Anda di halaman 1dari 33

BUSINESS MODEL CANVAS

DAN ACTION PLAN


Panduan Fasilitator

Dicetak oleh:
PT. WEWO Kinarya Bangsa

Mei 2022

PT. WEWO Kinarya Bangsa

Business Model Canvas dan Action Plan: Panduan Fasilitator


Dicetak untuk para Tenaga Kerja Mandiri Lanjutan (TKML)

Penggambaran-penggambaran yang terdapat dalam publikasi PT. WEWO Kinarya Bangsa, tentang
presentasi materi yang ada di dalamnya tidak mewakili pengekspresian opini apapun atau tendensi
tertentu yang dapat bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

Tanggung jawab atas opini-opini yang diekspresikan dalam modul ini merupakan tanggung jawab
penulis, dan publikasi ini tidak mengandung suatu dukungan tertentu atas opini-opini yang terdapat di
dalamnya.

Penulis : Irma Nawangwulan


Daftar Isi

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 3

I. Pembukaan/Perkenalan ........................................................................................................................ 4

II. MODEL BISNIS ................................................................................................................................ 6

Apa itu model bisnis?.......................................................................................................................... 6

Manfaat memiliki Model Bisnis ......................................................................................................... 7

III. BUSINESS MODEL CANVAS (BMC)......................................................................................... 10

Apa itu Business Model Canvas?...................................................................................................... 10

Contoh Penerapan Business Model Canvas-GOJEK ........................................................................ 13

Pentingnya Business Model Canvas ................................................................................................. 13

Langkah-langkah mengisi komponen Business Model Canvas ........................................................ 14

Step #1: Tujuan mempunyai usaha ................................................................................................... 14

Step #2: Pelanggan & Nilai Tambah/Layanan Extra (Customer Segment & Value Proposition) ... 15

Step #3: Saluran distribusi & Hubungan Pelanggan (Channels & Customer Relationship) ............. 17

Step #4: Sumber Daya, Kegiatan Utama, dan Rekan (Key Resources, Key Activities, Key Partners)
.......................................................................................................................................................... 22

Step #5: Struktur Biaya dan Pemasukan (Cost structure and Revenue Stream) ........................... 23

IV. ACTION PLAN (RENCANA AKSI)............................................................................................. 28

1. Pengertian Rencana Aksi .......................................................................................................... 28

2. Membuat Rencana Aksi (Action Plan) ..................................................................................... 28

3. Evaluasi dan pencapaian rencana kegiatan ............................................................................... 30

REFERENCES ..................................................................................................................................... 32
KATA PENGANTAR

Modul pelatihan Business Model Canvas ini disusun untuk memotivasi dan mendampingi
Tenaga Kerja Mandiri (TKM) dalam menjalankan usaha/bisnisnya. Modul ini terdiri dari 4
materi pembelajaran, yaitu: Pembukaan yang mencakup perkenalan antar TKM dan ice-
breaking, model bisnis, Business Model Canvas (BMC), dan Action Plan (Rencana Aksi).

Tujuan dari penyusunan modul ini adalah:

1. TKM diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berwirausahanya.


2. TKM diharapkan mampu melihat kembali model bisnis yang sesuai dengan usahanya.
3. TKM diharapkan mampu menyusun BMC sesuai usaha yang dijalankan.
4. TKM dapat membuat rencana aksi dengan menggunakan metode SMART.

Terima kasih kepada semua pihak, WeWo, TKS, dan Balai Lembang yang sudah membantu
dalam penyusunan modul ini. Semoga modul ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.

Selamat mengikuti kegiatan pembekalan Bisnis. Semoga modul ini bermanfaat bagi teman
teman-teman TKM. Salam sukses selalu.

Jakarta, Mei 2022

Penulis
I. Pembukaan/Perkenalan
Pokok bahasan:

1. Perkenalan singkat antar TKM


2. Mengenal usaha/bisnis di Indonesia yang berawal dari usaha mikro

Di dalam sesi pembukaan/perkenalan/ice-breaking ini, trainer diharapkan dapat


membangkitkan semangat TKM dalam menjalankan usahanya dengan cara:

Perkenalan singkat antar TKM

TKM menyebutkan asal kota dan usaha yang ditekuni saat ini.

Tulis 3 usaha di Indonesia

 Menuliskan 3 usaha di Indonesia (di post it notes yang tersedia—1 post it notes 1
usaha/bisnis) yang terlintas di benak TKM yang saat ini usaha tersebut sudah
besar/terkenal. Bisnis tersebut bisa saja bisnis yang dipakai contoh oleh TKM atau yang
dikagumi TKM (seperti: aku tuh ingin punya bisnis seperti itu)? Tanyakan lagi ke TKM
apakah mereka tau bahwa bisnis tersebut berawal dari usaha mikro/UMKM? (Trainer
mengupayakan supaya setiap TKM berpartisipasi di sesi ini dengan cara
interaktif/menarik mungkin).
 TKM harus menyebutkan 1 alasan kenapa kagum/ingin meniru usaha/bisnis yang tadi
disebutkan1 alasan untuk masing-masing usaha/bisnis yang disebutkan.
 TKM sharing hasil pikirannya di kelas. TKM yang tidak bicara harus menyimak.
Setelah seorang TKM sharing 3 usaha yang disebutkan, TKM tersebut menunjuk TKM
lainnya, untuk mengulang usaha yang tadi disebutkan.
Nonton Video Lea Jeans (https://www.youtube.com/watch?v=fMuXmoix4WI)
 Setelah video diputar, tanyakan kepada TKM, Lea Jeans dari mana?
 Jelaskan bahwa Lea Jeans adalah 100% produk Indonesia namun dikira orang produk
Amerika.
II. MODEL BISNIS
Pokok Bahasan:

1. Melihat model bisnis dari usaha TKM yang dijalankan saat ini
2. Penjelasan Model Bisnis:
a) Apa itu model bisnis?
b) Manfaat mempunyai model bisnis

Di sesi ini, diharapkan TKM dapat melihat model bisnis untuk usaha yang saat ini mereka
jalankan. Trainer perlu bertanya apakah mereka sudah mempunyai model bisnis yang jelas?
Jika TKM ragu untuk menjawab atau tidak tau, maka trainer perlu memberikan penjelasan
tentang model bisnis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh TKM.

Apa itu model bisnis?

Belakangan ini, banyak bermunculan perusahaan rintisan atau yang dikenal dengan sebutan
startup yang sudah memberikan banyak bukti kesuksesan. Ada banyak faktor yang dapat
menentukan keberhasilan suatu perusahaan, salah satunya adalah model usaha atau bisnis.
Keberhasilan suatu bisnis tergantung pada model bisnis dan beberapa faktor lainnya.

Model bisnis adalah suatu model yang menjelaskan dan menjabarkan bagaimana sebuah
perusahaan dapat bergerak dan berkembang untuk memperoleh keuntungan. Dengan membuat
model bisnis, anda akan mendapatkan gambaran mengenai perusahaan startup yang anda rintis
(Choiri, 2020). Memahami model bisnis berarti pula membuka jalan untuk mengetahui
bagaimana merencanakan anggaran, identifikasi produk, dan juga membangun target pasar
yang tepat (Raharja, 2021). Model bisnis juga menjadi titik utama dalam sebuah proses usaha
yang menentukan pasar konsumen yang akan dituju. Dengan model bisnis, suatu usaha akan
menemukan jalur untuk bersaing.

Model bisnis diperlukan untuk perencanaan usaha dalam mendapat keuntungan. Model bisnis
juga dapat dikategorikan sebagai permodelan keuntungan untuk membantu dan memastikan
perusahaan terus beroperasi. Selebihnya, model bisnis yang inovatif dan andal dalam bertahan
akan menarik investor.
Manfaat memiliki Model Bisnis
1) Dapat menentukan keunggulan yang kompetitif.
Keuntungan ini menjadi signifikan karena model bisnis yang solid akan unggul
dibanding perusahaan dengan model bisnis tak jelas. Penerapan model bisnis yang unik
juga akan meningkatkan reputasi perusahaan di pasar.
2) Lebih mudah membuat perencanaan untuk pertumbuhan.
Model bisnis yang solid dan konsisten akan dapat membangun cadangan kas lewat
investasi properti, peralatan, dan urusan penelitian serta pengembangan terbaru.
3) Keberlanjutan finansial.
Model bisnis yang kuat dapat menjamin keberlanjutan finansial saat menghadapi
fluktuasi ekonomi atau perubahan kondisi pasar. Hal ini disebabkan karena model
bisnis yang kuat menuntut relevansi manajemen keuangan untuk mengikuti besaran
keuntungan.
4) Datangnya pemberi pinjaman atau investor
Bagi sebuah usaha yang hendak melakukan ekspansi atau mengembangkan inovasi
produknya, peran investor menjadi amat penting. Investor akan datang dikarenakan
perencanaan usaha, keuntungan, dan pengalaman dari sebuah usaha dengan model
bisnis yang kuat (Raharja, 2021).

Model bisnis yang kuat akan secara signifikan dapat unggul dari perusahaan lain di industri
serupa. Reputasi perusahaan yang baik di dunia pasar akan menciptakan konsumen dengan
loyalitas tinggi. Kepercayaan konsumen yang tinggi ini nantinya akan menjadi pendorong
berkembangnya produk di pasaran.
Contoh bisnis dengan model bisnis yang jelas

Keterangan (dari kiri ke kanan): Toko Kopi Tuku, Kopi Kenangan, Janji Jiwa, Rumah
Makan Angkasa, Triple Seven Hotel-Bandung, Wa-Le (Bandung)

Pada contoh foto diatas, dapat dilihat bahwa sebuah cafe di Jakarta, Hello Kitty Cafe, sangat
fokus. Sesuai dengan nama usahanya, cafe ini menyajikan makanan dan minuman yang
“berbau” hello kitty. Roti isi atau sandwich berbentuk hello kitty, susu coklat panas disajikan
dengan coklat batang berbentuk hello kitty. Mejanya pun di “cap” dengan gambar hello kitty.
Bangkunya pun juga berbentuk kepala hello kitty. Contoh lainnya adalah maraknya usaha kopi
kekinian, seperti Kopi Tuku, yang jelas menyajikan kopi gula aren nya, dengan konsep kopi
to-go. Di Bandung, ada yang namanya gado-gado Teuku Angkasa. Rumah makan ini sangat
legendaris dengan menu gado-gado dan rujak cuka nya. Rumah makan ini mempunyai model
bisnis yang jelas. Contoh lainnya adalah, Wa-Le (Warung Lela), Bandung. Wa-Le menjual
mie ayam dengan konsep resto rumahan, dimana pembeli ketika menyantap mie ayam nya
dapat menikmati suasana rumahan dengan pemandangan Bukit Dago Pakar, Bandung.

Pada sesi ini, diharapkan trainer benar-benar dapat membantu TKM untuk melihat kembali
konsep usaha TKMnya. Apakah sudah benar atau belum. Ajak TKM untuk brainstorming
kembali tentang usahanya dan ajak TKM untuk cerita tentang usahanya, supaya tidak salah
langkah dalam memilih segmentasi pasar, target pasar, dan positioning, serta merencanakan
strategi bauran pemasaran 4P/7P.
III. BUSINESS MODEL CANVAS (BMC)
Pokok Bahasan:

1. Apa itu BMC?


2. Kenapa BMC penting?
3. Langkah-langkah penyusunan BMC yang terdiri dari 5 langkah:
a. Step 1: Apa tujuan anda berusaha/berbisnis?
b. Step 2: Pelanggan & Nilai Tambah/Layanan Extra
c. Step 3: Saluran Distribusi & Hubungan Pelanggan
d. Step 4: Sumber Daya, Kegiatan Utama & Partner
e. Step 5: Struktur Biaya & Pemasukan

Apa itu Business Model Canvas?


Business Model Canvas atau BMC merupakan sebuah strategi manajemen yang disusun untuk
menjabarkan ide dan juga konsep sebuah bisnis ke dalam bentuk visual. Secara sederhana,
definisi Business Model Canvas yaitu kerangka manajemen untuk mempermudah dalam
melihat gambaran ide bisnis dan juga realisasinya secara cepat.

Jika dibandingkan dengan bisnis plan yang berpuluh-puluh halaman, business model canvas
ini jauh lebih ringkas karena disusun ke dalam satu halaman saja. Oleh karena itu, kerangka
bisnis ini paling populer di kalangan bisnis startup. Pada awalnya, business model canvas
diperkenalkan pada tahun 2005 oleh seorang entrepreneur asal Swiss yang bernama Alexander
Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation (Azizah , 2022). Di
dalamnya, Ia menerangkan mengenai framework sederhana yang merepresentasikan elemen-
elemen penting yang ada di dalam model bisnis. Elemen-elemen di Business Model Canvas
akan diulas dibawah ini.

9 Elemen dalam Business Model Canvas

1. Customer Segments (Segmentasi konsumen)

Elemen pertama yang wajib ada di dalam bisnis model canvas yaitu segmentasi konsumen.
Apapun jenis bisnis yang Anda miliki, tentukan dulu segmentasi pelanggan dengan tepat dari
awal. Anda juga harus menentukan siapa saja yang akan menjadi target bisnis, segmen
pelanggan yang mana yang berpotensi membeli produk ataupun jasa Anda.
2. Value Proposition (Nilai yang diberikan kepada pelanggan)
Setelah menentukan siapa saja yang menjadi target konsumen, kemudian Anda harus tahu
bagaimana bisnis Anda dapat bermanfaat untuk para pelanggan. Value proposition ini akan
menjelaskan mengenai poin-poin ataupun nilai yang ditawarkan oleh suatu bisnis untuk
segmen konsumennya. Agar lebih detail, dengan menjawab pertanyaan di bawah ini bisa
membantu Anda dalam menyusun value proposition yang tepat.
a. Apa saja keunggulan yang ditawarkan ke pelanggan ketika menggunakan produk
Anda?

b. Manfaat apa saja yang akan diperoleh pelanggan setelah menggunakan produk?

c. Mengapa pelanggan harus memilih produk Anda dan apa yang membedakannya
dari pesaing Anda?

Dengan membuat value proposition, Anda dapat mengetahui apa saja manfaat yang diperoleh
para konsumen saat menggunakan produk dan layanan Anda nantinya. Disini Anda bisa
menunjukkan keunggulan yang membedakan bisnis Anda dengan kompetitor. Tawarkan
semua value yang sifatnya unik kepada para pelanggan.

3. Channels (Saluran Distribusi)


Channel adalah media interaksi antara bisnis dengan para konsumen untuk menyampaikan
produk dan juga layanannya. Penentuan channel ini merupakan salah satu faktor penentu
kesuksesan dalam menjalankan bisnis. Pikirkan dengan baik channel apa saja yang akan
digunakan untuk menjangkau konsumen. Misalnya saja dengan menggunakan media sosial,
website, ada, dan lain sebagainya.

4. Customer Relationship (Hubungan konsumen)


Setelah mengetahui dan memahami segmentasi pasar yang sesuai dan channel yang akan
digunakan, maka sekarang adalah saatnya untuk menentukan bagaimana bisnis Anda bisa
berinteraksi dengan pelanggan. Pahami bagaimana cara menjalin sebuah hubungan dengan
pelanggan supaya mereka tidak mudah berpaling ke kompetitor. Contoh yang dapat Anda
terapkan misalnya saja dengan memberikan potongan harga, mengadakan giveaway, atau
menyediakan program membership.

Perlu dipahami bahwa karakter setiap pelanggan berbeda-beda. Oleh karena itu, Anda harus
memahami bagaimana cara mengambil hati dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
Tidak hanya saat menjual produk saja, namun juga saat menghadapi komplain, menjawab
berbagai pertanyaan konsumen, dan lain sebagainya.

5. Revenue Streams (Sumber pendapatan)

Elemen business canvas yang satu ini menggambar sumber pendapatan yang berasal dari
bisnis Anda. Hal ini merupakan hal yang sangat penting dan perlu dikelola dengan
semaksimal mungkin. Cobalah untuk pikirkan bagaimana cara untuk meningkatkan
pendapatan bisnis yang Anda rintis. Misalnya saja, selain mengandalkan sumber penghasilan
utama dari penjualan produk, seiring dengan perkembangan bisnis, Anda juga dapat membuat
program membership ataupun memberikan pilihan untuk upgrade kahanan dengan harga
yang cenderung lebih tinggi. Pahami strategi yang dapat Anda lakukan untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Jangan sampai ada produk ataupun kinerja yang tidak
digunakan secara maksimal.

6. Key Resource (Sumber daya)

Agar tetap kompetitif dalam ranah bisnis yang Anda jalani, Anda perlu sumber daya yang
sesuai guna mendukung kegiatan bisnis Anda. Key resource adalah daftar sumber daya yang
sebaiknya Anda miliki untuk mewujudkan value proposition. Untuk key resource sendiri
dapat dikategorikan menjadi empat tipe, antara lain:

a. Physical resource: tempat usaha, bangunan atau gedung, kendaraan,


mesin, bahan baku atau produk.
b. Intellectual resource: merek, hak cipta, partnership, paten, trademark.
c. Human resource: orang yang melakukan kegiatan perusahaan, sumber
daya manusia.
d. Financial resource: saldo tunai, dana, kredit, dan lain sebagainya.

7. Key Activities (Aktivitas yang dijalankan)

Key activities merupakan sebuah elemen yang ada di dalam business model canvas yang
menggambarkan mengenai semua aktivitas yang berkaitan dengan bisnis. Semua aktivitas
tersebut harus menghasilkan value proposition perusahaan.
Key Partnership (Kerja sama)
Key partnership merupakan elemen yang ada di dalam bisnis model canvas yang berisi
mengenai daftar sumber daya di luar perusahaan yang Anda perlukan untuk mencapai key
activities dan juga untuk menyampaikan value ke pelanggan. Partner utama bisa berupa third
party, seperti hanya supplier, mitra bisnis ataupun perusahaan lain yang mendukung kegiatan
bisnis Anda.

8. Cost Structure (Struktur biaya)

Cost structure adalah elemen terakhir yang ada di dalam business model canvas. Di dalam
elemen ini mencakup pemerataan biaya untuk mengoperasikan bisnis sesuai dengan value
proposition. Selain itu, juga untuk mengelola anggaran bisnis secara lebih efisien untuk
meminimalisir risiko kerugian dan juga kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat. Untuk
mengelola keuangan di dalam bisnis, Anda perlu membuat dan menyusun laporan keuangan
dan juga pembukuan yang baik.

Contoh Penerapan Business Model Canvas-GOJEK


Adapun salah satu yang membedakan Gojek dengan perusahaan jasa transportasi pada
umumnya adalah ada pada key resource. Jika umumnya perusahaan jasa transportasi harus
mempunyai aset berupa kendaraan dan juga tempat parkir yang luas, maka hal itu tidak
diperlukan oleh perusahaan Gojek. Karena model bisnis Gojek menawarkan nilai kebaruan
yang mana layanannya mengandalkan mitra driver dengan kendaraan yang mereka miliki
sendiri. Hal tersebut menjadi salah satu alasan kenapa model bisnis Gojek terkesan lebih efisien
dan dapat menawarkan harga yang lebih terjangkau.

Membuat perencanaan dengan menggunakan business model canvas adalah langkah yang
sangat tepat. Cobalah untuk selalu mengusahakan yang terbaik saat mempersiapkan bisnis.

Pentingnya Business Model Canvas


Dalam sesi ini, TKS diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang BMC dan kenapa
BMC penting untuk pelaku usaha.

BMC (Business Model Canvas) adalah alat bantu untuk merencanakan usaha atau me-review
kembali usaha anda. BMC membantu menemukan kelebihan dan kekurangan sekaligus
menciptakan beberapa strategi baru yang dapat meningkatkan usaha TKS. BMC juga
membantu TKS melihat potensi dan sumber daya yang dimiliki. BMC memiliki 9 komponen
dan harus diisi secara runut.
Trainer menjelaskan bahwa mengisi BMC sebaiknya mengikuti langkah-langkah diatas, sesuai
nomor yang tertera di gambar diatas. Trainer dapat meminta TKM untuk mengisi 9 komponen
tersebut dengan menggunakan post-it notes dan lembar BMC ukuran A3 (poster) sehingga
memudahkan TKM untuk mengisi BMC.

Langkah-langkah mengisi komponen Business Model Canvas


Step #1: Tujuan mempunyai usaha

Di sesi ini, trainer dapat mengajak TKM untuk memikir ulang 3 tujuan TKM mempunyai usaha
yang saat ini sedang dijalankan. Minta TKM untuk menuliskan tujuan tersebut di post it notes.

Trainer dapat menanyakan TKM apakah tujuan mereka berbisnis adalah untuk “ku” atau juga
untuk “mu”? Adakah mereka berbisnis untuk membahagiakan orang lain atau makhluk hidup
lain? Atau mereka berbisnis dengan tujuan menciptakan lapangan kerja di daerahnya,
melestarikan budaya daerahnya/Indonesia, dan memberikan solusi kepada masyarakat?
Step #2: Pelanggan & Nilai Tambah/Layanan Extra (Customer Segment &
Value Proposition)

PELANGGAN
Di sesi ini, TKS mengajak TKM untuk menyebutkan lagi pelanggannya siapa dan nilai
tambah apa yang mereka berikan kepada pelanggan nya (bagaimana membuat “happy”
pelanggannya).

TKS mengingatkan kembali tentang konsep pelanggan seperti yang tertera dibawah ini.

Untuk mengetahui apakah TKM memahami konsep pelanggan, maka mereka dapat diberikan
latihan menyebutkan contoh pelanggan, end-user, dan beneficiary. Seperti contoh toko Raja
Sambal yang menjual aneka sambal. Pelanggan Raja Sambal adalah orang yang beli, bayar,
dan makan sambal (pecinta sambal). End-user adalah keluarga dirumah, teman, pacar, atau
relasi. Sedangkan beneficiary adalah petani cabe.
Berikut adalah lembar latihan yang dapat di gunakan oleh TKM:

Konsep Pelanggan:________________(sebutkan nama usaha anda)

Pelanggan End-user Beneficiary

Trainer diharapkan juga memberikan pemahaman tentang segmentasi pelanggan. Segmentasi


pelanggan harus detail/spefisik, dapat berdasarkan demografik seperti usia, suku/ras, gender,
penghasilan, dan domisili, dan berdasarkan psychographic (seperti kesukaan, kebiasaan, dan
perilaku). Sebagai contoh: di Raja Sambal, segmentasi pelanggan nya adalah Pria dan Wanita,
usia 15-60 tahun, yang suka dengan kemasan, aroma, kepedasan sambalnya yang khas, dan
jenis sambalnya.

NILAI TAMBAH (VALUE PROPOSITION)

Pelaku usaha harus paham dengan konsep bahwa konsumen dapat membeli produk yang sama
di waktu yang sama untuk tujuan yang berbeda. Sebagai contoh, pembeli datang ke Starbucks,
dengan berbagai tujuan, seperti ada yang ingin benar-benar menikmati kopi, minuman lainnya
atau makanan ringan, namun ada juga yang datang ke Starbucks untuk mengerjakan tugas
kuliah, untuk meeting, dan hanya untuk hang-out dengan teman-teman atau relasi sambil
menikmati menu Starbucks. Hal ini dikarenakan Starbucks mempunyai suasana cafe yang
mendukung yang disertai dengan free wifi, setting cafe yang nyaman, barista yang ramah,
produk yang mendukung, harga yangbersahat sesuai dengan ukuran gelas dan lainnya.

Berbagai tujuan pembeli datang ke Starbucks

Sebagai latihan, trainer dapat mengajak TKM untuk menyebutkan nilai tambah yang dapat
TKM tawarkan ke customer segment mereka?

Step #3: Saluran distribusi & Hubungan Pelanggan (Channels & Customer
Relationship)

Di sesi ini, Trainer mengajak TKM untuk menceritakan bagaimana TKM menghantarkan
produk dan jasanya ke segmen pasar yang telah ditentukan tentunya. TKM juga diajak untuk
menjelaskan bagaimana mereka menjalin hubungan dengan pelanggan.

Di sesi selanjutnya, Trainer menjelaskan tentang pengertian saluran distribusi (channels).


 TKM dapat menjual produknya dengan membuka toko sendiri.
 TKM dapat berjualan lewat online seperti membuka toko online, dan melakukan
promosi melalui media sosial (seperti Instagram, FaceBook, Tiktok), e-commerce, dan
marketplace.
 TKM dapat juga melakukan “titip jual” ke seller lainnya yang sudah mempunyai toko
sendiri.

Trainer diharapkan menjelaskan platform jual beli seperti online shop, e-commerce dan
marketplace serta perbedaannya.

Berjualan dengan membuka toko online

Penjual (seller) membuka toko online dan melakukan promosi produk dan jasanya melalui
media sosial seperti Instagram, FaceBook, Tiktok, You Tube, dan media sosial lainnya. Penjual
dapat berhubungan langsung dengan pembeli. Pemesanan dapat dilakukan melalui aplikasi
chat seperti whatsapp, line, dan telegram. Pembeli dapat melakukan chat langsung ke penjual
terkait ketersediaan produknya dan metoda pembayaran. Sebaiknya ada admin khusus yang
menangani orderan dan pertanyaan seputar pemesanan. Pelanggan harus ditanggapi cepat, jika
tidak, mereka akan sangat mudah pindah ke toko lain. Pembayaran dapat menggunakan
transfer, COD (Cash On Delivery), e-wallet.
Berjualan di e-commerce

Penjual menggunakan website sebagai platform/tempat untuk berjualan. Penjual dapat


membuat website sendiri yang mudah diakses oleh pembeli. Di website tersebut, tercantum
detil produk dan harga yang ditawarkan. Tidak ada toko lain di dalam website tersebut dan
tidak akan ditemukan produk atau jasa dari toko selain dari brand tersebut. Contoh dari e-
commerce adalah sayur box, bbf meat shop, tukang sayur seperti yang tertera di bagan dibawah
ini.

Contoh e-commerce

Berjualan di market place

Market place mempunyai konsep yang sama dengan pasar tradisional, hanya penjual dan
pembeli melakukan transaksi belanja secara online melalui suatu platform dimana terdapat toko
toko lainnya di dalam satu marketplace. Contoh dari market place di Indonesia adalah
Tokopedia, Shopee, Lazada, Blibli, dan bukalapak (Ecobis, 2020).
Berikut contoh tampilan content marketplace:

Sumber: (Nawangwulan, 2021)

Setelah pemaran tentang platform jual beli sebagai media saluran distribusi (channel), ajak
TKM untuk latihan. Contoh latihan dibawah ini dapat digunakan.
Hubungan Pelanggan

Di sesi ini, TKS akan mengenalkan tentang pentingnya menjaga hubungan pelanggan. Ajak
TKM untuk menggali lagi bagaimana TKM menjaga atau menjalin hubungan dengan
pelanggannya. Apakah hanya bersifat sementara atau jangka panjang? Apakah TKM berusaha
mempertahankan pelanggan lama atau lebih mengarah lupa pelanggan lama dan cenderung
mencari pelanggan baru.

Menjaga hubungan pelanggan penting, terutama jika melakukan usaha melalui platform jual
beli (online, e-commerce, atau marketlplace). Hindari contoh-contoh membalas chat
pelanggan seperti dibawah ini, karena sebagian besar pelanggan tidak suka dengan balasan
yang tidak cepat, tidak ramah dan tidak ada hubungannya.
Step #4: Sumber Daya, Kegiatan Utama, dan Rekan (Key Resources, Key
Activities, Key Partners)

Sumber daya, kegiatan utama,dan rekanan/mitra mencerminkan kelayakan bisnis/usaha anda.

\Sumber daya (Key Resources)


Di bagian ini Trainer menanyakan ke TKM sumber daya apa saja yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk dan jasa, bagaimana produk dan jasa dihantarkan ke pelanggan, dan
bagaimana menjaga hubungan pelanggan. Contoh sumber daya adalah sumber daya manusia,
kelengkapan atau kelayakan tempat usaha, mesin, dan aset lainnya yang digunakan tiap hari
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Kegiatan Utama (Key Activities)

Di bagian ini, TKM harus mampu menjelaskan kegiatan apa yang paling penting dilakukan
supaya bisnis tetap berjalan. Termasuk didalamnya adalah uraian tugas dan proses bisnis,
seperti ketika TKM/owner liburan, siapa yang akan mengerjakan semua kegiatan sehingga
usaha anda tetap berjalan? Atau selama anda tidak ada, apakah kegiatan bisnis tidak ada/ libur?
Ketika anda usaha memproduksi sesuatu, perlu dijelaskan juga tugas produksi apa saja?
Contoh, tugas produksi sambel, apa saja yang dikerjakan?

Rekanan/mitra (Key Partners)

Trainer dapat menanyakan ke TKM beberapa hal seperti:


 Siapa rekanan/mitra TKM
 Bagaimana rekanan/mitra membantu aktivitas bisnis anda?

 Bagaimana bentuk kerja sama dengan rekanan/mitra tersebut?

Step #5: Struktur Biaya dan Pemasukan (Cost structure and Revenue Stream)
Struktur biaya dan pemasukan menggambarkan apakah usaha/bisnis anda viable. Artinya, ke
dua komponen BMC ini menggambarkan apakah ide usaha anda mendukung kelanjutan
usaha anda dalam jangka panjang.

Struktur Biaya (Cost structure)

Trainer diharapkan mampu membantu TKM untuk menanyakan dan mengingat kembali
beberapa hal yang berhubungan dengan struktur biaya, seperti:

 Butuh berapa banyak usaha anda? Untuk apa saja biaya tersebut? TKM harus dapat
menjelaskan secara rinci
 Apakah biaya berubah jika penjualan naik atau turun?
 TKM harus bisa membedakan mana yang termasuk biaya tetap dan biaya tidak tetap
 Apakah struktur biaya bisa berubah demi kesuksesan usaha?

Sebagai contoh: Pengusaha Kaos XYZ mempunyai komponen struktur biaya yang meliputi
Produksi, Pemasaran, Operasional, dan Gaji. Produksi mencakup pembelian bahan kaos,
sablon, packing, dan kirim. Biaya pemasaran mencakup pembuatan brosur ,mengikuti
event dan pembuatan goodie bag untuk dibagikan ke konsumen. Biaya operasional
mencakup listrik, internet, dan telepon. Gaji meliputi gaji karyawan tidak tetap dan tetap.
Pemasukan (Revenue Stream)
Trainer mengajak TKM untuk menuliskan pemasukan usaha TKM dari mana saja. Apakah
ada yang TKM berikan gratis kepada pelanggan?
Sebagai contoh: Pengusaha Kaos mempunyai pemasukan yang terdiri dari jualan kaos,
jualan dari kantin, dan tiket masuk ke galeri produksi kaos karena menerima konsumen
yang ingin melihat proses pembuatan kaos dari design hingga ke proses kaos jadi.

Latihan yuk...Disesi ini, peserta TKM diharapkan mampu menjelaskan struktur biaya dan
pemasukan dari usaha/bisnisnya.
Struktur Biaya

Pemasukan
Berikut adalah contoh lengkap dari BMC sebuah rumah produksi Kaos.
Sumber: (Petra University, 2015)
Contoh BMC Gojek

Sesi selanjutnya, ajak TKM untuk latihan membuat BMC untuk usaha/bisnisnya.

No Penjelasan Lama Waktu (menit)


1 Tiap peserta menyusun BMC untuk usahanya. 30
Gunakan lembar BMC dan post-it notes
2 Tiap peserta mempresentasikan hasil BCM nya. 100
Trainer akan memberikan tanggapan dan dibahas
bersama
Total waktu 130 menit
IV. ACTION PLAN (RENCANA AKSI)

1. Pengertian Rencana Aksi


Rencana Aksi (Action Plan) adalah penjelasan secara detail tentang tujuan yang akan dicapai
dalam menjalankan usaha. TKM perlu membuat rencana kegiatan sebagai acuan dalam proses
menjalankan usaha. Rencana kegiatan dapat dibuat dalam bentuk harian, mingguan, bulanan,
dan tahunan. Setiap tujuan harus jelas dan mencakup panduan SMART (Specific, Measurable,
Achievable, Realistic, and Timely).

Specific. Dengan membuat tujuan rencana kegiatan secara spesifik, pelaku bisnis dapat
mengetahui apakah mereka sudah mencapai sasaran atau belum.

Measurable. Rencana kegiatan harus terukur seperti jumlah, frekuensi, durasi, sehingga pelaku
usaha bisa mengukur bagaimana besaran dari tujuan kegiatan bisnisnya.

Achievable. Apakah rencana kegiatan yang disusun dapat dicapai dengan sumber daya yang
ada sekarang?

Realistic. Rencana kegiatan usaha harus sesuai dengan tujuan dan visi misi perusahaan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dan tidak mengada-ada ataupun bombastis.

Timely. Rencana kegiatan usaha harus terukur, seperti sampai kapan atau berapa lama akan
mencapai tujuan tersebut? Oleh sebab itu diperlukan tengat waktu untuk mengetahui bahwa
pelaku bisnis dapat menyelesaikan rencana kegiatan pada rentang waktu tertentu.

2. Membuat Rencana Aksi (Action Plan)


Untuk membuat rencana aksi, TKM harus memilih rencana kegiatan apa yang akan di
prioritaskan,misal dengan sumber daya terbatas dan tujuan apa yang ingin dicapai dengan
SMART. Setelah itu, TKM dapat menuliskan strategi apa yang akan ditempuh supaya tujuan
tersebut tercapai. Berikutnya, di tuliskan rencana kegiatan yang harus dilakukan, sumber daya
manusia yang dibutuhkan, dan tanggal dimulainya dan berakhirnya kegiatan tersebut. TKS
dapat memandu TKM untuk menggunakan tabel seperti contoh dibawah.
Latihan untuk membuat Rencana Kegiatan Aksi (Tujuan Usaha)

Tujuan dengan menggunakan SMART (Apa yang ingin anda capai)?


1.
2.
3.
4.
5.

Strategi (Bagaimana anda Rencana SDM yang Tanggal Tanggal


mencapai tujuan) kegiatan yang dibutuhkan Mulai Berakhir
harus dilakukan

Setelah tujuan sudah jelas dan terencana dengan baik, tuliskan secara detail setiap kegiatan
dalam rencana kegiatan seperti contoh dibawah ini (Tenant LED Ikan)

No Tujuan Pokok Rincian/sub Penanggung Estimasi RAB


Kegiatan Kegiatan kegiatan Jawab Waktu
Selesai
1 Produksi 1. Persiapan Pembelian Agum 1 Agustus 5.000.000
alat led bahan baku dan bahan baku Hutama 2022
ikan pendukung led ikan
sebanyak
10 buah
2.Proses Pembuatan Agus C 15 2.000.000
produksi komponen Agustus
led ikan 2022
3. Uji coba alat 1. Kalibrasi Agus C 15 3.000.000
dan Agustus
standarisasi 2022
2. Uji coba
di lapangan
4. Pengemasan Mendesain Agum 30 2.500.000
kemasan Agustus
2022

Latihan: Membuat Rencana Kegiatan (Action Plan)

No Tujuan Pokok Rincian/Sub Penanggung Estimasi RAB


Kegiatan Kegiatan Kegiatan Jawab Waktu
Selesai

3. Evaluasi dan pencapaian rencana kegiatan


Dalam melakukan evaluasi rencana kegiatan, TKM dapat menggunakan list (daftar) yang
sudah diselesaikan seperti contoh dibawah ini:

DAFTAR KEGIATAN BULAN AGUSTUS

LED IKAN
NO Nama Kegiatan PIC Selesai/Belum Tanggal
Selesai
1 Pembelian bahan baku Agum
led ikan
2 Pembuatan komponen led Agus C
ikan
Latihan: Membuat Daftar Kegiatan

Kegiatan:
No Nama Kegiatan PIC Selesai/Belum Tanggal
Selesai
REFERENCES

Azizah , L. (2022, Mei). Business Model Canvas : Contoh, Pengertian, Elemen, Tips. Retrieved
from Gramedia.

Choiri, E. O. (2020, July 13). Mengenal Tentang Model Bisnis dan Contohnya. Retrieved from
Qwords.

Ecobis, F. (2020, April 29). 5 Marketplace Terbesar di Indonesia. Retrieved from Fajar Pos.

Nawangwulan, I. (2021, Juni). Presentasi Material for Literasi Digital Seminar.

Petra University. (2015). Business Accounting . Retrieved from Business Model Canvas on
Tumblr.

Raharja, A. (2021, June 24). Apa itu model bisnis? Berikut pengertian, manfaat, dan 10
jenisnya. Retrieved from Ekrut.

Anda mungkin juga menyukai