FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Kerjakanlah soal
-soal berikut ini secara
singkat dan tepat. Jawaban ujian diupload
pada web e-learning yang sesuai dengan: jadwal, kelas, dan dosen pengampunya.
2. Ada 14 karakteristik wirausahawan sosial yang sukses. Sebutkan dan jelaskan 7 (tujuh)
saja karakteristik wirausaha sosial yang sukses.
3. Dalam menjalankan wirausaha maupun wirausaha sosial diperlukan analisis akar masalah.
Jelaskan mengapa analisis akar masalah diperlukan dalam wirausaha maupun wirausaha
sosial. Berikan contoh analisis akar masalah dalam menjalankan wirausaha sosial.
5. Jelaskan perbedaan antara Business Model Canvas dan Social Business Model Canvas.
6. Jelaskan manajemen bisnis sosial di era digital yang bisa diterapkan saat ini dan berikan
contohnya.
~~~Selamat mengerjakan~~~
```~~Se
Diperiksa oleh :
Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen
tanpa ijin tertulis dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Dr. Agus Slamet, S.TP., M.P.
Nama : Adrian Leonardo Putra
NIM : 190510399
Jawaban UTS.
1. sociopreneur adalah mereka yang berusaha untuk menggunakan berbagai cara bisnis
agar bisa mengatasi masalah bersama-sama. Mereka yang bergerak pada bidang ini
harus berani mengambil resiko dan berusaha lebih keras untuk bisa memberikan
dampak yang positif dengan adanya berbagai inisiatif yang dilakukannya.
Sedangkan entrepreneurship ) adalah proses kegiatan kreativitas dan inovasi
menciptakan perubahan dengan memanfaatkan peluang dan sumber-sumber yang ada
untuk menghasilkan nilai tambah bagi diri sendiri dan orang lain serta memenangkan
persaingan.
Ciri – ciri yang paling dapat dilihat dari sociopreneurship dan entrepreneurship adalah.
Sociopreneurship memiliki Misi berupa kepedulian social yang kuat sedangkan
seorang Enterpreneurship biasanya lebih bersifat kapitalis atau mementingkan
dirinya terdepan.
2.
1. Memiliki misi dan kepedulian sosial yang kuat Kepedulian terhadap masalah yang
ada di masyarakat membuat usaha Anda memiliki misi sosial yang membedakannya
dengan bisnis lain. Misi akan mengantarkan Anda kepada tujuan akhir yang ingin
dicapai. Kepedulian sosial menentukan seberapa besar dedikasi yang akan Anda
berikan untuk usaha sosial ini.
2. Memiliki passion yang sejalan dengan misi Usaha Sosial Anda Komitmen dan
dedikasi Anda nantinya juga akan dipengaruhi oleh ketertarikan terhadap masalah
sosial yang diangkat serta passion Anda untuk menjalankan usaha sosial. Kendati
usaha sosial berbeda dengan bisnis pada umumnya, bukan berarti Anda tidak akan
melakukan berbagai rutinitas yang juga dilakukan oleh bisnis lain.
5. Memahami kondisi dan kemampuan yang dimiliki oleh usaha sosial Anda sebagai
sebuah bisnis Meskipun berbeda dengan usaha pada umumnya, Anda tetap akan
melakukan aktivitas bisnis agar bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Karena
itu, Anda harus memahami seluk beluk dari usaha sosial Anda mulai dari model
bisnis, pendanaan, serta kompetitor yang dihadapi.
6. Berani menilai dengan jujur kemampuan yang dimiliki usaha sosial Anda Idealisme
dan optimisme yang berlebih seringkali membutakan Anda terhadap kondisi dan
kemampuan yang dimiliki usaha sosial Anda sebenarnya. Anda harus bersikap
objektif dan realistis ketika menentukan ukuran pasar yang menjadi target, kesiapan
Anda menghadapi kompetitor, kelebihan yang ditawarkan produk Anda, hingga
besarnya pendanaan yang mungkin didapatkan dari investor.
5. Business Modal Canvas (BMC) oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya Business
Model Generation merupakan framework sederhana bagi pelaku usaha atau bisnis
dalam menciptakan nilai pada bisnisnya. Terdapat sembilan elemen penting yang
dapat dianalisis dan menjadi gambaran dasar pemikiran terkait bisnis yang akan
dijalankan pada BMC. Kesembilan elemen penting tersebut yaitu:
Menggambarkan suatu keunggulan dari produk dan layanan yang ditawarkan dibandingkan
dengan produk dan layanan dari pelaku bisnis yang lain.
Menggambarkan bagaimana produk, jasa, dan nilai tambah yang dihasilkan dapat sampai ke
tangan pelanggan. Channels menjadi sarana untuk menyampaikan value proposition kepada
pelanggan.
Menggambarkan kiat kiat pelaku bisnis dalam meciptakan kedekatan dan kenyaman
pelanggan terhadap produk dan layanan.
Menggambarkan bagaimana aset aset perusahaan dapat menciptakan nilai tambah bagi
pelanggan dan keberlangsungan bisnis. Aset ini berupa manusia, teknologi, dan lainnya.
Menggambarkan kegiatan kunci yang ada pada bisnis yang sedang dilakukan. Kegiatan utama
ini untuk dapat menjalankan atau menciptakan value proposition
Menggambarkan jejaring mitra yang dapat mendukung dalam menghasilkan produk, jasa, dan
nilai yang akan diperoleh konsumen
Cost Structure (Struktur Biaya)
Gambaran mengenai kelompok biaya yang dibutuhkan dalam bisnis baik dalam bentuk biaya
tetap, biaya variabel, biaya operasional dan lainnya.
Business Model Canvas ini, secara lumrah biasa digunakan oleh pelaku bisnis yang
berorientasi pada mencari keuntungan semata. Model bisnis ini diyakini efektif dijelaskan
pada sembilan blok (Lihat gambar) yang elemen tiap blok telah dijelaskan sebelumnya.
Menggambarkan siapa yang mau menyokong dana terkait aktivitas sosial yang dilakukan
Menggambarkan siapa saja penerima manfaat dari aktivitas sosial yang dijalankan
Stakeholders ditambahkan pada bagian bawah user
Menggambarkan siapa siapa saja yang dapat dilibatkan pada kegiatan wirausaha sosial
Kolom ini dapat diletakkan di antara kolom revenue stream dan Cost Structure. Tujuan
penulisan kolom ini adalah untuk melihat dampak sosial atau manfaat apa yang akan
dihasilkan dari aktivitas yang akan dilakukan.
Penambahan ini akan membantu para pelaku wirausaha sosial tidak hanya mendapat
gambaran tentang model bisnis dalam meraih keuntungan. Melainkan juga dalam meraih
manfaat demi aktivitas yang dilakukan sustainable tidak cepat mati suri.
6. Di era digital seperti saat ini dibutuhkan teknik – teknik manajemen bisnis yang baru
agar bisnis konvensional yang dijalankan lebih dapat bersaing dengan jamannya.
Memang tak mutlak teknik apa saja yang harus digunakan karena sejatinya era digital
adalah era yang dinamis, cepat bergerak dan sulit ditebak akan tetapi hal yang paling
mungkin dilakukan dan masih dapat terkontrol yaitu dengan me manajemen aktivitas
social media, branding dan juga strategi digital marketing sehingga bisnis yang kitya
tawarkan lebih dapat mencakup lebih banyak pengguna atau dengan cara menaikkan
market capital.