PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada akhir pendudukan Jepang dan pada awal berdirinya Republik Indonesia
keadaan ekonomi Indonesia sangat kacau. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut :
1. Inflasi yang sangat tinggi (Hiper-Inflasi).
Penyebab terjadinya inflasi ini adalah beredarnya mata uang pendudukan Jepang
secara tak terkendali. Pada saat itu diperkirakan mata uang Jepang yang beredar di
masyarakat sebesar 4 milyar. Dari jumlah tersebut, yang beredar di Jawa saja,
diperkirakan sebesar 1,6 milyar. Jumlah itu kemudian bertambah ketika pasukan
Sekutu berhasil menduduki beberapa kota besar di Indonesia dan meguasai bank-bank.
Dari bank-bank itu Sekutu mengedarkan uang cadangan sebesar 2,3 milyar untuk
keperluan operasi mereka. Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat inflasi
ini adalah petani. Hal itu disebabkan pada zaman pendudukan Jepang petani adalah
produsen yang paling banyak menyimpan mata-uang Jepang.
Pemerintah Republik Indonesia yang baru berdiri, tidak dapat menghentikan
peredaran mata uang Jepang tersebut, sebab negara RI belum memiliki mata-uang
baru sebagai penggantinya. Maka dari itu, untuk sementara waktu pemerintah RI
menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu :
a. mata-uang De Javasche Bank;
b. mata-uang pemerintah Hindia Belanda;
c. mata-uang pendudukan Jepang.
Pada saat kesulitan ekonomi menghimpit bangsa Indonesia, tanggal 6 Maret 1946,
Panglima AFNEI yang baru, Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford mengumumkan
berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang diduduki Sekutu. Uang NICA ini
dimaksudkan sebagai pengganti uang Jepang yang nilainya sudah sangat turun.
Pemerintah melalui Perdana Menteri Syahrir memproses tindakan tersebut. Karena hal
itu berarti pihak Sekutu telah melanggar persetujuan yang telah disepakati, yakni
selama belum ada penyelesaian politik mengenai status Indonesia, tidak akan ada mata
uang baru.
3
Oleh karena itulah pada bulan Oktober 1946 Pemerintah RI, juga melakukan hal
yang sama yaitu mengeluarkan uang kertas baru yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI)
sebagai pengganti uang Jepang. Untuk melaksanakan koordinasi dalam pengurusan
bidang ekonomi dan keuangan, pemerintah membentuk Bank Negara Indonesia pada
tanggal 1 November 1946. Bank Negara ini semula adalah Yayasan Pusat Bank yang
didirikan pada bulan Juli 1946 dan dipimpin oleh Margono Djojohadikusumo. Bank
negara ini bertugas mengatur nilai tukar ORI dengan valuta asing.
Blokade laut ini dimulai pada bulan November 1945 ini, menutup pintu keluar-
masuk perdagangan RI. Adapun alasan pemerintah Belanda melakukan blokade ini
adalah :
Untuk mencegah dimasukkannya senjata dan peralatan militer ke Indonesia.
Mencegah dikeluarkannya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing
lainnya;
Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang
bukan Indonesia..
Akibat dari blokade ini barang-barang dagangan milik pemerintah RI tidak dapat
diekspor, sehingga banyak barang-barang ekspor yang dibumihanguskan. Selain itu
Indonesia menjadi kekurangan barang-barang impor yang sangat dibutuhkan.
4
Sebagai imbalannya pemerintah India menjanjikan akan mengirimkan bahan
pakaian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia. Keuntungan politik yang
diperoleh oleh pemerintah RI adalah dalam forum internasional India adalah negara
Asia yang paling aktif membantu perjuangan kemerdekaan RI.
Usaha untuk membuka hubungan langsung ke luar negeri, dilakukan oleh pihak
pemerintah maupun pihak swasta. Diantara usaha-usaha tersebut adalah sebagai
berikut :
Mengadakan kontak hubungan dengan perusahaan swasta Amerika (Isbrantsen
Inc.). Usaha ini dirintis oleh BTC (Banking and Trading Corporation), suatu badan
perdagangan semi-pemerintah yang dipimpin oleh Dr. Sumitro Djojohadikusumo
dan Dr. Ong Eng Die. Dalam transaksi pertama pihak Amerika Serikat bersedia
membeli barang-barang ekspor dari Indonesia seperti gula, karet, teh, dan
sebagainya. Kapal Isbrantsen Inc. yang masuk ke pelabuhan Cirebon adalah
kapalMartin Behrmann yang mengangkut barang-barang pesanan RI dan akan
memuat barang-barang ekspor dari RI. Akan tetapi kapal itu dicegat oleh kapal
Angkatan Laut Belanda dan diseret ke pelabuhan Tanjung Priuk dan seluruh
muatannya disita.
Menembus blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan tujuan Singapura dan
Malaysia. Oleh karena jarak perairan yang relatif dekat, maka usaha ini dilakukan
dengan perahu layar dan kapal motor cepat. Usaha ini secara sistimatis dilakukan
sejak tahun 1946 sampai dengan akhir masa Perang Kemerdekaan. Pelaksanaan
penembusan blokade ini dilakukan oleh Angkatan Laut RI dengan dibantu oleh
pemerintah daerah penghasil barang-barang ekspor.
Sejak awal tahun 1947 pemerintah RI membentuk perwakilan resmi di
Singapura yang diberi nama Indonesia Office (Indoff). Secara resmi Indoff ini
merupakan badan yang memperjuangkan kepentingan politik di luar negeri, namun
secara rahasia juga berusaha menembus blokade dan usaha perdagangan barter.
5
Kementerian Pertahanan juga membentuk perwakilannya di luar negeri yang
disebutKementerian Pertahanan Usaha Luar Negeri (KPLULN) yang dipimpin oleh Ali
Jayengprawiro. Tugas pokok badan ini adalah membeli senjata dan perlengkapan
Angkatan Perang. Sebagai pelaksana upaya menembus blokade ini yang terkenal adalah
John Lie, O.P. Koesno, Ibrahim Saleh dan Chris Tampenawas. Selama tahun 1946
pelabuhan di Sumatera hanya Belawan yang berhasil diduduki Belanda. Karena
perairan di Sumatera sangatlah luas, maka pihak Belanda tidak mampu melakukan
pengawasan secara ketat. Hasil-hasil dari Sumatera terutama karet yang berhasil
diselundupkan ke luar negeri, utamanya ke Singapura, mencapai jumlah puluhan ribu
ton. Selama tahun 1946 saja barang-barang yang diterima oleh Singapura dari Sumatera
seharga Straits $ 20.000.000,-. Sedangkan yang berasal dari Jawa hanya Straits $
1.000.000,-. Sebaliknya barang-barang yang dikirim ke Sumatera dari Singapura
seharga Straits $ 3.000.000,- dan dari Singapura ke Jawa seharga Straits $ 2.000.000,-.
6
masalah produksi dan distribusi makanan
Dalam masalah produksi dan distribusi bahan makanan disepakati bahwa
sistemautarki lokal sebagai kelanjutan dari sistem ekonomi perang Jepang, secara
berangsur-angsur akan dihapuskan dan diganti dengan sistem desentralisasi.
masalah sandang
Mengenai masalah sandang disepakati bahwa Badan Pengawasan Makanan
Rakyatdiganti dengan Badan Persediaan dan Pembagian Makanan (PPBM) yang
dipimpin oleh dr. Sudarsono dan dibawah pengawasan Kementerian Kemakmuran.
PPBM dapat dianggap sebagai awal dari terbentuknya Badan Urusan Logistik (Bulog).
status dan administrasi perkebunan-perkebunan
Mengenai masalah penilaian kembali status dan administrasi perkebunan yang
merupakan perusahaan vital bagi RI, konferensi ini menyumbangkan beberapa pokok
pikiran. Pada masa Kabinet Sjahrir, persoalan status dan administrasi perkebunan ini
dapat diselesaikan. Semua perkebunan dikuasai oleh negara dengan sistem sentralisasi
di bawah pengawasan Kementerian Kemakmuran.
Konferensi Ekonomi kedua diadakan di Solo pada tanggal 6 Mei 1946. Konferensi
kedua ini membahas masalah perekonomian yang lebih luas, seperti program ekonomi
pemerintah, masalah keuangan negara, pengendalian harga, distribusi dan alokasi
tenaga manusia. Dalam konferensi ini Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta memberikan
saran-saran yang berkaitan dengan masalah rehabilitasi pabrik gula. Hal ini disebabkan
gula merupakan bahan ekspor yang penting, oleh karena itu pengusahaannya harus
dikuasai oleh negara. Hasil ekspor ini diharapkan dapat dibelikan atau ditukar dengan
barang-barang lainnya yang dibutuhkan RI.
Saran yang disampaikan oleh Wakil Presiden ini dapat direalisasikan pada tanggal
21 Mei 1946 dengan dibentuknya Badan Penyelenggara Perusahaan Gula Negara
(BPPGN) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3/1946. Peraturan tersebut
disempurnakan melalui Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1946, tanggal 6 Juni 1946
mengenai pembentukan Perusahaan Perkebunan Negara (PPN).
7
3. Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) pada tanggal 19 Januari
1947
Pembentukan Badan ini atas inisiatif Menteri Kemakmuran, dr. A.K. Gani. Badan ini
merupakan badan tetap yang bertugas membuat rencana pembangunan ekonomi untuk
jangka waktu 2 sampai 3 tahun. Sesudah Badan Perancang ini bersidang, A.K. Gani
mengumumkan Rencana Pembangunan Sepuluh Tahun. Untuk mendanai Rencana
Pembangunan ini terbuka baik bagi pemodal dalam negeri maupun bagi pemodal asing.
Untuk menampung dana pembangunan tersebut pemerintah akan membentuk Bank
Pembangunan.
Pada bulan April 1947, Badan Perancang ini diperluas menjadi Panitia Pemikir
Siasat Ekonomi yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Moh. Hatta, sedangkan A.K.
Gani sebagai wakilnya. Panitia ini bertugas mempelajari, mengumpulkan data dan
memberikan saran kepada pemerintah dalam merencanakan pembangunan ekonomi
dan dalam rangka melakukan perundingan dengan pihak Belanda.
Semua hasil pemikiran ini belum berhasil dilaksanakan dengan baik, karena situasi
politik dan militer yang tidak memungkinkan. Agresi Militer Belanda mengakibatkan
sebagian besar daerah RI yang memiliki potensi ekonomi baik, jatuh ke tangan Belanda.
Wilayah RI tinggal beberapa keresidenan di Jawa dan Sumatera yang sebagian besar
tergolong sebagai daerah minus dan berpenduduk padat. Pecahnya Pemberontakan PKI
Madiun dan Agresi Militer Belanda II mengakibatkan kesulitan ekonomi semakin
memuncak.
4. Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (RERA) pada tahun 1948.
Program yang diprakarsai oleh Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta ini, dimaksudkan
untuk mengurangi beban negara dalam bidang ekonomi, disamping meningkatkan
efesiensi. Rasionalisasi ini meliputi penyempurnaan administrasi negara, Angkatan
Perang dan aparat ekonomi. Sejumlah satuan Angkatan Perang dikurangi secara dratis.
Selanjutnya tenaga-tenaga bekas Angkatan Perang ini disalurkan ke bidang-bidang
produktif dan diurus oleh Kementerian Pembangunan dan Pemuda.
8
5. Rencana Kasimo (Kasimo Plan)
Program ini disusun oleh Menteri Urusan Bahan Makanan I.J. Kasimo. Pada dasarnya
program ini berupa Rencana Produksi Tiga Tahun, 1948-1950 mengenai usaha
swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Untuk
meningkatkan produksi bahan pangan dalam program ini, Kasimo menyarankan agar :
menanami tanah-tanah kosong di Sumatera timur seluas 281.277 ha
di Jawa dilakkan intensifikasi dengan menanam bibit unggul;
pencegahan penyembelihan hewan-hewan yang berperan penting bagi produksi
pangan;
disetiap desa dibentuk kebun-kebun bibit;
tranmigrasi.
6. Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE)
Organisasi yang dipimpin B.R. Motik ini, bertujuan untuk menggiatkan kembali
partisipasi pengusaha swasta. Dengan dibentuknya PTE juga diharapkan dapat dan
melenyapkan individualisasi di kalangan organisasi pedagang sehingga dapat
memperkokoh ketahanan ekonomi bangsa Indonesia. Pemerintah menganjurkan agar
pemerintah daerah usaha-usaha yang dilakukan oleh PTE. Akan tetapi nampaknya PTE
tidak dapat berjalan dengan baik. PTE hanya mampu mendirikan Bank PTE di
Yogyakarta dengan modal awal Rp. 5.000.000. Kegiatan PTE semakin mundur akibat
dari Agresi Militer Belanda.
Selain PTE perdagangan swasta lainnya yang juga membantu usaha ekonomi
pemerintah adalah Banking and Trading Corporation (Perseroan Bank dan
Perdagangan).
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada awal berdirinya Republik Indonesia keadaan ekonomi Indonesia sangat
kacau. Hal ini disebabkan olehsemakin tingginya inflasi, adanya blokade ekonomi oleh
Belanda, dan kas negara yang kosong, pajak dan bea masuk sangat berkurang.
Pemerintah melakukan usaha-usaha untuk menembus blokade ekonomi yang dilakukan
oleh pihak Belanda dengan berbagai cara seperti diplomasi beras ke India, mengadakan
hubungan dagang langsung ke luar negeri. Seiring berjalannya waktu kondisi Indonesi
di bidang ekonomi mulai membaik dan berkembang menjadi negara yang memiliki
kesejahteraan ekonomi yang lebih baik.
3.2. Saran
Disarankan kepada kita semua agar perlu pentingnya mempelajari tentang sejarah
mengenai kondisi ekonomi di Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga saat ini, oleh
karena itu maka sekarang Indonesia bias berkembang dalam hal ekonomi dan
keuangan.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://astykiss.blogspot.com
http://suciairka.blogspot.com
http://vivahistoria121.blogspot.com
11
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ........................................................................................................................................... 2
1.4. Manfaat.......................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Memburuknya Keadaan Ekonomi dan
Keuangan di Indonesia pada awal Kemerdekaan Indonesia .................................. 3
2.2. Usaha Menembus Blokade Ekonomi Belanda .............................................................. 4
2.3. Usaha Mengatasi Kesulitan Ekonomi ............................................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................................. 10
3.2. Saran ............................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat taufik dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perkembangan Ekonomi Pada
Awal Kemerdekaan”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru bidang studi
Sejarah yaitu Bapak Syafrizalman, M.Pd. dan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi baik moril maupun materil dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah dan sebagai
kajian terhadap pemahaman pembaca mengenai Perkembangan Ekonomi pada Awal
Kemerdekaan dan usaha pemerintah dalam mengatasi kekacauan ekonomi,
penyelesaian jangka panjang dan pendek.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan dari semua pihak terkait
relevensi makalah ini agar bisa menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.
Kelompok IV
i
MAKALAH
Oleh,
Kelompok IV
Kelas XII PIS 2