Anda di halaman 1dari 6

Tugas Kelompok 3

Minggu 8 / Sesi 12
Esti Suyanti – 2201869322
Ayu Gary Luna Maharani – 2201918785
Indri Rosemaya W – 2201869713
Frianta A Pangaribuan - 2201861124
Vincent Kwan – 2201869726

1.Jelaskan Mengenai Business Model Pattern ?


Pattern menurut Osterwalder & Pigneur (2010: 54) adalah suatu gagasan untuk
menangkap ide-ide desain sebagai suatu pola dasar dan deskripsi yang dapat digunakan
secraa berkesinambungan. Pattern atau pola membantu mendeskripsikan bisnis model
yang memiliki kesamaan karakteristik, kesamaan pengaturan building blocks, atau
kesamaan perilaku. Pola ini akan membantu dalam memperjelas dinamika dalam bisnis
mode; dan akan menjadi acuan inspirasi serta inovasi untuk keberlangsungan bisnis
model. Dengan mendefinisikan dan menjabarkan pola bisnis model ini dapat dirumuskan
suatu format standar yang digunakan dalam konsep bisnis yang terkenal saat ini. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah penggunanya dalam mendesain suatu bisnis model
(Osterwalder & Pigneur, 2010: 55)
Perusahaan seringkali terlihat mengalihkan fokus mereka dari inovasi teknologi ke
inovasi model bisnis. Salah satu opsi yang efisien untuk inovasi model bisnis adalah
belajar dari solusi yang telah ada dan terbukti penerapannya, yaitu melalu pola model
bisnis atau business model pattern. Dikenal dan dipelajar berbagai pemahaman konsep
pola model bisnis yang seringkali membingungkan dan terkesan kontradiktif, dengan
koleksi informasi yang tidak tersedia secara lengkap, atau bahkan tumpeng tindih dan
tidak terstruktur secara konsisten. Oleh karena itu, literatur yang kaya akan data mengenai
pola model bisnis belum terlihat mencapai potensi terbaiknya untuk dapat diaplikasikan
praktis maupun demi kemajuan teoritis.
Penelitian tentang inovasi model bisnis tersebar di berbagai bidang, termasuk di
antaranya sistem informasi, manajemen strategis, dan teknolgi dan manajemen inovasi
(Abdelkaf, et al., 2013: Schneider dan Speith, 2013: Zott, et al., 2011). Berbeda dengan
aliran penelitian lain seperti halnya inovasi produk, inovasi model bisnis masih dalam
tahap awal penjabaran akademis (Bucherer, et al., 2012). Hal ini tentu mengejutkan
karena inovasi model bisnis untuk praktik manajemen semakin penting peranannya,
dimana fokus ini membutuhkan perangkat konseptual untuk desain model bisis (Zott dan

ENTR6081 – Entrepreneurship
Amit, 2010). Oleh karena itu, penelitian tentang masalah ini dilakukan untuk memberi
kontribusi akan pemahaman yang lebih baik dengan menyediakan perusahaan dengan

saran khusus, yaitu alat dan metode untuk inovasi model bisnis (Schneider dan Spieth,
2013). Salah satu alat yang dimaksud adalah pola model bisnis atau business model
pattern. Alat ini ditujukan untuk menggambar solusi yang terbukti untuk menangani
masalah berulang selama berlangsungnya desain model binsis. Pentingnya konsep ini
didasarkan atas suatu penemuan yang mengatakan bahwa 90% dari semua inovasi model
bisnis adalah rekombinasi pola model bisnis yang ada (Gassmannetal, 2014). Oleh karena
itu, dengan memanfaatkan aspek-aspek yang telah terbukti berhasil untuk berbagai
perusahaan dan industri, penggunaan pola model bisnis memberikan cara yang efisien
untuk melakukan inovasi model bisnis (Abdelkafi, et al., 2013).
Pola model bisnis tidak boleh disalahpahami, mereka tidak berfokus pada peniruan,
melainkan mengatasi efisiensi, memacu kreativitas, dan membantu mengatasi hambatan
kognitif dalam proses inovasi model bisnis, namun yang terpenting adalah saat terjadi
perubahan yang transformatif (Chesbrough, 2010). Contoh ilustrasi pola model bisnis
yang sering dikutip adalah pisau cukur/ pisau (razor/blades), pola tersebut
menggambarkan perusahaan yang menawarka suatu produk dasar yang murah yaitu pisau
cukur atau razors dengan pelengkap yang harus sering diganti yaitu pisau atau blades/
razor blades. Pelengkap ini tergolong mahal, sehingga mensubsidi produk dasarnya.
Nama pola ini berasal dari upaya pemasaran Gillete, pada awal abad kedua puluh, ketika
perusahaan memberi pisau cukur secara cuma-cuma untuk menjual lebih banyak pisau
(Gassman, et al., 2014).

2. Mengapa harus Enterpreneur harus membuat Business Pattern?

“Memulai usaha itu yang penting nekat. Urusan lain, bisa diselesaikan belakangan sambil
berjalan.” Mungkin kita yang sedang berniat memulai usaha kecilkecilan seringkali
mendengar kalimat serupa dari banyak orang. Akan tetapi, ingatlah bahwa dengan
perencanaan awal yang baik, kita sudah melewati setengah dari pertempuran. Karena itu,
perencanaan bisnis yang matang dengan membuat model bisnis adalah satu hal yang
penting kita lakukan.

Seperti yang kita ketahui, model bisnis adalah rencana mengenai bagaimana sebuah usaha
dapat menghasilkan pendapatan dan memperoleh laba. Rencana ini terdiri dari penjelasan

ENTR6081 – Entrepreneurship
mengenai produk/jasa apa yang akan dibuat dan dijual, cara untuk membuat dan
menjualnya, serta biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut.

Pentingnya seorang entrepreneur membuat bussiness pattern diantaranya:

1. Model Bisnis membantu kita untuk mendapatkan informasi

Model bisnis dapat membantu kita untuk mendapatkan informasi terkait bagaimana,
dimana, dan kapan produk yang dihasilkan akan berfungsi dengan maksimal. Informasi ini
didapatkan melalui proses simulai terhadap produk tersebut. Misalnya kebijakan harga
produk akan mempengaruhi jumlah produk yang dijual. Melalui informasi tersebut maka
kita akan melakukan evaluasi apakah model yang didesain dapat bersaing di pasaran.

2. Model bisnis yang baik dapat melemahkan kompetitor

Jika kita mampu mengetahui kelemahan model bisnis pesaing, maka kita dapat segera
menentukan model bisnis yang dapat menutup celah kelemahan tersebut. Ini akan
mengakibatkan munculnya produk subsitusi dari perusahaan yang memiliki nilai lebih
dibandingkan kompetitor.

3. Merubah kompetitor menjadi sekutu

Hal ini sebagai akibat karena kita mampu mengidentifikasi kelemahan bisnis kompetitor,
dan sebaliknya. Sebagai solusi, maka dibuatlah produk komplementer untuk saling
melengkapi.

4. Model Bisnis membantu kita agar tidak kehilangan arah

Melihat gaya hidup masyarakat Indonesia yang sangat konsumtif, tentu kita akan
menemukan banyak peluang usaha yang bisa digarap. Setiap kali melihat keinginan dan
kebutuhan masyarakat, kita pun bisa mendapat puluhan ide usaha yang tampak cemerlang.

Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa sebuah usaha tidak akan bisa berjalan dengan baik
apabila pemiliknya tidak dapat fokus pada satu jenis bisnis dan menekuninya. Terlebih lagi
jika kita mencoba mengubah jenis bisnis kita setelah usaha baru saja berjalan. Karena itu,
lebih baik buat dulu model bisnis usaha kita secara matang sebelum memulainya sehingga
dapat menjadi acuan selama menjalankan usaha.

5. Membantu untuk Memetakan Usaha

ENTR6081 – Entrepreneurship
Ide dari memulai sebuah usaha memang tampak seru dan membakar semangat. Tetapi yang
kita butuhkan untuk membuat usaha menjadi sukses bukan hanya tekad, semangat dan
produk yang mumpuni, namun juga pemetaan yang jelas dan tertulis mengenai usaha kita
Tanpa pemetaan yang baik dan terstruktur, kita akan mengalami kesulitan saat ingin
mengembangkan usaha karena selama ini hanya “asal jalan” dalam menjual produk dan
bergantung pada faktor keberuntungan. Kita juga akan kewalahan saat penjualan produk
kita terus menerus stagnan namun kita tidak bisa menemukan titik permasalahannya.

Untuk menghindari hal tersebut, kita perlu memetakan usahamu dengan merancang model
bisnis, dengan ilustrasi berikut:

Dengan model bisnis yang benar, kita dapat memetakan konsep usaha kita, masalah apa
yang bisa kita berikan solusi dan siapa konsumen kita, nilai tambahan apa yang dapat kita
berikan kepada mereka, bagaimana cara mereka bisa mendapatkan produk/jasa yang kita
tawarkan, bagaimana usaha kita bisa tetap kompetitif dan juga bagaimana cara kita
mendapat keuntungan serta biaya apa saja yang harus dikeluarkan.

Setelah berhasil memetakannya dengan baik, kita pun akan lebih mengenal usaha dan pasar
yang menjadi target. Alhasil, kita pun akan menemukan cara terbaik untuk mengoperasikan
usaha sehingga mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.

6. Bertindak sebagai Panduan dalam melakukan Riset Pengembangan Usaha Saat hendak
memulai sebuah usaha, tentu kita perlu melakukan banyak riset. Baik riset pasar, riset
bahan baku, riset logistik yang paling tepat untuk kita, dan sebagainya. Banyaknya riset
tersebut bisa saja membuat kita kelimpungan dan tidak menutup kemungkinan bahwa kita
akan melewatkan berbagai macam hal. Bahkan, bisa jadi kita malah melakukan riset untuk
hal yang sebenarnya tidak perlu.

Dengan merancang model bisnis, kita dapat mengurangi risiko tersebut. Bukannya ribet,
justru kita akan menjadi semakin teliti dan semakin terarah sehingga persiapan memulai
usaha akan lebih terencana. Jika kita merancang model bisnis dengan benar, maka kita akan
mengetahui hal-hal apa saja yang memang dibutuhkan untuk membuat usaha beroperasi
dengan baik. Dengan begitu, kita tidak akan melewatkan setiap hal yang kamu perlu riset
untuk keberlangsungan usaha kita.

7. Membantu kita dalam Merancang Strategi Usaha

ENTR6081 – Entrepreneurship
Saat memetakan usaha dan membuat model bisnis, kita akan menganalisa pasar dan
melihat hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mengembangkan usaha. Selain menjadi
acuan agar kita tetap fokus pada usaha ini, model bisnis juga dapat menjadi acuan dalam
membuat strategi.

Misalnya, key activities membuat usaha ayam geprek menjadi sukses adalah dengan
menemukan resep dan membuat ayam geprek yang lezat, melakukan pemasaran, dan juga
menjualnya ke target pasarmu. Berdasarkan key activities tersebut, kita bisa menyusun
strategi pemasarannya, apakah hal tersebut lebih efektif dilakukan menggunaka brosur atau
media sosial.

Kita pun bisa mencari metode produksi ayam geprek yang paling efektif, dari mendapatkan
supplier ayam dan bumbu dengan harga dan kualitas terbaik, hingga proses mengolah
bahan-bahan mentah tersebut menjadi ayam geprek yang siap jual dengan rasa lezat.
Strategi penjualannya pun bisa kita rumuskan dengan lebih detail juga, seperti ingin
memulainya di toko ataupun online, dan tentunya dengan kemasan/penyajian yang
menarik.

Jadi, merancang model bisnis pada fase awal membangun usaha sangatlah penting untuk
dilakukan. Berbisnis tidak hanya semata-mata menjual produk ke pasar dan menunggu
respon konsumen terhadap produk tersebut. Menjalankan sebuah bisnis hendaknya harus
diiringi dengan proses perancangan yang baik dengan berbagai faktor pendukung.

DAFTAR PUSTAKA

ENTR6081 – Entrepreneurship
Remane, Gerrit, Andre, Hanenlt, dan Tesch, Jan. “The Business Model Pattern Database – A
Tool for Systematic Business Model Innovation.” International Journal of Innovation
Management (Januari 2017). Hlm. 1-61.

ENTR6081 – Entrepreneurship

Anda mungkin juga menyukai