Anda di halaman 1dari 6

Teori Bumi Datar

Jarak Bumi dan Bulan

Jarak dari bulan ke bumi telah diukur oleh ilmuwan zaman Yunani kuno dengan
memanfaatkan gerhana bulan. Pertanyaan pertama yang dimunculkan ialah kenapa data jarak
antara bumi dan bulan hanya berdasar pada perhitungan ilmuwan Yunani Kuno? Mengapa
NASA tidak melakukan perhitungannya sendiri?

Jawabannya sangat sederhana, karena ini sains! Ada sebuah kutipan yang mengatakan "The
first time you do something, it's science. The second time, it's engineering"

Perhitungan yang populer tentang jarak bulan-bumi yang paling populer memang
berdasarkan kalkulasi ilmuwan Yunani Kuno. Sama seperti ketika Joseph Priestley
menemukan oksigen tetapi namanya tidak tercatat karena Carl Wilhelm Scheele telah
mempublikasikan temuannya tentang oksigen setahun lebih dahulu.

Karena memang mereka yang pertama kali melakukannya. Apakah NASA dengan
peralatannya yang canggih bisa melakukannya? Bisa! NASA melakukan perhitungan jarak
bumi-bulan dengan memanfaatkan pantulan gelombang ketika ditembakkan ke bulan. Dan
data yang diperoleh oleh NASA jika dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan oleh
ilmuwan Yunani kuno hanya berbeda 10%(ini hasil yang luar biasa akurat jika mengingat
mereka tidak menggukan peralatan yang kompleks).

Dalam video, dikatakan bahwa asumsi dasar bahwa bayangan yang menutupi bulan itu adalah
banyangan bumi merupakan asumsi yang keliru (salah). Tetapi, satu-satunya penjelasan
kenapa asumsi dianggap salah ialah: "Karena ilmuwan NASA masih menggunakan siklus
saros untuk menentukan kapan terjadinya gerhana".

Prediksi Gerhana dan Siklus Saros


Pertanyaan paling sederhana yang muncul dipikiranku ketika mendapat informasi bahwa
NASA menggunakan Siklus Saros untuk menentukan waktu terjadinya gerhana ialah : Apa
itu Siklus Saros? Bagaimana cara NASA menggunakan Siklus Saros?
Siklus Saros adalah siklus gerhana (sekitar 6585,3213 hari, atau sekitar 18 tahun 11 1/3 hari),
yang dapat digunakan untuk memprediksi gerhana matahari serta gerhana bulan. Satu siklus
setelah gerhana, matahari, bumi, dan bulan kembali ke bidang geometri yang relatif sama,
dan gerhana yang hampir identik akan terjadi.

Ternyata siklus saros merupakan sebuah siklus gerhana bulan yang dibuat oleh Astronom
Edmund Halley. Penggunaan nama Saros sendiri digunakan Edmund Halley karena dia
membaca Souda (Ensiklopedia Bizantium), ia mengira bahwa siklus yang ia gunakan ini
sama persis dengan saros dalam ensiklopedia tersebut. Jadi siklus Saros bukan sebuah catatan
tentang kapan terjadinya gerhana, tetapi merupakan siklus gerhana dalam 18 tahun 10 hari
dan 8 jam yang dihitung dan dipetakan oleh ilmuwan Edmund Halley (1656-1742).
Siklus saros sendiri hanya mampu memperkirakan waktu terjadinya gerhana bulan, tidak
mampu menentukan lokasi terjadinya.

Tetapi dengan kemampuan dan teknologi yang dimiliki oleh NASA puluhan tahun yang lalu,
gerhana bulan dan gerhana matahari dapat diprediksi waktu dan tempatnya dengan sangat
tepat.

Nah, fakta bahwasannya dalam siklus saros tidak terdapat prediksi tempat terjadinya gerhana,
tetapi NASA mampu melakukan perhitugan kapan dan dimana terjadinya gerhana tersebut.
Artinya apa? Asumsi dan seluruh perhitungan yang dilakukan oleh NASA ialah benar, karena
memang mampu menghitung titik tepat dimana kita bisa menyaksikan gerhana, baik itu
gerhana bulan dan gerhana matahari. Sekarang apa Flat earther bisa menghitung kapan
terjadinya gerhana dan titik mana di peta yang bisa menyaksikan gerhana?
Jadi gerhana matahari dan bulan hanyalah sebuah alat untuk melakukan pengukuran jarak
bulan sama seperti pada pembuktian Teori Relativitas Einstein yang menggunakan gerhana
Matahari. Seperti penjelajah masa lalu yang hanya dengan melihat gugus bintang bisa
menentukan posisinya secara tepat.

Jadi kalau diminta dari semua data jarak matahari, bulan, bumi beserta diameternya untuk
mendapatkan angka pada siklus saros yaitu 18 tahun, 11 hari dan 8 jam tidak akan diperoleh,
tetapi dengan data tersebut bisa diperoleh letak (titik geografis) dimana akan terjadi gerhana
bulan dan matahari.

Matahari itu Dekat (Flat Earth Reality)

Penjelasan tentang matahari itu dekat yang didasari oleh sinar matahari yang menembus awan
itu menyebar. Karena ini adalah fenomena yang "kimia banget".
Kenapa matahari yang menembus awan itu menyebar? dalam video dijelaskan bahwa para
ahli (yang menganggap bumi bulat) mengatakan hal ini karena atmosfer bumi. Kemudian
pembuat video menarik kesimpulan bahwa ini tidak masuk akal karena pasti atmosfernya
bumi cekung, maka sinar yang datang akan semakin difokuskan.

Baiklah, kalau membayangkan bahwa atmosfer bumi itu merupakan kaca yang melindungi
bumi, maka sinar matahari yang masuk ke atmosfer bumi akan menjadi lebih fokus (bukan
menyebar). Tetapi apakah ada ilmuwan yang mengatakan kalau atmosfer kita adalah kaca?
Tidak! Atmosfer bumi merupakan gas yang didominasi oleh Nitrogen, Argon, Oksigen, dan
Karbondioksida.

Peristiwa ketika cahaya matahari menembus awan dan sinarnya menyebar itu disebabkan
oleh Efek Tyndal dari awan. Dalam ilmu kimia, kabut dan awan merupakan koloid, dan salah
satu sifat paling mencolok dari koloid ialah Efek Tyndal, peristiwa menyebarnya cahaya yang
dilewatkan pada partikel koloid.

sebenarnya terjadi ialah sinar matahari yang datang akan disebarkan oleh awan tersebut.
Tersebarnya cahaya ini, kalau melihat ilmu fisika merupakan merupakan peristiwa gabungan
dari refleksi, absorbsi, dan refraksi cahaya (pemantulan, penyerapan dan
pembiasan/pembelokan) oleh uap air (awan).

Sedangkan di video dijelaskan dengan eksperimen menggunakan kardus dibolongin


kemudian disenterin itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan apa yang sedang terjadi.
Bandingkan saja bedanya kardus dan awan, coba saja ganti kardusnya dengan kabut ataupun
koloid sejenis, pasti jauh ataupun dekat sumber sinarnya pasti akan disebarkan (direfraksi).

Jadi keterangan video bahwasannya matahari itu begitu dekat merupakan klaim semata(tidak
ada bukti ilmiah). Kemudian aku tertarik karena pembuat video mengatakan bahwa "semua
orang bisa menghitung jarak matahari ke bumi". Dan gambar serta keterangan berikutnya
membuat aku tertawa:

Sekali lagi, sebaran cahaya yang dilihat dari awan itu merupakan hasil Efek Tyndall, jadi
ketika menghitung menggunakan triangular dengan asumsi bahwa sinar yang keluar dari
awan ialah sinar langsung dari matahari, yang akan diperoleh ialah ketinggian awan penutup
sinar tersebut, bukan ketinggian dari mataharinya(sumber cahaya). Bahkan dengan percobaan
senter-kardus yang dilakukan sekalipun, dengan menggunakan triangular maka hanya akan
menghitung jarak dari dasar(bayangan) ke kardus, bukan ke sumber cahayanya.

Bulan Punya Sinar Sendiri(Flat Earth Reality)

Pembuat video mengatakan bahwa cahaya matahari dan cahaya bulan berbeda. Bulan dan
matahari punya cahaya sendiri-sendiri yang membuat hewan bereaksi berbeda. Menurutku
reaksi dari hewan terhadap dua cahaya ini tidak membuktikan apa-apa. Karena yang berbeda
ialah karena gelap-nya malam itu. Coba saja kamu lihat reaksi hewan yang disinari senter
pada siang bolong dan disinari senter pada malam hari, apa reaksinya sama? Pasti beda, tapi
cahayanya sama-sama cahaya senter. Kemudian dikatakan juga "Matahari merupakan simbol
keseimbangan alam, Yin dan Yang", statemen ini cuma sampah, nothing have to do with the
topic.

Yang membuat aku terkejut ialah pada video diberikan percobaan pengukuran temperatur
dari cahaya bulan yang menunjukkan nilai yang lebih dingin dibandingkan kegelapan. Tak
lama setelah itu aku langsung browsing, ternyata memang metode ini populer di Flat Earther
(khususnya YT). Tetapi penjelasan mengapa ini terjadi justeru karena yang melakukan
eksperimen ialah amatir, atau complete amatir. Karena mereka tidak tahu fungsi sebenarnya
dan cara penggunaan dari alat yang mereka gunakan (untuk mengukur temperatur radiasi
sinar).

Benda Salestial Yang Melewati Bulan dan Matahari

Di video ini disebutkan pula bantahan tentang gerhana bulan merupakan bayangan bumi yang
menutupi bulan. Alasannya adalah karena adanya benda salestial. Sedangkan benda salestial
yang dimaksudkan ini ialah cahaya yang tertangkap oleh kamera.
Di dalam video tersebut, dia mengatakan :
"Jangan sekali-sekali berdebat kusir tanpa data, mengandalkan persepsi dan opininya sendiri.
Bisa dibilang 95% informasi yang ada di google adalah opini-opini dan persepsi-persepsi
tanpa dasar yang jelas"
Sebuah statement yang sangat brilian menurutku. Tapi coba cek ulang dari semua video,
video satu dia menampilkan data dari Google Analytic dan penjelasan tentang perhitungan
triangular diambil dari Youtube Dr. Zack(flat earther). Video 2 Penjelasan tentang GPS dia
ambil dari Google. Video 3 penjelasan tentang peta bumi datar diambil dari USGS, sebuah
lembaga amerika serikat (apa yang membedakannya dengan NASA?)
Kalau benar-benar berprinsip 95% informasi di google dan Youtube ialah opini dan persepsi,
kenapa justeru semua informasi yang ditampilkan di video ini dari Google?

Bedford Level Experiment

Dalam video memberikan informasi yang setengah matang dalam Bedford Level Experiment.
Bedford Level Experiment memberikan hasil bahwa seluruh bagian kapal akan terlihat
sepenuhnya, ini membuktikan bahwa bumi tidaklah bulat.

Ketika mendengar eksperiment ini aku langsung cek ulang informasinya. Dan ternyata benar
memang ada eksperiment ini. Pada musim panas tahun 1838, Samuel Birley Rowbotham
mengadakan sebuah ekperimen untuk menentukan bentuk bumi. Persis seperti di video,
eksperimen ini mencoba melihat kapal yang berjarak sangat jauh, yaitu 9.7 km. Seharusnya
berdasarkan lengkungan bumi, maka bagian bawah kapal sebanyak 4.8m tidak akan terlihat.
Dilaporkan hasil dari percobaan ini ialah, kita tetap bisa melihat kapal secara utuh.

Apakah bumi datar?

Setelah eksperiment ini dilakukan, kritikan muncul dari angkatan laut bahwasannya mereka
tidak menghitung reflaksi cahaya oleh uap air laut yang pasti terjadi ketika temperatur sangat
tinggi. Mengingat percobaan ini dilakukan saat musim panas, maka penguapan air laut pasti
terjadi, dan akibatnya ialah reflaksi cahaya(pembelokan cahaya) oleh uap air laut.

Seorang fisikawan lapangan bernama Alfred Russel Wallace akhirnya mempertaruhkan


namanya dan melakukan percobaan ini. Yang pertama ingin ia pastikan ialah menghindari
efek refraksi cahaya oleh uap air laut maka dia melakukan percobaan yang sama tetapi pada
ketinggian titik pengamatan 13 kaki = 4 meter. Hasil dari percobaan ini membuktikan bahwa
bagian bawah kapal menghilang, hasil yang berlawanan dengan yang diperoleh pada awal
experiment Samuel Birley Rowbotham. Hasil ini diakui oleh kongres kemudian eksperimen
yang sama telah dilakukan oleh orang lain dan memberikan hasil yang sama.
Ingat! Prinsip sains ialah jika percobaan tersebut diulangi dengan metode yang sama, di
waktu yang berbeda, oleh orang yang berbeda, harus menghasilkan hasil yang sama.
Kesimpulan akhir dalam percobaan Bedford justeru hanya mengkonfirmasi sistem navigasi
yang dilakukan oleh angkatan laut, yakni adanya refraksi cahaya oleh uap air laut. Ini diakui
oleh semua ahli fisika dibidang geologi, tetapi tidak bisa diterima oleh Flat Earther.

Lintasan Matahari Melingkar Di Atas Bumi Datar

Aku sendiri tidak akan bisa menanggapi bagaimana matahari yang difoto dari bumi terlihat
lebih kecil daripada yang difoto ketika di pesawat. Karena percobaan semacam ini tidak
punya standard yang jelas. Apakah kamera yang digunakan sama? Apakah waktu
pengambilan gambar sama? Terlihat jelas bahwa waktu pengambilan gambar-nya tidak jelas.
Di bagian sebelah kiri gambar diambil saat matahari pada fasa paling terang, sedangkan di
kanan matahari baru saja terbit.

Sekarang mari kita pikirkan kalau lintasan matahari berbentuk lingkaran yang berkeliling
diatas bumi. Pertama, jika lintasannya seperti kembali ke pertanyaan awal, bagaimana
peristiwa gerhana bisa dijelaskan?

Pertanyaan lainnya buat flat earther: Darimana mereka bisa memastikan kalau matahari itu
bulat? Jangan jangan mataharinya itu nggak bulat? Bisa saja matahari itu bentuknya seperti
bagian depan lampu senter(lingkaran datar). JANGAN PAKAI DATA DARI NASA
BAHWA MATAHARI ITU BULAT, karena kenyataanya kan tidak percaya dengan data
NASA?

Dan kalau perspektif mereka bahwa bulan dan matahari itu beredar beriringan dengan
lintasan lingkaran yang sama diatas langit, maka kenapa penanggalan ummat
muslim/Hijriyah yang berdasar pada posisi bulan bisa berbeda sekali dengan penanggalan
Masehi yang berdasarkan posisi matahari? Karena kalau gerakan matahari dan bulan hanya
melingkar dengan kecepatan yang sama, maka tidak akan ada perbedaan jumlah tahun antara
penanggalan Masehi dan Hijriyah. Jelaskan kenapa Ramadhan selalu berganti-ganti
ditanggalan Masehi?
Kalau menggunakan data NASA, ini bisa dijelaskan dengan sangat logis bahwa setiap posisi
antara tiga benda langit, Bumi, Bulan dan Matahari memiliki lintasan yang berbeda. Artinya,
walaupun bulannya sudah memasuki fasa yang sama (posisi bulan terhadap bumi sudah sama
seperti tahun sebelumnya) tetapi posisi bumi terhadap matahari tidak sama dengan tahun
sebelumnya. Inilah yang menyebabkan pergeseran tanggal Ramadhan setiap tahunnya jika
dilihat dari kalender Masehi. Ini juga menjelaskan kenapa Ramadhan di Jepang bisa bergeser
dari musim dingin ke musim panas. Karena musim ialah pengaruh posisi matahari sedangkan
penentuan Ramadhan bergantung pada posisi bulan.

Anda mungkin juga menyukai