Dicetak oleh:
PT. WEWO Kinarya Bangsa
Mei 2022
Penggambaran-penggambaran yang terdapat dalam publikasi PT. WEWO Kinarya Bangsa, tentang
presentasi materi yang ada di dalamnya tidak mewakili pengekspresian opini apapun atau tendensi
tertentu yang dapat bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
Tanggung jawab atas opini-opini yang diekspresikan dalam modul ini merupakan tanggung jawab
penulis, dan publikasi ini tidak mengandung suatu dukungan tertentu atas opini-opini yang terdapat di
dalamnya.
I. Pembukaan/Perkenalan ........................................................................................................................ 4
Step #2: Pelanggan & Nilai Tambah/Layanan Extra (Customer Segment & Value Proposition) ... 15
Step #3: Saluran distribusi & Hubungan Pelanggan (Channels & Customer Relationship) ............. 17
Step #4: Sumber Daya, Kegiatan Utama, dan Rekan (Key Resources, Key Activities, Key Partners)
.......................................................................................................................................................... 22
Step #5: Struktur Biaya dan Pemasukan (Cost structure and Revenue Stream) ........................... 23
REFERENCES ..................................................................................................................................... 32
KATA PENGANTAR
Modul pelatihan Business Model Canvas ini disusun untuk memotivasi dan mendampingi
Tenaga Kerja Mandiri (TKM) dalam menjalankan usaha/bisnisnya. Modul ini terdiri dari 4
materi pembelajaran, yaitu: Pembukaan yang mencakup perkenalan antar TKM dan ice-
breaking, model bisnis, Business Model Canvas (BMC), dan Action Plan (Rencana Aksi).
Terima kasih kepada semua pihak, WeWo, TKS, dan Balai Lembang yang sudah membantu
dalam penyusunan modul ini. Semoga modul ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.
Selamat mengikuti kegiatan pembekalan Bisnis. Semoga modul ini bermanfaat bagi teman
teman-teman TKM. Salam sukses selalu.
Penulis
I. Pembukaan/Perkenalan
Pokok bahasan:
TKM menyebutkan asal kota dan usaha yang ditekuni saat ini.
Menuliskan 3 usaha di Indonesia (di post it notes yang tersedia—1 post it notes 1
usaha/bisnis) yang terlintas di benak TKM yang saat ini usaha tersebut sudah
besar/terkenal. Bisnis tersebut bisa saja bisnis yang dipakai contoh oleh TKM atau yang
dikagumi TKM (seperti: aku tuh ingin punya bisnis seperti itu)? Tanyakan lagi ke TKM
apakah mereka tau bahwa bisnis tersebut berawal dari usaha mikro/UMKM? (Trainer
mengupayakan supaya setiap TKM berpartisipasi di sesi ini dengan cara
interaktif/menarik mungkin).
TKM harus menyebutkan 1 alasan kenapa kagum/ingin meniru usaha/bisnis yang tadi
disebutkan1 alasan untuk masing-masing usaha/bisnis yang disebutkan.
TKM sharing hasil pikirannya di kelas. TKM yang tidak bicara harus menyimak.
Setelah seorang TKM sharing 3 usaha yang disebutkan, TKM tersebut menunjuk TKM
lainnya, untuk mengulang usaha yang tadi disebutkan.
Nonton Video Lea Jeans (https://www.youtube.com/watch?v=fMuXmoix4WI)
Setelah video diputar, tanyakan kepada TKM, Lea Jeans dari mana?
Jelaskan bahwa Lea Jeans adalah 100% produk Indonesia namun dikira orang produk
Amerika.
II. MODEL BISNIS
Pokok Bahasan:
1. Melihat model bisnis dari usaha TKM yang dijalankan saat ini
2. Penjelasan Model Bisnis:
a) Apa itu model bisnis?
b) Manfaat mempunyai model bisnis
Di sesi ini, diharapkan TKM dapat melihat model bisnis untuk usaha yang saat ini mereka
jalankan. Trainer perlu bertanya apakah mereka sudah mempunyai model bisnis yang jelas?
Jika TKM ragu untuk menjawab atau tidak tau, maka trainer perlu memberikan penjelasan
tentang model bisnis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh TKM.
Belakangan ini, banyak bermunculan perusahaan rintisan atau yang dikenal dengan sebutan
startup yang sudah memberikan banyak bukti kesuksesan. Ada banyak faktor yang dapat
menentukan keberhasilan suatu perusahaan, salah satunya adalah model usaha atau bisnis.
Keberhasilan suatu bisnis tergantung pada model bisnis dan beberapa faktor lainnya.
Model bisnis adalah suatu model yang menjelaskan dan menjabarkan bagaimana sebuah
perusahaan dapat bergerak dan berkembang untuk memperoleh keuntungan. Dengan membuat
model bisnis, anda akan mendapatkan gambaran mengenai perusahaan startup yang anda rintis
(Choiri, 2020). Memahami model bisnis berarti pula membuka jalan untuk mengetahui
bagaimana merencanakan anggaran, identifikasi produk, dan juga membangun target pasar
yang tepat (Raharja, 2021). Model bisnis juga menjadi titik utama dalam sebuah proses usaha
yang menentukan pasar konsumen yang akan dituju. Dengan model bisnis, suatu usaha akan
menemukan jalur untuk bersaing.
Model bisnis diperlukan untuk perencanaan usaha dalam mendapat keuntungan. Model bisnis
juga dapat dikategorikan sebagai permodelan keuntungan untuk membantu dan memastikan
perusahaan terus beroperasi. Selebihnya, model bisnis yang inovatif dan andal dalam bertahan
akan menarik investor.
Manfaat memiliki Model Bisnis
1) Dapat menentukan keunggulan yang kompetitif.
Keuntungan ini menjadi signifikan karena model bisnis yang solid akan unggul
dibanding perusahaan dengan model bisnis tak jelas. Penerapan model bisnis yang unik
juga akan meningkatkan reputasi perusahaan di pasar.
2) Lebih mudah membuat perencanaan untuk pertumbuhan.
Model bisnis yang solid dan konsisten akan dapat membangun cadangan kas lewat
investasi properti, peralatan, dan urusan penelitian serta pengembangan terbaru.
3) Keberlanjutan finansial.
Model bisnis yang kuat dapat menjamin keberlanjutan finansial saat menghadapi
fluktuasi ekonomi atau perubahan kondisi pasar. Hal ini disebabkan karena model
bisnis yang kuat menuntut relevansi manajemen keuangan untuk mengikuti besaran
keuntungan.
4) Datangnya pemberi pinjaman atau investor
Bagi sebuah usaha yang hendak melakukan ekspansi atau mengembangkan inovasi
produknya, peran investor menjadi amat penting. Investor akan datang dikarenakan
perencanaan usaha, keuntungan, dan pengalaman dari sebuah usaha dengan model
bisnis yang kuat (Raharja, 2021).
Model bisnis yang kuat akan secara signifikan dapat unggul dari perusahaan lain di industri
serupa. Reputasi perusahaan yang baik di dunia pasar akan menciptakan konsumen dengan
loyalitas tinggi. Kepercayaan konsumen yang tinggi ini nantinya akan menjadi pendorong
berkembangnya produk di pasaran.
Contoh bisnis dengan model bisnis yang jelas
Keterangan (dari kiri ke kanan): Toko Kopi Tuku, Kopi Kenangan, Janji Jiwa, Rumah
Makan Angkasa, Triple Seven Hotel-Bandung, Wa-Le (Bandung)
Pada contoh foto diatas, dapat dilihat bahwa sebuah cafe di Jakarta, Hello Kitty Cafe, sangat
fokus. Sesuai dengan nama usahanya, cafe ini menyajikan makanan dan minuman yang
“berbau” hello kitty. Roti isi atau sandwich berbentuk hello kitty, susu coklat panas disajikan
dengan coklat batang berbentuk hello kitty. Mejanya pun di “cap” dengan gambar hello kitty.
Bangkunya pun juga berbentuk kepala hello kitty. Contoh lainnya adalah maraknya usaha kopi
kekinian, seperti Kopi Tuku, yang jelas menyajikan kopi gula aren nya, dengan konsep kopi
to-go. Di Bandung, ada yang namanya gado-gado Teuku Angkasa. Rumah makan ini sangat
legendaris dengan menu gado-gado dan rujak cuka nya. Rumah makan ini mempunyai model
bisnis yang jelas. Contoh lainnya adalah, Wa-Le (Warung Lela), Bandung. Wa-Le menjual
mie ayam dengan konsep resto rumahan, dimana pembeli ketika menyantap mie ayam nya
dapat menikmati suasana rumahan dengan pemandangan Bukit Dago Pakar, Bandung.
Pada sesi ini, diharapkan trainer benar-benar dapat membantu TKM untuk melihat kembali
konsep usaha TKMnya. Apakah sudah benar atau belum. Ajak TKM untuk brainstorming
kembali tentang usahanya dan ajak TKM untuk cerita tentang usahanya, supaya tidak salah
langkah dalam memilih segmentasi pasar, target pasar, dan positioning, serta merencanakan
strategi bauran pemasaran 4P/7P.
III. BUSINESS MODEL CANVAS (BMC)
Pokok Bahasan:
Jika dibandingkan dengan bisnis plan yang berpuluh-puluh halaman, business model canvas
ini jauh lebih ringkas karena disusun ke dalam satu halaman saja. Oleh karena itu, kerangka
bisnis ini paling populer di kalangan bisnis startup. Pada awalnya, business model canvas
diperkenalkan pada tahun 2005 oleh seorang entrepreneur asal Swiss yang bernama Alexander
Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation (Azizah , 2022). Di
dalamnya, Ia menerangkan mengenai framework sederhana yang merepresentasikan elemen-
elemen penting yang ada di dalam model bisnis. Elemen-elemen di Business Model Canvas
akan diulas dibawah ini.
Elemen pertama yang wajib ada di dalam bisnis model canvas yaitu segmentasi konsumen.
Apapun jenis bisnis yang Anda miliki, tentukan dulu segmentasi pelanggan dengan tepat dari
awal. Anda juga harus menentukan siapa saja yang akan menjadi target bisnis, segmen
pelanggan yang mana yang berpotensi membeli produk ataupun jasa Anda.
2. Value Proposition (Nilai yang diberikan kepada pelanggan)
Setelah menentukan siapa saja yang menjadi target konsumen, kemudian Anda harus tahu
bagaimana bisnis Anda dapat bermanfaat untuk para pelanggan. Value proposition ini akan
menjelaskan mengenai poin-poin ataupun nilai yang ditawarkan oleh suatu bisnis untuk
segmen konsumennya. Agar lebih detail, dengan menjawab pertanyaan di bawah ini bisa
membantu Anda dalam menyusun value proposition yang tepat.
a. Apa saja keunggulan yang ditawarkan ke pelanggan ketika menggunakan produk
Anda?
b. Manfaat apa saja yang akan diperoleh pelanggan setelah menggunakan produk?
c. Mengapa pelanggan harus memilih produk Anda dan apa yang membedakannya
dari pesaing Anda?
Dengan membuat value proposition, Anda dapat mengetahui apa saja manfaat yang diperoleh
para konsumen saat menggunakan produk dan layanan Anda nantinya. Disini Anda bisa
menunjukkan keunggulan yang membedakan bisnis Anda dengan kompetitor. Tawarkan
semua value yang sifatnya unik kepada para pelanggan.
Perlu dipahami bahwa karakter setiap pelanggan berbeda-beda. Oleh karena itu, Anda harus
memahami bagaimana cara mengambil hati dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
Tidak hanya saat menjual produk saja, namun juga saat menghadapi komplain, menjawab
berbagai pertanyaan konsumen, dan lain sebagainya.
Elemen business canvas yang satu ini menggambar sumber pendapatan yang berasal dari
bisnis Anda. Hal ini merupakan hal yang sangat penting dan perlu dikelola dengan
semaksimal mungkin. Cobalah untuk pikirkan bagaimana cara untuk meningkatkan
pendapatan bisnis yang Anda rintis. Misalnya saja, selain mengandalkan sumber penghasilan
utama dari penjualan produk, seiring dengan perkembangan bisnis, Anda juga dapat membuat
program membership ataupun memberikan pilihan untuk upgrade kahanan dengan harga
yang cenderung lebih tinggi. Pahami strategi yang dapat Anda lakukan untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Jangan sampai ada produk ataupun kinerja yang tidak
digunakan secara maksimal.
Agar tetap kompetitif dalam ranah bisnis yang Anda jalani, Anda perlu sumber daya yang
sesuai guna mendukung kegiatan bisnis Anda. Key resource adalah daftar sumber daya yang
sebaiknya Anda miliki untuk mewujudkan value proposition. Untuk key resource sendiri
dapat dikategorikan menjadi empat tipe, antara lain:
Key activities merupakan sebuah elemen yang ada di dalam business model canvas yang
menggambarkan mengenai semua aktivitas yang berkaitan dengan bisnis. Semua aktivitas
tersebut harus menghasilkan value proposition perusahaan.
Key Partnership (Kerja sama)
Key partnership merupakan elemen yang ada di dalam bisnis model canvas yang berisi
mengenai daftar sumber daya di luar perusahaan yang Anda perlukan untuk mencapai key
activities dan juga untuk menyampaikan value ke pelanggan. Partner utama bisa berupa third
party, seperti hanya supplier, mitra bisnis ataupun perusahaan lain yang mendukung kegiatan
bisnis Anda.
Cost structure adalah elemen terakhir yang ada di dalam business model canvas. Di dalam
elemen ini mencakup pemerataan biaya untuk mengoperasikan bisnis sesuai dengan value
proposition. Selain itu, juga untuk mengelola anggaran bisnis secara lebih efisien untuk
meminimalisir risiko kerugian dan juga kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat. Untuk
mengelola keuangan di dalam bisnis, Anda perlu membuat dan menyusun laporan keuangan
dan juga pembukuan yang baik.
Membuat perencanaan dengan menggunakan business model canvas adalah langkah yang
sangat tepat. Cobalah untuk selalu mengusahakan yang terbaik saat mempersiapkan bisnis.
BMC (Business Model Canvas) adalah alat bantu untuk merencanakan usaha atau me-review
kembali usaha anda. BMC membantu menemukan kelebihan dan kekurangan sekaligus
menciptakan beberapa strategi baru yang dapat meningkatkan usaha TKS. BMC juga
membantu TKS melihat potensi dan sumber daya yang dimiliki. BMC memiliki 9 komponen
dan harus diisi secara runut.
Trainer menjelaskan bahwa mengisi BMC sebaiknya mengikuti langkah-langkah diatas, sesuai
nomor yang tertera di gambar diatas. Trainer dapat meminta TKM untuk mengisi 9 komponen
tersebut dengan menggunakan post-it notes dan lembar BMC ukuran A3 (poster) sehingga
memudahkan TKM untuk mengisi BMC.
Di sesi ini, trainer dapat mengajak TKM untuk memikir ulang 3 tujuan TKM mempunyai usaha
yang saat ini sedang dijalankan. Minta TKM untuk menuliskan tujuan tersebut di post it notes.
Trainer dapat menanyakan TKM apakah tujuan mereka berbisnis adalah untuk “ku” atau juga
untuk “mu”? Adakah mereka berbisnis untuk membahagiakan orang lain atau makhluk hidup
lain? Atau mereka berbisnis dengan tujuan menciptakan lapangan kerja di daerahnya,
melestarikan budaya daerahnya/Indonesia, dan memberikan solusi kepada masyarakat?
Step #2: Pelanggan & Nilai Tambah/Layanan Extra (Customer Segment &
Value Proposition)
PELANGGAN
Di sesi ini, TKS mengajak TKM untuk menyebutkan lagi pelanggannya siapa dan nilai
tambah apa yang mereka berikan kepada pelanggan nya (bagaimana membuat “happy”
pelanggannya).
TKS mengingatkan kembali tentang konsep pelanggan seperti yang tertera dibawah ini.
Untuk mengetahui apakah TKM memahami konsep pelanggan, maka mereka dapat diberikan
latihan menyebutkan contoh pelanggan, end-user, dan beneficiary. Seperti contoh toko Raja
Sambal yang menjual aneka sambal. Pelanggan Raja Sambal adalah orang yang beli, bayar,
dan makan sambal (pecinta sambal). End-user adalah keluarga dirumah, teman, pacar, atau
relasi. Sedangkan beneficiary adalah petani cabe.
Berikut adalah lembar latihan yang dapat di gunakan oleh TKM:
Pelaku usaha harus paham dengan konsep bahwa konsumen dapat membeli produk yang sama
di waktu yang sama untuk tujuan yang berbeda. Sebagai contoh, pembeli datang ke Starbucks,
dengan berbagai tujuan, seperti ada yang ingin benar-benar menikmati kopi, minuman lainnya
atau makanan ringan, namun ada juga yang datang ke Starbucks untuk mengerjakan tugas
kuliah, untuk meeting, dan hanya untuk hang-out dengan teman-teman atau relasi sambil
menikmati menu Starbucks. Hal ini dikarenakan Starbucks mempunyai suasana cafe yang
mendukung yang disertai dengan free wifi, setting cafe yang nyaman, barista yang ramah,
produk yang mendukung, harga yangbersahat sesuai dengan ukuran gelas dan lainnya.
Sebagai latihan, trainer dapat mengajak TKM untuk menyebutkan nilai tambah yang dapat
TKM tawarkan ke customer segment mereka?
Step #3: Saluran distribusi & Hubungan Pelanggan (Channels & Customer
Relationship)
Di sesi ini, Trainer mengajak TKM untuk menceritakan bagaimana TKM menghantarkan
produk dan jasanya ke segmen pasar yang telah ditentukan tentunya. TKM juga diajak untuk
menjelaskan bagaimana mereka menjalin hubungan dengan pelanggan.
Trainer diharapkan menjelaskan platform jual beli seperti online shop, e-commerce dan
marketplace serta perbedaannya.
Penjual (seller) membuka toko online dan melakukan promosi produk dan jasanya melalui
media sosial seperti Instagram, FaceBook, Tiktok, You Tube, dan media sosial lainnya. Penjual
dapat berhubungan langsung dengan pembeli. Pemesanan dapat dilakukan melalui aplikasi
chat seperti whatsapp, line, dan telegram. Pembeli dapat melakukan chat langsung ke penjual
terkait ketersediaan produknya dan metoda pembayaran. Sebaiknya ada admin khusus yang
menangani orderan dan pertanyaan seputar pemesanan. Pelanggan harus ditanggapi cepat, jika
tidak, mereka akan sangat mudah pindah ke toko lain. Pembayaran dapat menggunakan
transfer, COD (Cash On Delivery), e-wallet.
Berjualan di e-commerce
Contoh e-commerce
Market place mempunyai konsep yang sama dengan pasar tradisional, hanya penjual dan
pembeli melakukan transaksi belanja secara online melalui suatu platform dimana terdapat toko
toko lainnya di dalam satu marketplace. Contoh dari market place di Indonesia adalah
Tokopedia, Shopee, Lazada, Blibli, dan bukalapak (Ecobis, 2020).
Berikut contoh tampilan content marketplace:
Setelah pemaran tentang platform jual beli sebagai media saluran distribusi (channel), ajak
TKM untuk latihan. Contoh latihan dibawah ini dapat digunakan.
Hubungan Pelanggan
Di sesi ini, TKS akan mengenalkan tentang pentingnya menjaga hubungan pelanggan. Ajak
TKM untuk menggali lagi bagaimana TKM menjaga atau menjalin hubungan dengan
pelanggannya. Apakah hanya bersifat sementara atau jangka panjang? Apakah TKM berusaha
mempertahankan pelanggan lama atau lebih mengarah lupa pelanggan lama dan cenderung
mencari pelanggan baru.
Menjaga hubungan pelanggan penting, terutama jika melakukan usaha melalui platform jual
beli (online, e-commerce, atau marketlplace). Hindari contoh-contoh membalas chat
pelanggan seperti dibawah ini, karena sebagian besar pelanggan tidak suka dengan balasan
yang tidak cepat, tidak ramah dan tidak ada hubungannya.
Step #4: Sumber Daya, Kegiatan Utama, dan Rekan (Key Resources, Key
Activities, Key Partners)
Di bagian ini, TKM harus mampu menjelaskan kegiatan apa yang paling penting dilakukan
supaya bisnis tetap berjalan. Termasuk didalamnya adalah uraian tugas dan proses bisnis,
seperti ketika TKM/owner liburan, siapa yang akan mengerjakan semua kegiatan sehingga
usaha anda tetap berjalan? Atau selama anda tidak ada, apakah kegiatan bisnis tidak ada/ libur?
Ketika anda usaha memproduksi sesuatu, perlu dijelaskan juga tugas produksi apa saja?
Contoh, tugas produksi sambel, apa saja yang dikerjakan?
Step #5: Struktur Biaya dan Pemasukan (Cost structure and Revenue Stream)
Struktur biaya dan pemasukan menggambarkan apakah usaha/bisnis anda viable. Artinya, ke
dua komponen BMC ini menggambarkan apakah ide usaha anda mendukung kelanjutan
usaha anda dalam jangka panjang.
Trainer diharapkan mampu membantu TKM untuk menanyakan dan mengingat kembali
beberapa hal yang berhubungan dengan struktur biaya, seperti:
Butuh berapa banyak usaha anda? Untuk apa saja biaya tersebut? TKM harus dapat
menjelaskan secara rinci
Apakah biaya berubah jika penjualan naik atau turun?
TKM harus bisa membedakan mana yang termasuk biaya tetap dan biaya tidak tetap
Apakah struktur biaya bisa berubah demi kesuksesan usaha?
Sebagai contoh: Pengusaha Kaos XYZ mempunyai komponen struktur biaya yang meliputi
Produksi, Pemasaran, Operasional, dan Gaji. Produksi mencakup pembelian bahan kaos,
sablon, packing, dan kirim. Biaya pemasaran mencakup pembuatan brosur ,mengikuti
event dan pembuatan goodie bag untuk dibagikan ke konsumen. Biaya operasional
mencakup listrik, internet, dan telepon. Gaji meliputi gaji karyawan tidak tetap dan tetap.
Pemasukan (Revenue Stream)
Trainer mengajak TKM untuk menuliskan pemasukan usaha TKM dari mana saja. Apakah
ada yang TKM berikan gratis kepada pelanggan?
Sebagai contoh: Pengusaha Kaos mempunyai pemasukan yang terdiri dari jualan kaos,
jualan dari kantin, dan tiket masuk ke galeri produksi kaos karena menerima konsumen
yang ingin melihat proses pembuatan kaos dari design hingga ke proses kaos jadi.
Latihan yuk...Disesi ini, peserta TKM diharapkan mampu menjelaskan struktur biaya dan
pemasukan dari usaha/bisnisnya.
Struktur Biaya
Pemasukan
Berikut adalah contoh lengkap dari BMC sebuah rumah produksi Kaos.
Sumber: (Petra University, 2015)
Contoh BMC Gojek
Sesi selanjutnya, ajak TKM untuk latihan membuat BMC untuk usaha/bisnisnya.
Specific. Dengan membuat tujuan rencana kegiatan secara spesifik, pelaku bisnis dapat
mengetahui apakah mereka sudah mencapai sasaran atau belum.
Measurable. Rencana kegiatan harus terukur seperti jumlah, frekuensi, durasi, sehingga pelaku
usaha bisa mengukur bagaimana besaran dari tujuan kegiatan bisnisnya.
Achievable. Apakah rencana kegiatan yang disusun dapat dicapai dengan sumber daya yang
ada sekarang?
Realistic. Rencana kegiatan usaha harus sesuai dengan tujuan dan visi misi perusahaan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dan tidak mengada-ada ataupun bombastis.
Timely. Rencana kegiatan usaha harus terukur, seperti sampai kapan atau berapa lama akan
mencapai tujuan tersebut? Oleh sebab itu diperlukan tengat waktu untuk mengetahui bahwa
pelaku bisnis dapat menyelesaikan rencana kegiatan pada rentang waktu tertentu.
Setelah tujuan sudah jelas dan terencana dengan baik, tuliskan secara detail setiap kegiatan
dalam rencana kegiatan seperti contoh dibawah ini (Tenant LED Ikan)
LED IKAN
NO Nama Kegiatan PIC Selesai/Belum Tanggal
Selesai
1 Pembelian bahan baku Agum
led ikan
2 Pembuatan komponen led Agus C
ikan
Latihan: Membuat Daftar Kegiatan
Kegiatan:
No Nama Kegiatan PIC Selesai/Belum Tanggal
Selesai
REFERENCES
Azizah , L. (2022, Mei). Business Model Canvas : Contoh, Pengertian, Elemen, Tips. Retrieved
from Gramedia.
Choiri, E. O. (2020, July 13). Mengenal Tentang Model Bisnis dan Contohnya. Retrieved from
Qwords.
Ecobis, F. (2020, April 29). 5 Marketplace Terbesar di Indonesia. Retrieved from Fajar Pos.
Petra University. (2015). Business Accounting . Retrieved from Business Model Canvas on
Tumblr.
Raharja, A. (2021, June 24). Apa itu model bisnis? Berikut pengertian, manfaat, dan 10
jenisnya. Retrieved from Ekrut.