Anda di halaman 1dari 22

KONSTRUKSI MODEL misi mereka.

Peran kewirausahaan sosial bagi


KEWIRAUSAHAAN SOSIAL (SOCIAL masyarakat juga dibahas dalam tulisan ini.
ENTREPRENEURSHIP)SEBAGAI Diskusi terakhir terfokus pada contoh orang atau
GAGASAN INOVASI SOSIAL BAGI organisasi di Indonesia yang berhasil menerapkan
PEMBANGUNANPEREKONOMIAN konsep ini pada aktivitas bisnis mereka dan
dampak potensial dari kewirausahaan sosial
Aflah Ghazi Marpen terhadap pembangunan ekonomi.
Bakri Kata kunci : Social Entrepreneurship, Inovasi
Wirpan Irpenza Sosial, Model Bisnis, Pembangunan Ekonomi
Program Studi
Manajemen Bisnis Abstract
Syariah
Universitas Raden Intan In some countries, there are many social
Lampung problems that still need to be resolved, including
Wirfanirpenza@gmail.com severe poverty and the lack of general access to
health care or education. In this global
predicament, social entrepreneurship has the
potential to provide some solutions by applying
Abstrak an entrepreneurial approach and the power of
social innovation to resolve socialproblems.
Pada beberapa negara, terdapat banyak
This paper tries to give the literature review of
tantangan sosial yang masih perlu
the social entrepreneurship concept such as the
diselesaikan, yaitu kemiskinan yang parah,
historical background of social entrepreneurship,
dan kurangnya akses umum untuk
characteristics to be a social entrepreneurship,
perawatan kesehatan atau pendidikan.
and an effective business model for social
Dalam keadaan global, kewirausahaan
entrepreneurship. Social entrepreneur is viewed
sosial memiliki potensi untuk memberikan
as an entrepreneur who social driven, to create
beberapa solusi sosial, yaitu dengan
superior value for the society. This concept has
menerapkan pendekatan kewirausahaan
developed from
dan kekuatan inovasi sosial untuk
menghadapi tantangan sosial yang ada.
Tulisan ini mencoba untuk memberikan
tinjauan literatur dari konsep
kewirausahaan sosial, seperti latar
belakang sejarah, karakteristik, dan model
bisnis yang efektif untuk kewirausahaan
sosial.
Kewirausahaan sosial dipandang sebagai
pengusaha sosial yang didorong, untuk
menciptakan nilai superior bagimasyarakat.
Konsep ini telah berkembang di berbagai
perguruan tinggi. Pengusaha
sosial berbeda dari pengusaha dalam hal

2
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
many universities. Social entrepreneurs Februari 2014 (5,70 persen). Dari data tersebut,
differ from business entrepreneurs in pada Februari 2015, penduduk bekerja masih
terms of their mission. The role of social didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD
entrepreneurship for the society are also ke bawah sebesar 45,19 persen, sementara
discussed in this paper. The last discussion penduduk bekerja dengan pendidikan Sarjana ke
focused on the examples of people or atas hanya sebesar 8,29 persen.
organization in Indonesia who successfully Tingginya angka pengangguran di Indonesia
implement this concept on their business dipengaruhi juga oleh kualitas ketenagakerjaan di
activity and the potential impact of social Indonesia yang masih memprihatinkan baik
entrepreneurship on economic dilihat dari sisi kualifikasi maupun kompetensi.
development. Pembangunan Sumber Daya Manusia belum
Keywords : Social Entrepreneurship, Social menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Innovation, Business Model, Economic Indeks pembangunan sumber daya manusia
Development (Human Development Index) yang dikeluarkan
oleh United Nations Development Programme
Indonesia menempati urutan ke- 110 dari
187 negara. Menurut catatan mereka, Indonesia
1. PENDAHULUAN
masuk ke dalam kategori medium human
development.
1.2 Latar Belakang Angka pengangguran yang cukup besar tersebut
tentunya dapat menimbulkan masalah sosial yaitu
Masalah pengangguran merupakan kemiskinan. Diperlukan beberapa solusi nyata
masalah yang dihadapi oleh setiap negara, untuk menekan permasalahan sosial yang timbul
demikian pula yang terjadi di Indonesia, karena tingginya tingkat pengangguran akibat
masalah pengangguran dan tenaga kerja di terbatasnya lahan pekerjaan. Kondisi yang
Indonesia masih menjadi persoalan yang dihadapi akan semakin diperburuk dengan situasi
perlu disikapi secara serius. Terlebih, dari persaingan global (misal pemberlakuan
data yang disampaikan Bank Dunia, Masyarakat
kawasan Asia Timur memiliki tantangan
besar terkait meluasnya pengangguran.
Terbaru, Badan Pusat Statistik (BPS)
melansir data mengenai kondisi tenaga
kerja di Indonesia. Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) Februari 2015 sebesar 5,81
persen meningkat dibandingkan TPT

3
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
Ekonomi ASEAN/MEA) yang akan organisasi dan ahli yang menggeluti bidang ini.
menghadapkan lulusan perguruan tinggi Rumusan Masalah
Indonesia bersaing secara bebas dengan
lulusan dari perguruan tinggi asing. Oleh Berdasarkan latar belakang di atas, untuk
karena itu, para sarjana lulusan perguruan mengetahui peranan social
tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk entrepreneurship sebagai gagasan inovasi dalam
tidak hanya berorientasi sebagai pencari pembangunan perekonomian, dirumuskan
kerja (job seeker) namun dapat dan siap permasalahan berikut:
menjadi pencipta pekerjaan (job creator) Bagaimana model bisnis social entrepreneurship
juga (Suharti dan Sirine, 2009). yang efektif?
Salah satu cara untuk mengatasi Bagaimana perkembangan social
permasalahan sosial yang dewasa ini entrepreneurship di Indonesia?
menjadi perhatian besar negara-negara Bagaimana peran social entrepreneurship bagi
berkembang termasuk Indonesia adalah pembangunanperekonomian suatu negara?
mengembangkan kewirausahaan sosial Tujuan Penulisan/Penelitian
atau popular dengan nama social Tulisan ini bertujuan untuk memberikan telaah
entrepreneurship. literatur mengenai konsep dan praktik social
Sebagai bidang yang relatif baru entrepreneurship dalam masyarakat
berkembang, akan terdapat sejumlah dan pembangunan perekonomian suatu
pendapat yang tidak seragam tentang apa negara, khususnya di Indonesia. Hal-hal yang
itu social entrepreneurship dan apa yang dibahas dalam artikel ini antara lain mengenai
disebut sebagai social entrepreneurship. konsep social entrepreneurship, karakteristik
Pendapat atau rumusan yang ada seorang social entrepreneur, model bisnis dan
cenderung menggambarkan suatu jenis aspek dari social entrepreneurship, serta contoh
social entrepreneurship yang unggul para pelaku social entrepreneurship di Indonesia
beserta karakteristik peran dan dan peransocial entrepreneurship bagi
kegiatannya. Berdasarkan temuan adanya pembangunan perekonomian.
berbagai jenis wirausaha bisnis, sangat TINJAUAN TEORITIS
dimungkinkan pula adanya sejumlah jenis
social entrepreneurship. Pada tulisan ini
akan ditelurusi sejumlah rumusan social
entrepreneurship yang didefinisikan oleh

4
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
Konsep Social entrepreneurship perubahan sosial (social change), terutama
meliputi bidang kesejahteraan (welfare),
Definisi social entrepreneurship banyak pendidikan dan kesehatan (healthcare) (Cukier,
dikembangkan di sejumlah bidang yang 2011).
berbeda, mulai dari tidak untuk profit, Hal ini sejalan dengan yang diungkap oleh
untuk profit, sektor publik, dan kombinasi Schumpeter dalam Sledzik (2013) yang
dari ketiganya. Menurut Bill Drayton mengungkap entrepreneur adalah orang yang
(pendiri Ashoka Foundation) selaku berani mendobrak sistem yang ada dengan
penggagas social entrepreneurship menggagas sistem baru. Jelas bahwa social
terdapat dua hal kunci dalam social entrepreneur pun memiliki kemampuan untuk
entrepreneurship. Pertama, adanya inovasi berani melawan tantangan atau dalam definisi
sosial yang mampu mengubah sistem yang lain adalah seseorang yang berani loncat dari
ada di masyarakat. Kedua, hadirnya zona kemapanan yang ada. Berbeda dengan
individu bervisi, kreatif, berjiwa wirausaha kewirausahaan bisnis, hasil yang ingin dicapai
(entrepreneurial), dan beretika di belakang social entrepreneurship bukan profit semata,
gagasan inovatif tersebut. Hulgard (2010) melainkan juga dampakpositif bagi masyarakat.
merangkum definisisocial entrepreneurship Social entrepreneur adalah agen perubahan
secara lebih (change agent) yang mampu untuk melaksanakan
komprehensif yaitu sebagai penciptaan nilai cita-cita mengubah dan memperbaiki nilai-nilai
sosial yang dibentuk dengan cara bekerja sosial dan menjadi penemu berbagai peluang
sama dengan orang lain atau organisasi untuk melakukan perbaikan (Santosa, 2007).
masayarakat yang terlibat dalam suatu Seorang social entrepreneur selalu melibatkan
inovasi sosial yang biasanya menyiratkan diri dalam proses inovasi, adaptasi, pembelajaran
suatu kegiatan ekonomi yang terus menerus bertindak tanpa menghiraukan
Social entrepreneurship merupakan berbagai hambatan atau keterbatasan yang
sebuah istilah turunan dari dihadapinya dan memiliki akuntabilitas dalam
entrepreneurship. Gabungan dari dua kata, mempertanggungjawabkan hasil yang dicapainya,
social yang artinya kemasyarakatan, dan kepada masyarakat.
entrepreneurship yang artinya
kewirausahaan. Pengertian sederhana dari
social entrepreneur adalah seseorang yang
mengerti permasalahan sosial dan
menggunakan kemampuan
entrepreneurship untuk melakukan

5
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
Definisi komprehensif di atas memberikan semula dianggap merupakan kegiatan ”non-profit”
pemahaman bahwa social entrepreneurship (antara lain melalui kegiatan amal) menjadi kegiatan
terdiri dari empat elemen utama yakni yang berorientasi bisnis (entrepreneurial private-
social value, civil society, innovation, and sector business activities) (Utomo, 2014).
economic activity(Palesangi, 2013). Social entrepreneurship saat ini berada
Social Value. Ini merupakan elemen paling dipersimpangan jalan antara non-profit danorganisasi
khas dari social entrepreneurship yakni murni bisnis sebagaimana digambarkan dalam
menciptakan manfaat sosial yang nyata gambar yang dikemukakan oleh Alter (2006) berikut
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. ini:
Civil Society. Social entrepreneurship pada
umumnya berasal dari inisiatif dan
partisipasi masyarakat sipil dengan
mengoptimalkan modal sosial yang ada di
masyarakat.
Innovation. Social entrepreneurship
memecahkan masalah sosial dengan cara-
cara inovatif antara lain dengan Gambar 2.1
memadukan kearifan lokal dan inovasi Sumber : Typology of Socialentrepreneurs (Alter,
sosial. 2006)
Economic Activity.
Social entrepreneurship yang berhasil
Inovasi Sosial
pada umumnya dengan menyeimbangkan
antara antara aktivitas sosial dan aktivitas
Inovasi terjadi karena perasaan tidak puas terhadap
bisnis. Aktivitas bisnis/ekonomi
kondisi dan situasi yang ada serta adanya peluang
dikembangkan untuk menjamin
untuk memperbaiki keadaan yang ada, inovasi harus
kemandirian dan
dijadikan sebagai suatu alat dan bukan suatu tujuan,
keberlanjutan misi sosial organisasi.
tujuan dari suatu inovasi adalah perubahan atau
Gairah terhadap sosial entrepreneurship
perbaikan dari kondisi yang ada menjadi lebih baik,
dewasa ini meningkat karena terjadinya
namun tidak semua perubahan dapat dikatakan
pergeseran social entrepreneurship yang
sebagai suatu inovasi (Saiman, 2011)
Inovasi sosial terkait dengan peningkatan hubungan
sosial dan peningkatan
kesejahteraan (Moulaert et al., 2013).

6
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
Moulaert (2013) juga berpendapat bahwa Proses mendefinisikan tujuan atau misi.
inovasi sosial dapat dimulai di mana-mana Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
dalam bidang perekonomian, tidak hanya organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana
di sektor non-profit, tetapi juga di sektor dan berhasil dengan baik. Misi sangat diperlukan
publik dan swasta. Di sisi lain, inovasi bagi pegawai dan pihak yang terlibat didalam
sosial tidak terbatas pada masalah organisasi tersebut untuk mengenalorganisasi dan
kesejahteraan tetapi juga mungkin terkait mengetahui peran dan program-programnya serta
dengan isu-isu perlindungan lingkungan hasil yang akandiperoleh dimasa mendatang.
dan pembangunan berkelanjutan. Proses mengenali dan menilaipeluang
Inovasi sosial sangat berkaitan dengan Mengenali dan menilai peluang merupakan salah
social entrepreneurship. Inovasi sosial satu aspek yang paling penting dalam
adalah pondasi bagi seorang social menjalankan social entrepreneurship. Dalam
entrepreneur dalam menjalankan bisnis social entrepreneurship, peluang dianggap
atau kegiatannya untuk mencari sebagai sesuatu yang baru dengan cara yang
kesempatan, memperbaiki sistem, berbeda dalam membuat dan mempertahankan
menemukan pendekatan yang baru serta nilai sosial. Ide yang muncul dan menarik
menciptakan solusi terhadap perubahan mungkin dapat beragam, akan tetapi tidak semua
lingkungan yang lebih baik (Widiastusy, ide yang menarik tersebut dapat dikembangkan
2011). Seorang social entrepreneur mencari menjadi sebuah pelung untuk menciptakan dan
cara yang inovatif untuk memastikan bahwa mempertahankan nilai sosial.
usahanya akan memiliki akses terhadap Seorang social entrepreneur haruslah berupaya
sumber daya yang dibutuhkan selama untuk mengenali berbagai peluang dalam
mereka dapat menciptakan nilai sosial menciptakan atau mempertahankan nilai sosial.
(Mort &Weerawardena, 2003). Sedangkan menilai peluang adalah sebuah proses
Aspek-aspek dalam Social pengumpulan data yang dicampur dengan
entrepreneurship
Di dalam menjalankan kegiatan social
entrepreneurship, tentu saja dipengaruhi
oleh berbagai aspek. Menurut Dees (2002)
beberapa aspek yang mempengaruhi social
entrepreneurship adalah:

7
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
insting. Cara ini merupakan sebuah ilmu Konsumen atau pelanggan didalam social
dan seni. Mengumpulkan informasi yang entrepreneurship sedikit berbeda dengan
dibutuhkan, yang relevan dengan ukuran, konsumen dalam sebuah bisnis umumnya. Dalam
cakupan, dan waktu yang tersedia. Pada definisi social entrepreneurship, konsumen
akhirnya, didalam setiap proses adalah mereka yang ikut berpartisipasi dengan
pengambilan keputusan tentunya insting sukses dalam mendukung misi sosial. Partisipasi
sangat diperlukan. ini bisa dalam bentuk penggunaan layanan,
Proses manajemen resiko (risk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, relawan,
management) memberikan dana atau barang untuk sebuah
Dalam merealisasikan misi atau ide- organisasi nirlaba, atau bahkan membeli layanan
idenya, seorang social entrepreneur atau produk yang dihasilkan organisasi tersebut.
dihadapkan pada sebuah resiko dan Fokus social entrepreneurship adalah untuk
tantangan. Resiko adalah kemungkinan menyalurkan semua hasil sumberdaya sehingga
yang tidak diharapkan. Dua komponen tercipta nilai sosial. Mengidentifikasi pelanggan
yang melekat dalam resiko adalah bahwa sangat penting karena pelanggan merupakan pasar
yang pertama, resiko dapat didefinisikan untuk menyalurkan barang dan jasa.
sebagai potensi besar yang tidak Proyeksi Arus Kas
diharapkan terjadi karena tidak Untuk dapat terus
memperhitungkan sisi buruk, dan menjalankan kegiatannya, social
komponen dari resiko yang kedua adalah entrepreneur harus dapat memproyeksikan
kemungkinan bahwa hasil-hasil yang tidak kebutuhan uang tunai untuk usaha mereka.
diinginkan tersebut akan benar-benar Mereka harus memutuskan bagaimana
terjadi. mereka dapat memeproleh
Jadi dalam merealisasikan ide atau kas untuk kelangsungan
gagasannya, social entrepreneur harus usahanya. . Tentu saja, tugas ini lebih rumit
memperhitungkan segala sesuatunya yang bagi social entrepreneur daripada business
akan terjadi. Hambatan-hambatan dalam entrepreneurs pada umumnya Pada beberapa
menjalankan suatu kegiatan social kesempatan, penyandangdana pihak ketiga
entrepreneurship dapat muncul secara (misalnya,
tidak terduga. instansipemerintah atau
Mengidentifikasi dan menarik pelanggan perusahaan) dapat menjadi
alternatif untuk menutupi biaya

8
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
operasional. Namun dalam banyak kasus, Seorang social entrepreneur dapat menciptakan
pendapatan yang diperoleh dari layanan model bisnis baru dimana model tersebut akan
yang diberikan seringkali lebih kecil dari meningkatkan kinerja para pengusaha sosial.
jumlah biaya operasional yang dibutuhkan. Beberapa literatur mengenai model bisnis social
Dalam kasus tersebut, dana relawan dapat entrepreneurship menyarankan desain model
digunakan untuk mengisi kesenjangan, bisnis untuk social entrepreneurship seperti
sehingga perencanaan penggalangan dana yang digambarkan dalam gambar dibawah
haruslah dibuat dengan matang dan ini(Grassl, 2012):
realistis. yang masuk akal. Tantangan bagi
pelaku social entrepreneur adalah bahwa
mereka harus selektif dalam merencanakan
aliran pendapatan tunai (arus kas) agar
kegiatannya tetap berfokus pada misi yang
telah ditetapkan.
Model Bisnis Social entrepreneurship

Osterwalder & Pigneur (2010)


mendefinisikan model bisnis sebagai
gambaran dasar pemikiran tentang
bagaimana organisasi menciptakan dan
memberikan nilai. Model bisnis
memperlihatkan cara berpikir tentang
bagaimana sebuah perusahaan
menghasilkan uang. Model bisnis dan Gambar 2.2 Social Business Design
bentuk organisasi sangat berpengaruh
terhadap kemampuan perusahaan untuk Sumber : Business Models of Social Enterprise:
tumbuh dan berkembang secara A Design Approach to Hybridity , SGerbaussalh,
berkelanjutan. Seperti halnya bisnis pada 2p0e1r2usahaan sosial harus dibangun
umumnya, kesempatan yang dimiliki oleh sebagai sebuah jaringan dan koneksi yang kuat
sosial entrepreneurship harus didukung dan terpadu dengan pengetahuan mengenai bisnis
oleh model bisnis yang masuk akal dan yang di mana mereka dapat menemukan nilai
realistis. secara individual dan bersama-sama secara
keseluruhan sebagai sebuah ekosistem.
Social entrepreneurship dianggap telah memiliki
“sarang” (hive) apabila organisasi tersebut dapat
mengandalkan

9
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
kerjasama di lingkungan mereka berada kehidupan masyarakat. Konsep social
dan bekerjasama secara intensif dengan entrepreneurship mencapai puncak
para stakeholder. pemahamannya pada dekade tahun 2006 dengan
dibuktikan di mata dunia internasional seorang
Mohammad Yunus pemenang Nobel Perdamaian
Informasi yang didapatkan dari para
dalam kiprahnya bidang ekonomi mikro yang
pelanggan terkait perubahan yang terjadi
khusus ditujukan oleh kaum wanita di Banglades.
di pasar dapat diartikan sebagai sebuah
Itu adalah pengakuan dan penghargaan untuk
dymanic signal bagi social
seorang Social entrepreneur (Social
entrepreneurship, dimana para pelaku atau
entrepreneurship).
komunitas social entrepreneurship harus
Semenjak itu, termasuk Indonesia, mulai hangat
mengambil dan memproses informasi ini
memperbincangkan konsep Social
secara efisien sehingga dapat mengarah
entrepreneurship. Hal ini wajar mengingat bahwa
kepada nilai sosial yang ingin diciptakan.
fenomena keberhasilan Moh. Yunus dengan
Proses ini yang digambarkan sebagai
konsep Grammen Bank atas upaya memecahkan
sebuah metafilter.
masalah sosial di negaranya, sesungguhnya tidak
Terkait metode bisnis, wirausaha sosial
jauh berbeda dengan situasi masalah sosial yang
menciptakan organisasi campuran (hybrid)
terjadi di Indonesia. Konsep social
yang menggunakan metode-metode bisnis,
entrepreneurship seolah menjadi sebuah
namun hasil akhirnya adalah penciptaan
alternatif pemikiran yang dapat memecahkan
nilai sosial (Winarto, 2008).
masalah sosial yang sedemikian kompleksnya
terjadi di Indonesia.
PERKEMBANGAN SOCIAL Dewasa ini terjadi pergeseran social
ENTREPRENEURSHIP DI entrepreneurship yang semula dianggap
INDONESIA merupakan kegiatan ”non-profit” (antara lain
Menilik Perkembangan Social melalui kegiatan amal) menjadi kegiatan yang
entrepreneurship di Indonesia berorientasi bisnis (entrepreneurial private-
Social entrepreneurship menjadi fenomena sector business activities). Keberhasilan
sangat menarik saat ini karena perbedaan- legendaris dari
perbedaannya dengan wirausaha
tradisional yang hanya fokus terhadap
keuntungan materi dan kepuasan
pelanggan, serta signifikansinya terhadap

10
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
Grameen Bank dan Grameen Phone di terhadap permodalan, dan akses terhadap sumber
Bangladesh menggambarkan salah satu daya maupun jejaring.
contoh terjadinya pergeseran orientasi Melalui gerakan yang digagas Sandiaga Uno ini,
dalam menjalankan program social masyarakat diharapkan mempunyai semangat
entrepereneurship. Hal ini menjadi daya juang untuk mengubah kehidupan, mulai dari diri
tarik bagi dunia bisnis untuk turut serta sendiri, keluarga, komunitas, dan wilayah.
dalam kegiatan social entrepreneurship, Gerakan Indonesia Setara berfokus pada
karena ternyata dapat menghasilkan pemberdayaan UMKM, yang merupakan kunci
keuntungan finansial. utama supaya potensi 'survive' negeri ini menjadi
Begitu peliknya permasalahan sosial yang lebih tinggi. Indonesia Setara juga secara aktif
terjadi di Indonesia pun telah mendorong mendatangi kampus-kampus dan organisasi
tumbuhnya berbagai komunitas social sebagai 'engagement' langsung untuk mengajak
entrepreneurship, dua di antaranya adalah masyarakat melakukan perubahan menuju
Asosiasi Social entrepreneurship kesetaraan.
Indonesia (AKSI) dan Indonesia Asosiasi Social entrepreneurship
setara. Berikut profil singkat kedua Indonesia (AKSI)
komunitas tersebut :
Indonesia Setara AKSI merupakan sebuah wadah atau organisasi
untuk menjaring para kewriausahaan sosial di
Indonesia Setara adalah sebuah Organisasi seluruh indonesia yang memiliki visi untuk
Non Profit yang dibentuk pada November menciptakan lingkungan yang mendukung
2010 yang memiliki tujuan untuk (enabling environment) untuk tumbuhnya social
membangun mindset percaya diri bahwa entrepreneurship di Indonesia. Sedangkan misi
rakyat Indonesia mampu berprestasi untuk dari AKSI adalah untuk :
mendorong kemajuan bangsa. Indonesia Menciptakan lingkungan yang mendukung
Setara Foundation akan membantu pelaku (enabling environment) untuk tumbuhnya
UMKM dan Koperasi agar mampu socialentrepreneurship di Indonesia.
mengakses peluang dan kesempatan
tersebut sehingga tumbuh danberkembang.
Fokus utama Indonesia Setara adalah
mengembangkan kapasitas dan jejaring.
Indonesia Setara akan
membuka akses pendidikan, akses

11
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
Mendorong social entrepreneurship yang entrepreneurship mulai bermunculan. Pengakuan
berkelanjutan melalui layanan peningkatan itu juga diwujudkan dalam bentuk
kapasitas. penggelontoran dana-dana yang diperebutkan
Membangun jaringan dengan berbagai berbagai social entrepreneurship
pihak, di sektor social entrepreneurship melalui berbagai proyek yang diusulkan oleh
maupun lintas sektor, di tingkat nasional, lembaga social entrepreneurship. Meski dana
regional dan internasional untuk tersebut tidak hanya murni dari pemerintah,
memperkuat komitmen dan upaya di sektor pemerintah berhak mengecek manfaat penerima
sosial. dana itu. Hal ini untuk menjamin dana tersebut
AKSI merupakan sebuah wadah tidak disalahgunakan oleh penerima.
berkumpulnya para penggiat social Social entrepreneur yang mendapat dana
entrepreneurship yang bertujuan untuk kemudian mengerjakan proyek yang sudah tentu
membangun keberdayaan masyarakat harus bermanfaat bagi masyarakat, seperti
secara berkelanjutan melalui inovasi di penciptaan lapangan pekerjaan, pengurangan
bidang sosial. AKSI lahir atas keprihatinan jumlah warga yang tidak memiliki rumah, dan
terhadap situasi bangsa Indonesia yang perbaikan lingkungan. Pemerintah kemudian
dilanda banyak permasalahan sosial, akan mengaudit dana-dana yang disalurkan itu.
seperti kemiskinan, kerusakan lingkungan, Pemerintah mengecek manfaat yang diterima
dsb. Beberapa program yang dimiliki oleh masyarakat yang menjadi subyek dalam
AKSI, antara lain memperkuat proyek-proyek itu.
keanggotaan, memperkuat gerakan Pengakuan atas keberadaan social
kewirausahaan di Indonesia, dan entrepreneurship di Indonesia semakin
memperkuat kelembagaan asosiasi. AKSI dikokohkan dengan pemberian penghargaan
juga aktif melakukan pembinaan social kepada social
entrepreneurship dan ekspedisi ke daerah entrepreneurship yang diadakan oleh banyak
terpencil untuk membantu memecahkan institusi, di antaranya yang dilakukan oleh Ernst
permasalahan sosial di sana. and Young, sebuah perusahaan konsultan. Ernst
Pengakuan Social entrepreneurship and Young telah menambah jenis penghargaan
di Indonesia yang
diberikannya dengan menobatkan social
Selain muncul komunitas-komunitas social
entrepreneurship di Indonesia, pengakuan
dari berbagai pihak terhadap pelaku social

12
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
entrepreneurship sebagai salah satu entrepreneurship yang dapat mendukung
kategori penghargaan. Selain itu, terdapat tumbuhnya semangat socialentrepreneurship
pula penghargaan Kusala Swadaya yang pada sekelompok masyarakat. Berikut adalah
digagas oleh Yayasan Bina Swadaya beberapa contoh kelompok maupun individu yang
dimana penghargaan Kusala Swadaya berkecimpung dalam social
merupakan penghargaan yang diberikan entrepreneurship di Indonesia dan telah
kepada para pelaku usaha, motivator, memperoleh beberapa penghargaan:
kelompok, para penulis, dan media sebagai Kelompok Wanita Tani Tunas Mekar
apresiasi atas perjuangannya yang tanpa : Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri)
kenal lelah untuk memberdayakan Gapoktan yang diketuai oleh Wardana
masyarakat melalui semangat social beranggotakan 13 kelompok tani atau 361 KK di
entrepreneurship. Bali merupakan salah satu pengelola Simantri
Sejumlah organisasi telah berusaha yang cukup berhasil mengangkat perekonomian
para petani yang tergabung di dalamnya.
membangun social entrepreneurship Melalui hasil uji coba serta mencari berbagai
dalam dunia, misalnya informasi di internet untuk pengembangan
skala Ashoka Simantri yang dikelolanya, kelompok ini telah
Fellows. menghasilkan berbagai produk olahan sampingan
berbahan dasar susu kambing etawa diantaranya
sabun padat, sabun cair dan krupuk susu
Pelaku Social entrepreneurship di kambing. Tak puas sampai di sana, dan mulai uji
Indonesia coba membuat lulur dan handbody lotion
Cabang social entrepreneurship berinduk berbahan dasar susu kambing. Seluruh produk
pada bidang yang lebih luas, yaitu tersebut dikombinasikan dengan sejumlah hasil
kewirausahaan. Kewirausahaan komoditi pertanian lainnya seperti pepaya, lidah
dikembangkan dengan menggunakan data buaya, coklat, kopi, sereh, mengkudu dan
empiris dari dunia bisnis. Sejumlah upaya strawberry. Pemasaran berbagai produk itu telah
pengembangan wirausaha bisnis dapat tersebar di seluruh Bali,
menjadi acuan untuk pengembangan social
entrepreneurship.
Untuk menekuni dunia social
entrepreneurship, membutuhkan komitmen
tinggi dan rela berkorban dalam segala hal,
mulai dari finansial (uang), waktu, serta
pantang menyerah. Dan Indonesia beruntung
memiliki cukup banyak pelaku social

13
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
Banyuwangi hingga Malang. Pangsa pasar sebagian ada yang berwiraswasta dan menjadi
masih sangat terbuka karena makin pegawai.
meningkatnya permintaan. Pengembangan usaha yang telah dilakukan Srini
Sementara hasil sampingan seperti bio bersama anggota kelompoknya adalah:
urine, biogas serta Bersama dengan 28 anggotanya ,Srini mencoba
pupuk selama mengekspor sayur dari hasil tanamannya sendiri.
dimanfaatkan maksimal Dia menanam buncis Perancis di area seluas 400
oleh anggota meter persegi. Dari area ini, dia bisa menginisiasi
Gapoktan ini. Pupuk ekspor dengan mengirimkan 25-30 kilogram (kg)
dan biourine buncis Perancis ke Singapura lewat perantara
dimanfaatkan untuk petani sekaligus pengepul sayur, Pitoyo, di
petani Kabupaten Semarang.
dalam pengelolaan 110 hektare Seiring perkembangan ekspor tersebut, jumlah
tanaman kopi robusta yang merupakan anggotanya bertambah menjadi
salah satu hasilpertanian andalan kawasan 42 orang. Tak hanya dari Dusun Gowok Ringin,
tersebut Semangat, kerja keras, keuletan, anggota juga berasal dari dua dusun tetangga,
inovasidan kreatifitas Dusun Gowok Sabrang dan Dusun Gowok Pos,
serta semangat kewirausahaan serta Desa Tlogolele, Boyolali. Luas lahan
merupakan pertanian buncis Kelompok Merapi Asri
kunci mencapai 1 hektar.
keberhasilan Sistem Pertanian Terintegrasi Merintis budi daya bit untuk diekspor. Bit disebut
(Simantri) yang berlokasi di Bali ini. bermanfaat antara lain untuk penambah darah,
pengobatan pasien diabet, dan pewarna alami
produk makanan. Buah Bit rencananya akan
Srini Maria : Ibu Buncis dari Merapi
diekspor ke Singapura melalui perusahaan ekspor
Konsep yang dikembangkan oleh Srini
produk hortikultura di Soropadan Agro Ekspo
adalah menerapkan metode pola menanam
Kabupaten
kepada para petani di Desa Sengi,
Magelang, khususnya untuk petani wanita
karena ia ingin mereka lebih berdaya dan
aktif dalam perekonomian keluarga.
Desa Sengi merupakan desa yang sangat
dekat dengan Gunung Merapi sehingga
daerah ini sering disebut daerah KRB III,
daerah rawan bencana satu, karena
wilayah Sengi terletak ± 8 km dari puncak
Merapi. Mata pencaharian masyarakat
Desa Sengi meliputi pertanian,
perkebunan, peternakan dan perdagangan,

14
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
Temanggung, dengan nilai kontrak Rp YatimOnline telah mendapat penghargaan
4.000 per kilogram. sebagai Aksi Inspiratif KlikHati Award 2010,
Dengan adanya kegiatan ini, dampak harga Ten Outstanding Young Person 2012 dari Junior
jual buncis Perancis untuk ekspor jauh Chamber International – Indonesia, Episode
lebih tinggi dibandingkan yang di pasar “Sang Juara” di BChannel TV, Indonesia
lokal. Selain untuk ekspor, Kelompok Changemakers Forum, bermitra dengan Dompet
Merapi Asri juga tetap menjalin kerja Dhuafa untuk program “Muliakan Anak Yatim”,
sama dengan pedagang pengepul sayur di bermitra dengan BAZNAS untuk pendirian
Kabupaten Semarang untuk membantu Rumah Pintar Ciapus.
mendistribusikan buncis Perancis di pasar Fokus kegiatan YatimOnline di bidang
lokal. Social entrepreneurship yang pendidikan, ekonomi dan kesehatan.
diinisiasi oleh Srini mendorong para Di Bidang Pendidikan, YatimOnline mendirikan
perempuan dan setiap keluarga petaniuntuk Rumah Pintar Ciapus, Raudhatul Athfal An-
mampu berpikir maju dalam Nahlya (pendidikan anak), dan Pustaka Desa;
mengembangkan pasarnya. Dengan selain memberikan beasiswa kepada siswa
demikian, petani tak terus-menerus berprestasi.
terombang-ambing oleh harga sayur di Di bidang Kesehatan, secara rutin melakukan
pasar lokal. program Dokter Keluarga Yatim Dhuafa, yaitu
pelayanan kesehatan gratis kepada warga yang
dilaksanakan 3 bulan sekali serta RUTIL
Baban Sarbana : Menghubungkan anak-
Di bidang Ekonomi, membentuk Kelompok
anak yatim piatu dengan dunia melalui
Usaha Bernama Yatim Dhuafa, yaitu lembaga
jejaring online untuk masa depan yang
rintisan micro finance yang memberikan
lebih baik
pinjaman bagi para Bunda Yatim Dhuafa yang
Baban Sarbana merupakan pendiri
memiliki usaha yang sudah berjalan dan
Yayasan Pusat Pembelajaran Ilmu
memerlukan bantuan modal, Taruna Wirausaha,
Berguna, disingkat ILNA, yaitu Yayasan
peluang bekerja/berusaha
yang bergerak di bidang sosial, pendidikan
dan keagamaan. Yayasan ini sejak Maret
2010, mendirikan Pondok Yatim Mandiri,
dengan gerakan sosialnya bernama
YatimOnline.

15
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
bagi anak-anak yang ingin menambah
penghasilan serta rintisan Sedawai(Sekolah Fajri Mulya Iresha : Zero Waste Indonesia,
Desa Wirausaha Indonesia). Saatnya Indonesia BebasSampah
Pemikiran Fajri tentang sampah yang mempunyai
Elang Gumilang : Kredit Pemilikan Rumah nilai ekonomis kalau bisa di kelola dengan baik
Sederhana bersubsidi (KPRS) sebagai latar belakang dibentuknya kegiatan Zero
Pemuda kelahiran 1985 ini mencoba Waste Indonesia. dimulai dengan mengedukasi
menangkap peluang dalam bisnis properti masyarakat dalam mengumpulkan sampah
sekaligus membantu golongan ekonomi organik dan non organik kemudian membina
menengah kebawah untuk memiliki Bank Sampah di sekitaran wilayah Depok. Serta
rumah. Saat menjadi mahasiswa di Institur kepedulian Fajri terhadap pemulung dan kaum
Pertanian Bogor, Elang sudah menjadi marjinal untuk turut serta dalam perberdayaan
direktur utama Elang Grup, sebuah grup ini.
bisnis pengembang perumahan. Pada tahun Keberadaan Zero Waste Indonesia yang telah
2007 Elang bermitra dengan Bank mendapatkan penghargaan dari salah satu Bank
Tabungan Negara (BTN) menyediakan Nasional di Indonesai ini berhasil membina
Kredit Pemilikan Rumah Sederhana sekitar 25 Bank sampah yang masing masing
bersubsidi (KPRS) bagi masyarakat Bank sampah melibatkan sekitar 30 kepala
berpenghasilan di bawah Rp 2,5 juta per keluarga, total masyarakat yang turut bergabung
bulan. Harganya mulai Rp 25 juta (tipe sekitar 500 sampai 750 warga. Zero Waste
21/60) berbunga 4,5 persen per tahun dan memberdayakan para pekerjanya dengan latar
maksimal Rp 55 juta (tipe36/72) berbunga belakang pemulung, pemuda pengangguran, dan
7,5 persen per tahun. Cicilannya Rp 25-90 pemakai narkoba
ribu per bulan. Proyek perdananya di Hingga saat ini, Fajri dapat menghasilkan 200 kg
Perumahan Griya Salak Endah berhasil sampah plastik perhari dengan rata rata omzet 30
dimana sebanyak 450 unit rumah terjual. juta per bulan. Hasil tersebut dapat menambah
Pembelinya buruh, pedagang, tukang penghasilan masyarakat dari kegiatan menabung
tambal ban, dan guru. Pemenang sampah non organik, serta sebagian hasil
Wirausahawan Muda Mandiri terbaik tabungan
Indonesia 2007 ini tergerak menyediakan
rumah murah bagi „orang kecil‟ yang
kesulitan membelinya.

16
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
Bank Sampah mereka di gunakan untuk inisiatif mereka perlu diberikan apresiasi secara
membangun infrastuktur lingkungan khusus, karena mereka tidak sekadar
sekitar. mengembangkan bisnis tapi juga memecahkan
Zero Waste Indonesia berhasil persoalan sosial.
menanamkan kepedulian dan kesadaran Telaah secara lebih rinci terhadap profil pelaku
warga untuk mengolah dan memilih social entrepreneurship diatas berdasarkan kajian
sampah di rumah tangga, memberdayakan elemen social entrepreneurship (SE) dijelaskan
pemulung dan kaum marjinal mantan dalamtabel berikut :
penguna narkoba yang bekerja di Zero
Waste Indonesia dan mengurangi dampak
kerusakan lingkungan akibat sampah
Plastik terutama untuk wilayah Depok
yang selama ini menjadi suatu
permasalahan. Kegiatan Zero Waste
Indonesia telah diadopsi di beberapa
daerah seperti di Jambi dan Pekanbaru.
Rencana pengembangan kedepannya Zero
Waste Indonesia ingin membuat kerajinan
daur ulang sampah, kreasi daur ulang
seperti tas, hiasan dengan mengandeng
relawan mahasiswa.
Hal yang menarik untuk dicermati dari
profil di atas adalah adanya kesamaan
dalam hal: mereka berjiwa wirausaha,
kreatif dan inovatif, serta memiliki
kepedulian sosial yang tinggi. Bangsa ini
membutuhkan banyak sosok seperti
mereka, yang bisa memadukan antara
aktivitas bisnis dan sosial. Perjalanan para
pengusaha sosial ini tentunya masih
panjang untuk membuktikan diri sebagai
social entrepreneurship yang sejati, namun

17
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
Elemen Kelompok Srini Baban Elang Fajri Mulya
SE Wanita Tani Maria Sarbana Gumilang Iresha
Tunas Mekar

Simantri Buncis dari Yatim Online Elang Grup Zero Waste


Merapi Indonesia

Social Petani dan Peningkatan Layanan Kemudahan Mengurangi


Value pengrajin nilai ekspor pendidikan kepemilikan dampak
memiliki wadah bahan lokal dan rumah untuk kerusakan
untuk kesehatan masyarakat lingkungan
menciptakan bagi berpenghasilan akibat sampah
bisnis anak putus rendah.
berbasis sekolah
komunitas. dan
keluarga dhuafa.
Civil 361 KK di Bali Para wanita Pemuda yatim dan Pendanaan 500-700
Society di daerah dhuafa di desa perumahan untuk warga di sekitar
Gunung Pemuda putus kalangan TPS
Merapi sekolah menengah Pemulung dan ex
Orang tua Yatim ke bawah Pengguna
Dhuafa narkoba

Innovation Sistem Pertanian Peningkatan Yatimpreneur Rumah Bank Sampah


Terintegrasi kualitas Rumah Pintar Sederhana
dan Ciapus bersubsidi
harga untuk Raudhatul Athfal Model
produk buncis An- Nahlya pembiayaan
(pendidikan perumahan.
anak),
Pustaka Desa

Economic Menghasilkan Ekspor Kelompok usaha Pengembang Menambah


Activity berbagai produk buncis dan sandal jepit spon Perumahan peghasilan
olahan budi daya bit dan produksi masyarakat dari
sampingan batako kegiatan
berbahan yang menabung
dasar susu dikelola oleh sampah
kambing pemuda non
dan hasil organik
komoditi Menghasilkan
pertanian kerajinan dan
kreasi daur ulang
sampah.

Tabel 3.1 Profil Social Entreprenur dalam Elemen SESumber : Data yang diolah oleh Penulis

18
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
Peranan Social entrepreneurship Melakukan inovasi dan kreasi baru terhadap
dalam Pembangunan Ekonomi produksi barang ataupun jasa yang dibutuhkan
masyarakat.
Peran social entrepreneur dapat berperan Inovasi dan kreasi baru terhadap jasa
baik dari segi internal maupun eksternal. kemasyarakatan yang selama ini tidak tertangani
Peran social entrepreneur dari segi internal oleh pemerintah dapat dilakukan oleh kelompok
adalah mengurai tingkat ketergantungan Social Entrepereneurship seperti misalnya :
terhadap orang lain, menciptakan rasa penanggulangan HIV dan narkoba, pemberantasan
kepercayaan diri, dan dapat meningkatkan buta huruf, kurang gizi. Seringkali standar
daya tarik pelakunya. Dari segi eksternal, pelayanan yang dilakukan pemerintah tidak
kewirausahaan dapat berperan sebagai mengena sasaran karena terlalu kaku mengikuti
menyediakan lapangan pekerjaan bagi standar yang ditetapkan. Di lain sisi, Social
masyarakat yang belum mendapatkan entrepreneurs mampu untuk mengatasinya karena
peluang kerja. Dengan cara itulah memang dilakukan dengan penuh dedikasi dan
kewirausahaan dapat juga membantu berangkat darisebuah misi sosial.
mengurai atau memberantas tingkat
pengangguran yang selama ini jadi beban
Menjadi modal sosial
pikiran masyarakat dan permasalahan sosial
Modal sosial yang terdiri dari saling pengertian
lainnya.
(shared value), kepercayaan (trust) dan budaya
Social entrepreneurship juga berperan
kerjasama (a culture of cooperation) merupakan
dalam pembangunan ekonomi karena
bentuk yang paling penting dari modal yang dapat
ternyata mampu memberikan daya cipta
diciptakan oleh social entrepreneur (Leadbeater
nilai–nilai sosial maupun ekonomi, seperti
dalam Santosa, 2007). Siklus modal sosial diawali
yang dipaparkan oleh Santosa (2007)
dengan penyertaan awal dari modal sosial oleh
berikut:
pengusaha sosial. Selanjutnya dibangun jaringan
Menciptakan kesempatan kerja
kepercayaan dan kerjasama yang makin meningkat
Manfaat ekonomi yang dirasakan dari Social sehingga dapat akses kepada pembangunan fisik,
entrepreneurship di berbagai negara adalah aspek keuangan dan sumber daya manusia. Pada
penciptaan kesempatan kerja baru yang saat unit
meningkat secara signifikan.

19
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
usaha dibentuk (organizational capital) dan Pemaparan yang dilakukan oleh Nega (2013)
saat usaha sosial mulai menguntungkan maka terkait dampak social entrepreneurship terhadap
makin banyak sarana sosial dibangun Di pembangunan ekonomi di Afrika menyimpulkan
bawah ini digambarkan “virtous circle of bahwa social entrepreneurship memainkan peran
social capital” yang dikemukakan oleh penting dalam pembangunan, dimana social
Leadbeater dalam Santosa (2007) : entrepreneurship mendorong pembangunan
masyarakat antara beragam kelompok orang, yang
dapat memfasilitasi pembangunan. Selain itu,
social entrepreneurship memupuk pemecahan
masalah yang secara kreatif mengembangkan
keterampilan masyarakat.
Seorang pengusaha sosial memainkan peran
penting dalam mempromosikan inisiatif- inisiatif
yang berasal dari sektor yang berbeda
(pemerintah, masyarakat, dan perusahaan) untuk
mengatasi tantangan ekonomi dan sosial di daerah
dan masyarakat lokal (Squazzoni, 2008). Inisiatif
lintas sektor sangat penting untuk peningkatan
kapasitas daerah atau masyarakat dalam mengatur
Gambar 3.1 The virtous cycle of Social Capital solusi inovatif untuk masalah sosial ekonomi
Sumber : Leadbeater dalam Santosa, 2007 melampaui batas-batas pasar dan lembaga
Peningkatan Kesetaraan pemerintah.
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi
adalah terwujudnya kesetaraan dan
pemerataan kesejahteraan masyarakat. Melalui
social entrepreneurship, tujuan tersebut akan 4. KESIMPULAN
dapat diwujudkan karena para pelaku bisnis
yang semula hanya memikirkan pencapaian Social entrepreneurship merupakan salah satu
keuntungan yang maksimal, selanjutnya akan bentuk kewirausahaan yang bertujuan untuk
tergerak pula untuk memikirkan pemerataan membantu masyarakat. Bisnis sosial bisa jadi
pendapatan agar dapat dilakukan salah satu bentuk social entrepreneurship tetapi
pembangunan ekonomi yang tidak semua social
berkelanjutan. Contoh keberhasilan Grameen
Bank adalah salah satu bukti dari manfaat ini.

20
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
entrepreneurship berbentuk bisnis sosial. dalam pengembangan dan dalam praktiknya
Social entrepreneurship adalah inisiatif dilapangan.
(ekonomi atau non ekonomi, bertujuan profit Meskipun dari pandangan masyarakat luas banyak
atau non profit) yang inovatif. yang berfikir bahwa social entrepreneurship itu
Social entrepreneurship melihat masalah adalah hanya kegiatan sosial, namun pada dasarnya
sebagai peluang untuk membentuk kegiatan social entrepreneurship adalah sebagai
sebuah model bisnis baru yang bermanfaat kegiatan bisnis. Sebagai bisnis, social
bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. entrepreneurship tak terlepas dari kaidah- kaidah
Hasil yang ingin dicapai bukan keuntungan bisnis pada umumnya dan social entrepreneurship
materi atau kepuasan pelanggan, melainkan juga memerlukan alat ukur untuk menarik investor
bagaimana gagasan yang diajukan dapat dalam mengembangkan bisnisnya tersebut. Kajian-
memberikan dampak yang baik bagi kajian dan penelitian selanjutnya dapat
masyarakat. menggunakan metodologi perhitungan yang
Kemajuan ekonomi di Indonesia sendiri menggunakan Social Return on Investment (SROI)
masih meninggalkan sejumlah masalah untuk mempertemukan kepentingan para pelaku
sosial dan lingkungan. Dan tentunya peranan social entrepreneurship dan para investor. Dimana
dari masyarakat sekitar sangat diperlukan dengan SROI, pelaku social entrepreneurship dan
untuk membantu pemerintah menangani investor bisa menentukan sejumlah parameter yang
sejumlah masalah tersebut. Peranan-peranan kemudian akan dikuantifikasi sebagai komponen
dari masyarakat sekitar yang bisa dilakukan penghitungan investasi.
ialah melakukan aktivitas social Isu sustainability (keberlanjutan) secara finansial
entrepreneurship yaitu melakukan sebuah dan kelembagaan selalu menjadi tantangan terbesar
aktivitas bisnis yang dapat membantu bagi para social entrepreneurship. Ada dua
permasalahan-permasalahan sosial. alternatif kemitraan yang dapat dikembangkan oleh
Social entrepreneurship menjadi suatu social entrepreneurship yakni kemitraan dengan
fenomena menarik untuk saat ini, karena institusi publik dan kemitraan dengan korporasi.
memiliki banyak perbedaan-perbedaan
dengan wirausaha tradisional. Apabila
wirausaha tradisional lebih berfokus dengan
keuntungan materi dan hanya kepuasan
pelanggan semata, social entrepreneurship
melibatkan berbagai ilmu pengetahuan

21
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
Untuk mewujudkan bisnis sosial yang Daftar Pustaka
berkelanjutan tersebut memang
membutuhkan jaringan dan kerjasama Alter, S. K. , 2006, Social Enterprise Models and
dengan berbagai pihak. Keberlangsungan Their Mission and Money Relationships. In A.
hidup dari social entrepreneurship Nicholls (ed.), Social Entrepreneurship: New
hendaknya menjadi perhatian bagi berbagai Models of Sustainable Social Change. Oxford:
kalangan, yaitu pemerintah, masyarakat, Oxford University Press.
perusahaan, ataupun lembaga pendidikan Badan Pusat Statistik, 2015, Laporan Bulanan Data
seperti universitas sebab peranan social Sosial Ekonomi Agustus 2015, BPS.
entrepreneurship di Indonesia sangatlah Cukier, Wendy, Susan Trenholm, dan Dale Carl,
berdampak besar bagi perekonomian di 2011, “Social Entrepreneurship : A Content
Indonesia karena dapat menyerap banyak Analysis”, Journal of Strategic Innovation and
tenaga kerja dan manusia yang berkualitas Sustainability.
yang tidak mendapatkan peluang di sektor Dees, Gregory, Ayse Guclu, J. dan Beth Battle
formal. Anderson, 2002, “The Process of Social
Pendapat, hasil penelitian, dan kasus yang Entrepreneurship: Creating Opportunities Worthy
telah direkam pun mulai bertambah banyak of Serious Pursuit”, Center for the Advancement of
dan dapat menjadi acuan untuk membangun Social Entrepreneurship.
social entrepreneurship. Inilah suatu bidang Drayton Bill, 2006, Everyone a Changemaker,
yang sangat diperlukan, namun masih dalam Social Entrepreunership‟s Ultimate Goal,
tahap awal pengembangannya. Mengingat Innovations, MIT Press.
banyaknya masalah sosial, sebagai akibat Grassl, Wolfgang, 2012, “Business Models of
dari ketimpangan pembangunan ekonomi Social Enterprise : A Design Approach to
dan keterbatasan kemampuan pemerintah Hybridity”, ACRN Journal of Entrepreneurship
mengatasi masalah sosial, merupakan Perspectives.
tantangan yang sangat nyata bagi dunia Hulgard. Lars, 2010, Discourses of Social
akademi, praktisi dan rohaniwan untuk Entrepreneurship-Variation of The Same Theme?
meningkatkan keterlibatan dalam mencari EMES EuropeanResearch Network.
jalan keluar masalah sosial yang terjadi di Mort, Gillian Sullivan & Jay Weerawardena,
sekitar kita. 2003, Socialentrepreneurship:
towards conceptualisation, International
Journal of Nonprofit and Voluntary Sector
Marketing.
Moulaert, F., MacCallum, D., Mehmood, A., &
Hamdouch, A. ,2013, The international handbook
on social innovation. Collective action, social

22
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015
learning and transdisciplinary research. United Nations Development
Cheltenham: Edgar Elgar Programme , 2015, The 2015 Human Development
Nega, Berhanu dan Geoffrey Schneider, Report „Work for Human Development, UNDP
2013, “Social Entrepreneurship Utomo, Hardi, 2014, “Menumbuhkan Minat
Microfinance, and Economic Kewairausahaan Sosial”, Jurnal Ilmiah Among
Development in Africa”, Artikel Makarti.
dipresentasikan pada “The annual meeting of Widiastusy, Ratna dan Meily Margaretha, 2011,
the Association for Evolutionary “Socio Entrepreneurship : Tinjauan Teori dan
Economics”, Philadelphia. Perannya Bagi Masyarakat”, Jurnal Manajemen
Osterwalder, Alexander dan Yves Pigneur, Universitas Kristen Maranatha.
2009, “Business Model Generation”, Winarto, 2008, “Membangun Kewirausahaan
Business Model GenerationPublished. Sosial: “Meruntuhkan dan Menciptakan Sistem
Palesangi, Muliadi, 2012, “Pemuda Indonesia secara Kreatif”, Makalah dipresentasikan di acara
dan Kewirausahaan Sosial”, Prosiding Seminar Kewirausahaan Sosial, Mencipta Sistim
Seminar Nasional Competitive Advantage, Secara Kreatif, Universitas Gadjah Mada.
Universitas Pesantren TinggiDarul „Ulum. http://www.ashoka.or.id
Saiman, Marwoto, 2011, “Inovasi Metode http://www.aksi-indonesia.org/
Pembelajaran Sejarah”, Jurnal Ilmu-Ilmu 1. http://indonesiasetara.org/
Sejarah, Budaya dan Sosial.
Santosa, Setyanto P., 2007, “Peran Social
Entrepreneurship dalam Pembangunan”,
Makalah dipresentasikan di acara
Seminar “Membangun Sinergisitas Bangsa
Menuju Indonesia Yang Inovatif, Inventif
dan Kompetitif”, UniversitasBrawijaya.
Sledzik, Karol, 2013, “Schumpeter‟s View
on Innovation and Entrepreneurship”,
Journal of Social Scence Research Network.
Squazzoni, Flaminio, 2008, “Social
Entrepreneurship and Economic
Development in Silicon Valley, Journal of
the Association for Research on Nonprofit
Organizations & Voluntary Action.
Suharti, Lilelu dan Hani Sirine, 2011,
“Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial
Intention)”, Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan.

23
Jurnal Universitas Pembangunan Jaya #2 Volume 2 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai