PENDAHULUAN
Orde Lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Berkuasa dari tahun 1945
sampai tahun 1966. pada saat orde lama, pemerintahan indonesia dibagi menjadi
3, sehingga kebijakan ekonomi yang diambil pun berbeda-beda. Diantaranya :
Pada awal kemerdekaan, perekonomian indonesia sangat kacau mulai dari inflasi
yang tidak terkendali ditambah kas negara yang kosong karena tidak adanya pajak
dan bea masuk menjadi salah satu penyebabnya.
Latar belakang keadaan yang kacau tersebut disebabkan oleh :
1
Faktor- faktor penyebab kacaunya perekonomian Indonesia 1945-1950 adalah
sebagai berikut :
1) Terjadi Inflasi yang sangat tinggi. Inflasi tersebut dapat terjadi disebabakan
karena :
Beredarnya mata uang Jepang di masyarakat dalam jumlah yang tak
terkendali (pada bulan Agustus 1945 mencapai 1,6 Milyar yang beredar di
Jawa sedangkan secara umum uang yang beredar di masyarakat mencapai 4
milyar).
Beredarnya mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh pasukan Sekutu dari
bank-bank yang berhasil dikuasainya untuk biaya operasi dan gaji pegawai
yang jumlahnya mencapai 2,3 milyar.
Republik Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri sehingga
pemerintah tidak dapat menyatakan bahwa mata uang pendudukan Jepang
tidak berlaku. Pemerintah Indonesia yang baru saja berdiri tidak mampu
mengendalikan dan menghentikan peredaran mata uang Jepang tersebut sebab
Indonesia belum memiliki mata uang baru sebagai penggantinya. Pemerintah
mengeluarkan kebijakan untuk sementara waktu menyatakan ada 3 mata uang
yang berlaku di wilayah RI, yaitu:
• Mata uang De Javasche Bank
• Mata uang pemerintah Hindia Belanda
• Mata uang pendudukan Jepang
2
Inflasi semakin tak terkendali sehingga rakyat menjadi gelisah.
Tujuan/harapan Belanda dengan blokade ini adalah :
Agar ekonomi Indonesia mengalami kekacauan
Agar terjadi kerusuhan sosial karena rakyat tidak percaya kepada pemerintah
Indonesia, sehingga pemerintah Belanda dapat dengan mudah
mengembalikan eksistensinya.
3
diharapkan perekonomian akan membaik (mengikuti Mazhab Fisiokrat : sektor
pertanian merupakan sumber kekayaan).
Permasalah ekonomi yang dihadai oleh bangsa Indonesia masih sama seperti
sebelumnya. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi,
antara lain :
1. Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya menumbuhkan wiraswastawan
pribumi dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan
impor asing dengan membatasi impor barang tertentu dan memberikan lisensi
impornya hanya pada importir pribumi serta memberikan kredit pada perusahaan-
perusahaan pribumi agar nantinya dapat berpartisipasi dalam perkembangan
ekonomi nasional. Namun usaha ini gagal, karena sifat pengusaha pribumi yang
cenderung konsumtif dan tak bisa bersaing dengan pengusaha non-pribumi.
Pada kabinet ini untuk pertama kalinya terumuskan suatu perencanaan
pembangunan yang disebut Rencana Urgensi Perekonomian (RUP)
4
4. Pembatalan sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja Bundar, termasuk
pembubaran Uni Indonesia-Belanda. Akibatnya banyak pengusaha Belanda yang
menjual perusahaannya sedangkan pengusaha-pengusaha pribumi belum bisa
mengambil alih perusahaan-perusahaan tersebut.(Kabinet Burhanuddin)
5. Gunting Syarifuddin
Kebijakan gunting syarifuddin adalah pemotongan nilai uang. Tindakan keuangan
ini dilakukan pada tanggal 20 maret 1950 dengan cara memotong semua uang
memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 keatas hingga nilainya tinggal
setengahnya. Kebijakan keuangan ini dilakukan pada masa pemerintahan RIS oleh
menteri keuangan pada waktu itu Syarifuddin Prawiranegara.
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan
sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem
etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan
akan membawa pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial,
politik,dan ekonomi. Akan tetapi, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil
pemerintah di masa ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia,
antara lain :
1. Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang
sebagai berikut :Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan
5
Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000
dibekukan.
2. Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi
sosialis Indonesia dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru
mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia. Bahkan pada 1961-1962
harga barang-barang naik 400%.
3. Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp
1000 menjadi Rp 1. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat
uang rupiah lama, tapi di masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat
lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah untuk menekan angka inflasi ini malah
meningkatkan angka inflasi.
6
2) Kerja Sama Luar Negeri
3) Pembangunan Nasional
Tujuan Pembangunan nasional adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur
yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap
yaitu :
1) Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
2) Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun),
merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang sehingga tiap
pelita akan selalu saling berkaitan/berkesinambungan.
Pelaksanaan Pembangunan Nasional yang dilaksanakan pemerintah Orde Baru
berpedoman pada Trilogi Pembangunan dan Delapan jalur Pemerataan. Inti dari
kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat
dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil. Isi Trilogi Pembangunan adalah:
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat.
7
Sasaran utamanya adalah tersedianya pangan, sandang,perumahan, sarana
dan prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan kerja.
Pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% per tahun. Pada awal
pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I
laju inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II,
inflasi turun menjadi 9,5%.
3) Pelita III (1 April 1979 hingga 31 Maret 1984.)
Menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan
meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
4) Pelita IV (1 April 1984 hingga 31 Maret 1989.)
Titik beratnya adalah sektor pertanian menuju swasembada pangan dan
meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri.
Terjadi resesi pada awal tahun 1980 yang berpengaruh terhadap
perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan
moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan ekonomi dapat
dipertahankan.
5) Pelita V (1 April 1989 hingga 31 Maret 1994.)
Titik beratnya pada sektor pertanian dan industri.
Indonesia memiki kondisi ekonomi yang cukup baik dengan pertumbuhan
ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun.
6) Pelita VI (1 April 1994 hingga 31 Maret 1999.)
Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang
berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan.
Pembangunan nasional Indonesia dari pelita ke pelita berikutnya terus
mengalami peningkatan keberhasilan pembangunan.
Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia
Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik
dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde
Baru runtuh.
8
1.3 Sejarah Perekonomian Indonesia Masa Reformasi (1998-sekarang)
1.3.1 Presiden B.J.Habibie
Pada tanggal 14 dan 15 Mei 1997, nilai tukar baht Thailand terhadap dolar AS
mengalami suatu goncangan hebat akibat para investor asing mengambil
keputusan ‘jual’ karena mereka para investor asing tidak percaya lagi terhadap
prospek perekonomian negara tersebut, paling tidak untuk jangka pendek.
Pemerintan Thailand meminta bantuan IMF. Pengumuman itu
mendepresiasikan nilai baht sekitar 15% hingga 20% hingga mencapai nilai
terendah, yakni 28,20 baht per dolar AS.
Apa yang terjadi di Thailand akhirnya merebet ke Indonesia dan beberapa
negara Asia lainnya. Rupiah Indonesia mulai merendah sekitar pada bulan Juli
1997, dari Rp 2.500 menjadi Rp 2.950 per dolar AS. Nilai rupiah dalam dolar
mulai tertekan terus dan pada tanggal 13 Agustus 1997 rupiah mencapai rekor
terendah, yakni Rp 2.682 per dolar AS sebelum akhirnya ditutup Rp 2.655 per
dolar AS. Pada tahun 1998, antara bulan Januaru-Februari sempat menembus
Rp 11.000 per dolar AS dan pada bulan Maret nilai rupiah mencapai Rp 10.550
untuk satu dolar AS.
9
Yang dilakukan habibie untuk memperbaiki perekonomian indonesia :
10
1.3.2 Presiden Abdurahman Wahid
Politik dan sosial yang tidak stabil semakin parah yang membuat investor asing
menjadi enggan untuk menanamkan modal di Indonesia. Makin rumitnya
persoalan ekonomi ditandai lagi dengan pergerakan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang cenderung negatif, bahkan merosot hingga 300 poin,
dikarenakan lebih banyaknya kegiatan penjualan daripada kegiatan pembelian
dalam perdagangan saham di dalam negeri.
Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada
tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan.
Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus
dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan
ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah.
Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di
mata masyarakat.
11
1.3.3 Presiden Megawati Soekarnoputri
12
ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.Bank
Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai
5,5-6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6 - 6,5 persen pada 2011. Dengan
demikian, prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan
semula. Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap
perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor
nonmigas Indonesia yang pada triwulan IV - 2009 mencatat pertumbuhan cukup
tinggi yakni mencapai sekitar 17 persen dan masih berlanjut pada Januari 2010.
Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya
kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan
pengurangan utang negara. Masalah-masalah besar lain pun masih tetap ada.
Pertama, pertumbuhan makro ekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh
lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas
ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki
pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di
bawah garis kemiskinan.
13
BAB II
PEMBAHASAN
Meskipun fokus pada industri, ekonomi Filipina rupanya masih bergantung pada
sektor agrikultur, di mana Filipina merupakan salah satu negara penghasil beras
terbesar di Asia Tenggara.
14
Pertanian
Negara Filipina merupakan salah satu negara agraris yang terkenal dengan
pertanian padi bukitnya. Pertanian padi bukit di Filipina sudah ada sejak 2.000
tahun yang lalu, dan diperkenalkan oleh suku Batad. Padi-padi bukit tersebut
berada di lereng-lereng perbukitan Banaue dan Sagada yang ada di provinsi
Ifugao, dan berada di ketinggian 5.000 kaki di atas permukaan laut. Luas kawasan
pertanian tersebut mencapai 4.000 mil², serta diusahakan secara tradisional tanpa
penggunaan pupuk. Kawasan pertanian itu pun dinyatakan sebagai Warisan Dunia
oleh UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
Kebudayaan) sejak tahun 1995.
Hutang publik di Filipina tergolong besar (sekitar 77% dari PDB), yang
menyebabkan terhambatnya perbaikan ekonomi kala itu. Anggaran negara untuk
hutang lebih tinggi daripada anggaran untuk pendidikan dan militer. Berbagai
kebijakan pun dilakukan termasuk peningkatan infrastruktur, merombak sistem
pajak (untuk menambah pendapatan pemerintah), deregulasi dan penswastaan
ekonomi, serta meningkatkan integrasi perdagangan di wilayah sekitar.
15
Fakta-fakta mengenai perekonomian Filipina
Berikut ini ada beberapa fakta mengenai sistem ekonomi Filipina, diantaranya:
16
2.2 Perbandingan Ekonomi Indonesia dengan Malaysia
Terdapat tiga sistem ekonomi yang dianut berbagai negara di Dunia yaitu
Sisteme Ekonomi Liberal/Kapitalis, Sistem Ekonomi Sosialis dan Sitem Ekonomi
Campuran(mixed economy), lahirnya mixed economy ini karena adanya
kekurangan dari masing Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sitem Ekonomi Sosialis
yang dimana Sistem Ekonomi Campuran ini adalah semua kelebihan dari Sitem
Ekonomi Kapitalis dan Sosialis. Secara garis besar penentuan Sistem Ekonomi di
Suatu negara di dasari dari bagaimana mengemas permasalahan ekonomi (what,
How, For Whom) demi tercapainya tujuan suatu negara bersangkutan. Dalam
kajian ini akan di jelaskan Sistem Ekonomi yang dianut Indonesia dan Malaysia
dan dari perbedaan sistem terbut mana yang lebih unggul/sistem mana yang lebih
efisien untuk mencapai tujuan negara tersebut.
17
dilindungi perundang-undangan sehingga ada peran pemerintah dalam
perekonomian.
Dengan demikian Indonesia menyebut Sistem ekonominya yaitu Sistem
Ekonomi Demokratis. Dari percampuran kedua lisme sistem ekonomi ini yang
saling tarik ulur antara liberal-kapitalistik dengan sosial-komunistik menjadikan
perekonomian di Indonesia kurang stabil, karena masih banyak warga Indonesia
yang masih belum siap berdiri sendir dan masih bergantung pada Negara. Hal ini
yang menjadikan goyahnya perekonomian di Indonesia. Saat ini Indonesia banyak
mengalami permasalahan besar akibat ketidakpastian sistem perekonomian di
Indonesia seperti : Minyak yang akan habis 12 tahun mendatang, Gas yang akan
habis 34 tahun mendatang, Batu bara yang akan habis 78 tahun mendatang. Hal
ini disebabkan ketidak mandirian Indonesia, ketidak mampuan Indonesia berdiri
dikaki sendiri. Ledakan penduduk yang tak terkendali akan menyangkut masalah
pangan di Indonesia, sedangkan lahan pertanian semakin menyempit yang
dibarengi ketidak mampuan Bangsa dalam melakukan percepatan pertumbuhan di
sektor pertania. Peranan sektor swasta yang sangat besar dan tidak sesuai dengan
Pasal 33 UUD 1994, yang melatar belakangi lahirnya UUD tersebut adalah
kejahatan kapitalisme bangsa penjajah di Indonesia yang membawa kesengsaraan
pada masyarakat dan timbulnya kesenjangan sosial. Saat ini perekonomian di
Indonesia banyak dikuasai oleh asing, sudah saatnya Indonesia berdaulat, Mandiri
dan Sejahtera. Maka dari itu, Indonesia harus kembali kepada Sistem Ekonomi
Pancasiala sesuai UUD 1945 yang berorientasi kepada kemasahelatan Indonesia.
18
kedua hal tersebut, Malaysia mengalami fase dari feodalisme-Ekonomi Tenaga
Kerja-Kapitalis/pasar terbuka. Malaysia berada pada urutan ke-21 negara yang
menjalankan kegiatan ekonomi termudah di dunia, karena semua kegiatan
ekonomi ditentukan oleh pasar. Peran pemerintah dalam perekonomia sangat
minim sehingga kemudahan dalam birokrasi kegiatan ekonomi pun lebih mudah,
jadi tak heran Malaysia ada pada urutan 21 dunia negara yang paling mudah
dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Dengan demikian banyak pengusaha dari
berbagai negara yang menjalankan bisnis di Malaysia, dengan demikian akan
lebih meningkatkan Pendapatan Nasional Malaysia dan mengurangi jumlah
pengangguran di malaysia dengan besar pengangguran di Malaysia sebesar 5%
dari jumlah penduduk di Malaysia tahun 2009, sedangkan tingkat inflasi pada
tahun 2009 mencapai 0,4%. Sistem Ekonomi pasar terbuka(sistem ekonomi
kapitalis) di Malaysia membawa perubahan besar sejak tahun 1963 dengan
kegiatan ekonomi yang berorientasi pada padat modal dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi Malaysia.
Kemudahan menjalankan perniagaan pun menjadi salah satu faktor
kemajuan Malaysia dengan SDM dan SDA yang kecil dapat menjadi kekuatan
ekonomi dunia. Sehingga tidak dapat dipungkiri kenapa lebih banyak perusahan
asing yang berdiri di Malaysia. Kemajuan teknologi di Malaysia menjadikan
Malaysia dapat mempercepat pembangunannya dan infrastruktur demi percepatan
pertumbuhan ekonomi di Malaysia. Kejelasan haluan sisteme ekonomi di
Malaysia membuat Malaysia lebih mudah dalam perencanaan sektor Riil.
Dari analisis diatas, bahwasanya kinerja ekonomi Indonesia VS Malaysia lebih
baik di Malaysia dikarenakan ketidakpastian haluan yang ada di Indonesia,
ketidaksiapan bangsa menata masa depan Indonesia, ketidak mandirian bangsa.
Semua kegiatan ekonomi di Indonesia selalu terbentur masalah birokrasi, maka
tidak heran Indonesia berada pada posisi 129 negara yang mudah melakukan
bisnis. Tidak seperti Malaysia yang mampu mecukupi kehidupan hariannya tanpa
ada beban. Mungkin Indonesia bisa mengadopsi cara mecukupi pangan seperti
Malaysia. Di Malaysia sangat jelas tujuan/haluan mereka. Dengan demikian sudah
saatnya Indonesia kembali kepada Sistek Ekonomi Pancasila sesuai perundang-
undangan, Pasal 33 UUD1945. Kecendrungan kapitalistik di Inonesia disinyalir
19
sebagai pemicu masalah kesenjangan sosial, padahal Bung Hatta mencetuskan
pasal 33 UUD 1945 ini karena adanya kesengsaraan masyarakat akibat
kapitalisme bangsa penjajah. Kata Prabowo dalam Kompas Senin 18 Maret 2013
“Kami tidak mau jadi budak bangsa lain dan tidak mau diperintah negara lain
yang menyengsarakan rakyat. Mari rakyat bangkit, kembalikan sistem ekonomi
sesuai dengan UU 1945 “. Sangat jelas sekali, bahwasanya Sistem liberal di
Indonesa sudah menyusahkan rakyat Indonesia, menimbulkan bayak masalah-
maslah sosial & ekonomi.
20
2.3 Perbandingan Ekonomi Indonesia dengan Singapura
21
Perbandingan Perekonomian Indonesia dengan Singapura
1. Sistem Perekonomian
2. Aktivitas Perekonomian
22
Perbedaan Keadaan Statistik Singapura
Indonesia
PDB Rp 10.542,7 Ttiliun (2014)
Pertumbuhan PDB 4,63 % (2014)
PDB per kapita 41,8 juta atau $ 3631,5
Labour force by occupation agriculture: 38.9%
industry: 13.2%
services: 47.9% (2012 est.)
Pengangguran 8,5 %
Industri utama Pengolahan hasil pertanian dan kelautan,
industry tekstil, furniture, makanan dan
minuman, industry logam dasar
Peringkat kemudahan 91 (world bank)
melakukan bisnis
Komiditas ekspor Kelapa sawit, batu bara, kakao, energy
23
geothermal (sumber daya mineral), kopi, karet,
dsb.
Tujuan ekspor utama China
Jepang
Amerika Serikat
India
Singapura
Malaysia
Korea Selatan
Thailand
Belanda (2012 est.)
Komoditas impor mesin dan peralatan, bahan bakar, kimia,
makanan, barang jadi, kebutuhan pokok
24
2.4 Perbandingan Ekonomi Indonesia dengan Thailand
Sebelumnya, Baht cukup lama dipatok pada nilai 25 per 1 dolar AS. Baht
kemudian mencapai titik terendahnya di kisaran 56 Baht / dolar AS (Januari
1998). Di tahun yang sama, ekonomi Thailand melemah sebesar 10,2%, dan krisis
ini pun meluas ke krisis finansial Asia.
Pada tahun 2001, pertumbuhan ekonomi Thailand kembali melambat karena krisis
ekonomi global, namun kembali menguat di tahun-tahun selanjutnya. Hal itu
dikarenakan pengaruh dari pertumbuhan ekonomi yang bagus di China, serta
didukung oleh beberapa kebijakan ekonomi di era Perdana Menteri Thaksin
Shinawatra. Di tahun 2003, pertumbuhan Ekonomi Thailand mencapai 6,3%, dan
terus meningkat hingga 7-10% di tahun 2004 dan 2005.
25
politik di Thailand. Di tahun 2002, jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Thailand mencapai 10,9 juta orang. Angka ini meningkat sebesar 7,3% dari tahun
sebelumnya yang berjumlah 10,1 juta orang.
Thailand memiliki gerakan serikat buruh, namun masih lemah. Hanya ada sekitar
3% tenaga kerja yang tergabung dalam serikat buruh. Di tahun 2000, Undang-
undang Hubungan Kerja-Perusahaan Negara (SELRA) telah disahkan. Ini
menandai adanya persamaan hak antara pegawai sektor publik dengan karyawan
swasta, termasuk di dalamnya adalah hak untuk bergabung dalam serikat buruh.
Ada sebanyak 60% tenaga kerja Thailand yang bekerja di sektor pertanian. Seperti
diketahui, beras merupakan hasil bumi yang paling di penting di Thailand yang
menempatkan mereka sebagai salah satu eksportir beras terbesar di dunia. Selain
beras, Thailand juga menghasilkan ikan, produk-produk perikanan lainnya
tapioka, karet, biji-bijian, dan gula dalam jumlah yang besar. Ekspor makanan jadi
seperti tuna kaleng, nenas dan udang beku juga cukup bagus di Negeri Gajah
Putih tersebut.
26
Fakta-fakta mengenai perekonomian Thailand
Itulah dia penjelasan singkat mengenai sistem ekonomi yang dianut Thailand,
yang ternyata adalah sistem ekonomi Campuran. Seperti halnya Indonesia,
Thailand tergolong negara berkembang atau negara industri baru di dunia.
Jadinya, kedua negara ini seperti maju 'beriringan' dalam perekonomian dunia.
27
2.5 Perbandingan Ekonomi Indonesia dengan Brunei Darusalam
Perlu anda ketahui, Brunei Darussalam merupakan negara dengan sistem
pemerintahan kesultanan, yang saat ini dipimpin oleh Sultan Hasanal Bolkiah.
Negara kecil ini memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia,
dan terletak di pulau Borneo.
Dengan sistem ekonomi campuran antara kewirausahaan dalam negeri dan asing,
pengawalan kerajaan, kebajikan, serta tradisi kampung, membuat negara ini
menjadi kian makmur.
Dengan mengandalkan minyak mentah dan gas alam (hampir setengah dari PDB),
pendapatan negara Brunei selalu lebih besar ketimbang pengeluarannya. Alhasil,
negara kecil ini tergolong sebagai negara kaya.
28
Selandia Baru. Mereka juga mempunyai layanan ke tujuan-tujuan negara-negara
Asia lainnya, terutama yang berada di sekitar Brunei.
Dengan bertumpu pada sektor tambang minyak bumi dan gas alam, pendapatan
nasional Brunei termasuk yang tertinggi di dunia.
Adapun mata uang negara ini adalah Dolar Brunei, yang memiliki nilai hampir
sama dengan Dolar Singapura.
Tak hanya menggantungkan pendapatan pada sektor minyak bumi dan gas alam,
pemerintah Brunei mulai menambah sumber pendapatan di sektor lainnya
(diversifikasi pendapatan). Adapun sektor-sektor yang mereka garap adalah dalam
bidang perdagangan dan industri, selain pariwisata juga yang terus dikembangkan.
Itulah dia sistem ekonomi yang dianut Brunei Darussalam yang mengandalkan
sektor minyak bumi dan gas alam, namun tetap mengembangkan sektor
pariwisata, jasa, perdagangan, dan industri.
29
2.6 Perbandingan Ekonomi Indonesia dengan Vietnam
Negara tetangga Indonesia, Vietnam, menargetkan pertumbuhan ekonomi
mencapai 6,7 persen pada tahun 2016. Bahkan, Perdana Menteri Nguyen Tan
Dung menargetkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut mencapai 7 persen.
Namun, sama seperti yang dialami Indonesia, mencapai target pertumbuhan
ekonomi setinggi itu tidak sepenuhnya mudah bagi Vietnam.
Pertumbuhan ekonomi negara itu hanya mencapai 5,6 persen pada kuartal
II 2016, dengan demikian membawa Vietnam mencatatkan pertumbuhan ekonomi
sementara 5,5 persen. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan
ekonomi Vietnam mencapai 6,3 persen dan pertumbuhan ekonomi keseluruhan
tahun 2015 mencapai 6,7 persen.
Pada saat bersamaan, partumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 mencapai 4,79
persen. Beberapa lembaga internasional pun merevisi ke bawah prediksi
partumbuhan ekonomi Vietnam untuk tahun ini. Credit Suisse, misalnya,
menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi Vietnam dari 6,3 persen menjadi 6
persen. Pendorong utama pertumbuhan ekonomi Vietnam tak lain adalah
pertanian. Namun, menurut Bloomberg, kekeringan terburuk dalam hamper tiga
dekade yang dialami Vietnam memperburuk ekonomi pertanian negara itu.
Sebagai produsen terbesar kopi robusta dan eksportir utama beras, pukulan sedikit
terhadap pertanian akan berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan.
Selain itu, industri manufaktur Vietnam dipandang telah tumbuh menjadi salah
satu motor pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir sejalan dengan
ekspor produk smartphone Samsung Electronics Co yang diproduksi di sana.
30
Vietnam pun mengandalkan pertumbuhan ekonominya dari sektor pariwisata.
Lembaga riset global BMI menyebut, kedatangan wisatawan mancanegara ke
Vietnam melonjak hingga 21,3 persen tahun ini, membukukan rekor kedatangan
4,7 juta orang dan mencatatkan pendapatan 9 miliar dollar AS dari sektor
pariwisata saja.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, Indonesia saat ini tidak bisa
mengandalkan sumber-sumber dari luar negeri untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi. Dengan demikian, fokus kebijakan bank sentral saat ini adalah menjaga
stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
31
2.7 Perbandingan Ekonomi Indonesia dengan Laos
Negara Laos salah satu dari sekian negara komunis yang tersisa. Laos
adalah negara yang tidak memiliki wilayah perairan laut. Namun mempunyai
lembah sungai yang subur yaitu lembah sungai mekong. Hampir sepanjang
dekade 1990-an sebagian besar negara Asia Tenggara mencapai kemakmuran
yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi membuat banyak
masyarakat Asia Tenggara terangkat dari kemiskinan, pendidikan tersebar luas,
kelas menengah bermunculan dan Asia Tenggara semakin urban. Kawasan yang
selalu terbuka terhadap pengaruh dari seluruh dunia ini menjadi saksi dimulainya
globalisasi yang bahkan lebih intensif selama dekade ini. Namun, krisis moneter
dan ekonomi yang berawal di Asia Tenggara melanda duniapada akhir 1990-an.
Ketika sepanjang satu dekade berikutnya Asia Tenggara mencoba memulihkan
diri dari krisis meski dengan hasil beragam, kawasan ini kembali diterpa krisis
moneter dan ekonomi yang kali ini datang dari Barat.
Laos melanjutkan kebijakan ekonomi yang telah dimulai pada tahun 1980-
an. Walaupun negara ini tidak bisa menyediakan lebih banyak tenaga kerja terlatih
atau sumber daya manusia, Laos berupaya memasarkan diri sebagai tujuan
investasi asing. Isu infrastruktur disini lebih serius dari pada di Vietnam,
sementara perusahaan patungan tetap sedikit jumlah dan ukurannya. Salah saru
Ekspor utama laos adalah tenaga listrik yang dibangkitkan melalui pembangkit
listrik tenaga air dan ditransmisikan ke thailand. Walaupun begitu, sebagian besar
penduduk laos masih belum menikmati listrik. Ekonomi laos secara keseluruhan
masih sangat terikat dan tergantung pada Thailand. Hampir semua barang
konsumsinya di impor dari seberang Sungai Mekong. Negara Laos salah satu dari
sekian negara komunis yang tersisa, memulai melepas kontrol ekonomi dan
mengizinkan berdirinya perusahaan swasta pada tahun 1986. Hasilnya,
pertumbuhan ekonomi melesat dari sangat rendah menjadi rata-rata 6% per tahun
periode 1988-2004 kecuali pada saat krisis finansial Asia yang dimulai pada 1997.
32
mata uang Loas. Modal Asing yang lari dari Laos memang relatif sedikit, tetapi
investasi tetap saja melambat. Cina dengan peran ekonomi yang semakin penting
muncul sebagai investor utama dalam berbagai proyek niaga dan infrastruktur di
Laos. Sementara itu, negara terus membuka pintunya bagi industri pariwisata,
sumber valuta asing yang sangat dibutuhkan dan merangsang pertumbuhan di
sektor jasa. Dibandingkan dengan negara-negara di sekelilingnya, perekonomian
Laos memang tertinggal. Ketertinggalan ekonomi Laos juga tampak dari kondisi
Vientiane yang menjadi jantung kota utama. Dibandingkan dengan Jakarta,
kondisinya jauh berbeda. Tidak ada gedung hingga bertingkat delapan. Tidak ada
infrastruktur kereta api. Tidak ada jalan tol, apalagi jalan layang. Jika
dibandingkan, kondisinya hampir sama dengan ibu kota provinsi di Indonesia,
seperti Yogyakarta dan Semarang.
Pendapatan per kapitanya tercatat 986 dollar AS per tahun. Pendapatan per
kapita Thailand tercatat 4.700 dollar AS, Kamboja 700 dollar AS, sedangkan
Singapura mencatat pendapatan per kapita tertinggi sebesar 37.000 dollar AS.Tapi
semenjak Laos mulai melepas kontrol ekonomi dan mengizinkan berdirinya
perusahaan swasta pada tahun 1986 dan juga saat pemerintah Laos menetapkan
kebijakan perubahan jangka panjang dalam struktur ekonomi Laos dengan
membuka kesempatan untuk penanaman modal asing dan swasta, persaingan
pasar bebas, dll pada tahun 1991, perekonomian Laos pun berkembang pesat.
Infrastruktur serta sarana dan prasarana yang belum merata di tiap daerah
merupakan suatu hambatan serius dalam kemajuan negara ini, padahal Laos
memiliki hasil alam berupa produk tembaga, timah, emas dan gypsum yang
menjanjikan, serta sektor pariwisata yang berkembang dengan pesat.
33
meghubungkan pusat-pusat perkotaan, disebut Rute 13, telah diperbaiki secara
besar-besaran beberapa tahun terakhir, namun desa-desa yang jauh dari jalan-jalan
besar hanya dapat diakses melalui jalan tanah yang mungkin tidak dapat dilalui
sepanjang tahun. Ada telekomunikasi internal dan eksternal yang terbatas,
terutama lewat jalur kabel, namun penggunaan telepon genggam/handphone telah
menyebar luas di pusat perkotaan. Listrik tidak tersedia di banyak daerah
pedesaab atau hanya selama kurun waktu tertentu. Pertanian masih memengaruhi
setengah dari PDB dan menyerap 80% dari tenaga kerja yang ada. Ekonomi Laos
menerima bantuan dari IMF dan sumber internasional lain serta dari investasi
asing baru dalam bidang pemrosesan makanan dan pertambangan, khususnya
tembaga dan emas.
34
Pendapatan per kapitanya tercatat 986 dollar AS per tahun. Pendapatan per kapita
Thailand tercatat 4.700 dollar AS, Kamboja 700 dollar AS, sedangkan Singapura
mencatat pendapatan per kapita tertinggi sebesar 37.000 dollar AS.Tapi semenjak
Laos mulai melepas kontrol ekonomi dan mengizinkan berdirinya perusahaan
swasta pada tahun 1986 dan juga saat pemerintah Laos menetapkan kebijakan
perubahan jangka panjang dalam struktur ekonomi Laos dengan membuka
kesempatan untuk penanaman modal asing dan swasta, persaingan pasar bebas, dll
pada tahun 1991, perekonomian Laos pun berkembang pesat.
35
2.8 Perbandingan Ekonomi Indonesia dengan Myanmar
Myanmar menganut sistem ekonomi liberal. Ekonomi liberal adalah teori
ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik sepertiAdam
Smith atau French Physiocrats. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai
kaitannya dengan "kebebasan (proses) alami" yang dipahami oleh sementara
tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun demikian, Smith
tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan konsep
kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah
menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era
globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme.
Meskipun kaya sumber daya alam, ekonomi Myanmar sebagian besar telah
mengalami stagnasi sejak tahun 1997 karena manajemen makroekonomi yang
buruk, utang sektor publik yang besar, penurunan tajam dalam investasi asing,
kebijakan isolasionis dan sanksi perdagangan. Pendapatan rendah, tinggi
pengeluaran pertahanan (dianggap sebanyak 40%) dan kerugian berat oleh
perusahaan negara telah menyebabkan defisit anggaran besar. Ukuran ekonomi
hitam di Myanmar membatasi kemampuan pemerintah untuk meningkatkan
pendapatan pajak, dan penghindaran pajak meluas. Kurs manajemen yang miskin,
dengan nilai tukar resmi kyat terlalu overvalue.
Gas alam adalah salah satu sumber terbesar Myanmar pendapatan ekspor hukum,
terhitung sekitar 30 persen dari total ekspor, dengan pertumbuhan lebih lanjut
diharapkan dan permintaan energi yang meningkat dari negara-negara tetangga,
terutama India, Cina dan Thailand. Perkiraan Intelijen Ekonomi Satuan bahwa
perekonomian akan tumbuh sekitar 2-3 persen pada 2008, inflasi akan terus
meningkat, dan meskipun pertumbuhan lanjutan di sektor minyak dan gas, sisa
ekonomi akan tetap lemah. Hingga akhirnya SPDC kebijakan ekonomi pasar
terbuka telah membawa banjir investasi asing diindustri minyak dan gas (oleh
perusahaab Barat), dan kehutanan, pariwisata, dan pertambangan (oleh perusahaan
Asia). Gas alam adalah salah satu sumber terbesar pendapatan ekspor Myanmar ,
terhitung sekitar 30 persen dari total ekspor dengan harapan akan terus
36
berlanjutnya pertumbuhan dari indutri ini dan permintaan energi yang meningkat
dari negara-negara tetangga, terutama India, Cina dan Thailand.
37
2.9 Perbandingan Ekonomi Indonesia dengan Kamboja
Kamboja merupakan negara yang dalam 5 tahun terakhir mengalami
pertumbuhan sangat pesat dalam perekonomiannya. Tidak terlepas dari bantuan
yang diberikan China selama periode tersebut. Investasi China yang sampai tahun
2012 tercatat mencapai 8 milyar dolar. Peran besar China tersebut di antaranya
pembangunan pabrik-pabrik industri di kawasan Phnom Penh yang menjadikan
kawasan tersebut menjadi incaran para investor-investor asing untuk mulai
berinvestasi di Kamboja. Selain dari peran China dalam pertumbuhan
ekonominya, Kamboja-pun melakukan perubahan perubahan terhadap regulasinya
sehingga Kamboja bisa mengelola inflasi dengan baik, menstabilkan nilai tukar
uangnyanya dan bisa bersaing secara berkelanjutan dengan negara ASEAN
lainnya. Menurut data dari IMF, CEIC (2014) pertumbuhan PDB Kamboja dari
era krisis global pada tahun 2008-2009 yang berada di 3,4 % kemudian naik
menjadi 6,1 % pada tahun 2010 dan tahun-tahun berikutnya naik secara signifikan
dan tetap stabil di angka 7% kurun waktu 5 tahun terakhir dan diperkirakan akan
naik ke angka 8% di tahun 2016.
38
perubahan sistem dan regulasi yang bersifat revolusioner sehingga tidak monoton
dalam mengejar ekonomi global agar tidak tertinggal dari negara ASEAN lainnya.
39
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
40
DAFTAR PUSTAKA
http://ilhamsyah284.blogspot.co.id/2017/06/perbandingan-sistem ekonomi.html
http://www.alimuakhir.com/2013/08/10daysforasean-laos-vs-indonesia.html
http://www.berdikarionline.com/melihat-perkembangan-ekonomi-vietnam/
https://ekbis.sindonews.com/topic/3236/ekonomi-asia-tenggara
http://qoni.web.unej.ac.id/2013/03/19/sistem-ekonomi-indonesia-vs-malaysia/
http://www.onlenpedia.com/2017/02/tentang-sistem-perekonomian-filipina.html
https://kickydut.wordpress.com/2010/10/14/perbandingan-ekonomi-indonesia-
antara-salah-satu-negara-lain/
http://www.onlenpedia.com/2017/01/semua-tentang-sistem-ekonomi-brunei.html
Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala, 2008. Pengantar llmu Ekonomi
(Mikroekonomi & Makroekonomi) Ed-3, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Hambali, Muhammad, 2009. Konsep Kapitalisme Tentang Peran Negara
Dibidang Ekonomi, [online] https://marx83.wordpress.com/2009/07/25/104/
(diakses tanggal 27 Oktober 2015 )
Agustiati, 2014, Sistem Ekonomi Kapitalisme. Jurnal Universitas
Tadoluko,[online]http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/academica/article/view
/2326, (diakses tanggal 30 Oktober 2015)
41