Ringgas ma ho tondingku mamuji Debatantai. Ai diparmudumudu ho unang halupahon i. Disesa do dosamu, didaoni sahitmi, diudut do hosamu, diburi tondimi. Huhut diapulapul roham na marsak i; Asa tung lam humibul mingot uhum-Na i. 2. Doa Pembuka 3. Nas Renungan: 2 Timotius 1:1-12 Tuhan Mendengar Seruan Umat-Nya Stephen Hawking pernah berkata “Betapapun buruknya kehidupan, selalu ada sesuatu yang dapat Anda lakukan dan berhasil. Di mana ada kehidupan di sana ada harapan." Orang Kristen tidak kebal dari penderitaan, termasuk juga rohaniwan. Kekristenan tidak menjamin umat Allah akan kebal dan bebas dari penderitaan. Sebaliknya, kekristenan mengajarkan kekuatan yang kita miliki sebagai anak-anak Allah untuk menanggung penderitaan yang Ia izinkan terjadi di dalam hidup kita. Semua kita pernah takut, dan rasa takut itu adalah hal yang normal dan wajar jika itu hanya merupakan respon sesaat. Ketakutan itu hal yang normal jika hanya pada tahap kejutan sesaat, namun ketika ketakutan itu berkepanjangan yang membuat kita stress, putus asa, hilang harapan dan keragu-raguan yang menghentikan langkah kita untuk maju, ketakutan yang seperti inilah yang tidak seharusnya ada pada diri umat yang percaya. Mengawali suratnya yang kedua kepada Timotius, pertama-tama Paulus menyampaikan salam kasihnya kepada Timotius Ay. 1-2, anak rohani yang dikasihinya. Paulus menyebutkan kehendak Allah yang telah menjadikannya sebagai pemberita janji tentang hidup dalam Kristus Yesus. Kesadaran akan kehendak Allah ini memampukan Paulus untuk mengucap syukur kepada-Nya karena keberadaan Timotius dalam pelayanannya Ay. 3-5. Paulus tahu, pelayanan Timotius di Efesus tidak mudah. Dengan usia Timotius yang tergolong muda dan peliknya persoalan yang diakibatkan oleh para pengajar sesat yang menyusup di tengah jemaat Efesus, tentu tidak mudah menghadapi semua itu. Paulus tahu betapa berat kesedihan yang dialami oleh Timotius dalam pelayanannya. Karena itu, Paulus menguatkan Timotius. Dasar penguatan pertama yang Paulus berikan adalah karena kasih karunia yang telah dimiliki oleh Timotius dari Allah Ay. 6, 9. Paulus mengingatkan bahwa hanya karena kasih karunia Allah saja, maka Timotius beroleh keselamatan dan panggilan pelayanan Ay.9-10. Dasar penguatan kedua yang Paulus berikan kepada Timotius, yaitu bahwa Allah yang telah menyelamatkannya, juga memberikan kekuatan kepadanya Ay.7. Berdasarkan pada anugerah dan kekuatan dari Allah yang telah ia terima, Paulus menasihati Timotius agar tidak malu bersaksi dan tidak takut untuk menderita bagi Kristus Ay.8. Jika kita telah melihat alasan untuk tidak takut, sekarang kita akan melihat alasan mengapa kita dapat takut. Paulus mengajarkan bahwa tidak pernah dia malu dan takut mengabarkan Injil, karena dia memiliki keyakinan yang teguh “karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan” (ay. 12). Hubungan dan pengenalan yang buruk dengan Allah akan berdampak pada sikap kita menangani dan menghadapi berbagai masalah dan pergumulan yang ada. Kita adalah umat yang diberkati, namun kita tidak menjalani hidup sebagai umat yang diberkati, keluhan yang akan kita saksikan bukan pujian syukur Tuhan begitu besar ditengah-tengah kehidupan kita, namun kita membuat Tuhan itu kecil tak berarti. Tuhan begitu besar ditengah-tengah kehidupan kita, namun kita tidak berbesar hati memiliki Tuhan yang maha kuasa. Firman Tuhan begitu berharga dalam kehidupan kita, namun kita tidak menghargai firmanNya. Berserulah untuk meminta pertolongan kepada Tuhan. ketahuilah bahwa Allah sanggup melimpahkan penghiburan dan damai sejahtera bagimu!. 4. Marende: BE 421:1 “Marsomba Au di Jolomon” Marsomba au di jolo-Mon, targogot rohangkon Di baen godang ni dosangkon, sai jangkon dohot au Sai jangkon ma au on, na ramun diringkon Tung pos do rohangki di Ho, dijangkon Ho au on 5. Doa Penutup – Doa Bapa Kami