Anda di halaman 1dari 11

Perkembangan dan Tantangan Awal

Kemerdekaan

Nama Anggota:
Bimasena
Fajrin Juditya
M. Fadhil azel
Usamah
Perkembangan dan Tantangan Awal kemerdekaan dibagi
menjadi 3, yaitu :
Kondisi Awal Merdeka Kedatangan Sekutu

Merdeka atau Mati !


Kondisi Awal Indonesia Merdeka

Bidang Ekonomi Bidang Politik

Bidang Sosbud Bidang Pendidikan


1. Bidang Ekonomi
Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan
perekonomian Indonesia mengalami kondisi yang cukup terpuruk
dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak sanggup mengontrol
mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang
Jepang dan mata uang Belanda, keadaan kas Negara dan bea cukai
dalam keadaan nihil, begitu juga dengan pajak.
Adapun beberapa kendala yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
dari segi ekonomi pada masa tersebut:
Masalah menentukan mata uang yang diberlakukan
Adnya blokade yang dilakukan oleh Belanda terhadap ekspor RI
Masalah rendahnya penghasilan rakyat sehingga tingkat kemiskinan
angat tinggi
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah
Indonesia menetapkan tiga mata uang sekaligus yaitu mata uang de
javasche Bank , mata uang Hindia Belanda dan mata uang
pemerintahan Jepang. Pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan
lain yaitu menasionalisasikan de javasche bank, KLM, KPM, dan
perkebunan – perkebunan asing milik swasta asing, serta mencari
pinjaman dana dari luar negeri seperti Amerika, tetapi semua itu
tidak memberikan hasil yang berarti dikarenakan adanya blokade
ekonomi oleh Belanda dengan menutup akses ekspor impor yang
mengakibatkan negara merugi sebesar 200.000.000,00.
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara
salah satunya adalah perang yang dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha-
usaha lain yang dilakukan oleh pemerintah RI untuk mengatasi
masalah ekonomi adalah menyelenggarakan konferensi ekonomi pada
bulan februari tahun 1946. Agenda utamanya adalah usaha
peningkatan produksi pangan dan cara pendistribusiannya, masalah
sandang, serta status dan administrasi perkebunan milik swasta asing.
2. Bidang Politik
Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan,
banyak sekali mengalami perubahan dan pembaharuan di segala aspek.
Sebagian besar melakukan pembenahan di dalam tubuh pemerintahan yang
mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa jepang yang menduduki bangsa
Indonesia setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat PPKI yang
dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945. Agenda pertama adalah
menunjuk presiden dan wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu
UUD Negara. Kemudian rapat terus berlanjut dengan agenda –agenda yang
lebih luas yaitu pembentukan alat-alat perlengkapan negara seperti Komite
Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian wilayah RI atas 8 Propinsi beserta
pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik di
Indonesia, pembentukan BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan
dan kurangnya pengalaman dalam perjalanan pembangunan yang akan
dihadapi, maka jalannya pemerintahan menjadi tersendat dan tidak
seluruhnya sesuai rencana dan cita-cita yang telah di canangkan.
3. Bidang sosial dan budaya
Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang
ada di dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan
sebelum kemerdekaan di proklamirkan, didalam kehidupan bangsa Indonesia
ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi kelas-kelas masyarakat.
Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum kemerdekaan di dominasi oleh
warga eropa dan jepang, sehingga warga pribumi hanyalah masyarakat
rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari bangsawan atau
penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial
dihapuskan dari bumi bangsa Indonesia dan semua warga negara Indonesia
dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang
menjadikan misi utama yaitu menitik beratkan pembangunan awal dibidang
pendidikan yang mana telah di pelopori oleh Ki Hajar Dewantara yang mana di
cetuskan menjadi Bapak pendidikan yang juga menjabat sebagai menteri
pendidikan pada masa pasca kemerdekaan 1945.
4. Bidang Pendidikan

Mengamati perjalanan sejarah pendidikan Islam pada masa


penjajahan Belanda dan Jepang sungguh menarik dan memiliki proses yang
amat panjang. Belanda yang menduduki Indonesia dengan misi gold, glory dan
gospelnya mereka mempengaruhi pemikiran dan iedeologi dengan doktrin-
doktrin Barat. Akan tetapi kita sepatutnya bangga dengan perjuangan para tokoh
Muslim pada masa itu yang berupaya sekuat tenaga untuk mengajarkan Islam
dengan cara mendirikan lembaga - lembaga pendidikan Islam seperti madrasah,
pesantren, majlis taklim dan sebagainya. Dari lembaga inilah kemudian lahir
tokoh-tokoh muslim yang berperan besar dalam mewujudkan kemerdekaan dan
membelarisalah Islam. Materi yang dipelajari menggunakan referensi dan kitab-
kitab kuningberbahasa Arabseperti safinah, Bulughul Marom, dan sebagainya
selain itu ilmu jiwa, ilmu hitung pun dipelajari. Pada saat itudisamping menuntut
ilmu mereka harus berjuang melawan penjajah. Itulah sekilas tentang pendidikan
Islam pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang.Setelah merdeka, bangsa
Indonesia merasa mampu menghirup angin segar di negerinya sendiri karena
telah terlepas dari penjajahan. Akan tetapi, sikap, watak dan mental bangsa yang
terjajah akan menjadi kendala tersendiri bagi perkembangannegara, khususnya
pendidikan Islam di Indonesia.
Kedatangan Sekutu dan Belanda
Kedatangan sekutu di indonesia dan konflik antara indonesia dengan
belanda. Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, membawa akibat bahwa
Jepang mendapat tugas dari Sekutu agar mempertahankan keadaan di
Indonesia seperti pada saat penyerahannya. Hal itu menandakan bahwa
Sekutu tidak menghendaki adanya perubahan di Indonesia. Padahal di
Indonesia sudah terjadi perubahan yaitu bangsa Indonesia sudah
memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pada tangal 8 September 1945 datanglah misi Sekutu pertama di bawah


pimpinan Mayor A.G. Greenbalgh. Mereka dikirim oleh South East Asia
Command (SEAC) yang berkedudukan di Singapura. Tugas misi ini adalah
mempelajari situasi dan memberi laporan sehubungan akan mendaratnya
pasukan Sekutu di kemudian hari.

Pada tanggal 16 September 1945 misi Sekutu dipimpin oleh Laksamana


Muda W.R. Patterson mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Pendaratan Sekutu ini diboncengi oleh Netherland Indies Civil Administration
(NICA). Pada tanggal 27 September 1945 pasukan khusus Sekutu yang
tergabung dalam Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI) di bawah
pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison mendarat di Jakarta.
Sebagai pemenang Perang Dunia II, tetap berusaha untuk masuk ke Indonesia. Pasukan
Sekutu yang diwakili oleh AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies = Pasukan Sekutu
dari Divisi Inggris) mendarat di Tanjung Priok pada tanggal 29 September 1945 dibawah
pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christisson. Kedatangan pasukan AFNEI ini pada
awalnya disambut dengan hangat oleh pemerintah RI, karena mereka mengemban tugas
untuk :
1.      melucuti sejata pasukan Jepang dan memulangkan tentara Jepang ke negaranya
2.      membebaskan tawanan perang
3.      mengadili dan menjatuhkan hukuman kepada para penjahat aperang
Di Indonesia pasukan AFNEI dibagi dalam 3 divisi, yaitu :
1)      Divisi India ke 23 ditempatkan di Jawa Barat, dipimpin oleh Mayjend. DC. Hawthorn
2)      Divisi India ke 5 di tempatkan di Jawa Timur, dipimpin oleh Mayjend EC Mansergh
3)      Divisi India ke 26 ditempatkan di Sumatera, dipimpin oleh Mayjend HM Chambers
Situasi berubah menjadi kecurigaan setelah bangsa Indonesia mengetahui bahwa
kedatangan pasukan AFNEI diboncengi oleh NICA (Nederlands Indische Civil Administratie)
dibawah komando Mayjend HJ Van Mook dan Mayjend Van der Plass. Kedatangan NICA ini
menimbulkan kecurigaan bahwa Belanda akan mengambil kembali kekuasaannya di
Indonesia. Kecurigaan tersebut semakin tampak setelah NICA mempersenjatai kembali KNIL
(Pasukan Belanda di Indonesia) yang telah dibebaskan dari tawanan Jepang. Pasukan NICA
mulai memancing perselisihan di berbagai daerah dengan tindakan yang provokatif, sehingga
menimbulkan insiden-insiden pertempuran dengan para pejuang RI
Resources

 List the resources you used for your research

Anda mungkin juga menyukai