihi semua orang, apa
pun warna kulitnya, bahkan bagaimana pun cara hidupnya. Oleh karena itu, Yesus
mengajak para murid-Nya untuk hidup sempurna “... haruslah kamu sempurna, sama
seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (ay. 48). Kata “sempurna” dalam
bahasa Yunani “telos” atau bisa diterjemahkan “tepat sasaran.” Ibarat panah, tepat
tertancap pada titik fokus.
Yesus mengatakan sempurna agar semua murid-Nya menjadi tepat sasaran, bisa
menerima dan bergaul dengan siapa saja, tanpa harus menghakimi orang tersebut. Best
Teens, penting sekali untuk terus belajar mengasihi seperti yang Tuhan Yesus ajarkan.
Kita dipanggil untuk menjadi seperti hujan yang membawa kesejukan dan dingin bagi
setiap orang yang panas hatinya. Menjadi seperti matahari bagi yang membutuhkan
sinarnya ketika mereka berada dalam kegelapan, bahkan tidak ada kehidupan.

55
Minggu, 15 Agustus 2021

keadaan
ry... ti k a melihat t.
Dear Dia galau k e i interne
s e ri n g merasa n g k u te mukan d jumlah
hir ini, a
ku ya rak,
Akhir-ak rita-berita yang ma ng
u m e m baca be rjaan, kejahatan ru k la innya ya
it a r a ta n p e k e a b a r b u s u ng
sek ilanga gai k erlang
ra n g y ang keh n y a k , d an berba p a n b is a terus b
O ba hidu
kit yang imana ke
orang sa k h a w atir. Baga e p e rt i ini?
tk u nerus s at
membua ru s -m e a la h s if
il a k e a daan te h in k in g . It u a d g u n tu k
b e rt uan
n g n y a a g a k o v membuatku berj s a m p ai
ra asih alam ,
mang o karang m terlalu d
Aku me g s ampai se uatu kupikirkan u t m e m ik an
ir k a n
k k u y a n s e s g it u ta k n
b u ru ega la ku b e i pen u ru
sinya. S w a ti r. A engalam
mengata u s tr e s d a n k h a ruh d u n ia m
b etul te rg a n g gu.
b u a tk ji k a s e lu n b e tu l-
mem rjadi idupa l itu.
g akan te luruh aspek keh it memikirkan ha
apa yan a n a s e a i s a k
aktivitas
, di m samp angan
ku bisa ta k a n “j
n g , kepala n g a
Terk a d a ri in i m e p i u n tu k
k u pagi ha e n g a r, te ta
un g a n ri n g k u d berbicara
a y a t re n udah se ayat itu
N a m u n , Ay a t te rs e b u t s ya. Seolah-olah k h a w a ti
r dan
ti r. ” a -n rl a lu
kha w a sa rh e m ti d a k te keadaan
in i b e gitu tera a ja k k u u n tu k T u h an tahu Ia
ha ri me n g uha n . ng akan
p a d a k u , u a n y a k e p a d a T canakan apa ya .
khusus an sem h mere n a kepa d a -N y a
y e ra h k n s u d a p e rc a y
men adi da yalah
dang terj u kulakukan han ya.
yang se p e rl e rt i it u ,
lakukan.
Yang
im a n y a n g s e p a Tu h a n
ik i hw
lu m e m il im a n i b a g terbaik.
m o g a a k u s e la a Tu h a n , m e n g k a n y a n
e u
D ia ry, s a k a n d ir i k e p a d dan akan melak
ay ng terjad
i
M e m e rc i apa ya
g e ta h u
men

56
Senin, 16 Agustus 2021

Miskin, tetapi Bahagia


Lukas 6:20

“Berbahagialah, hai kamu


yang miskin, karena kamulah
yang empunya Kerajaan Awal Januari 2019, hadir film Indonesia dengan
Allah.” judul Orang Kaya Baru. Film itu menceritakan
(Lukas 6:20) tentang keluarga yang dulunya selalu hidup miskin
dan menderita, tetapi setelah sang ayah meninggal,
mereka mendapat warisan yang banyak sehingga
mereka menjadi orang kaya baru. Menjadi orang
kaya tentu sangat enak; rumah, mobil, baju, dan
lain-lain dapat dibeli dengan mudah. Namun, apa
yang dianggap enak tak selamanya baik. Dalam
film itu akhirnya mereka menyadari bahwa ada
yang hilang dalam keluarga mereka, misalnya kebersamaan di meja makan. Walaupun
makan apa adanya, mereka tetap bisa bersyukur dan tetap rukun. Sejak mereka kaya,
mereka kehilangan hal itu.
Itu adalah satu kisah menyedihkan yang ada di film tersebut. Namun demikian,
kita bisa belajar bahwa kondisi miskin tak selamanya selalu menderita, begitu juga
sebaliknya, kondisi kaya tak selamanya selalu enak. Oleh karena itu, Yesus memberi
penghiburan kepada orang miskin bahwa mereka justru yang memiliki Kerajaan Allah.
Lho, kok bisa? Karena hanya orang miskinlah yang memiliki cara pikir meminta belas
kasihan, dalam hal ini meminta belas kasih kepada Allah. Orang miskin jarang sombong
(walaupun tetap ada juga), tetapi orang kaya lebih banyak yang sombong. Orang
yang sombong biasanya tidak butuh Tuhan karena mereka merasa bisa melakukan
semuanya sendiri.
Best Teens, Yesus tidak mengatakan agar orang Kristen jadi miskin. Bukan itu
poin pentingnya, tetapi lebih kepada orang-orang yang memiliki pengharapan kepada
Allah Bapa yang memberi berkat dan kehidupan. Yesus mengatakan bahwa orang-
orang miskin itulah yang pada akhirnya kaya akan pengharapan kepada Allah, karena
hanya Dialah sumber berkat dan kehidupan. Bukankah kemudian orang bisa berdoa,
“Ya Bapa, berikanlah kami hari ini, makanan kami yang secukupnya”?

57
Selasa, 17 Agustus 2021

Kaya dan Baik Hati


Lukas 8:1-3

Perempuan-perempuan ini
melayani rombongan itu
dengan kekayaan mereka. Banyak orang Kristen mengira bahwa Yesus selalu
memihak kepada orang miskin, lemah, janda,
(Lukas 8:3)
dan yang sakit. Memang dapat dikatakan bahwa
Kerajaan Allah ditujukan kepada mereka, tetapi
tentu bukan hanya itu saja. Walaupun pengikut
Yesus adalah orang-orang yang rata-rata miskin,
seperti nelayan, tapi ada juga pengikut yang kaya,
bahkan melalui kekayaannya mereka melayani
Tuhan dengan sukacita. Siapakah mereka itu?
Dalam bacaan kita hari ini, ada banyak
perempuan kaya yang menjadi pengikut Yesus. Satu di antaranya adalah Yohana
istri Khuza, bendahara Herodes. Apabila melihat tradisi pada zaman Yesus,
dapat dikatakan jabatan bendahara adalah jabatan tinggi negara. Itu sama halnya
seperti menteri keuangan yang mengatur pemasukan dan pengeluaran negara.
Orang yang menjabat sebagai bendahara, selain gajinya besar, dia juga dipercaya
banyak pihak, dihormati dan aksesnya bisa ke mana saja. Tentu saja orang yang
menjadi bendahara Herodes sangatlah kaya raya dan berlimpah. Walaupun kaya,
Yohana tetap baik hati. Yohana tidak menyombongkan diri dan justru memiliki
hati yang baik. Dia mau melayani rombongan Yesus untuk mewartakan Kerajaan
Allah. Itu adalah sesuatu yang jarang terjadi, maka tidak heran kalau Yesus juga
mengasihi mereka.
Best Teens, walaupun nama perempuan-perempuan itu jarang dibicarakan,
tetapi peranan mereka sangat luar biasa. Mereka bisa diibaratkan seperti garam.
Garam bisa larut dan tidak kelihatan apabila dimasukkan ke dalam masakan.
Walaupun tidak terlihat, garam memberi rasa dan memengaruhi semua masakan
yang ada. Bukankah kita juga ingin menjadi garam dalam pelayanan Kristus?
Tidak perlu terlihat, tetapi ada serta berdampak. Kita bisa melayani Kristus dengan
harta kita, kekuatan kita, pikiran kita, dan seluruh hidup kita.

58
Rabu, 18 Agustus 2021

Siapa yang
Diundang?
Lukas 14:12-14
“Dan engkau akan
berbahagia, karena mereka
tidak mempunyai apa- Kamu mungkin pernah merayakan ulang tahunmu
apa untuk membalasnya dengan mengundang teman-teman untuk merayakan
kepadamu.”
dan makan bersama. Biasanya, kita merayakan
(Lukas 14:14) sesuatu hanya dengan orang-orang yang kita kenal.
Harapannya dengan mengundang mereka, maka
mereka makin kenal dan dekat dengan kita, apalagi
kadang kita mengundang agar kita mendapat kado
atau sesuatu dari mereka. Tentu itu tidaklah salah.
Merayakan ulang tahun dengan orang-orang yang
kita kenal, lalu mengajak mereka makan bersama
adalah wajar. Namun, jelas beda sekali maknanya apabila yang diundang orang-
orang yang tidak kita kenal, khususnya yang tidak mampu memberi kado atau tidak
mampu untuk sekadar makan. Apa bedanya? Mari kita belajar dari Yesus.
Yesus mengajar orang yang mengundang-Nya dengan mengatakan, “Apabila
engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat,
orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.” Mengapa Yesus berkata demikian?
Yesus hendak mengajarkan bagaimana nilai kebahagiaan yang sesungguhnya.
Kebahagiaan sejati bukanlah saat menerima hadiah atau saat menerima sesuatu dari
teman-teman yang kita undang dalam perjamuan. Namun, sebaliknya, kebahagiaan
yang sejati justru ketika memberi sesuatu kepada orang yang tidak memilikinya.
Yesus mengatakan kebahagiaan terjadi saat orang yang diundang tidak bisa memberi
apa pun kepada kita. Dengan demikian, mereka akan selalu ingat dan menghargai
setiap pemberian kita. Itulah inti dari pengajaran Yesus.
Best Teens, mulailah belajar menghargai kehidupan dengan melibatkan
orang-orang yang miskin atau orang cacat, sehingga hidupmu akan memberikan
kegembiraan bagi mereka. Selain itu, kamu akan mengalami sukacita yang tidak
dapat digantikan dengan barang apa pun, karena kamu memberi sesuatu yang
sulit dibalas oleh mereka.

59
Kamis, 19 Agustus 2021

Kristen Nasionalis
Roma 13:1-7

Tiap-tiap orang harus takluk


kepada pemerintah ... sebab
tidak ada pemerintah, yang
tidak berasal dari Allah .... Banyak orang mengira bahwa menjadi Kristen
berarti tidak menjadi nasionalis. Mengapa? Karena
(Roma 13:1) banyak orang berpikir untuk apa taat kepada
negara, toh harusnya kita taat kepada Tuhan.
Bukankah Tuhan yang seharusnya dijunjung tinggi
melebihi yang lainnya? Tentu pendapat tersebut
benar. Namun, taat kepada Allah bukan berarti
menolak negara, sebaliknya menerima negara
bukan berarti menolak Tuhan. Kita bisa menjadi
seorang Kristen yang taat kepada Tuhan sekaligus
menjadi warga negara yang baik.
Pada saat di Roma, Rasul Paulus sudah sangat tua. Fisiknya tak lagi kuat.
Kendati demikian, pemikiran Paulus tetap jernih dan matang, hasil tempaan rupa-rupa
pengalaman. Paulus memberi pengajaran kepada jemaat Roma agar mereka menjadi
seorang Kristen yang baik sekaligus juga mencintai negara. Karena bagi Paulus,
tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Tuhan. Justru jika pemerintah itu dalam
perjalanannya menyimpang, orang Kristen wajib ikut berusaha untuk mengarahkan
kehidupan pemerintah menjadi baik. Apabila pemerintahan baik, maka rakyat juga
sejahtera. Itulah panggilan orang Kristen di Roma pada saat itu.
Best Teens, sebagai seorang Kristen, kita juga harus memiliki jiwa nasionalis.
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran, tapi juga ikut membangun
kehidupan negara dengan baik, menurut peranan masing-masing. Sebagai seorang
pelajar, ada banyak sikap yang bisa kita lakukan untuk membangun nasionalisme kita,
misalnya tidak gampang diadu atau mengadu domba atas nama agama, suku, atau
sosial. Belajar tetap sopan santun dengan orang yang lebih tua. Menjadi murid-murid
yang baik dan menunjukkan kasih Tuhan, sehingga menjadi teladan bagi teman-teman
maupun guru-guru di sekolah. Selamat menjadi seorang pengikut Kristus yang taat
sekaligus mencintai bangsa Indonesia, ya!

60
Jumat, 20 Agustus 2021

Iman tanpa
Perbuatan: Mati
Yakobus 2:14-26
Demikian juga halnya
dengan iman: Jika iman itu
tidak disertai perbuatan,
maka iman itu pada
Suatu kali dalam pertandingan basket, Abdul
hakekatnya adalah mati. dan Andre menjadi satu tim. Kedua orang
itu dijuluki “Tiki-Taka” karena mereka selalu
(Yakobus 2:17)
kompak dan sangat hebat. Namun, saat itu
mereka tidak bisa bekerja sama dengan baik.
Alasannya sederhana: beberapa hari sebelumnya
mereka bersitegang karena bicara soal agama.
Wajar, Abdul seorang Islam, sedangkan Andre
seorang Kristen. Satu babak pertandingan basket
berjalan, belum ada kerja sama yang baik di
antara mereka. Memasuki babak kedua, tiba-tiba Abdul ditendang oleh lawan
mereka. Melihat hal itu, sontak Andre langsung mengadang dan menegur lawan
mereka. Tak lama berselang, Andre mengulurkan tangan kepada Abdul untuk
membantunya berdiri. Pada saat mengulurkan tangan, keduanya saling bertatap
mata dan seakan-akan ada sesuatu yang mereka simpan. Pada akhirnya, Abdul
mau menerima uluran tangan Andre. Mereka pun memenangkan pertandingan
dan berdamai kembali.
Kisah tersebut menggambarkan sesuatu yang penting; orang bisa membenci
karena agama, padahal sebelumnya adalah sahabat karib. Bagaimana Kitab
Suci merespons hal seperti itu? Yakobus memberi pandangan bahwa iman tidak
boleh hanya berhenti pada pikiran lalu diperdebatkan. Iman haruslah menjadi
tindakan dan perbuatan. Karena orang bisa beriman, bisa sangat saleh, bisa
sangat luar biasa berdoa, bisa mati-matian mempertahankan ajaran agamanya,
tetapi kalau pada akhirnya membenci, maka iman itu mati. Iman bisa hidup
kalau dia berbuat, entah itu mengampuni, menolong, bertoleransi, dan lain-lain.
Best Teens, menjaga iman agar tetap menjadi perbuatan sangat penting.
Makin kita berbuat dan melakukan sesuatu, maka makin hidup iman yang kita
pelihara. Selamat berjuang dalam iman dan perbuatan!

61
Sabtu, 21 Agustus 2021

Bingky Irawan
dan Gus Dur
Yohanes 15:9-17
“Tidak ada kasih yang lebih
besar dari pada kasih seorang
yang memberikan nyawanya
untuk sahabat-sahabatnya.” Di kalangan senior aktivis keberagaman, ketika
(Yohanes 15:13) bercerita tentang Gus Dur, Presiden ke-4
Indonesia, biasanya juga dikaitkan dengan
Bingky Irawan. Bahkan, beberapa media massa
sempat mencatat bahwa “di mana ada Gus Dur,
di sana pasti ada Bingky Irawan.” Siapakah
Bingky Irawan itu? Dia disebut sebagai salah
satu tokoh penting di balik sejarah agama
Konghucu bisa diakui sebagai salah satu agama
di Indonesia. Bingky Irawan adalah salah satu
anggota Matakin (Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia) sekaligus rohaniwan
Konghucu. Alih-alih sering disebut sebagai tokoh Konghucu, Bingky Irawan jauh
lebih sering disebut sebagai sahabat Gus Dur. Persahabatan mereka bukanlah
persahabatan politik. Sebelum Gus Dur menjadi seorang Presiden, Gus Dur
dan Bingky Irawan adalah sahabat baik. Dalam sebuah acara haul Gus Dur di
Sidoarjo, Jawa Timur, Bingky mengatakan, “Dalam kenangan saya, Gus Dur
adalah teman yang baik. Dia rela memberikan nyawanya untuk bangsa Indonesia,
karena dia mencintai Indonesia.”
Dalam kisah itu, kita dapat belajar tentang persahabatan yang berdampak
besar. Sama seperti Yesus, bahwa persahabatan bukan hanya memberi pakaian
saat telanjang, memberi makan saat lapar, memberi tumpangan saat tidak ada
tempat, melainkan juga memberikan nyawa bagi para sahabat. Dia rela mati
karena mengasihi kita.
Best Teens, sebagai seorang Kristen, kamu punya kesempatan besar untuk
memberi kesaksian perihal hidup bersahabat yang benar; saat kamu berani
bersahabat dengan yang berbeda dan menunjukkan persahabatan yang baik.
Sehingga, bukan tidak mungkin kamu menjadi salah satu influencer bagi banyak
orang, bahkan menginspirasi seperti Gus Dur dan Bingky Irawan.

62
Minggu, 22 Agustus 2021

n. Tetapi,
ry... d i d aerah huta semua
Dear Dia kas in y a mi
gereja. Lo kur bisa mengala mp ini.
m en g ik uti camp b e rs yu e la lu i ca
ak u agia da n bagiku m
Suatu kali, g a t ba h a u b e ri
aku san yang Tuh
an m
uniknya, apat apa , dan lainn
ya
itu, dem i m e n d
h , s h a ri n g, games r bah w a
s aat tedu A ku bela ja
g ia ta n: a k ha l. n tu k
gai ke n bany iatif u
m i m e m ulai berba buatku belajar aka a da y a n g berinis
a da lah
Ka em arus anku
ar-benar m nan, memang h man-tem li
yang ben pertem a b elajar b a h w a te
d a bany a k s e k a
s u a tu lu . A k u a h w a a u n i,
dalam dahu lajar b ngamp
rin te ra ksi terlebih m Kristus. Aku be t. Aku belajar me be laja r
be dala adge dan
besar di erlukan g a n Tuhan,
keluarga d a k m e m sik u d e n g
an yang ti komunika a Tuhan.
kesenang eriksa relasi dan y a k epad
em u h n u
belajar m percayaan sepen alnya, ak
menaruh
ke e n a k b adan. Aw badanku
ak an
erasa tid muntah d
u a c a m p, aku m aku terus-menerus anjurkan agar aku
e d irny a men g n.
Di hari k ampai akh kak pembimbing ngah huta
ikannya s a alan di te
mengaba . Saat itu, kakak-k a kami h a ru s b e rj
ku mera s a h a ru s
p a n a s d i m a n a da n , a
mulai i malam k enak b
gikuti ses upun tida
tidak men tidak peduli. Wala n g .
ku at penti
Namun, a esi itu pasti sang hutan ge
lap
ikut karen
as
rja la n m enelusuri p a t ja tuh
. Kami b e i. Aku se m
itu a p
ngikuti s e s i pa k o re k kali tuk
u n
a , aku me d an bebera berhenti beberapa
A kh irn y al s a tu lilin ku ata dalam
ngan bek sampai a terus berk
hanya de li di batu menurun berat. Namun, aku aikan sesi ini.
beberapa
ka sangat enyeles
ka re n a kepalaku i dan aku harus m
istirahat, ada di sin bali
a Tuhan rkan kem
hati bahw a re n a a ku disada n padaku.
ku, k kuata
embantu erikan ke ngan,
u , s es i itu paling m aku, Tuhan memb ti se mua rinta
M e n uru tk m e n ja g m e le w a
an isa
han ada d ya, aku b iriku sendiri.
bahwa Tu rsama dengan-N a d a la h d
be tersebu t
Saat aku ta n ga n
etika rin
bahkan k

63
Senin, 23 Agustus 2021

Gus Dur dan Natal


1 Petrus 3:18-22

Sebab juga Kristus telah mati


sekali untuk segala dosa kita,
Ia yang benar untuk orang-
orang yang tidak benar .... Suatu kali, Presiden Indonesia ke-4, Gus Dur,
memberi sambutan Natal. Beliau berkata, “Mestinya
(1 Petrus 3:18)
yang merayakan Natal bukan hanya umat Kristen
saja, melainkan juga umat Islam dan umat lainnya,
bahkan seluruh umat manusia. Mengapa bisa
begitu? Karena Yesus Kristus atau Isa Almasih
adalah Juruselamat seluruh umat manusia, bukan
Juruselamat umat Kristen saja.” Gus Dur dalam
pidatonya pada 27 Desember 1999 mencelikkan
banyak orang untuk pentingnya hidup bertoleransi
dan tidak hidup dalam keegoisannya sendiri. Yesus adalah Juruselamat manusia, bukan
Juruselamat orang Kristen saja.
Petrus pernah berhadapan dengan orang-orang non-Yahudi yang dianggap orang
tidak benar. Namun, kemudian Petrus menulis suratnya dan menggambarkan bahwa
Yesus mati bukan hanya untuk orang yang benar, melainkan juga untuk orang yang tidak
benar. Kita semua orang berdosa; justru kita berdosa maka Yesus menyelamatkan kita,
karena kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri. Sejak saat itulah kita bisa berkata
bahwa Yesus Juruselamat manusia. Dia hadir untuk semua orang. Maka, selayaknya
kita memperkenalkan Tuhan kepada semua orang, termasuk juga mengundang acara
Natal bersama yang beda agama, walaupun tidak mudah.
Best Teens, hidup beragama di Indonesia memang sering menjadi polemik. Atribut
Natal saja bisa dipersoalkan oleh kelompok-kelompok agama tertentu. Bagaimana
mungkin kita mengundang mereka? Nah, sekadar info, memang ada orang-orang di
luar agama Kristen yang tidak suka dengan kita, tetapi kita juga harus tahu bahwa ada
juga orang-orang yang moderat seperti Gus Dur. Mereka bisa menerima perbedaan,
memperjuangkan toleransi berbangsa, dan juga mau hadir dalam acara-acara Natal
umat Kristen. Di sinilah kita perlu melatih diri dan dapat membedakan mana yang
moderat dan yang fanatik atau garis keras, serta merasakan pengalaman bersama.

64
Selasa, 24 Agustus 2021

Inti Sabat
Lukas 13:10-17

Lalu Ia meletakkan tangan-


Nya atas perempuan
itu, dan seketika itu juga
berdirilah perempuan itu, dan Bagi umat Yahudi, Sabat selalu dimulai pada hari
memuliakan Allah. Jumat, 15 menit sebelum matahari terbenam.
(Lukas 13:13) Biasanya, Sabat dimulai oleh para ibu yang
menyalakan dua lilin. Lilin tersebut untuk mengenang
bagaimana Allah menuntun mereka keluar dari
perbudakan Mesir dan mengingat kebaikan
Tuhan yang memelihara mereka. Setelah para
ibu menyalakan dua lilin, para ayah akan menaruh
tangan mereka di atas kepala anak-anak untuk
memberkati dan mendoakan mereka. Kemudian,
anak-anak akan bertanya apa maksud semuanya itu. Para ayah lalu menceritakan
kebaikan Tuhan sambil menikmati makanan yang sudah disiapkan oleh para ibu.
Setelah Sabat di rumah selesai, keesokan harinya Sabat dirayakan di rumah Tuhan
bersama banyak orang. Jadi, Sabat selalu mengarah pada hari Sabtu; Sabat dirayakan
bersama banyak orang di hari Sabtu, walaupun sudah dimulai dalam keluarga pada
hari Jumat.
Inti dari Sabat sebenarnya adalah bicara tentang kebaikan Tuhan kepada
manusia, terutama yang dialami bangsa Israel. Kebaikan Tuhan itulah yang kemudian
dirayakan dan dihayati bersama dalam Sabat. Namun, lambat laun banyak ahli Taurat
dan Farisi hanya terjebak pada hukum “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat,” yang
diartikan dengan tidak boleh bekerja sekecil apa pun. Padahal, spirit dari Sabat
adalah merayakan cinta kasih Tuhan kepada umat-Nya. Oleh karena itu, Yesus
tetap menyembuhkan orang, walaupun pada hari Sabat. Bagi Yesus, lebih penting
merayakan kesembuhan dan melihat orang memuliakan Allah ketimbang sibuk tidak
boleh ini dan itu karena banyaknya aturan.
Best Teens, ingatlah hal penting ini, jangan sampai kemanusiaan tertunda
karena urusan agama. Kemanusiaan lebih besar dari sekadar urusan agama, karena
kemanusiaan adalah alamat dari cinta Allah. Itulah inti dari merayakan Sabat yang sejati.

65
Rabu, 25 Agustus 2021

Eka Darmaputera
Matius 10:16-32

“Lihat, Aku mengutus kamu


seperti domba ke tengah-
tengah serigala, sebab itu
hendaklah kamu cerdik Salah satu sosok pendeta GKI yang hebat bahkan
seperti ular dan tulus seperti dikenal sebagai tokoh bangsa adalah Pdt. Eka
merpati.”
Darmaputera. Semasa hidup, beliau mendedikasikan
(Matius 10:16) dirinya untuk melayani jemaat dan banyak orang.
Bahkan, tak jarang sebagai pembicara skala
nasional, Pdt. Eka Darmaputera memperjuangkan
nilai-nilai Kristen yang memiliki daya rangkul yang
besar. Tidak heran pemikiran dan pandangannya
menginspirasi banyak orang. Bahkan, di tengah
sakit yang sedang dideritanya, Pdt. Eka tetap
menunjukkan semangat untuk menyuarakan nilai-nilai Kristen bagi banyak orang. Salah
satu buku yang ditulisnya, “Beragama dengan Akal Sehat” cukup jelas menggambarkan
nilai-nilai Kristus yang dihidupi Pdt. Eka. Walaupun tak dapat dimungkiri, orang yang
tidak suka dengannya juga sangat banyak.
Yesus mengutus para murid dengan memberi perumpamaan tentang domba
di tengah serigala. Itu tentu tidak mudah. Bukan hanya mempertaruhkan harga
diri, melainkan juga mempertaruhkan nyawa. Oleh karena itu, agar bisa survive di
tengah serigala dunia, Yesus mengajarkan pengikut-Nya untuk cerdik dan tulus.
Cerdik harus dimiliki oleh setiap murid agar bisa kreatif dan selalu menemukan
jalan keluar. Sebaliknya, ketulusan harus tetap menjadi identitas Kristen agar
tetap menjadi terang dan garam di mana pun berada. Keduanya harus selalu
dimiliki, tidak boleh hanya salah satu saja. Cerdik tanpa ketulusan jadinya licik.
Sebaliknya, tulus tanpa kecerdikan jadinya adalah kebodohan. Oleh karena itu,
harus cerdik dan tulus.
Best Teens, Pdt. Eka Darmaputera mengajarkan nilai-nilai seorang Kristen yang
baik, juga negarawan yang baik. Dia cerdik sekaligus tulus. Demikian seharusnya,
sifat cerdik dan tulus harus dimiliki setiap murid Kristus. Begitu juga kamu, mulailah
biasakan hidup cerdik dan tulus agar kamu bisa bertahan di tengah kehidupan ini.

66
Kamis, 26 Agustus 2021

Yesus dan Nikodemus


Yohanes 3:1-21

“... tetapi barangsiapa


melakukan yang benar, ia
datang kepada terang ....” Banyak orang Kristen melihat bahwa relasi
antara orang Farisi dan Yesus selalu diidentikkan
(Yohanes 3:21)
bermusuhan. Itu mirip seperti orang Kristen dengan
orang Islam, selalu dilihat dengan konotasi tidak
bisa akur atau tidak bisa duduk bersama. Ibarat
film kartun, mirip Tom and Jerry. Padahal, tidak
selalu demikian. Dalam Kitab Suci, ada kisah yang
menarik, yaitu seorang Farisi bernama Nikodemus
mendatangi Yesus dan malah berbincang-bincang.
Nikodemus sadar bahwa posisi sebagai seorang
Farisi di mana mayoritas kelompoknya memusuhi Yesus, akan menjadi ancaman
tersendiri. Walaupun demikian, hal itu tak mengurungkan niat Nikodemus untuk
mencari kebenaran dan belajar kepada Yesus.
Tampaknya kisah itu adalah kisah yang langka. Pertemuan Yesus dengan
Nikodemus itu perjumpaan yang unik dan penuh makna. Walaupun mereka berbeda,
keduanya bisa bercakap-cakap dan bahkan bertanya jawab. Apalagi, tanya jawab
mereka seputar Anak Allah yang diutus ke dunia. Tentu topik itu bukan topik yang
ringan dan remeh-temeh. Topik itu serius dan sangat penting. Oleh karena itu,
pertemuan keduanya bukan hanya sebagai simbol perjumpaan iman, melainkan juga
pertemuan kehidupan di antara orang yang berbeda.
Best Teens, Yesus memang sering dimusuhi oleh orang Farisi, tetapi Yesus pun
paham bahwa tidak semua orang Farisi memusuhi-Nya. Ada juga orang Farisi yang
baik dan bahkan belajar kepada Yesus. Begitu juga dengan konteks Indonesia. Tak
semua orang di luar agama Kristen membenci orang Kristen. Ada juga orang-orang
Islam yang baik dan bahkan mau belajar tentang iman Kristen. Maka, mulai sekarang
kamu tidak boleh punya pikiran bahwa semua orang Islam atau orang yang beda
agama pasti membenci orang Kristen. Kamu harus belajar menerima perbedaan agar
bisa berdiskusi, saling berbagi pengetahuan, dan makin berhikmat.

67
Jumat, 27 Agustus 2021

Pahlawan yang
Berkorban
Markus 10:35-45
“Karena Anak Manusia juga
datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani
dan untuk memberikan Banyak remaja Kristen tidak kenal dengan nama
nyawa-Nya menjadi tebusan Riyanto. Siapakah dia? Apakah orang terkenal?
bagi banyak orang.”
Apakah seorang yang sangat dihormati? Ataukah
(Markus 10:45) youtuber terkenal? Tentu tidak! Riyanto adalah
anggota Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul
Ulama (Banser NU) yang tewas karena ledakan
bom saat menyelamatkan Gereja Eben Haezer
di Mojokerto dari percobaan peledakan pada
malam 24 Desember 2000. Sejak peristiwa
itulah dia disebut seorang pahlawan, walaupun
sering dilupakan. Namun demikian, setiap tahun beberapa orang lintas iman di
Mojokerto selalu doa bersama mengenang kematian Riyanto bersama dengan
haul Gus Dur yang jatuh pada bulan Desember juga.
Riyanto adalah salah seorang yang rela mempertaruhkan nyawa untuk orang
lain. Yesus juga rela mati untuk manusia. Dia turun dari Surga mau menebus
dosa manusia dan mati untuk manusia. Sungguh pengurbanan yang sangat
besar. Hal itu tentunya bukan dalam kerangka membandingkan Riyanto dengan
Yesus. Namun, sudahkah kita belajar memberi diri, melayani, dan membantu
orang lain bahkan yang berbeda agama?
Best Teens, Yesus mau mati untuk setiap orang yang berdosa seperti kita.
Kita adalah milik-Nya. Maka, selayaknya kita juga mau dipakai oleh Tuhan
untuk memuliakan nama-Nya. Jika orang di luar Kristen saja berani untuk
memberikan nyawanya bagi orang lain, masakan kita tidak berani. Harusnya
kita mau dan bisa berkorban bagi orang lain. Mulai dari hal yang terkecil, baik
tenaga, pikiran, dana, maupun sampai yang terbesar, yaitu nyawa kita. Siapa
yang rela berkorban, dialah yang disebut pahlawan. Setiap hari baru yang Tuhan
berikan kepada kita adalah kesempatan untuk berkorban dan menjadi berkat.
Pakailah kesempatan itu!

68
Sabtu, 28 Agustus 2021

Firman Menjadi
Manusia
Yohanes 1:1-18

Firman itu telah menjadi


manusia, dan diam Apakah Best Teens pernah pernah mendapat
di antara kita ....
pertanyaan, apa sih bedanya agama Yahudi, Kristen,
(Yohanes 1:14) dan Islam? Bukankah ketiga agama itu sama dari
agama Abrahamik? Benar! Sejarah mengatakan bahwa
ketiga agama itu memang lahir dari iman percaya
Bapa Abraham. Walaupun ada kesamaannya, tetap
saja ada perbedaannya. Begitu juga walaupun dicari
perbedaannya, tetap saja ada juga persamaannya.
Tidak semua sama, tetapi juga tidak seluruhnya
berbeda. Lantas bagaimana membedakannya?
Agama Yahudi menghayati Allah bisa hadir dalam alam semesta. Allah bisa
hadir dalam wujud yang bermacam-macam, bisa angin sepoi, tiang awan, tiang api,
dan lain-lain. Dalam Kitab Perjanjian Lama, Allah dikenal dengan banyak bentuk.
Berbeda dengan Islam, yang Ilahi itu turun dalam wahyu kepada Nabi Muhammad.
Setiap wahyu diturunkan, wahyu itu dituliskan hingga jadilah Al-Quran. Sedangkan
di Kristen, Allah hadir dalam rupa sebagai manusia, yaitu dalam diri Yesus, melalui
Maria. Dalam Kekristenan, Allah mengambil wujud dalam bentuk ciptaan yang
paling sempurna, yaitu manusia. Yohanes menjelaskan bagaimana Firman itu telah
menjadi manusia dan tinggal bersama-sama dengan kita. Apa artinya? Yohanes mau
menyuarakan bahwa dalam Kekristenan, Allah mengambil rupa dalam wujud ciptaan
paling sempurna, yaitu manusia, tentunya ini melebihi angin sepoi, tiang awan, tiang
api, atau tulisan.
Best Teens, dari situ kita bisa belajar bahwa ketiga agama itu memiliki kekhasan
masing-masing. Namun, kekhasan Kristen yang tidak bisa ditolak adalah tentang
kemanusiaan. Karena firman Allah telah menjadi manusia, maka tidak mengherankan
apabila ajaran Yesus selalu fokus kepada manusia. Nah, bukankah dengan demikian
kita punya alasan kuat untuk mengasihi sesama manusia, termasuk yang berbeda
agama? Bukankah kita bisa belajar bahwa kita juga satu tubuh dalam sejarah agama?

69
Minggu, 29 Agustus 2021

70
Senin, 30 Agustus 2021

Gus Dur dan Ahok


Roma 15:1-6

Kita, yang kuat, wajib


menanggung kelemahan
orang yang tidak kuat .... Hampir semua orang Indonesia kenal dengan
seorang bernama Ahok. Secara kinerja memang
(Roma 15:1)
tidak bisa diragukan lagi. Jujur, tegas, bahkan
kesan kasar lekat pada dirinya. Ahok memang
memiliki kualitas dan kompetensi yang hebat,
ditambah lagi tidak mau berkompromi dengan
korupsi membuatnya cukup disegani bahkan
ditakuti. Di balik nama besar yang dia sandang
saat itu, Ahok juga pernah memiliki cerita yang pilu.
Dulu, pada waktu mencalonkan diri menjadi bupati
Bangka Belitung, ia sempat dicurangi dan coba digagalkan oleh lawan politiknya. Dia
melewati jalan terjal dan bahkan jalan buntu dalam karier politiknya. Hingga suatu
kali, Gus Dur datang untuk mendoakan Ahok agar dapat menjadi bupati, bahkan
menjadi gubernur, lebih-lebih didoakan menjadi presiden. Gus Dur berkata, “Siapa
bilang orang keturunan Tionghoa tidak bisa jadi bupati, gubernur saja bisa. Apalagi,
menjadi presiden.”
Gus Dur mengajarkan nilai-nilai Kristus seperti yang dicatat oleh Rasul Paulus
bahwa yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat. Memang konteks
saat itu adalah soal orang yang kaya dan orang miskin. Orang kaya ikut menanggung
orang miskin agar orang miskin tetap bisa merasakan berkat Tuhan. Namun, “kuat”
bukan hanya soal harta, bisa juga soal kuasa, pengaruh, dan lain-lain. Ketika Rasul
Paulus makin tua, makin bijaksana dalam berkata-kata, maka tidak heran pembelaannya
pun juga besar.
Ketika Gus Dur makin tua, dia makin kuat dan berpengaruh, sehingga akhirnya dia
mau menanggung yang lemah seperti Ahok. Ahok bukan hanya lemah secara politik
karena dicurangi, melainkan juga lemah karena menganut agama “minoritas.” Best Teens,
belajarlah merangkul yang lemah dan minoritas, baik karena status sosial, kuasa, atau
pengaruh. Dengan demikian, kamu yang kuat bisa menjadi berkat bagi yang lemah.

71
Selasa, 31 Agustus 2021

Syukur
Bangsa-bangsa
Mazmur 67
... supaya jalan-Mu dikenal di
bumi, dan keselamatan-Mu
di antara segala bangsa. Banyak orang Kristen mengira bahwa Allah hanya
menyelamatkan bangsa Israel. Alasannya sederhana:
(Mazmur 67:3)
karena Israel adalah bangsa pilihan Allah. Namun,
yang menjadi pertanyaan adalah apakah karena
Allah memilih Israel menjadi bangsa pilihan, dengan
demikian bangsa-bangsa lain tidak selamat?
Tentu tidak! Sejarah Kitab Suci sebenarnya ingin
menunjukkan bahwa pemilihan bangsa Israel menjadi
bangsa pilihan adalah agar dari Israel keselamatan
bangsa-bangsa terjadi. Melalui Israel, bangsa-
bangsa lain juga melihat kebesaran dan kemuliaan Allah. Secara sederhana, Israel
dipillih agar semua bangsa mengenal dan dapat bersyukur kepada Allah.
Oleh karena itu, penulis Kitab Mazmur melukiskan bahwa bangsa-bangsa dapat
mengucap syukur karena kebesaran dan kesetiaan Allah. Pemazmur menceritakan
bahwa Allah juga ada untuk bangsa-bangsa lain, bukan hanya untuk Israel. Namun,
sering kali diungkapkan dalam teks Kitab Suci, Israel tidak pernah menyadari
peranannya yang besar untuk keselamatan bangsa-bangsa. Bangsa Israel terlalu
egois dan mementingkan dirinya sendiri. Pola pikir seperti itu juga sering merasuki
orang Kristen: hanya mereka yang dipilih dan selamat. Padahal, tidak demikian. Hal
dipilih, dikhususkan dan diutus, sesungguhnya dalam rangka misi, yakni menjadi
perpanjangan tangan Allah untuk berkarya. Melalui orang-orang terpilih, keselamatan
disampaikan kepada bangsa-bangsa.
Best Teens, mulai sekarang sadarilah bahwa dalam diri kamu, Allah menaruh
sesuatu yang baik untuk karya dan kebaikan yang besar. Percayalah, kamu dipilih
untuk sesuatu yang besar, bukan hanya untuk diri kamu sendiri, keluarga, atau gereja,
melainkan juga untuk orang lain, beragama lain, bahkan juga berbangsa lain. Di situlah
kita bisa memahami bahwa Tuhan turut bekerja dalam diri kita untuk mendatangkan
kebaikan bagi banyak orang. Selamat menjadi perpanjangan tangan Tuhan!

72

Anda mungkin juga menyukai