Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Dengan adanya makalah ini kami tujukan untuk mempermudah pembelajaran dan
memenuhi tugas menyelesaikan makalah ini pada mata pelajaran Sejarah Indonesia Bab
Penjajahan Hindia-Belanda khususnya membahas tentang Kehidupan Ekonomi, Politik,
Sosial awal Kemerdekaan Indonesia sampai masa Demokrasi Liberal.
Makalah ini kami rancang untuk memenuhi nilai tugas, juga meningkatkan
pengetahuan, dan kreativitas. Di dalam makalah ini terdapat materi-materi yang lebih
mudah untuk dipahami sehingga kita dengan mudah dapat kita kuasai.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia pada awal kemerdekaan sampai
masa Demokrasi Liberal?
2. Bagaimana kehidupan politik masyarakat Indonesia pada awal kemerdekaan sampai
masa Demokrasi Liberal?
3. Bagaimana kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada awal kemerdekaan sampai
masa Demokrasi Liberal?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Indonesia pada Awal Kemerdekaan sampai


masa Demokrasi Liberal.
a. Keadaan ekonomi Indonesia pada awal kemerdekaan.
Keadaan ekonomi Indonesia pada akhir kekuasaan Jepang dan pada awal
berdirinya Republik Indonesia sangat kacau dan sulit. Latar belakang keadaan yang
kacau tersebut disebabkan karena :
 Indonesia yang baru saja merdeka belum memiliki pemerintahan yang baik,
dimana belum ada pejabat khusus yang bertugas untuk menangani perekonomian
Indonesia.
 Sebagai negara baru Indonesia belum mempunyai pola dan cara untuk mengatur
ekonomi keuangan yang mantap.
 Sepeninggalan pemerintah pendudukan Jepang dimana ekonomi saat pendudukan
Jepang memang sudah buruk akibat pengeluaran pembiayaan perang
Jepang.Membuat pemerintah baru Indonesia agak sulit untuk bangkit dari
keterpurukan.
 Kondisi keamanan dalam negeri sendiri tidak stabil akibat sering terjadinya
pergantian kabinet, dimana hal tersebut mendukung ketidakstabilan ekonomi.
 Politik keuangan yang berlaku di Indonesia dibuat di negara Belanda guna
menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan untuk menghancurkan
ekonomi nasional.
 Belanda masih tetap tidak mau mengakui kemerdeaan Indonesia dan masih terus
melakukan pergolakan politik yang menghambat langkah kebijakan pemerintah
dalam bidang ekonomi.
Faktor- faktor penyebab kacaunya perekonomian Indonesia 1945-1950 adalah
sebagai berikut.
1. Terjadi Inflasi yang sangat tinggi.
Inflasi tersebut dapat terjadi disebabakan karena :
 Beredarnya mata uang Jepang di masyarakat dalam jumlah yang tak terkendali
(pada bulan Agustus 1945 mencapai 1,6 Milyar yang beredar di Jawa
sedangkan secara umum uang yang beredar di masyarakat mencapai 4 milyar).
 Beredarnya mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh pasukan Sekutu dari
bank-bank yang berhasil dikuasainya untuk biaya operasi dan gaji pegawai
yang jumlahnya mencapai 2,3 milyar.
 Repubik Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri sehingga
pemerintah tidak dapat menyatakan bahwa mata uang pendudukan Jepang
tidak berlaku.
Inflasi terjadi karena di satu sisi tidak terkendalinya peredaran uang yang
dikeluarkan pemerintah Jepang di sisi lain ketersediaan barang menipis bahkan
langka di beberapa daerah. Kelangkaan ini terjadi akibat adanya blokade
ekonomi oleh Belanda. Uang Jepang yang beredar sangat tinggi sedangkan
kemampuan ekonomi untuk menyerap uang tersebut masih sanat rendah. Karena
inflasi ini kelompok yang paling menderita adalah para petani sebab pada masa
pendudukan Jepang petani merupakan produsen yang paling banyak menyimpan
mata uang Jepang. Hasil pertanian mereka tidak dapat dijual, sementara nilai
tukar mata uang yang mereka miliki sangat rendah. Pemerintah Indonesia yang
2
baru saja berdiri tidak mampu mengendalikan dan menghentikan peredaran mata
uang Jepang tersebut sebab Indonesia belum memiliki mata uang baru sebagai
penggantinya. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk sementara waktu
menyatakan ada 3 mata uang yang berlaku di wilayah Republik Indonesia, yaitu:
 Mata uang De Javasche Bank
 Mata uang pemerintah Hindia Belanda
 Mata uang pendudukan Jepang
Keadaan tersebut diperparah dengan diberlakukannya uang NICA di daerah
yang diduduki sekutu pada tanggal 6 Maret 1946 oleh Panglima AFNEI yang
baru yaitu Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford. Uang NICA ini dimaksudkan
untuk menggantikan uang Jepang yang nilainya sudah sangat turun saat itu.
Upaya sekutu tersebut merupakan salah satu bentuk pelangaran kesepakatan
yaitu bahwa selama belum ada penyelesaian politik mengenai status Indonesia,
maka tidak ada mata uang baru.
Karena tindakan sekutu tersebut maka pemerintah Indonesia pun
mengeluarkan uang kertas baru yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI) sebagai
pengganti uang Jepang.
2. Adanya blokade ekonomi dari Belanda.
Blokade oleh Belanda ini dilakukan dengan menutup (memblokir) pintu
keluar masuk perdagangan Indonesia terutama melalui jalur laut dan pelabuhan-
pelabuhan penting. Blokade ini dilakukan mulai bulan November 1945. Adapun
alasan dari pemerintah Belanda melakukan blokade ini adalah :
 Mencegah masuknya senjata dan peralatan militer ke Indonesia.
 Mencegah keluarnya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing
lainnya.
 Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
bangsa lain.
Dengan adanya blokade tersebut menyebabkan:
 Barang-barang ekspor Indonesia terlambat terkirim.
 Barang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat di ekspor bahkan banyak
barang-barang ekspor Indonesia yang dibumi hanguskan.
 Indonesia kekurangan barang-barang import yang sangat dibutuhkan.
 Inflasi semakin tak terkendali sehingga rakyat menjadi gelisah.      
Tujuan/harapan Belanda dengan blokade ini adalah :
 Agar ekonomi Indonesia mengalami kekacauan
 Agar terjadi kerusuhan sosial karena rakyat tidak percaya kepada pemerintah
Indonesia, sehingga pemerintah Belanda dapat dengan mudah mengembalikan
eksistensinya.
 Untuk menekan Indonesia dengan harapan bisa dikuasai kembali oleh
Belanda.
3. Kekosongan kas Negara.
Kas Negara mengalami kekosongan karena pajak dan bea masuk lainnya
belum ada sementara pengeluaran negara semakin bertambah. Penghasilan
pemerintah hanya bergantung kepada produksi pertanian. Karena dukungan dari
bidang pertanian inilah pemerintah Indonesia masih bertahan, sekalipun keadaan
ekonomi sangat buruk.
b. Upaya Mengatasi Blokade Ekonomi Belanda ( NICA ).
Upaya pemerintah untuk keluar dari masalah blokade tersebut adalah sebagai berikut :
1. Usaha bersifat politis, yaitu Diplomasi Beras ke India.
3
Pemerintah Indonesia bersedia untuk membantu pemerintah India yang
sedang ditimpa bahaya kelaparan dengan mengirimkan 500.000 ton beras dengan
harga sangat rendah. Pemerintah melakukan hal ini sebab akibat blokade oleh
Belanda maka hasil panen Indonesia yang melimpah tidak dapat dijual keluar
negeri sehingga pemerintah berani memperkirakan bahwa pada pada musim
panen 1946 akan diperoleh suplai hasil panen sebesar 200.000 sampai 400.000
ton. Sebagai imbalannya pemerintah India bersedia mengirimkan bahan pakaian
yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia pada saat itu. Saat itu Indonesia
tidak memikirkan harga karena yang penting adalah dukungan dari negara lain
yang sangat diperlukan dalam perjuangan diplomatik dalam forum internasional.
Adapun keuntungan politis yang diperoleh Indonesia dengan adanya
kerjasama dengan India ini adalah Indonesia mendapatkan dukungan aktif dari
India secara diplomatik atas perjuangan Indonesia di forum internasional.
2. Mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri.
Membuka hubungan dagang langsung ke luar negeri dilakukan oleh pihak
pemerintah maupun pihak swasta. Usaha tersebut antara lain : Mengadakan
kontak dagang dengan perusahaan swasta Amerika (Isbrantsen Inc). Tujuan dari
kontak ini adalah membuka jalur diplomatis ke berbagai negara. Dimana usaha
tersebut dirintis oleh BTC (Banking and Trading Corporation) atau Perseroan
Bank dan Perdagangan, suatu badan perdagangan semi-pemerintah yang
membantu usaha ekonomi pemerintah, dipimpin oleh Sumitro Djojohadikusumo
dan Ong Eng Die. Hasil transaksi pertama dari kerjasama tersebut adalah
Amerika bersedia membeli barang-barang ekspor Indonesia seperti gula, karet,
teh, dan lain-lain.
Tetapi selanjutnya kapal Amerika yang mengangkut barang pesanan
Indonesia dan akan memuat barang ekspor dari Indonesia dicegat dan seluruh
muatannya disita oleh kapal Angkatan Laut Belanda. Karena blokade Belanda di
Jawa terlalu kuat maka usaha diarahkan untuk menembus blokade ekonomi
Belanda di Sumatera dengan tujuan Malaysia dan Singapura. Usaha tersebut
dilakukan sejak 1946 sampai akhir masa perang kemerdekaan. Pelaksanaan ini
dibantu oleh Angkatan laut Indonesia serta pemerintah daerah penghasil barang-
barang ekspor. Karena perairan di Sumatra sangatlah luas, maka pihak Belanda
tidak mampu melakukan pengawasan secara ketat. Hasilnya Indonesia berhasil
menyelundupkan karet yang mencapai puluhan ribu ton dari Sumatera ke luar
negeri, terutama ke Singapura. Dan Indonesia berhasil memperoleh senjata , obat-
obatan dan barang-barang lain yang dibutuhkan.
Pemerintah Indonesia pada 1947 membentuk perwakilan resmi di
Singapura yang diberi nama Indonesian Office (Indoff). Secra resmi badan ini
merupakan badan yang memperjuangkan kepentingan politik di luar negeri,
namun secara rahasia berusaha menembus blokade ekonomi Belanda dengan
melakukan perdagangan barter. Diharapkan dengan upaya ini mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain itu juga berperan sebagai perantara
dengan pedagang Singapura dengan mengusahakan pengadaan kapal-kapal yang
diperlukan.
Dibentuk perwakilan kemetrian pertahanan di luar negeri yaitu Kementrian
Pertahanan Urusan Luar Negeri (KPULN) yang dipimpin oleh Ali Jayengprawiro.
Tugas pokok badan ini adalah membeli senjata dan perlengkapan angkatan
perang.

4
c. Kebijakan Pemerintah Menghadapi Buruknya Kondisi Ekonomi Indonesia Awal
Kemerdekaan.
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kondisi ekonominya mulai
dilakukan sejak Februari 1946, adalah sebagai berikut.
 Konferensi Ekonomi Februari 1946.
Konferensi ini dihadiri oleh para cendekiawan, gubernur, dan pejabat
lainnya yang bertanggungjawab langsung mengenai masalah ekonomi di Jawa,
yang dipimpin oleh Menteri Kemakmuran yaitu Darmawan Mangunkusumo.
Tujuan Konferensi ini adalah untuk memperoleh kesepakatan dalam
menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, seperti : Masalah
produksi dan distribusi makanan. Tercapai kesepakatan bahwa sistem autarki
lokal sebagai kelanjutan dari sistem ekonomi perang Jepang, secara berangsur-
angsur akan dihapuskan dan diganti dengan sistem desentralisasi. Masalah
sandang Disepakati bahwa Badan Pengawasan Makanan Rakyat diganti dengan
Badan Persediaan dan Pembagian Makanan (BPPM) yang bertujuan untuk
mengatasi kesengsaraan rakyat Indonesia. Badan ini dipimpin oleh Sudarsono
dibawah pengawasan Kementrian Kemakmuran. BPPM dapat dianggap sebagai
awal dari terbentuknya Badan Urusan Logistik (Bulog).
Sementara itu tujuan dibentuk Bulog (Februari 1946) untuk melarang
pengiriman bahan makanan antar karisidenan Status dan Administrasi
perkebunan-perkebunan. Keputusannya adalah semua perkebunan dikuasai oleh
negara dengan sistem sentralisasi di bawah kementrian Kemakmuran. Sehingga
diharapkan pendapatan negara dapat bertambah secara signifikan dengan
nasionalisasi pabrik gula dan perkebunan tebu. Konferensi kedua di Solo, 6 Mei
1946 membahas mengenai masalah program ekonomi pemerintah, masalah
keuangan negara, pengendalian harga, distribusi, dan alokasi tenaga manusia.
Wapres Moh. Hatta mengusulkan mengenai rehabilitasi pabrik gula, dimana
gula merupakan bahan ekspor penting sehingga harus dikuasai oleh negara.
Untuk merealisasikan keinginan tersebut maka pada 6 Juni 1946 dibentuk
Perusahaan Perkebunan Negara (PPN).
 Pinjaman Nasional.
Program ini dilaksanakan oleh Menteri Keuangan yaitu Surachman dengan
persetujuan BP-KNIP. Untuk mendukung program tersebut maka dibuat Bank
Tabungan Pos, bank ini berguna untuk penyaluran pinjaman nasional untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia kepada pemerintahan. Selain
itu, pemerintah juga menunjuk rumah gadai untuk memberikan pinjaman kepada
masyarakat dengan jangka waktu pengembalian selama 40 tahun. Tujuannya
untuk mengumpulkan dana masyarakat bagi kepentingan perjuangan, sekaligus
untuk menanamkan kepercayaan rakyat pada pemerintah Indonesia. Rakyat dapat
meminjam jika rakyat mau menyetor uang ke Bank Tabungan Pos dan rumah-
rumah pegadaian.
Usaha ini mendapat respon yang besar dari rakyat terbukti dengan besar
pinjaman yang ditawarkan pada bulan Juli 1946 sebesar Rp. 1.000.000.000,00 ,
pada tahun pertama berhasil dikumpulkan uang sejumlah Rp. 500.000.000,00.
Kesuksesan yang dicapai menunjukkan besarnya dukungan dan kepercayaan
rakyat kepada Pemerintah Indonesia.
 Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947.
Badan ini dibentuk atas usul dari menteri kemakmuran AK. Gani. Badan ini
merupakan badan tetap yang bertugas membuat rencana pembangunan ekonomi
5
untuk jangka waktu 2 sampai 3 tahun yang akhirnya disepakati Rencana untuk
jangka waktu 2 sampai 3 tahun yang akhirnya disepakati Rencana Pembangunan
Sepuluh Tahun.
Rencana Pembangunan 10 tahun tersebut adalah sebagai berikut :
 Semua bangunan umum, perkebunan, dan industri yang telah ada sebelum
perang menjadi milik negara, yang baru terlaksana tahun 1957.
 Bangunan umum vital milik asing dinasionalisasikan dengan pembayaran
ganti rugi.
 Perusahaan milik Jepang akan disita sebagai ganti rugi terhadap Indonesia.
 Perusahaan modal asing lainnya dikembalikan kepada yang berhak sesudah
diadakan perjanjian Republik Indonesia dengan Belanda.
Badan ini bertujuan untuk menasionalisasikan semua cabang produksi
yang telah ada dengan mengubah ke dalam bentuk badan hukum. Hal ini
dilakukan dengan harapan agar Indonesia dapat menggunakan semua cabang
produksi secara maksimal dan kuat di mata hukum internasional. Pendanaan
untuk Rencana Pembangunan ini terbuka baik bagi pemodal dalam negeri
maupun pemodal asing. Inti rencana ini adalah agar Indonesia membuka diri
terhadap penanaman modal asing dan melakukan pinjaman baik ke dalam
maupun ke luar negeri.
Untuk membiayai rencana pembangunan ekonomi tersebut pemerintah
membuka diri terhadap penanaman modal asing, mengerahkan dana
masyarakat melalui pinjaman nasional, melalui tabungan masyarakat, serta
melibatkan badan-badan swasta dalam pembangunan ekonomi. Dan untuk
menampung dana tersebut dibentuk Bank Pembangunan. Perusahaan patungan
(merger) diperkenankan berdiri sementara itu tanah partikelir dihapuskan.
Perkembangannya April 1947 badan ini diperluas menjadi Panitia Pemikir
Siasat Ekonomi yang bertugas mempelajari, mengumpulkan data, dan
memberikan saran kepada pemerintah dalam merencanakan pembangunan
ekonomi dan dalam rangka melakukan perundingan dengan pihak Belanda.
Rencana tersebut belum berhasil dilaksanakan dengan baik karena situasi
politik dan militer yang tidak memungkinkan, yaitu Agresi Militer Belanda I
dan Perjanjian Linggarjati yang menyebabkan sebagian besar wilayah
Indonesia yang memiliki potensi ekonomi jatuh ke tangan Belanda dan yang
tersisa sebagian besar tergolong sebagai daerah miskin dan berpenduduk padat
(Sumatera dan Jawa). Hal tersebut ditambah dengan adanya Pemberontakan
PKI dan Agresi militer Belanda II yang mengakibatkan kesulitan ekonomi
semakin memuncak.
 Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948.
Program ini bertujuan untuk mengurangi beban negara dalam bidang
ekonomi, selain meningkatkan efisiensi. Rasionalisasi meliputi penyempurnaan
administrasi negara, angkatan perang, dan aparat ekonomi. Sejumlah angkatan
perang dikurangi secara drastis untuk mengurangi beban negara di bidang
ekonomi dan meningkatkan effisiensi angkatan perang dengan menyalurkan para
bekas prajurit pada bidang-bidang produktif dan diurus oleh kementrian
Pembangunan dan Pemuda. Rasionalisasi yang diusulkan oleh Mohammad Hatta
diikuti dengan intensifikasi pertanian, penanaman bibit unggul, dan peningkatan
peternakan.
 Rencana Kasimo (Kasimo Plan).

6
Program ini disusun oleh Menteri Urusan Bahan Makanan I.J.Kasimo.
Program ini berupa Rencana Produksi Tiga tahun (1948-1950) mengenai usaha
swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Inti
dari Kasimo Plan adalah untuk meningkatkan kehidupan rakyat dengan
menigkatkan produksi bahan pangan. Rencana Kasimo ini adalah menanami
tanah kosong (tidak terurus) di Sumatera Timur seluas 281.277 ha Melakukan
intensifikasi di Jawa dengan menanam bibit unggul pencegahan penyembelihan
hewan-hewan yang berperan penting bagi produksi pangan. Di setiap desa
dibentuk kebun-kebun bibit, transmigrasi bagi 20 juta penduduk Pulau Jawa
dipindahkan ke Sumatera dalam jangka waktu 10-15 tahun.
 Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE).
Organisasi yang dipimpin B.R Motik ini bertujuan untuk :
- Menggiatkan kembali partisipasi pengusaha swasta, agar pengusaha swasta
memperkuat persatuan dan mengembangkan perekonomian nasional.
- Menggalang dan Melenyapkan individualisasi di kalangan organisasi
pedagang sehingga dapat memperkokoh ketahanan ekonomi bangsa Indonesia.
Meskipun usaha PTE didukung pemerintah dan melibatkan dukungan dari
pemerintah daerah namun perkembangannya PTE tidak dapat berjalan baik dan
hanya mampu mendirikan Bank PTE di Yogyakarta dengan modal awal Rp.
5.000.000,00. Kegiatan ini semakin mengalami kemunduran akibat Agresi
Militer Belanda.
Selain PTE, perdagangan swasta lainnya juga membantu usaha ekonomi
pemerintah adalah Banking and Trading Corporation (Perseroan Bank dan
Perdagangan). Mengaktifkan kembali Gabungan Perusahaan Perindustrian dan
Perusahaan Penting, Pusat Tembakau Indonesia, Gabungan Saudagar Indonesia
Daerah Aceh (GASIDA) dalam rangka memperbaiki ekonomi Indonesia.
 Oeang Republik Indonesia (ORI).
Melarang digunakan mata uang NICA dan yang lainnya serta hanya boleh
menggunakan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) dikeluarkan oleh Pemerintah
Republik Indonesia berdasarkan UU No. 17 tahun 1946 yang dikeluarkan pada
tanggal 1 Oktober 1946. Mengenai pertukaran uang Rupiah-Jepang diatur
berdasarkan UU No. 19 tahun 1946 tanggal 25 Oktober 1946. Tanggal 25
Oktober selanjutnya dijadikan sebagai hari keuangan. Adapun kebijakan
penyetaraan mata uang adalah sebagai berikut.
Di Jawa, Lima puluh rupiah (Rp. 50,00) uang Jepang disamakan dengan
satu rupiah (Rp. 100,00) ORI dengan perbandingan 1:5. Di Luar Jawa dan
Madura, Seratus rupiah (Rp. 100,00) uang Jepang sama dengan satu rupiah(Rp.
1,00) ORI dengan perbandingan 1:10. Setiap sepuluh rupiah (Rp. 10,00) ORI
bernilai sama dengan emas murni seberat 5 gram. Mengenai pengaturan nilai
tukar uang ORI dengan valuta asing (nilai kurs mata uang ORI di pasar valuta
asing) sebenarnya dipegang oleh Bank Negara yang sebelumnya telah dirintis
bentuk prototipenya yaitu dengan pembentukan Bank Rakyat Indonesia (Shomin
Ginko). Namun tugas tersebut pada akhirnya dijalankan oleh Bank Negara
Indonesia. Bank Negara Indonesia 1946 yang dipimpin oleh Margono
Djojohadikusumo. Bank ini merupakan bank umum milik pemerintah yang tujuan
awal didirikannya adalah untuk melaksanakan koordinasi dalam pengurusan
bidang ekonomi dan keuangan. BNI didirikan pada 1 November 1946.
Meskipun begitu usaha pemerintah untuk menjadikan ORI sebagai satu-
satunya mata uang nasional tidak tercapai karena terpecah-pecahnya wilayah RI
7
akibat perundingan Indonesia-Belanda. Sehingga di beberapa daerah
mengeluarkan mata uang sendiri, yang berbeda dengan ORI, seperti URIPS
(Uang Republik Propinsi Sumatera) di Sumatera, URIBA (Uang Republik
Indonesia Baru) di Aceh, URIDAB (Uang Republik Indonesia Banten) di Banten
dan Palembang. Upaya-upaya pemerintah Indonesia tersebut dilakukan dalam
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia meskipun Belanda
masih belum pergi dari Indonesia.

B. Kehidupan Politik Masyarakat Indonesia pada Awal Kemerdekaan sampai


masa Demokrasi Liberal.
a. Pembentukan Badan-Badan Kelengkapan Negara.
Setelah proklamasi dikumandangkan, esok harinya yaitu 18 Agustus 1945, PPKI
mengadakan sidang untuk pertama kalinya yang menjadi kelanjutan sidang BPUPKI
pada 10-16 Juli 1945 yang membahas rancangan Undang- Undang Dasar Negara RI.
Hasil sidang ini adalah :
 Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia.
 Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs.Moh.Hatta sebagai wakil presiden
Republik Indonesia.
 Membentuk sebuah Komite Nasional untuk membantu Presiden selama MPR dan
DPR belum terbentuk.
Pada Minggu, 19 Agustus 1945, PPKI melanjutkan sidangnya yang dipimpin oleh
Otto Iskandarnita yang menghasilkan dua keputusan mengenai :
 Pembagian wilayah yang terdiri atas delapan provinsi beserta calon gubernurnya
 Pembentukan Komite Nasional Daerah.
Rapat PPKI dilanjutkan pada 22 Agustus 1945 yang berlokasi di Gedung Kebaktian
Rakyat Jawa. Rapat kali ini diadakan untuk membahas tiga masalah utama yang
dipimpin oleh wakil presiden Republik Indonesia serta menghasilkan keputusan
sebagai berikut :
 Komite Nasional Indonesia (KNI) adalah badan yang berfungsi sebagai Dewan
Perwakilan Rakyat sebelum pemilihan umum diselenggarakan dan disusun dari
tingkat pusat hingga daerah;
 Partai Nasional Indonesia (PNI) dirancang sebagai partai tunggal RI, namun
akhirnya dibatalkan;
 Badan Keamanan Rakyat (BKR) berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi
masing-masing daerah.
Pada 23 Agustus 1945 presiden Soekarno mengumumkan hasil sidang PPKI tersebut
tetapi keputusan yang menyangkut ketetapan kedua yaitu PNI sebagai satu-satunya
partai politik, tidak jadi diberlakukan. 
b. Komite Nasional Indonesia.
Setelah membentuk KNI pada 18 Agustus 1945, PPKI kembali membentuk KNIP
pada 22 Agustus 1945 yang berpusat di Jakarta. Badan yang diketuai oleh Mr.Kasman
Singodimedjo ini diumumkan pada 25 Agustus 1945 dan dilantik pada 29 Agustus
1945. untuk tingkat daerah dibentuk Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) yang
berada di seluruh provinsi di Indonesia dan badan ini berkembang sebagai badan
legislatif. Pada 16 Oktober 1945 KNI menyelenggarakan sidangnya yang pertama
yang menghasilkan :
 Membentuk Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) yang
beranggota 15 orang;
8
 Mengusulkan kepada presiden supaya KNI diberi kekuasaan Legislatif selama
MPR/DPR belum terbentuk.
Usul Komite Nasional tersebut mendapat sambutan dari pemerintah yang segera
mengeluarkan maklumat wakil presiden No.X yang isinya sesuai dengan usulan
KNIP. Setelah BPKNIP terbentuk, kegiatan pertama yang dilakukannya adalah
mengajukan usulan kepada pemerintah untuk segera membentuk pertain-partai
politik. Usul tersebut dilakukan melalui pengumuman BPKNIP No.3 tanggal 30
Oktober 1945 dengan dasar pertimbangan sebagai berikut :
 BPKNIP menganggap roda pemerintahan telah berputar maka telah tiba saatnya
untuk megusahakan pengertian rakyat; keputusan PPKI tentang pembentukan
hanya satu partai politik.
Usul BPKNIP tentang penolakan pembentukan partai politik diterima oleh
pemerintah yang kemudian mengeluarkan maklumat pemerintah No.3 pada 30
Oktober 1945 yang isinya :
 Pemerintah menghendaki adanya partai-partai politik, karena akan membuka
jalan bagi semua aliran atau paham yang ada dalam masyarakat.
 Pemerintah berharap supaya partai-partai politik itu telah tersusun sebelum
dilaksanakan pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat pada Januari 1946.
Segera setelah maklumat politik itu lahir partai-partai politik baru antara lain
adalah Masyumi, Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Buruh Indonesia (PBI)
Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Katolik, Partai Kristen dan Partai
Sosialis. 
c. Kabinet Republik Indonesia.
Pembentukan 12 kementerian dalam kabinet dan pembagian wilayah Indonesia
menjadi 8 provinsi seperti yang diputuskan dalam sidang PPKI pada tanggal 19
Agustus 1945, direalisasikan pada 2 September 1945. Adapu susunan kabinet pertama
Republik Indonesia sebagai berikut:
1.   Menteri Dalam Negeri                       : R.A.A.Wiranatakusumah
2.   Menteri Luar Negeri                          : Mr.Ahmad Subardjo
3.   Menteri Keuangan                             : Mr.A.A.Maramis
4.   Menteri Kehakiman                           : Prof. Dr. Mr. Supomo
5.   Menteri Kemakmuran                        : Ir. Surachman Tjokroadisurjo
6.   Menteri Keamanan Rakyat                : Supriyadi
7.   Menteri Pengajaran                            : Ki Hajar Dewantara
8.   Menteri Penerangan                           : Mr. Amir Syarifudin
9.   Menteri Kesehatan                             : Dr. Buntaran Martoatmodjo
10. Menteri Sosial                                    : Mr. Iwa Kusuma Sumantri
11. Menteri Pekerjaan Umum                  : Abikusno Tjokrosujoso
12. Menteri Perhubungan ad interim       : Abikusno Tjokrosujoso
13. Menteri Negara                                  : Wachid Hasyim       
14. Menteri Negara                                  : Mr. R.M.Sartono
15. Menteri Negara                                  : Dr. Mr. Amir
16. Menteri Negara                                  : Otto Iskandardinata
Kabinet tersebut merupakan kabinet presidensil yang bertanggung jawab kepada
presiden yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden dan tugasnya
adalah membantu presiden menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan amanat
UUD 1945. Menindaklanjuti keputusan PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 tentang
pembagian wilayah, maka panitia kecil yang terdiri dari Mr.Ahmad Subardjo,

9
Sutardjo Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman Singodomedjo, membentuk departemen
dan membagi wilayah Indonesia atas 8 provinsi hasilnya adalah sebagai berikut :
1.      Sumatera                                : Teuku Mohammad Hasan
2.      Jawa Barat                             : Sutardjo Kartohadikusumo
3.      Jawa Tengah                          : R. Pandji Suroso
4.      Jawa Timur                             : R.M. Surjo
5.      Nusa Tenggara                       : I Gusti Ketut Pudja
6.      Maluku                                   : Mr.J. Latuharhary
7.      Sulawesi                                 : Dr. G.S.S.J. Ratulangi
8.      Kalimantan                             : Ir. Pangeran Moh. Noor
d. Pembentukan Badan-Badan Perjuangan.
Sebagai realisasi keputusan PPKI tanggal 22 Agustus 1945, presiden
menganjurkan para pemuda yang dahulunya pernah tergabung dalam anggota Heiho,
Peta, Seinendan, Keibodan, dan KNIL untuk segera bergabung dan membentuk Badan
Keamanan Rakyat (BKR) baik ditingkat pusat maupun daerah. Berikut adalah
susunan pengurus BKR pusat :
Ketua Umum                               : Kaprawi
Ketua I                                         : Sutalaksana
Ketua II                                       : Latief Hendraningrat
Anggota                                       :Arifin Abdurahman,Mahmud,dan Zulkifi Lubis
Pembentukan BKR ternyata tidak semulus yang diduga, banyak tokohtokoh
pemuda yang telah membentuk laskar-laskar perjuangan sendiri yang lepas dari BKR
antara lain adalah Barisan Rakyat Indonesia (BARA), Angkatan Pemuda Indonesia
(API), Barisan Banteng (BB), Hizbullah, Sabilillah, Kebangkitan Rakyat Indonesia
Sulawesi (KRIS), Pemuda Indonesia Maluku (PIM), Barisan Pemberontak Rakyat
Indonesia (BPRI), dan Pemuda Sosialis Indonesia (pesindo). 
e. Pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Kedatangan NICA mengakibatkan terjadinya beberapa bentrokan senjata. Kondisi
seperti ini mendorong pemerintah untuk segera membentuk sebuah tentara nasional
agar perjuangan kemerdekaan dapat dikendalikan. Pada 5 Oktober 1945, melalui
media massa, radio, dan surat kabar, pemerintah mengeluarkan sebuah maklumat
tentang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sehingga TKR menjadi
wadah resmi dalam bidang pertahanan militer. Oleh karena itu, seluruh laskar rakyat
diwajibkan bergabung dengan TKR. Pada tanggal 6 Oktober 1945 pemerintah
mengeluarkan peraturan tentang pengangkatan Supriyadi yang dikenal sebagai
pemimpin pemberontakam Peta terhadap pemerintah, sebagai Menteri Keamanan
Rakyat. Tetapi karena sampai batas waktu yang ditentukan Supriyadi tidak diketahui
nasibnya sementara keadaan sudah ssemakin gawat sehingga M. Suljoadikusumo
ditunjuk sebagai penggantinya sebagaimana diumumkan pemerintah pada 20 Oktober
1945. 

C. Kehidupan Politik
Dengan diperkenalkannya sistem politik multipartai, tidak dengan sendirinya
menciptakan tatanan politik yang demokratis seperti yang diharapkan semula. Sebaliknya
yang terjadi adalah meningkatnya perebutan kepentingan golongan dalam partai-partai
politik Pembentukan partai-partai politik yang mulanya dimaksudkan untuk menyalurkan
aspirasi rakyat melalui partai politik malah dimanfaatkan oleh politisi sebagai ajang
perebutan kursi atau jabatan. Akibatnya adalah sering bergantinya kabinet-kabinet dalam

10
pemerintahan karena dijatuhkan oleh perlemen (KNIP). Pergantian kabinet dalam kurun
waktu 1945-1950 adalah sebagai berikut.
1.      Kabinet Presidensiil pertama : 12 September 1945 – 14 November 1945
2.      Kabinet Syahrir I : 14 November 1945 – 12 Maret 1946
3.      Kabinet Syahrir II : 12 Maret 1946 – 20 Oktober 1946
4.      Kabinet Syahrir III : 20 Oktober 1946 – 27 Juni 1947
5.      Kabinet Amir Syarifuddin I : 3 Juli 1947 – 11 November 1947
6.      Kabinet Amir Syarifuddin II : 11 November 1947 – 29 Januari 1948
7.      Kabinet Hatta I (Presidentil) : 29 Januari 1948 – 4 Agustus 1948
8.      Kabinet Darurat (PDRI) : 19 Desember 1948 – 13 Juli 1949
9.      Kabinet Hatta II (Presidentil) : 4 Agustus 1949 sampai 20 Agustus 1949
Sistem pemerintahan awal kemerdekaan adalah sistem Presidensiil, yaitu kabinet
dibentuk dan bertanggungjawab kepada presiden. Kedudukan presiden selain sebagai
kepala negara juga sebagai kepala pemerintahan. Selanutnya sistem Presidensiil berubah
menjadi sistem Parlementer dimana presiden bertanggungjawab kepada parlemnen dalam
hal ini KNIP. Sitem Parlementer ditandai dengan terbentuknya kabinet dibawah
pimpinan Perdana Menteri Sutan Syahrir, dilajutkan Amir Syarifuddin, dan terakhir
Hatta.
 Kabinet Sutan Syahrir.
Kabinet pertama masa Parlementer dibawah pimpinan Sutan Syahrir (golongan
Sosialis). Program dari kabinet ini adalah Menjalankan roda pemerintahan Indonesia.
Meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia Mengatasi konflik antara
Indonesia dan Belanda secara damai.
Hasil dari kabinet ini adalah :
 Dilakukan perundingan Indonesia-Belanda di Linggarjati.
 Disepakati perjanjian Lingarjati pada tanggal 10 November 1946.
Berakhirnya kabinet Syahrir dikarenakan sebagai berikut :
 Akibat ketidaksetujuan, ketidakpuasan, dan kekecewaan dari berbagai tokoh
politik akan hasil perundingan Linggarjati tersebut maka menimbulkan muncul
berbagai gejolak politik.
 Akibatnya Sutan Syahrir menyerahkan mandatnya kepada presiden dan
berakhirlah pemerintahan dari kabinet Sutan Syahrir.
 Kabinet Amir Syarifuddin.
Presiden akhirnya menunjuk Amir Syarifuddin (golongan Sosialis). Program dari
kabinet ini sama dengan kabinet Syahrir yaitu :
 Menjalankan roda pemerintahan Indonesia.
 Meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia.
 Mengatasi konflik antara Indonesia dan Belanda melalui jalur damai.
Hasil dari kabinet ini adalah :
 PBB bersedia membantu Indonesia menyelesaikan masalah konflik Indonesia-
Belanda.
 Dibentuklah KTN (Komisi Tiga Negara) sebagai komisi perantara untuk
mengatasi masalah konflik Indonesia-Belanda.
 Dilakukan perundingan Renville dan disepakatinya perjanjian Renville
Berakhirnya kabinet Amir Syarifuddin adalah dikarenakan sebagai berikut:
 Amir Syarifuddin menyadari bahwa perjanjian Renville sangat merugikan
Indonesia dan meminta agar presiden membatalkan perjanjian tersebut tetapi
presiden tidak setuju.

11
 Akibat ditolaknya permintaan Amir tersebut maka ia menyerahkan mandatnya
kembali ke presiden dan membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR).
 FDR bergabung dengan PKI dibawah pimpinan Muso dan melakukan
pemberontakan pada tahun 1948 di Madiun.
 Kabinet Hatta.
Presiden menunjuk Hatta untuk membentuk kabinet baru sekaligus sebagai
kabinet terakhir pada masa Parlementer. Program kabinet ini yaitu, Penyelesaian
konflik Indonesia-Belanda secepat mungkin.
Hasil dari kabinet ini adalah sebagai berikut :
 Terjadi Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 27 Desember 1949.
 Berakhirlah konflik Indonesia-Belanda.
 Penyerahan kedaulatan atas wilayah Indonesia dari pemerintah kerajaan Belanda
dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).
 Indonesia mendapat pengakuan sebagai negara merdeka yang berdaulat dari
kerajaan Merdeka.
 Segala urusan yang berhubungan dengan Indonesia merupakan urusan intern
Indonesia sehingga negara lain tidak dapat ikut campur tangan dalam masalah
Indonesia.

D. Perkembangan Ideologi dan Partai Politik Pada Awal Kemerdekaan sampai


masa Demokrasi Liberal.
Awalnya hanya ada 1 partai politik yang ada yaitu Partai Nasional Indonesia
(PNI) tapi berdasarkan Maklumat Pemerintah No. 3 tanggal 3 November 1945 tentang
anjuran pembentukan partai-partai politik didasarkan dari berbagai aliran yang ada dalam
masyarakat. Selanjutnya muncullah partai-partai politik dengan ideologinya masing-
masing. Sehingga sejak saat itu Indonesia menganut sistem Multipartai. Partai-partai
tersebut adalah sebagai berikut.
-          Partai Nasional Indonesia (PNI)
-          Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)
-          Partai Komunis Indonesia (PKI)
-          Partai Buruh Indonesia (PBI)
-          Partai Rakyat Jelata (PRJ/Murba)
-          Partai Sosialis Indonesia (Parsi/PSI)
-          Persatuan Rakyat Marhaen(Permai)
-          Partai Rakyat Sosialis (Paras)
-          Partai Kristen Indonesia (Parkindo)
-          Partai Katolik Republik Indonesia (PKRI).
Apabila partai-partai tersebut dikelompokkan berdasarkan ideologinya maka terdapat
kelompok partai dengan ideologi sebagai berikut :
 Ideologi Bersifat Nasioanalisme.
Partai yang mendasarkan ideologinya bersifat nasionalis adalah Partai Nasional
Indonesia (PNI). Dasar perjuangan partai yang ideologinya nasionalis adalah lebih
pada faktor kemanusiaan, yang mengutamakan tercapainya kesatuan bangsa. Tujuan
dari partai beridelogi nasionalis adalah mengutamakan terwujudnya kebebasan
nasional sebab kebebasan nasional merupakan pintu gerbang ke arah kemakmuran
suatu bangsa. Penting dilakukan hubungan dengan dunia internasional, tugas bangsa
untuk membentuk suatu komunitas bangsa yang bebas dari dominasi dan tekanan
bangsa asing baik dalam politik, ekonomi, maupun budaya.
 Ideologi Bersifat Agama.
12
Dasar dari partai yang ideologinya bersifat agama adalah perjuangan yang dilakukan
mengutamakan penyebaran dan penerapan kaidah-kaidah atau hukum-hukum yang
berlaku pada agama bersangkutan. Partai yang berideologi keagamaan di Indonesia
diantaranya :
 Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dan Partai Nahdlatul Ulama
yang beraliran Islam
 Partai Katolik Republik Indonesia (PKRI) yang beraliran agama Katolik
 Partai Kristen Indonesia (Parkindo) yang beraliran agama Kristen.
 Ideologi Bersifat Sosialis-Komunis.
Dasar perjuangan partai yang berideologi sosialisme-komunisme adalah
internasionalisme atas kemanusiaan. Mereka menjunjung tinggi doktrin komunisme.
Partai berideologi komunisme terbesar di Indonesia adalah Partai Komunis Indonesia
(PKI). Sementara itu yang beraliran sosialis adalah Partai Sosialis Indonesia
(Parsi/PSI) dan Partai Rakyat Sosialis (Paras).
Sejak awal kemerdekaan partai ini berkembang dengan pesat, terbukti pada saat
Pemilu 1955 termasuk dalam 4 besar partai yang meraih suara terbanyak. PKI
melakukan berbaga pemberontakan seperti tahun 1948, dan terbesar tahun 1965.
Akibat pemberontakannya tahu 1965 maka PKI dinyatakan sebagai partai terlarang di
Indonesia Dampaknya ideologi komunis dinyatakan sebagai ideologi yang haram
untuk dipelajari da disebarkan selama masa pemerintahan orde baru dibawah
pimpinan Suharto Dampak dengan munculnya banyak partai tersebut dapat terasa
langsung bagi KNIP seba perwakilan partai tersebut duduk dalam badan pekerja
KNIP Dengan sistem multi partai ini menunjukkan bahwa antusiasme dan kesadaran
berpolitik rakya Indonesia saat itu sanagat baik sehingga mereka menunjukkan
keragaman ideologi yang ada Keragaman ideologi tercermin dalam hasil pemilu
pertama 1955, dimana 4 partai politi memenangkan suara terbanyak yaitu PNI,
Masyumi, NU, dan PKI. (Antosenno:2010)

E. Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Awal Kemerdekaan sampai masa


Demokrasi Liberal..
Belanda datang kembali ke Indonesia melalui misi Sekutu yang ingin melucuti
senjata dan memulangkan para interniran. Belanda Ingin menegakkkan kekuasaannya
kembali di Indonesia. Akibatnya, dibeberapa daerah pada awal kemerdekaan terjadi
gejolak sosial yang mengakibatkan terjadinya pertempuran antara pihak Indonesia dan
Jepang serta Belanda yang membonceng Sekutu. Melihat posisi Jepang yang condong
pada Sekutu, para pemuda yang bergabung dalam BKR betekad melucuti senjata dan
mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang.
Indonesia dengan sekuat tenaga melakukan perlawanan guna tetap menegakkkan
kemerdekaan kedaulatan Negara Republik Indonesia. Musuh dari luar yang dihadapi
bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan adalah pasukan Jepang dan
Sekutu. Untuk menghimpun kekuuatan maka para pemuda segera membentuk badan-
badan perjuangan. Tekad perjuangan kaum muda diasalurkan melaui Komite Van Aksi.
Van Aksi mempelopori pengambilalihan kekuasaan dan pelucutan senjata sehingga
terjadi pertempuran-pertempuran sengit antara pemuda Indonesia dan Jepang di berbagai
daerah berikut ini :
Perestiwa penting yang menunjukan dukungan rakyat secara spontan  terhadap
proklamasi kemerdekaan Indonesia, antara lain sebagai berikut.
 Rapat Raksasa Di Lapangan Ikada.

13
Di berbagai tempat, masyarakat dengan dipelopori para pemuda
menyelenggarakan rapat dan demonstrasi untuk membulatkan tekad menyambut
kemerdekaan. Di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) Jakarta pada tanggal 19
September 1945 dilaksanakan rapat umum yang dipelopori Komite Van Aksi.
Lapangan Ikada saat ini terletak di sebelah Selatan Lapangan Monas.
Makna rapat raksasa di lapangan Ikada bagi bangsa Indonesia, antara lain sebagai
berikut:
a. Rapat tersebut berhasil mempertemukan pemerintah Republik Indonesia dengan
rakyatnya.
b. Rapat tersebut merupakan perwujudan kewibawaan pemerintah republik
Indonesia terhadap rakyatnya.
c. Menambah kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah nasib
dengan kekuatan sendiri.
d. Rakyat mendukung pemerintahan baru yang baru terbentuk. Buktinya,, setiap
intruksi pimpinan mereka laksanakan.
 Tindakan Heroic Mendukung Proklamasi.
Usaha menegakan kedaulatan juga terjadi di berbagai daerah dengan adanya
tindakan heroic di berbagai kota yang mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia
anatara lain sebagai berikut :
a. Jogjakarta.
Perebutan kekuasaan di Jogjakarta dimuali tanggal 26 September 1945
sejak pukul 10.00. WIB. Para pegawai pemerintah dan perusahaan yang dikuasai
Jepang melakukan aksi mogok.
Mereka menuntut agar Jepang menyerahkan semua kantor kepada pihak
Indonesia. Aksi mogok makin kuat ketika Komite Nasional Indonesia Daerah
(KNID) menegaskan bahwa kekuasaan di daerah tersebut telah berada ditangan
pemerintah RI. Pada hari itu juga di Jogjakarta terbit surat kabar kedaulatan
rakyat.
b. Surabaya.
Para pemuda yang tergabung dalam BKR berhasil merebut kompleks
penyimpanan senjata jepang dan pemancar radio Di Embong, Malang. Selain itu
terjadi insiden  bendera di Hotel Yamato, Tunjungan Surabaya. Insiden itu terjadi
ketika beberapa orang belanda mengibarkan bendera merah putih biru di atap
hotel. Tindakan tersebut menimbulkan kemarahan rakyat. Rakyat kemudian
menyerbu hotel, menurunkan, dan merobek warna biru bendera itu untuk
dikibarkan kembali. Insiden ini terjadi pada tanggal 19 September 1945.
c. Semarang ( Pertempuran 5 hari di Semarang ).
Pada tanggal 14 Oktober 1945 para pemuda bermaksud memindahkan 400
orang tawanan Jepang (Veteran Angkatan Laut) dari pabrik gula Cepiring 
menuju penjara bulu di Semarang. Akan tetapi, ditengah perjalanan para tawanan
itu melarikan diri dan bergabung dengan kidobutai di Jatingaleh (Batalyon
Setempat Dibawah Pimpinan Mayor Kido).
Situasi bertambah panas dengan desas desus bahwa Jepang telah meracuni
cadangan air minum penduduk semarang yang ada di candi. Untuk membuktikan
kebenaran desas desus tersebut, Dr. Karyadi sebagai kepala Laboratorium Pusat
rumah sakit pusat (parusara) melakukan pemeriksaan. Namun, yang terjadi Dr.
Karyadi tewas di jalan pandanaran, semarang. Tewasnya Dr. Karyadi
menimbulkan kemarahan para pemuda Semarang.

14
Pada tanggal 15 0ktober 1945 pasukan Kidobutai melakukan serangan ke
kota Semarang  dan dihadapi oleh TKR dan laksar pejuang lainnya. Pertempuran
berlangsung selama lima hari dan mereda setelah pimpinan TKR berundingan
dengan pasukan jepang. Kedatangan pasukan sekutu di semarang pada tanggal 20
Oktober 1945 juga mempercepat terjadinya gencatan senjata. Pasukan sekutu
akhirnya menawan dan melucuti tentara Jepang. Akibat pertempueran ini  ribuan
pemuda gugur dan ratusan orang Jepang tewas.
Untuk mengenang perestiwa itu, di semarang di dirikan tugu muda dan
nama Dr. Karyadi diabadikan menjadi nama sebuah Rumah Sakit Umum Di
Semarang.
d. Aceh.
Pada tanggal 6 Oktober 1945, para pemuda dari tokoh masyarakat
membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API). Penguasaan pemerintah Jepang
memerintahkan pembubaran organisasi itu dan para pemuda tidak boleh
melakukan kegiatan perkumpulan. Atas peringatan Jepang itu, para pemuda
menolak keras. Anggota API kemudian merebut dan mengambil alih kantor-
kantor pemerintahan. Di tempat-tempat yang telah mereka rebut para pemuda
mengibarkan bendera merah putih dan berhasil melucuti senjata tentara jepang.
e. Bali.
Pada bulan Agustus 1945, para pemuda Bali telah membentuk organisasi
seperti Angkatan Muda Indonesia (AMI) dan Pemuda Republic Indonesia
(PRRI). Upaya perundingan untuk menegakan kedaulatan RI telah mereka
upayakan, tetapi pihak Jepang selalu menghambat. Atas tindakan tersebut pada
tanggal 13 Desember 1945 para pemuda merebut kekuasaan  dari Jepang secara
serentak, tetapi belum berhasil karena persenjataan Jepang masih kuat.
f. Kalimantan.
Rakyat Kalimantan juga berusaha menegakkan kemerdekaan dengan cara
mengibarkan bendera Merah Putih, memakai lencana Merah Putih, dan
mengadakan rapat-rapat, tetapi kegiatan ini dilarang oleh pasukan Sekutu yang
sudah ada di Kalimantan. Rakyat tidak menghiraukan larangan Sekutu, sehingga
pada tanggal 14 November 1945 di Balikpapan (Depan Markas Sekutu)
berkumpul lebih kurang 8.000 orang dengan membawa bendera Merah Putih.
g. Palembang.
Rakyat Palembang dalam mendukung proklamasi dan menegakkan
kedaulatan Negara Indonesia dilakukan dengan jalan mengadakan upacara
pengibaran bendera Merah Putih pada tanggal 8 Oktober 1945 yang dipimpin
oleh Dr. A.K.Gani.
Pada kesempatan itu diumumkan bahwa Sumatra Selatan berada dibawah
kekuasaan RI. Upaya penegakkan kedaulatan di Sumatra Selatan tidak
memerlukan kekerasan, karena Jepang berusaha menghindari pertempuran.
h. Bandung.
Para pemuda bergerak untuk merebut untuk merebut Pangkalan Udara
Andir (sekarang Bendara Husein Sastranegara) dan gudang senjata dari tangan
Jepang.
i. Makassar.
Gubernur Sam Ratulangi menyusun pemerintah pada tanggal 19 Agustus
1945. Sementara itu, para pemuda bergerak untuk merebut gudang-gudang
penting seperti stsiun radio dan tangsi polisi.
j. Sumbawa.
15
Bentrokan fisik antara pemuda dan antara Jepang terjadi di Gempe, Sape,
dan Raba.
k. Sumatra selatan.
Pada tanggal 8 Oktober 1945 rakyat mengadakan upacara pengibran
bendera Merah Putih. Pada tanggal itu juga diumumkan bahwa Sumatra selatan
berada dibawah kekuasaan RI.
l. Lampung.
Para pemuda yang tergabung dalam API (Angkatan Pemuda Indonesia)
melucuti senjata Jepang di Teluk Betung, Kalianda, dan Menggala.
m. Solo.
Para pemuda melakukan pengepungan markas Kempetai Jepang, sehingga
terjadilah pertempuran. Dalam pertempuran itu, seorang pemuda bernama Arifin
gugur.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945, menandakan berdirinya sebuah bangsa baru yang tentunya pada saat itu masih
harus mendapat pengakuan dari bangsa lain, agar status menjadi bangsa yang merdeka
betul-betul sah.
Seiring perjalanannya pemerintahan awal tersebut yang ingin mendapat
pengakuan tersebut, gejolak-gejolak yang terjadi seperti gejolak Ekonomi, Sosial, dan
Politik terjadi, namun dengan berbagai usaha bersama walaupun dalam internalnya saja
terjadi perpecahan, berbagai gejolak tersebut dapat diatasi.
Hal seperti itulah yang patut dicontoh bangsa Indonesia masa sekarang dalam
membangun bangsa ini, walaupun banyak permasalahan, banyak tekanan dari berbagai
aspek dan pihak, tetapi para-para pemimpin bangsa terdahulu mampu mengatasi dan
memperjuangkan kedaulatan dan keseimbangan NKRI. Maka dari itu kita sebagai agen
penerus dan pembangun bangsa wajib meneruskan serta memperbaharui apa yang telah
pemimpin-pemimpin kita lakukan guna mengharumkan nama Indonesia, membangun
bangsa agar Indonesia berkembang dan menjadi negara maju, dan senantiasa berdoa
kepada Allah SWT agar memberikan yang terbaik untuk NKRI, karena tanpa-Nya tidak
akan terjadi perbaikan. Tugas kita saat ini adalah memperjuangkan apa-apa yang telah
dahulu telah diperjuangkan dimasa sekarang demi satu nama untuk “ INDONESIA “

17
Daftar Pustaka

Mustopo, M. Habib. 2014. Sejarah Indonesia Kelas XI SMA. Jakarta : Yudistira


http://vivahistoria121.blogspot.co.id/2014/12/keadaan-ekonomi-sosial-dan-politik.html
http://antosenno.wordpress.com/2010/09/30/keadaan-politik-indonesia/

18

Anda mungkin juga menyukai