BAB II
PEMBAHASAN
- Pinjaman Nasional
Program ini dilaksanakan oleh Menteri Keuangan yaitu Surachman dengan persetujuan BP-
KNIP. Untuk mendukung program tersebut maka dibuat Bank Tabungan Pos, bank ini berguna
untuk penyaluran pinjaman nasional untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia
kepada pemerintahan. Selain itu, pemerintah juga menunjuk rumah gadai untuk memberikan
pinjaman kepada masyarakat dengan jangka waktu pengembalian selama 40 tahun. Tujuannya
untuk mengumpulkan dana masyarakat bagi kepentingan perjuangan, sekaligus untuk
menanamkan kepercayaan rakyat pada pemerintah Indonesia. Rakyat dapat meminjam jika rakyat
mau menyetor uang ke Bank Tabungan Pos dan rumah-rumah pegadaian. (Yogi Syah Putra : 2011)
Usaha ini mendapat respon yang besar dari rakyat terbukti dengan besar pinjaman yang
ditawarkan pada bulan Juli 1946 sebesar Rp. 1.000.000.000,00 , pada tahun pertama berhasil
dikumpulkan uang sejumlah Rp. 500.000.000,00. Kesuksesan yang dicapai menunjukkan besarnya
dukungan dan kepercayaan rakyat kepada Pemerintah Indonesia. (Yogi Syah Putra : 2011)
k. Sumatra selatan
Pada tanggal 8 Oktober 1945 rakyat mengadakan upacara pengibran bendera Merah Putih. Pada
tanggal itu juga diumumkan bahwa Sumatra selatan berada dibawah kekuasaan RI.
l. Lampung
Para pemuda yang tergabung dalam API (Angkatan Pemuda Indonesia) melucuti senjata Jepang
di Teluk Betung, Kalianda, dan Menggala.
m. Solo
Para pemuda melakukan pengepungan markas Kempetai Jepang, sehingga terjadilah
pertempuran. Dalam pertempuran itu, seorang pemuda bernama Arifin gugur.
b. Kehidupan Politik
Dengan diperkenalkannya sistem politik multipartai, tidak dengan sendirinya menciptakan
tatanan politik yang demokratis seperti yang diharapkan semula. Sebaliknya yang terjadi adalah
meningkatnya perebutan kepentingan golongan dalam partai-partai politik Pembentukan partai-
partai politik yang mulanya dimaksudkan untuk menyalurkan aspirasi rakyat melalui partai politik
malah dimanfaatkan oleh politisi sebagai ajang perebutan kursi atau jabatan. Akibatnya adalah
sering bergantinya kabinet-kabinet dalam pemerintahan karena dijatuhkan oleh perlemen
(KNIP). Pergantian kabinet dalam kurun waktu 1945-1950 adalah sebagai berikut.
1. Kabinet Presidensiil pertama : 12 September 1945 – 14 November 1945
2. Kabinet Syahrir I : 14 November 1945 – 12 Maret 1946
3. Kabinet Syahrir II : 12 Maret 1946 – 20 Oktober 1946
4. Kabinet Syahrir III : 20 Oktober 1946 – 27 Juni 1947
5. Kabinet Amir Syarifuddin I : 3 Juli 1947 – 11 November 1947
6. Kabinet Amir Syarifuddin II : 11 November 1947 – 29 Januari 1948
7. Kabinet Hatta I (Presidentil) : 29 Januari 1948 – 4 Agustus 1948
8. Kabinet Darurat (PDRI) : 19 Desember 1948 – 13 Juli 1949
9. Kabinet Hatta II (Presidentil) : 4 Agustus 1949 sampai 20 Agustus 1949
Sistem pemerintahan awal kemerdekaan adalah sistem Presidensiil, yaitu kabinet dibentuk dan
bertanggungjawab kepada presiden. Kedudukan presiden selain sebagai kepala negara juga
sebagai kepala pemerintahan. Selanutnya sistem Presidensiil berubah menjadi sistem Parlementer
dimana presiden bertanggungjawab kepada parlemnen dalam hal ini KNIP. Sitem Parlementer
ditandai dengan terbentuknya kabinet dibawah pimpinan Perdana Menteri Sutan Syahrir,
dilajutkan Amir Syarifuddin, dan terakhir Hatta. (theanswer:2008)
- Kabinet Hatta
Presiden menunjuk Hatta untuk membentuk kabinet baru sekaligus sebagai kabinet terakhir
pada masa Parlementer. Program kabinet ini yaitu, Penyelesaian konflik Indonesia-Belanda
secepat mungkin.
Hasil dari kabinet ini adalah sebagai berikut :
- Terjadi Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 27 Desember 1949.
- Berakhirlah konflik Indonesia-Belanda.
- Penyerahan kedaulatan atas wilayah Indonesia dari pemerintah kerajaan Belanda dalam bentuk
Republik Indonesia Serikat (RIS).
- Indonesia mendapat pengakuan sebagai negara merdeka yang berdaulat dari kerajaan Merdeka.
- Segala urusan yang berhubungan dengan Indonesia merupakan urusan intern Indonesia sehingga
negara lain tidak dapat ikut campur tangan dalam masalah Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,
menandakan berdirinya sebuah bangsa baru yang tentunya pada saat itu masih harus mendapat
pengakuan dari bangsa lain, agar status menjadi bangsa yang merdeka betul-betul sah.
Seiring perjalanannya pemerintahan awal tersebut yang ingin mendapat pengakuan tersebut,
gejolak-gejolak yang terjadi seperti gejolak Ekonomi, Sosial, dan Ekonomi terjadi, namun dengan
berbagai usaha bersama walaupun dalam internalnya saja terjadi perpecahan, berbagai gejolak
tersebut dapat diatasi.
Hal seperti itulah yang patut dicontoh bangsa Indonesia masa sekarang dalam membangun
bangsa ini, walaupun banyak permasalahan, banyak tekanan dari berbagai aspek dan pihak, tetapi
para-para pemimpin bangsa terdahulu mampu mengatasi dan memperjuangkan kedaulatan dan
keseimbangan NKRI. Maka dari itu kita sebagai agen penerus dan pembangun bangsa wajib
meneruskan serta memperbaharui apa yang telah pemimpin-pemimpin kita lakukan guna
mengharumkan nama Indonesia, membangun bangsa agar Indonesia berkembang dan menjadi
negara maju, demi satu nama untuk “ INDONESIA “