KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
Disusun Oeh:
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas
berkah dan rahmat-Nya saya bisa menyusun Makalah ini dengan sebaik-
baiknya Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW Adapun maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas akhir smester dalam Mata Kuliah Kewirausahaan
Dan saya juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna sehingga saya berharap saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca khususnya dosen pengampu mata kuliah
kewirausahaan agar saya dapat lebih meningkatkan mutu dalam penyajian
berikutnya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Konsep Kewirausahaan Sosial...............................................................................3
B. Prinsip Wirausaha Sosial........................................................................................4
C. Model Bisnis Dan Perkembangan Wirausaha Sosial diIndonesia...........................5
BAB III PENUTUP..........................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................................9
B. Saran.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1) ada inovasi sosial yang bisa mengubah sistem yang ada di
masyarakat,serta
2) adanya individu yang bervisi dan kreatif Berbeda dengan
kewirausahaan bisms, hasil yang ingin dicapai kewirausahaan
sosial bukan profit semata, melainkan juga dampak positif bagi
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Seorang social entrepreneur selalu melibatkan diri dalam proses movasi,
adaptasi pembelajaran yang terus menerus bertindak tanpa menghiraukan
berbagai hambatan atau keterbatasan yang dihadapinya dan memiliki
akuntabilitas dalam mempertanggungjawabkan hasil yang dicapainya, kepada
masyarakat.
Definisi komprehensif di atas memberikan pemahaman bahwa wirausaha
sosial terdiri dari empat elemen utama yakni social value, civil
society.innovation, and economic activity (Palesangi, 2013)
1. Social Value Ini merupakan elemen paling khas dari wirausaha sosial
yakni menciptakan manfaat sosial yang nyata bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar
2. Civil Society. Wirausaha sosial pada umumnya berasal dari misiatif dan
partisipasi masyarakat sipil dengan mengoptimalkan modal sosial yang
ada di masyarakat.
3. Innovation. Wirausaha sosial memecahkan masalah sosial dengan cara-
cara inovatif antara lain dengan memadukan kearifan lokal dan inovasi
sosial
4. Economic Activity Wirausaha sosial yang berhasil pada umumnya dengan
menyeimbangkan antara antara aktivitas sosial dan aktivitas bisnis
Aktivitas bisnis/ekonomi dikembangkan untuk menjamin kemandirian dan
keberlanjutan misi sosial organisasi
4
perspektif hukum, tetapi juga untuk meningkatkan citra publik
mereka dalam masyarakat.
2) Responsible (bertanggung jawab terhadap seluruh pemangku
kepentingan) Sebagai seorang pengusaha, tanggung jawab yang
ditanggung tentunya sangat luas. Selam tanggung jawab terhadap
bisnisnya, seorang pengusaha juga memiliki tanggung jawab
terhadap pegawainya, masyarakat yang ada di lingkungan
bisnisnya, juga tanggung jawab terhadap lingkungan Tanggung
jawab pengusaha ini sering disebut sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan atau corporate social responsibility (CSR)
3) Accountable (tata kelola pelaporan yang baik) Akuntabilitas juga
merupakan hal penting dalam proses keuangan dan pembukuan
usaha. Setiap data keuangan dalam usaha harus
dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan data yang valid dan
sesuai keadaan bisnis sebenarnya.
4) Transparent (keterbukaan kejelasan informasi) Transparansi atau
keterbukaan dapat berarti semua kebijakan atau keputusan dan
informasi yang berkaitan oleh perusahaan dapat di akses dengan
mudah oleh para pemangku kepentingan di perusahaan tersebut.
Kalaupun ada informasi yang tidak boleh diketahui oleh publik,
maka harus ada kriteria yang jelas untuk informasi tersebut.
Transparansi atau Keterbukaan juga bisa berarti informasi yang
cukup berkaitan dengan kinerja perusahaan tersedia dan disajikan
dalam bentuk atau media yang mudah dipahami pemangku
kepentingan perusahaan
5
Wirausaha sosial dianggap telah memiliki "sarang" (hive) apabila
orgamsasi tersebut dapat mengandalkan kerjasama di lingkungan mereka
berada dan bekerjasama secara intensif dengan para stakeholder Informasi
yang didapatkan dari para pelanggan terkait perubahan yang terjadi di
pasar dapat diartikan sebagai sebuah dymanic signal bagi wirausaha sosial,
dimana para pelaku atau komunitas wirausaha sosial harus mengambil dan
memproses informasi ini secara efisien sehingga dapat mengarah kepada
nilai sosial yang ingin diciptakan. Proses ini yang digambarkan sebagai
sebuah metafilter. Terkait metode bisnis, wirausaha sosial menciptakan
organisasi campuran (hybrid) yang menggunakan metode-metode bisnis,
namun hasil akhirnya adalah penciptaan nilai sosial (Wiarto, 2008)
b. Perkembangan Wirausaha Sosial diIndonesia
Perkembangan Wirausaha sosial di Indonesia Wirausaha sosial
menjadi fenomena sangat menarik saat ini karena perbedaan-perbedaannya
dengan wirausaha tradisional yang hanya fokus terhadap keuntungan
materi dan kepuasan pelanggan, serta signifikansinya terhadap kehidupan
masyarakat.
Konsep wirausaha sosial mencapai puncak pemahamannya pada
dekade tahun 2006 dengan dibuktikan di mata dunia internasional seorang
Mohammad Yunus pemenang Nobel Perdamaian dalam kiprahiya bidang
ekonomi mikro yang khusus ditujukan oleh kaum wanita di Banglades. Itu
adalah pengakuan dan penghargaan untuk seorang Social entrepreneur.
Semenjak itu, termasuk Indonesia, mulai hangat memperbincangkan
konsep Wirausaha sosial. Hal ini wajar mengingat bahwa fenomena
keberhasilan Moh Yunus dengan konsep Grammen Bank atas upaya
memecahkan masalah sosial di negaranya, sesungguhnya tidak jauh
berbeda dengan situasi masalah sosial yang terjadi di Indonesia.
Konsep wirausaha sosial seolah menjadi sebuah alternatif pemikiran
yang dapat memecahkan masalah sosial yang sedemikian kompleksnya
terjadi di Indonesia. Dewasa ini terjadi pergeseran wirausaha sosial yang
semula dianggap merupakan kegiatan non-profit (antara lain melalui
kegiatan amal) menjadi kegiatan yang berorientasi bisnis (entrepreneurial
private- sector business activities).
Begitu peliknya permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia pun
telah mendorong tumbuhnya berbagai komunitas wirausaha sosial, dua di
antaranya adalah Asosiasi Wirausaha sosial Indonesia (AKSI) dan
Indonesia setara Berikut profil singkat kedua komunitas tersebut:
Indonesia Setara Indonesia Setara adalah sebuah Organisasi Non Profit
yang dibentuk pada November 2010 yang memiliki tujuan untuk
membangun mindset percaya diri bahwa rakyat Indonesia mampu
berprestasi untuk mendorong kemajuan bangsa Indonesia Setara
Foundation akan membantu pelaku UMKM dan Koperasi agar mampu
6
mengakses peluang dan kesempatan tersebut sehingga tumbuh dan
berkembang Fokus utama Indonesia Setara adalah mengembangkan
kapasitas dan jejaring Indonesia Setara akan membuka akses pendidikan,
akses terhadap permodalan, dan akses terhadap sumber daya maupun
jejaring Melalui gerakan yang digagas Sandiaga Uno ini masyarakat
diharapkan mempunyai semangat juang untuk mengubah kehidupan mulai
dari diri sendiri, keluarga, komunitas, dan wilayah
7
Wirausaha sosial juga berperan dalam pembangunan ekonomi karena
ternyata mampu memberikan daya cipta nilai-nilai sosial maupun ekonomi
seperti yang dipaparkan oleh Santosa (2007) berikut:
1) Menciptakan kesempatan kerja. Manfaat ekonomi yang
dirasakan dan Wirausaha sosial di berbagai negara adalah
penciptaan kesempatan kerja baru yang meningkat secara
signifikan.
2) Melakukan inovasi dan kreasi baru terhadap produksi barang
ataupun jasa yang dibutuhkan masyarakat. Inovasi dan kreasi
baru terhadap jasa kemasyarakatan yang selama ini tidak
tertangani oleh pemerintah dapat dilakukan oleh kelompok
Social Entrepreneurship
3) Menjadi modal sosial. Modal sosial yang terdiri dari saling
pengertian (shared value), kepercayaan (trust) dan budaya
kerjasama (a culture of cooperation) merupakan bentuk yang
paling penting dari modal yang dapatdiciptakan oleh social
entrepreneur (Leadbeater dalam Santosa, 2007).
4) Peningkatan Kesetaraan Salah satu tujuan pembangunan
ekonomi adalah terwujudnya kesetaraan dan pemerataan
kesejahteraan masyarakat. Melalu wirausaha sosial, tujuan
tersebut akan dapat diwujudkan karena para pelaku bisnis
yang semula hanya memikirkan pencapaian keuntungan yang
maksimal
Seorang pengusaha sosial memainkan peran penting dalam
mempromosikan inisiatif-inisiatif yang berasal dari sektor yang berbeda
(pemerintah masyarakat, dan perusahaan) untuk mengatasi tantangan
ekonomi dan sosial di daerah dan masyarakat lokal (Squazzoni, 2008)
Inisiatif lintas sektor sangat penting untuk peningkatan kapasitas daerah
atau masyarakat dalam mengatur solusi inovatif untuk masalah sosial
ekonomi melampaui batas-batas pasar dan lembaga pemerintah.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
10