Anda di halaman 1dari 7

Nama : Haris Wirawan Cahyadi

NPM : 20.0101.0138

Kelas : Manajemen Paralel 20

Jurnal 1 : Jurnal Manajemen Jil.45 No. 1, Januari 2019 70-95

Judul Social Entrepreneurship Research:


Past Achievements and Future Promises / Penelitian Kewirausahaan Sosial:
Prestasi Masa Lalu dan Janji Masa Depan
Penulis Tina Saebi
Nicolai J. Foss
Stefan Linder
Tahun 2019

Metode penelitian Metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Tujuan Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari kewirausahaan sosial


berdasarkan prestasi masa lalu dan janji kepada masa depan

Latar Belakang Masalah


Pengaruh social enterpreneurship dari masa lalu untuk masa depan.

Hasil penelitian Pada jurnal tersebut menggunakan tiga pendekatan dalam pembahasan
kewirausahaan sosial yakni pendekatan secara individu, organisasi dan
kelembagaan.
-Penelitian pada tingkat individu, seperti yang dijelaskan, tampaknya setuju
bahwa satu set emosi prososial (bisa dibilang) mendorong individu untuk
terlibat dalam SE, dimoderasi oleh pengalaman masa lalu individu. Namun,
aliran penelitian ini biasanya berfokus pada niat untuk terlibat dalam SE
tetapi tidak pada peluncuran sebenarnya dari
usaha sosial atau nilai sosial yang diciptakannya. Niat dapat dianggap
sebagai proxy untuk perilaku aktual, tetapi ini lebih mungkin berlaku dalam
situasi di mana tindakan dapat mengikuti niat dengan lebih mudah. Namun,
sebagai wirausahawan sosial harus terlibat dalam proses mencari sumber
daya keuangan dan non-keuangan, mencoba pendekatan yang berbeda, dan
seterusnya, sangat sering niat awal, tindakan, dan hasil berbeda dari hasil
akhir . Dengan demikian, tampaknya penting untuk memperluas variabel
hasil utama untuk memasukkan tindakan yang dapat diamati (peluncuran
usaha) daripada niat yang dilaporkan sendiri.
-Pada tingkat organisasi menunjukkan bahwa sifat hibrida dari usaha sosial
mengarah pada konflik dan ketegangan yang perlu ditangani secara efektif
agar usaha tersebut berkembang. Namun, masalah pertama yang perlu
diklarifikasi adalah (1) apa bentuk usaha sosial yang ada? dan (2) jenis
konflik apa yang mereka sebabkan? Tipologi dapat membantu
membedakan usaha sosial dalam hal model bisnis yang mendasarinya dan,
dengan demikian, tingkat ketegangan antara, masing-masing, saling
melengkapi antara penciptaan nilai sosial dan ekonomi dan apa
implikasinya terhadap kemudahan atau kesulitan dalam menjalankan misi
ganda usaha yang telah berjalan.
-Pada tingkat kelembagaan yakni pendapat pemerintah mengenai
kewirausahaan sosial dapat membantu mengatasi masalah kemiskinan
dengan catatan semua sektor harus dapat saling mengisi supaya
kewirausahaan sosial dapat dijalankan.
Berdasarkan dari jurnal tersebut saya menemukan suatu hal bahwa (1) SE
masih merupakan konsep yang tidak jelas dan diperdebatkan yang (2)
berkaitan dengan fenomena bertingkat dan bertingkat, yang (3) telah diteliti
di berbagai tingkat analisis tetapi (4) tidak dalam pengaturan multilevel
eksplisit. Sementara banyak pencapaian penting telah dibuat selama
beberapa dekade terakhir, tinjauan kami menunjukkan bahwa ada tiga
kesenjangan besar yang terkait erat.Pertama, konstruksi kunci tetap tidak
jelas (yaitu, sifat SE, nilai sosial). Hal ini menghambat tidak hanya
kemampuan untuk memajukan pemahaman kita tentang fenomena karena
menghambat pertumbuhan Pengetahuan kumulatif tetapi juga kemungkinan
membangun SE sebagai konsep yang berbeda dan,
karenanya, legitimasi lapangan. Untuk penelitian lebih lanjut, kami
menganjurkan pandangan SE sebagai bentuk hibrida, di mana misi ganda
penciptaan nilai sosial dan ekonomi bertindak sebagai kriteria penting
untuk menggambarkan SE dari fenomena terkait lainnya. Kedua,
kurangnya data empiris skala besar menghambat evaluasi efek sebenarnya
dari SE pada tingkat masyarakat. Sementara SE telah disebut-sebut
sebagai mekanisme yang kuat untuk mengentaskan kemiskinan dan
membawa perubahan kelembagaan, saya tidak dapat menemukan bukti kuat
dan faktual dalam jurnal tersebut untuk mendukung pernyataan ini.
Menurut saya hal ini tidak mengherankan karena langkah-langkah yang
ditetapkan untuk dampak sosial masih langka. Namun, SE secara inheren
merupakan fenomena multilevel, dan melakukan penelitian hanya pada satu
level analitis tidak hanya salah menggambarkan fenomena tersebut
tetapi juga berisiko kehilangan peluang untuk memajukan pengetahuan
melalui penelitian multilevel ke dalam fenomena SE. Faktanya, fokus
hanya pada satu tingkat analisis pada satu waktu
yang kami lihat dalam literatur membuat pemahaman pendahuluan dan
hasil SE menjadi sulit.Jadi dapat saya ilustraskan bahwa dalam penelitian
ini Social Enterpreneurship masih menjadi hal yang belum umum dalam
masyarakat luas dikarenakan faktor ekonomi yang menjadi penyebab
utamanya.Saat ini banyak pengusaha yang menjadikan keuntungan
berbisnis sebagai target utama dan mengesampingkan pengaruh sosial
dalam usahanya.Namun menurut saya paradigma tersebut dapat dirubah
dengan berbagai cara salah satu yang paling tepat menurut saya adalah
penanaman persepsi tentang kewirausahaan sosial akan dapat
meningkatkan eksistensi dari Social Enterpreneurship.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulannya berdasarkan jurnal tersebut saat ini para pengusaha sudah
mulai mempertimbangkan aspek sosial dalam bisnisnya.Meskipun tidak
bisa dipungkiri bahwa di Indonesia belum banyak para pengusaha yang
memperhatikan aspek sosial ini namun dengan adanya penelitian ini maka
akan memunculkan gairah baru dalam berwirausaha.Generasi muda yang
bergairah dan mempunyai semangat yang tinggi harus menanamkan
persepsi social enterpreneurship dalam dirinya, hal ini tidak terlepas dari
efek dari Social Enterpreneurship itu sendiri.Apabila kita berkaca pada
persepsi masyarakat umum saat ini masih banyak yang lebih memilih
menjadi pekerja dari pada pembuat lapangan pekerjaan,tentu hal ini perlu
dirubah agar mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap lapangan
pekerjaan.Tentunya untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kompetensi
dan kreativitas dari para wirausahawan,maka dari itu saran saya berkaitan
dengan jurnal ini adalah hendaknya kita lebih memfokuskan diri untuk
bisnis yang melibatkan berbagai pihak karena hal itu akan meningkatkan
sosialisasi kepada semua kalangan yang terlibat sehingga akan muncul rasa
kepedulian sosial yang tinggi.Wirausahawan harus dapat berpikir kreatif
dan inovatif supaya dapat memberdayakan masyarakat sekitarnya untuk
terlibat dalam bisnisnya.Hal ini akan meningkatkan kualitas dari SDM yang
ada dan saya yakin hal ini akan dapat mengurangi tingkat kemiskinan di
Indonesia.
Jurnal 2 : Jurnal Humaniora dan Ilmu Sosial St. Theresa Vol.7, No.2 Juli-Desember 2021

Judul Social Entrepreneurship amid COVID-19 Pandemic Uncertainties /


Kewirausahaan Sosial di Tengah Ketidakpastian Pandemi COVID-19

Penulis Revenio Jalagat

Tahun 2021

Metode penelitian Metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

Tujuan 1. Untuk memperjelas sejauh mana dampak yang dibawa oleh COVID-19
ke perusahaan sosial.
2. Mengkaji tantangan yang dihadapi wirausahawan sosial di puncak krisis.
3. Menilai peluang inovasi dan strategi fleksibel untuk mengatasi dampak
buruk pandemi.
4.Untuk menunjukkan ketahanan perusahaan melalui strategi dan platform
inovasi selama pandemi dan bahkan setelahnya.
Latar Belakang Masalah Dampak COVID-19 pada usaha sosial, tantangan, dan peluang yang dibawa
oleh krisis, serta strategi dan platform inovasi yang tangguh untuk meredam
virus dan mempertahankan kewirausahaan sosial bahkan di luar pandemi
Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal ini menunjukkan bahwa,
Perusahaan sosial berjuang untuk mempertahankan misi dan tujuan sosial
di tengah krisis pandemi dan rentan terhadap penyimpangan
misi. Ini berarti bahwa perusahaan sosial dihadapkan pada dilema apakah
akan terlibat dalam kegiatan komersial yang menguntungkan atau
meningkatkan ketergantungan mereka pada dana filantropi dan secara
finansial, perusahaan sosial dibandingkan dengan perusahaan berorientasi
keuntungan secara finansial tertekan dengan investasi dan dana awal.
Kedua, tahap awal kewirausahaan sosial mencerminkan kesulitan untuk
menanamkan perencanaan yang fleksibel. Ini mungkin menyiratkan bahwa
bidang wirausaha sosial masih kurang dipelajari terutama pada puncak
krisis pandemi. Ketiga, pengentasan masalah sosial menimbulkan tantangan
yang lebih tinggi bagi sektor ini dan keberlanjutannya. Misalnya, realitas
pandemi memikirkan bagaimana bisnis bertahan dan mempertahankan
operasi mereka, dan perusahaan sosial dihadapkan pada kesulitan
kelangsungan hidup bisnis tanpa mengintegrasikan pertimbangan ekonomi.
Tiga penekanan diidentifikasi dalam mempromosikan ketahanan organisasi
dan ini termasuk mencapai alternatif yang fleksibel dengan
menggabungkan tujuan sosial dan ekonomi, mengadopsi strategi
manajemen krisis yang memungkinkan bisnis sosial untuk mengembangkan
ketahanan jangka pendek dan jangka panjang sejalan dengan perubahan
lingkungan. Mengingat perusahaan sosial sedang mengalami masalah
keberlanjutan, mengadopsi konsep kelincahan misi menguntungkan
perusahaan untuk memiliki keseimbangan antara kegiatan sosial dan
ekonomi. Selain itu, keterbukaan emosional karyawan memainkan peran
penting dalam mendorong produktivitas dan memastikan bahwa
manajemen harus berhati-hati dalam masa krisis ini.
Peran wirausaha sosial dalam mengurangi masalah sosial yang dibawa oleh
pandemi COVID-19 tidak dapat dihindari dalam hal ini tantangan terlihat
jelas di sektor ini mengingat perusahaan sosial masih dalam tahap awal.
Dengan demikian, eksplorasi bagaimana krisis COVID-19 mempengaruhi
sektor ini menjadi jelas. Dalam ini berpendapat bahwa kebutuhan
perusahaan sosial harus mencakup kelincahan sosial untuk bertahan dari
krisis pandemi sehingga menciptakan keseimbangan antara tujuan ekonomi
dan sosial; itu juga mengakui bahwa perencanaan yang fleksibel untuk
mengatasi lingkungan yang berubah dengan cepat, konservasi sumber daya,
dan menekankan proyek-proyek yang secara langsung mendukung
pendapatan. Kedua, kolaborasi di antara perusahaan sosial membantu
mempromosikan keberlanjutan dan kelangsungan hidup perusahaan-
perusahaan ini di masa COVID-19 dan seterusnya.
Kesimpulan & Saran Kesimpulannya menurut saya adalah kreativitas dan inovasi yang efektif
adalah kunci untuk dapat mempertahankan bisnis pada masa pandemi
covid-19 dan seterusnya.Yidak bisa dipungkiri bahwa pandemi
memberikan dampak yang begitu besar bagi masyarakat,ini juga
mempengaruhi perekonomian mereka.Disinilah letak kontribusi dari
kewirausahaan sosial dimana dengan melibatkan aspek sosial didalam
bisnisnya maka akan ada peluang untuk mencapai kesuksesan baik secara
ekonomi maupun sosial.Tentunya hal ini bukan hal yang mudah karena
aspek sosial dalam berbisnis saat ini masih dikesampingkan karena adanya
pola pikir mementingkan keuntungan perusahaan adalah nomor 1,Hal inilah
yang menjadi penyebab dari kurangnya kepedulian sosial dari pelaku bisnis
seperti yang dijelaskan dalam jurnal ini.Hal ini dapat diatasi,meskipun sulit
namun ada caranya,salah satunya adalah dengan menggunakan economies
of scope yang melibatkan masyarakat luas yang terkendala ekonominya
karena pandemi.Sebenarnya aspek sosial dalam berbisnis menurut saya
adalah hal yang saling melengkapi meskipun kita tidak sadar akan hal itu
,contohnya adalah ketika kita mempunyai karyawan dalam perusahaan
maka itu sudah termasuk aspek sosial.Namun disini aspek sosial yang
dimaksud lebih dari itu , Mempunyai pengaruh positif terhadap masyarakat
luas dan lingkungan adalah tujuan utama ,saat ini masih banyak perusahaan
yang belum mempertimbangkan hal itu.Karenanya perspektif
kewirausahaan sosial harus ditanamkan sejak dini kepada para generasi
muda.Supaya dimasa depan krisis ekonomi tidak terjadi lagi dan justru
dapat memanfaatkan peluang yang ada ditengah ketidakpastian krisis
ekonomi tersebut.Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai