Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SEJARAH INDONESIA

OLEH :

Nama : I Gede Agus Diva Adnyana Putra


No : 8
Kelas : XI IPA 3

SMAN 1 KUTA UTARA

2019/2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas sejarah indonesia yang berjudul “Kondisi
Indonesia Pasca Proklamasi Dalam Berbagai Bidang.” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas guru pada mata
pelajaran Sejarah Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang kondisi Indonesia pasca proklamasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ni Luh Ayu Astrina Dityaekasari, selaku guru
sejarah indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Badung, 17 maret 2020

I Gede Agus Diva Adnyana Putra

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………….……….…………………………………..………. i

KATA PENGANTAR ………….…………………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………….……………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….…… 1

A. Latar Belakang ….…….………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ….………………………………………..……….. 1

C. Tujuan ……….…………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN ……………..…..…………………………………….. 2

A. Peta Konsep Kondisi Indonesia Pasca Proklamasi………….……………… 2


B. Keadaan Ekonomi Indonesia Pasca Proklamasi.............................................3
C. Keadaan Sosial Indonesia Pasca Proklamasi......................................................4
D. Keadaan Politik Indonesia Pasca Proklamasi........................................................5
E. Keadaan Pendidikan Indonesia Pasca Proklamasi..............................................7

BAB III PENUTUP …………………………………………..…………………… 10

A. Simpulan ………………………………………………………..….…… 10

DAFTAR PUSTAKA …………..…………………………………………..……. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik Indonesia setelah merdeka adalah sebuah topik yang sangat
penting untuk dibahas karena setelah Proklamasi, Indonesia masih belum sepenuhnya dikatakan
merdeka. Karena Indonesia harus berbenah diri mulai dari pemerintahan hingga di daerah-
daerah. Hari-hari setelah proklamasi, pemerintahan pun mulai dibangun. Presiden dan wakil
presiden diangkat, UUD ditetapkan, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dibentuk untuk
membantu presiden sembari menunggu pelaksanaan pemilu, struktur pemerintahan dan struktur
militer mulai disusun dan ditetapkan.

Kondisi ekonomi pada awal berdirinya Republik Indonesia sangat kacau dan sulit. Hal ini
disebabkan karena Indonesia yang baru saja merdeka belum memiliki pemerintahan yang baik,
dimana belum ada pejabat khusus yang bertugas untuk menangani perekonomian Indonesia.
Sebagai negara baru Indonesia belum mempunyai pola dan cara untuk mengatur ekonomi
keuangan. Hal itu semakin parah dengan kondisi keamanan dalam negeri yang tidak stabil serta
Belanda yang masih tetap tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia.

Selain itu keadaan politik yang cepat berubah-ubah semakin memperburuk keadaan. Banyak
rapat serta kegiatan penting dilakukan mulai dari penunjukan presiden dan wakil presiden,
pembentukan partai poitik, pembentukan perdana menteri serta kabinet, bahkan pemindahan
ibukota dilakukan pada saat itu.

Sementara itu, kehidupan di luar pemerintahan atau sosial tidak seluruhnya menggembirakan.
Banyak raja-raja di luar Jawa yang memilih status quo bersama Belanda dan tidak mendukung
proklamasi.Konflik sosial di pedesaan antar kelompok juga sering terjadi setelah proklamasi
kemerdekaan dan terjadi diberbagai macam daerah di indonesia antara bangsa indonesia dengan
pihak belanda yang datang kembali keindonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kondisi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan ?
2. Bagaimana Kondisi dan Keadaan ekonomi,politik,sosial,dan pendidikan di Indonesia
pasca peristiwa Proklamasi kemerdekaan RI ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Kondisi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
2. Mengetahui Kondisi dan Keadaan ekonomi,politik,sosial,dan pendidikan di Indonesia
pasca peristiwa Proklamasi kemerdekaan

i
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peta Konsep Kondisi Indonesia Pasca Proklamasi

P
c
s
a
k
E
o
P
i
l
d
n
e
P n
t
i
d
i
o
S
s
m
e
k
o
i
k
m
n
a
k
i
i
l
a
r
d
e
n
a
k

2
B. Keadaan Ekonomi Indonesia Pasca Proklamasi

Pasca Proklamasi kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus1945, bangsa


Indonesia harus mengatur kehidupan sendiri. Pola ekonomi yang masih menganut pola
perekonomian kolonial, membuat ekonomi Indonesia semakin terpuruk. Banyak
kesulitan dalam bidang keuangan yang dihadapi oleh pemerintah yang baru itu, yang
harus segera diselesaikan. Sumber keuangan yang masih sangat terbatas dan
pengeluaran yang besar, menjadi salah satu ciri dari kondisi keuangan pada masa awal
kemerdekaan.

Revolusi dalam rangka mempertahankan kemerdekaan juga membutuhkan biaya


dalam usaha tersebut. Selain itu juga untuk menggaji pegawai pemerintah, keuangan
negara yang sangat terbatas. Oleh karena itu pemerintah kemudian menggambil
berbagai kebijakan dalam rangka mengatasi permasalahan-permasalahan dalam bidang
ekonomi pada awal terbentuknya negara kesatuan Republik Indonesia.

Berbagai masalah ekonomi yang ada pada awal kemerdekaan antara lain:

 Kas negara yang masih kosong. Penghasilan utama pemerintah hanya


bergantung pada sektor pertanian.
 Perkebunan dan instalasi industry rusak berat akibat adanya politik bumi hangus
saat menghadapi kedatangan Belanda. Politik bumi hangus dilakukan agar
tempat-tempat penting yang ditinggalkan oleh rakyat Indonesia tidak dapat
dimanfaatkan oleh Belanda.
 Jumlah penduduk yang meningkat tajam dan jumlah makanan yang terbatas.
 Belum memiliki pola dan cara untuk mengatur keuangan. Selain itu juga adanya
mentalitas bangsa Indonesia yang belum siap maju.
 Beredarnya mata uang Jepang yang semakin merosot nilai tukarnya. Selain itu
inflasi juga disebabkan oleh adanya tiga mata uang yang beredar di masyarakat.
Selain mata uang Jepang, beredar pula mata uang Hindia Belanda dan uang dari
De Javasce Bank.
 Berbagai kondisi ekonomi tersebut diperparah dengan adanya blokade ekonomi
yang dilakukan oleh Belanda. Belanda melakukan blokade dengan dalih untuk
melindungi Indonesia dari intervensi asing, untuk mencegah dimasukannya
senjata dan alat-alat militer ke Indonesia dan mencegah dikelurkannya hasil
perkebunan Belanda. Padahal pada hakekatnya tujuan Belanda melakukan hal
tersebut adalah untuk menghancurkan Indonesia melalui bidang ekonomi.
Blokade ini menimbulkan barang ekspor Indonesia tidak bisa keluar, sekaligus
barang impor tidak dapat diterima. Selain itu blokade ekonomi juga menambah
inflasi semakin tinggi.

Selain adanya blokade ekonomi yang dilakukan oleh Belanda, kondisi ekonomi juga
diperburuk dengan adanya gangguan keamanan di berbagai daerah seperti PKI Madiun
dan DI/TII Jawa Barat yang dalam penumpasannya membutuhkan biaya yang besar.

3
C. Keadaan Sosial Indonesia Pasca Proklamasi

Pasca Proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan
diproklamirkan, di dalam kehidupan bangsa Indonesiaini telah terjadi diskriminasi rasial
dengan membagi kelas-kelas dalam masyarakat. Yang mana masyarakat di Indonesia
sebelum kemerdekaandidominasi oleh warga eropa dan Jepang, sehingga warga pribumi
hanyalah masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari bangsawan atau
penguasa.

Banyak perkebunan dan instalasi-instalasi industri di seluruh penjuru negeri rusak


berat. Dan yang paling penting adalah meningkatnya jumlah penduduk yang sangat tajam.
Produksi pangan terutama beras menurun,sehingga tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan
para penduduk. Maka sejumlah impor beras masih sangat dibutuhkan. Bidang pertanian
semakinbanyak menyerap tenaga kerja baru dengan membagi pekerjaan kepadasejumlah
buruh yang jumlahnya semakin meningkat.Dengan menurunnya lahan petani, maka banyak
para petani yang tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Mereka hanya
mengandalkan menjadi buruh saja untuk mencukupi kehidupannya.

Ditambah lagi orang Belanda datang kembali ke Indonesia melalui misi Sekutu yang
ingin melucuti senjata dan memulangkan para interniran. Belanda Ingin menegakkkan
kekuasaannya kembali di Indonesia. Akibatnya, dibeberapa daerah pada awal kemerdekaan
terjadi gejolak sosial yang mengakibatkan terjadinya pertempuran antara pihak Indonesia
dan Jepang serta Belanda yang membonceng Sekutu. Melihat posisi Jepang yang condong
pada Sekutu, para pemuda yang bergabung dalam BKR betekad melucuti senjata dan
mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang.

Bangsa Indonesia dengan sekuat tenaga melakukan perlawanan guna tetap


menegakkkan kemerdekaan kedaulatan Negara Republik Indonesia. Musuh dari luar yang
dihadapi bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan adalah pasukan Jepang
dan Sekutu. Untuk menghimpun kekuatan maka para pemuda segera membentuk badan-
badan perjuangan. Tekad perjuangan kaum muda diasalurkan melaui Komite Van Aksi. Van
Aksi mempelopori pengambilalihan kekuasaan dan pelucutan senjata sehingga terjadi
pertempuran-pertempuran sengit antara pemuda Indonesia dan Jepang di berbagai daerah.
dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya.

4
D. Keadaan Politik Indonesia Pasca Proklamasi
Keadaan kehidupan politik dan pemerintahan Indonesia pada awal kemerdekaan masih
belum stabil. Ketidak setabilan ini di sebebkan oleh factor-faktor berikut .
a. Faktor intern (dari dalam), antara lain :
 Adanya persaingan antar partai politik yang berbeda ideologi untuk menjadi
partai yang paling berpengaruh di indonesia.
 Adanya gangguan-gangguan keamanan dalam negeri.
 Bangsa Indonesia masih mencari sistem pemerintahan yang cocok sehingga terjadi
perubahan sistem pemerintahan.
b. Factor ekstern (dari luar), antara lain :
 Kedatangan Sekutu (Inggris) yang di boncengi NICA (Belanda) yang ingin
kembali menjajah Indonesia,menimbulkan pertempuran di berbagai daerah.
 Jepang masih mempertahankan status quo di wilayah Indonesia sampai Sekutu
datang sehingga sering terjadi peperangan antara rakyat Indonesia dan tentara
Jepang.

Pada tanggal 18 Agustus 1945 panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI)


menyelenggarakan sidang untuk pertama kali yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Dalam
sidang PPKI itu dibahas berbagai persoalan untuk melengkapi keberadaan negara Republik
Indonesia yang baru diproklamasikan. Bahkan materi yang dibahas dalam sidang PPKI itu
merupakan kelanjutan dari sidang BPUPKI tanggal 10-16 Juli 1945. Dalam sidang PPKI itu
berhasil diambil suatu keputusan yang sangat penting bagi pemerintahan negara Republik
Indonesia yang baru berdiri. Keputusan yang berhasil dicapai dalam sidang PPKI dalah
sebagai berikut :
 Mengesahkan rancangan Undang0Undang Dasar ngara yang dibahas dalam sidang
BPUPKI menjadi dasar negara Republik Indonesia. Selanjutnya Undang-Undang
Dasar itu lebih dikenal dengan istilah Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
 Memilih Dan mengangkat presiden dan wakil presiden sebagai pelaksana
pemerintahan yang sah dari negara Republik Indonesia yang baru berdiri.
Selanjutnya PPKI memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagi presiden dan Drs.
Mohammad Hatta sebagai wakil presiden.
 Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai lembaga yang membantu presiden
dan melaksanakan tugas-tugasnya sebelum terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) melalui pemilihan umum (Pemilu).
 Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 berjalan dengan lancar dan berhasil
membentuk serta mengesahkan UUD 1945, memilih dan mengangkat presiden dan
wakil presiden serta membentuk Komite Nasional Indonesia (KNI). Dengan
demikian, sejak tanggal 18 Agustus 1945 yaitu sehari setelah Indonesia merdeka,
negara Republik Indonesia telah memiliki sistem pemerintahan yang sah dan diakui
oleh seluruh rakyat Indonesia.

Dalam rangka pembentukan lembaga-lembaga negara ini, maka presiden menetapkan


membentuk lembaga-lembaga negara yang erat kaitannya dengan masalah-masalah awal
yang dihadapi Indonesia. Lembaga-lembaga negara yang perlu dan mendesak untuk
dibentuk oleh pemerintah pada saat itu adalah sebagai berikut :

a. Pembentukan Lembaga Kementrian (Departemen)


Menteri merupakan jabatan yang memimpin departemen-departemen. Oleh karena itu,
pembentukan lembaga kementrian juga diikuti dengan pembentukan departemen-
departemen. Departemen ini menangani bidang-bidang yang lebih khusus lagi, sehingga
seorang menteri yang diangkat untuk memimpin departemen, hendaknya memahami bidang
yang akan ditanganinya itu. 

5
b. Pembentukan Komite Nasional Indonesia dan Daerah
Dalam rapat PPKI tanggal 22 Agustus 1945 di gedung Kebaktian Rakyat Jawa (Gambir
Selatan,  Jakarta ) dibahas tiga masalah utama yang pernah dibicarakan dalam sidang
sebelumnya. Pertemuan itu dipimpin oleh wakil presiden Republik Indonesia Drs.
Mohammad Hatta. Hasil yang dicapai adalah sebagai berikut :
o KNI (Komite Nasional Indonesia) merupakan badan atau lembaga berfungsi sebagai
dewan perwakilan rakyat sebelum dilaksanakannya pemilihan umum (pemilu). KNI
ini disusun dari tingakt pusat hingga ke tingkat daerah.
o PNI (Partai Nasional Indonesia) dirancang menjadi partai tunggal negara Republik
Indonesia, tetapi dibatalkan.
o BKR (Badan Keamanan Rakyat) berfungsi sebagai penjaga keamanan umum pada
tiap-tiap daerah.

Komite Nasional Indonesia akhirnya berhasil dibentuk dengan baik. Bahkan selanjutnya
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) juga dibentuk Komite Nasional Indonesia Daerah
(KNID). Komite Nasional Indonesia Pusat dipimpin oleh Kasman Singodimedjo dan
Suwiryo sebagai sekretarisnya. Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat terdiri atas 136
orang. Pada tanggal 25 Agustus 1945 pemerintah Republik Indonesia dengan resmi
mengumumkan terbenuknya KNIP dan pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus
1945.

c. Pembentukan Alat Kelengkapan Keamanan Negara


    Setelah mendengar laporan panitia kecil yang di pimpin oleh Ahmad Subardjo, rapat di
lanjutkan dengan membahas masalah pertahanan dan keamanan negara. Panitia kecil
mebahas masalah pertahanan dan keamanan negara itu di pimpin oleh Otto Iskandardinata.
Panitia kecil itu mengusulkan sebagai berikut :
o Rencana pembelaan negara dan Badan Penyelidik Usaha usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang mengandung unsur politik perang, tidak
dapat di terima.
o Tentara PETA pembela tanah air di Jawa dan Bali Laskar Rakyat di Sumatera
dibubarkan Karena merupakan organisasi buatan Jepang yang kedudukannya di dalam
dunia Internasional tidak memiliki ketentuan dan kekuatan hukum. Negara Indonesia
membutuhan alat pertahanan negara yang sebaik-baikya. Oleh sebab itu, sidang
mengusulkan agar presiden memanggil pemuka-pemuka yang cakap di bidang militer
untuk membentuk ketentaraan yang kuat.

Sidang menerima usulan tersebut secara aklamsi. Adapun urusan kepolisian dimasukan dan
menjadi bagian dari Departemen Dalam Negeri. Peserta bidang mengusulkan kepada
Presiden Republik Indonesia agar menunjuk panitia pelaksana untuk mempersiapkan
pembentukan tentara kebangsaan dan kepolisian. Selanjutnya presiden menunjuk Abdul
Kadir (ketua), Kasman Singodimendjo, dan Otto Iskandardinata untuk mempersiapkan
pembentukannya. Disamping itu, peserta sidang juga membahas perlunya dengan segera
diciptakan ketentraman dan keamanan.

6
E. Keadaan Pendidikan Indonesia Pasca Proklamasi

Pada zaman kemerdekaan kondisi sosial politik sangatlah tidak stabil . maka dari itu hal
demikian sangat berpengaruh mengenai pola dan dinamika pendidikan nasional saat itu,
yaitu terjadi beberapa kali perubahan arah dan orientasi pendidikan nasional, misalnya pada
masa permulaan kemerdekaan. Melalui SK Menteri Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan
No. 104/Bhg. 0, tanggal 1 maret 1946, tujuan pendidikan berorientasi pada usaha
menananamkan jiwa patriotisme dan lebih jauh dimaksudkan untuk menghasilkan patriot-
patriot bangsa yang rela berkorban untuk bangsa dan negaranya.Pada tanggal 25 November
1945, berdiri Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang mempunyai asas-asas
perjuangan sebagai berikut :
 Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia
 Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar - dasar
kerakyatan
 Membela hak dan nasib buruh pada umumnya dan guru pada khususnya.

Kebijaksanaan politik pendidikan para menteri yang bertugas antara tahun 1945-1950
dapat dikatakan belum bisa dirasakan atau belum terlihat hasilnya. Tentunya, hal ini
berkaitan dengan kondisi sosial, politik, dan ekonomi, dan itu sangat kentara bagaimana
pergantian kementerian pendidikan diganti secara cepat dan berulang-ulang. Kita bisa
menyimpulkan bahwa usaha-usaha nyata yang pernah dilakukan pemerintah berkaitan
dengan pendidikan antara tahun 1945-1950 adalah seputar bangunan sekolah, guru,
kurikulum, sistem kerja,serta biaya.

Struktur Persekolahan Dan Kurikulum Pendidikan Pada Masa Awal Kemerdekaan Tata
susunan persekolahan sesudah Indonesia merdeka yang berdasarkan satu jenis sekolah untuk
tiga tingkat pendidikan seperti pada zaman Jepang tetap diteruskan, sedangkan rencana
pembelajaran pada umumnya sama dan bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa
pengantar untuk sekolah. Buku-buku pelajaran yang digunakan adalah buku-buku hasil
terjemahan dari bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia yang sudah dirintis sejak jaman
Jepang. Adapun susunan persekolahan dan kurikulum yang berlaku sejak tahun 1945-1950
adalah sebagai berikut:

Pendidikan Rendah

 Pendidikan yang terendah di Indonesia sejak awal kemerdekaan yang disebut


dengan Sekolah Rakyat (SR) lama pendidikannya semula 3 tahun menjadi 6 tahun.
Maksud pendirian SR ini adalah selain meningkatkan taraf pendidikan pada masa
sebelum kemerdekaan juga dapat menampung hasrat yang besar dari mereka yang
hendak bersekolah. Mengingat kurikulum SR diatur sesuai dengan putusan
Menteri PKK tanggal 19 Nopember 1946 No. 1153/Bhg A yang menetapkan
daftar pelajaran SR dimana tekanannya adalah pelajaran bahasa berhitung. Hal ini
dapat telihat bahwa dari 38 jam pelajaran seminggu, 8 jam adalah untuk bahasa
Indonesia, 4 jam untuk bahasa daerah dan 17 jam berhitung untuk kelas IV, V dan
VI. Tercatat sejumlah 24.775 buah SR pada akhir tahun 1949 pada akhir tahun
1949 di seluruh Indonesia.

Pendidikan Guru (Periode Tahun 1945-1950)

 Sekolah Guru B (SGB) lama pendidikan 4 tahun dan tujuan pendidikan guru untuk
sekolah rakyat. Murid yang diterima adalah tamatan SR yang akan lulus dalam

7
ujian masuk sekolah lanjutan. Pelajaran yang diberikan bersifat umum untuk di
kelas I,II,III sedangkan pendidikan keguruan baru diberikan di kelas IV. Untuk
kelas IV ini juga dapat diterima tamatan sekolah SMP, SPG dipimpin oleh seorang
kepala sekolah yang membawahinya sejumlah guru dan diantaranya merupakan
tenaga tidak tetap karena memang sangat kekuarangan guru tetap. Adapun sistem
ujian pelaksanaannya dipecah menjadi dua yaitu, pertama ditempuh di kelas II dan
ujian kedua di kelas IV.
 Sekolah Guru C (SGC) berhubung kebutuhan guru SR yang mendesak maka
terasa perlunya pembukaan sekolah guru yang dalam tempo singkat dapat
menghasilkan. Untuk kebutuhan tersebut didirikan sekolah guru dua tahun setelah
SR dan di kenal dengan sebutan SGC tetapi karena dirasakan kurang bermanfaat
kemudian ditutup kembali dan diantaranya dijadikan SGB.
 Sekolah guru A (SGA) karena adanya anggapan bahwa pendidikan guru 4 tahun
belum menjamin pengetahuan cukup untuk taraf pendidikan guru, maka dibukalah
SGA yang memberi pendidikan tiga tahun sesudah SMP. Disamping Itu dapat
pula diterima pelajar-pelajar dari lulusan kelas III SGB. Mata pelajaran yang
diberikan di SGA sama jenisnya dengan mata pelajaran yang diberikan di SGB
hanya penyelenggaraannya lebih luas dan mendalam.

Pendidikan Umum ((SMP) dan (SMT)).

 Sekolah Menengah Pertama (SMP) seperti halnya pada zaman jepang, SMP
mempergunakan rencana pelajaran yang sama pula, tetapi dengan keluarnya surat
keputusan menteri PPK tahun 1946 maka diadakannya pembagian A dan B mulai
kelas II sehingga terdapat kelas IIA,IIB, IIIA dan IIIB. Dibagian A diberikan juga
sedikit ilmu alam dan ilmu pasti. Tetapi lebih banayak diberikan pelajaran bahasa
dan praktek administrasi. Dibagian B sebaliknya diberikan Ilmu Alam dan Ilmu
Pasti.
 Sekolah Menengah Tinggi (SMT), Kementerian PPK hanya mengurus langsung
SMAT yang ada di jawa terutama yang berada di kota-kota seperti: Jakarta,
Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya dan Cirebon. SMT di Luar
Jawa berada di bawah pengawasan pemerintah daerah berhubung sulitnya
perhubungan dengan pusat. SMT merupakan pendidikan tiga tahun setelah SMP
dan setelah lulus dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Mengenai rencana
pelajaran belum jelas, dan yang diberikan adalah rencana pelajaran dalam garis
besar saja. Karena pada waktu itu masih harus menyesuaikan dengan keadaan
zaman yang masih belum stabil. Demikian rencana pembelajaran yang berlaku
yaitu: isinya memenuhi kebutuhan nasional dan bahasa pengantarnya adalah
bahasa Indonesia.

Pedidikan Kejuruan

 Pendidikan ekonomi: pada awal kemerdekaan pemerintah baru dapat membuka


sekolah dagang yang lama, pendidikannya tiga tahun sesudah Sekolah Rakyat.
Sekolah dagang ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga administrasi atau
pembukuan, sedangkan penyelenggaraan sekolah dagang tersebut dilaksanakan
oleh inspektur sekolah dagang.
 Pendidikan Kewanitaan: sesudah kemerdekaan pemerintah membuka Sekolah
Kepandaian Putri (SKP) dan pada tahun 1947 sekolah guru kepandaian putri
(SGKP) yang lama pelajaranya empat tahun setelah SMP atau SKP.

8
Pendidikan Teknik

 Seperti sekolah lain, keadaan Sekolah Teknik tidaklah teratur karena disamping
pelajaranya sering terlibat dalam pertahanan negara, sekolah tersebut kadang-
kadang juga dipakai sebagai pabrik senjata. Sekolah Teknik di Solo misalnya,
dikerahkan untuk membuat senjata yang sangat diperlukan kendali apa adanya.
Adapun sekolah-sekolah teknik yang ada pada masa itu ialah: Kursus Kerajinan
Negeri (KKN), Sekolah Teknik Pertama (STP), Sekolah Teknik (ST), Sekolah
Teknik menengah (STM), Pendidikan guru untuk sekolah-sekolah teknik

9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.   Bidang Ekonomi dan Bidang Keuangan
       Di awal kemerdekaan ekonomi Indonesia sangat terpuruk sekali, ada beberapa hal yang
menyebabkan perekonomian Indonesia memburuk antara lain:
a.          Mewarisi sistem ekonomi Jepang
b.         Adanya inflasi yang disebabkan beredarnya uang Jepang yang tidak terkendali
c.          Kas negara kosong
d.         Tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran negara
e.          Blokade ekonomi oleh Belanda sebab perhitungan Belanda bahwa dengan senjata
ekonomi akan dapat merobohkan RI

2. Bidang Politik dan sosial


Pasca Proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam
kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan
diproklamirkan, di dalam kehidupan bangsa Indonesiaini telah terjadi diskriminasi rasial
dengan membagi kelas-kelas dalam masyarakat.

Perkembangan situasi politik dan kenegaraan Indonesia pada awal kemerdekaan   sangat
dipengaruhi oleh pembentukan KNIP serta dikeluarkannya Maklumat Politik 3
November 1945 oleh wakil Presiden Moh. Hatta. Isi maklumat tersebut menekankan
pentingnya kemunculan partai-partai politik di Indonesia.

10
Daftar Pustaka
http://sule-epol.blogspot.com/2015/05/makalah-kondisi-indonesia-setelah.html

http://wartasejarah.blogspot.com/2015/06/pendidikan-indonesia-pasca-kemerdekaan.html

chrome-
extension://oemmndcbldboiebfnladdacbdfmadadm/http://staffnew.uny.ac.id/upload/1974080920081
21001/pendidikan/SOSIAL+EKONOMI+INDONEDIA+PASCA+KEMERDEKAAN.pdf

http://yohanasariikippgriptk.blogspot.com/2017/04/kondisi-sosial-ekonomi-dan-politik.html

http://www.donisetyawan.com/kondisi-ekonomi-indonesia-pasca-kemerdekaan/

11

Anda mungkin juga menyukai