Anda di halaman 1dari 27

PERKEMBANGAN

KEHIDUPAN
MASYARAKAT INDONESIA
SETELAH PROKLAMASI
KEMERDEKAAN

Oleh: Pranatalia / XI-IPA / 11


Proklamasi kemerdekaan
Indonesia yang dikumandangkan
Soekarno-Hatta pada tanggal 17
Agustus 1945 merupakan titik
puncak perjuangan bangsa
Indonesia yang berabad-abad
lamanya telah dinanti-nantikan.
Namun, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia bukanlah akhir dari
perjuangan bangsa Indonesia,
melainkan sebagai
sarana/jembatan bangsa Indonesia
untuk mencapai kesejahteraan
yang diidam-idamkan.
A. Kehidupan Ekonomi-Keuangan, Politik,
dan Sosial Budaya pada
Awal Kemerdekaan

Sebagai negara yang baru


merdeka, pemerintah NKRI telah
dihadapkan pada sejumlah persoalan
ekonomi keuangan, politik, dan sosial
budaya.
1. Kehidupan Ekonomi dan
Keuangan
Beberapa faktor penyebab buruknya perekonomian
Indonesia, yaitu.
a) Terjadinya Iflansi yang Tinggi
Inflasi disebabkan oleh:
– beredarnya ,ata uang Jepeang di masyarakat dalam
jumlah tidak terkendali,
– beredarnya uang cadangan yang dikeluarkan oleh
pasukan Sekutu dari bank-bank yang berhasil dikuasai,
– NKRI belum memiliki mata uang sendiri.
Pemerintah Indonesia yang baru belum mampu
mengendalikan peredaran mata uang Jepang, oleh
karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk
sementara waktu, yang menyatakan ada 3 mata uang
yang berlaku, yaitu mata uang De Javache Bank, mata
uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang
pendudukan Jepang.
Namun, akhirnya pemerintah Indonesia
mengeluarkan mata uang baru, yaitu ORI (Oeang
Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang.
b) Adanya Blokade Ekonomi oleh Belanda
Blokade oleh Belanda dilakukan
dengan menutup (memblokir) pintu
keluar-masuk perdaganan RI terutama
melalui jalur laut dan pelabuhan-
pelabuhan penting.
Alasan pemerintah Belanda
melakukan blokade, yaitu:
● mencegah masuknya senjata
ke Indonesia,
● mencegah keluarnya hasil-
hasil perkebunan milik Belanda dan
asing,
●melindungi bangsa Indonesia
dari tindakan-tindakan yang
Dampak dari blokade yang dilakukan Belanda,
yaitu:
● barang-barang ekspor RI terlambat terkirim,
●barang-barang dagangan milik Indonesia tidak
dapat dikirim,
● Indonesia kekurangan barang-barang impor
yang sangat dibutuhkan,
●inflasi semakin tidak terkendali
c) Kekosongan Kas Negara
Kas negara mengalami kekosongan
karena pajak dan bea masuk lainnya
belum ada sementara pengeluaran
negara semakin bertambah.
Langkah yang diambil Indonesia dalam
menghadapi blokade yang dilakukan oleh
Belanda, di antaranya.
● Diplomasi beras ke India
Pemerintah Indonesia mau membantu
pemerintah India yang sedang mengalami kelaparan
dengan mengirimkan 500.000 ton beras dengan harga
sangat rendah. Pemerintah melakukan ini akibat
melimpahnya hasil panen Indonesia yang tidak dapat
dijual ke luar negeri akibat blokade.
Sebagai imbalannya, pemerintah India bersedia
mengirimkan bahan pakaian dan obat-obatan yang
sangat dibutuhkan rakyat Indonesia.
Keuntungan politis yang diperoleh Indonesia adalah
Indonesia mendapatkan dukungan aktif dari India
secara diplomatik.
● Mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar
negeri
Usaha yang dilakukan, yaitu:
- mengadakan kontak dagang dengan perusahaan
swasta Amerika dengan tujuan membuka jalur
diplomatis ke berbagai negara,
- penyeludupan puluhan ribu ton karet dari
Sumatera ke luar negeri,
- membentuk perwakilan resmi di Singapura yang
diberi nama Indonesian Office (Indoff),
- dibentuk perwakilan Kementrian Pertahanan
Luar di luar negeri.
Upaya yang dilakukan Indonesia dalam
mengatasi masalah ekonomi, yaitu.
I. Konferensi Ekonomi Februari 1946
II. Pinjaman Nasional
III. Pembentukan Planning Board
(Badan Perancang Ekonomi)
IV. Rekonstruksi dan Rasionalisasi (Re-
Ra) Angkatan Perang pada Tahun
1948
V. Kasimo Plan
VI. Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE)
VII. Oeang Republik Indonesia (ORI)
2. Kehidupan Politik pada Awal
Kemerdekaan
Perkembangan situasi politik
Indonesia sangat dipengaruhi oleh
oleh pembentukan KNIP serta
dikeluarkannya Maklumat Politik 3
November 1945 oleh M. Hatta yang
menekankan pentingnya
kemunculan partai-partai politik
Indonesia.
a) Keragaman Ideologi Partai Politik di
Indonesia
Maklumat Politik 3 November 1945
menyebabkan munculnya partai-partai politik. Di
antaranya partai politik berhaluan nasionalis, yaitu PNI
penggabungan dari Partai Rakyat Indonesia, Serikat
Rakyat Indonesia, dan Gabungan Republik Indonesia
yang berdiri pada 29 Januari 1946.
Kemunculan partai-partai berhaluan sosialis-
komunis pada awalnya merupakan bentuk
pertumbuhan demokrasi di Indonesia, namun seiring
perkembangannya, partai ini menerapkan cara
revolusioner yang tidak dapat diterima oleh
masyarakat.
b) Hubungan antara KNIP dan Lembaga
Pemerintahan

Akibat keadaan negara yang genting, seperti


Jakarta di awal 1946 yang rawan teror dari bangsa
asing, maka para petinggi memindahkan ibukota
negara ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946 untuk
sementara waktu.
Posisi wewenang KNIP dikukuhkan melalui
Maklumat X, 16 Oktober 1946 yang memberikan
kuasa legislatif terhadap badan tersebut. Maka KNIP
berperan layaknya DPR sebelum diadakan Pemilu.
Tugas KNIP adalah membantu dan menjadi
pengawas kinerja Presiden dalam melaksanakan
tugas pemerintahan.
3. Kehidupan Sosial Budaya pada Awal
Kemerdekaan
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 terjadi
perubahan kehidupan sosial budaya dalam masyarakat
Indonesisa.
Pada masa penjajahan Hindia Belanda strata sosial yang ada
adalah bangsa Belanda dan Eropa sebagai kelas I, bangsa Timur
Asing (Arab, India, Cina) kelas II, dan pribumi (bangsa Indonesia)
sebagai kelas III.
Pada masa pendudukan Jepang, Jepang muncul sebagai
warga negara kelas I, pribumi II, dan golongan Cina serta Indo-
Eropa menjadi kelas III.
Kemerdekaan Indonesia telah menjadikan semua warga
sebagai golongan I tanpa membedakan warna kulit, agama, dan
B. Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan

Upaya mempertahankan kemerdekaan


Indonesia dilakukan melalui dua cara, yaitu
perjuangan bersenjata, dan perjuangan
diplomasi.
1) Perjuangan Bersenjata
Perjuangan bersenjata bangsa Indonesia
diawali dengan usaha merebut senjata lalu
meningkat kepada pengambilalihan
kekuasaan sipil dan militer Jepang pasca
menyerah dari Sekutu pada tanggal 15
Agustus 1945.
Bulan September 1945, Tentara Sekutu
sebagai pemenang Perang Dunia II mulai
berdatangan ke Indonesia dengan misi
utama:
●menerima kekuasaan dari tentara Jepang,
● melucuti tentara Jepang dan
mengembalikkan mereka ke negaranya,
● membebaskan tawanan perang dan
intemigran Sekutu,
● menghimpun keterangan dan menuntut penjahat
perang Jepang,
● menegakkan dan mempertahankan keadaan damai
untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil.
Kedatangan Sekutu pada awalnya disambut baik oleh
rakyat, namun setelah diketahui bahwa mereka diboncengi
oleh Belanda, maka keadaan berubah menjadi sikap
bermusuhan. Jadi, dalam mempertahankan kemerdekaan,
Indonesia harus menghadapi Jepang, Belanda, dan Sekutu.
Insiden perang yang terjadi antara RI dengan ketiga
pihak tersebut, yaitu.
Spetember 1945 antara RI-Belanda.
Dipicu oleh penaikan bendera Belanda di
hotel tersebut.
2. Pertempuran 5 hari di Semarang
tanggal 15-20 Oktober 1945 antara RI-
Jepang.
3. Pertempuran Surabaya 10 November
1945 antara RI-Sekutu yang dipicu oleh
kematian pimpinan sekutu, Brigjen
Mallaby yang berlanjut denganultimatum
sekutu kepada rakyat Serabaya untuk
menyerah tanpa syarat.
4. Pertempuran Ambarawa 21 November 1945 antara RI-
Sekutu yang dipicu pembebasan yang dilakukan oleh
NICA terhadap interniran Belanda.
5. Peristiwa Medan Area 10 Desember 1945 antara RI-
Sekutu yang dipicu pendaratan NICA dan Sekutu di
Medan.
6. Peristiwa Bandung Lautan Api 23 Maret 1946 yang
dipicu oleh tuntutan Sekutu agar rakyat Bandung
menyerahkan senjata yang mereka peroleh dari Jepang.
7. Pertempuran Puputan Margarana, Bali 29 November
1946 antara RI-Belanda. Disebabkan
oleh penolakan I Gusti Ngurah Rai
untuk mendirikan Negara
Indonesia Timur.
2) Perjuangan Diplomasi

a. Pertemuan Soekarno-H.J. Van Mook


Pertemuan antara wakil-wakil Belanda dengan Indonesia
diprakarsai oleh Panglima AFNEI, yaitu Letjend. Sir Philip
Christison pada 25 Oktober 1945. Pihak Indonesia
diwakili oleh Soekarno, Moh. Hatta, dan H. Agus Salim,
sementara pihak Belanda diwakili oleh H.J. Van Mook
dan van Der Plas.
b. Pertemuan Sjahrir-Van Mook
Dilaksanakan tanggal 17 November 1946. Pihak Sekutu
diwakili oleh Letjend. Christison, pihak Belanda diwakili
oleh van Mook, dan pihak Indonesia diwakili oleh Sutan
Sjahrir.
c. Perundingan di Hooge Veluwe (14-25
April 1946)
Merupakan perundingan resmi untuk
menyelesaikan konflik.
d. Perundingan RI dan Belanda (7 Oktober
1946)
Menghasilkan persetujuan gencatan senjata
sebagai berikut:
● gencatan senjata diadakan atas dasar
kedudukan militerpada waktu itu dan atas
dasar kekuatan militer Sekutu serta Indonesia,
● dibentuk sebuah Komisi Bersama Gencatan
Senjata untuk masalah-masalah teknis
pelaksanaan gencatan senjata.
e. Perundingan Linggarjati
Dilaksanakan pada tanggal 10 November 1946 di
Linggarjati, Kuningan, Banten. Tangga 15
November 1946 naskah Perjanjian Linggarjati
ditandatangani, kemudian Inggeis mengakui RI
secara de facto.
f. Perundingan Renville
Menghasilkan keputusan seperti: penghentian
tembak menembak di belakan garis van Mook;
daerah-daerah dibelakang garis van Mook harus
dikosongkan dari pasukan RI; Belanda bebas
membentuk negara-negara federal di daerah-
daerah yang didudukinya melalui plebisit terlebih
dahulu; membentuk Uni Indonesia-Belanda.
g. Resolusi Dewan Keamanan PBB
Isi resolusi tanggal 28 Januari 1949, yaitu.
● Belanda harus menghentikan semua operasi militer dan
pihak RI diminta untuk menghentikan aktivitas gerilya.
● Pembebasan dengan segera dan tidak bersyarat semua
tahanan politik dalam daerah RI.
● Belanda harus memberikan kesempatan kepada pemimpin
RI untuk kembali ke Yogyakarta dengan segera.
● Perundingan akan dilakukan secepatnya dengan dasar
Persetujuan Linggarjati, dan Persetujuan Renville.
● Komisi Jasa-Jasa Baik (KTN) berganti nama menjadi Komisi
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia (UNCI).
h. Perjanjian Roem-Royen
UNCI berhasil membawa Indonesia-Belanda ke meja perundingan pada
tanggal 7 Mei 1949. Delegasi Indonesia dipimpin oleh M. Roem, dan
delegasi Belanda dipimpin oleh van Royen.
i. Konferensi Inter-Indonesia
Konferensi Inter-Indonesia I diadakan di Yogyakarta pada 19-22 Juli
1949. Konferensi Inter-Indonesia II diadakan di Jakarta pada tanggal 30
Juli-2 Agustus 1949). Fokus dari Konferensi Inter-Indonesia adalah
masalah pembentukan RIS, yaitu masalah tata susunan dan hak
pemerintah RIS serta kerjasama RIS dan Belanda dalam perserikatan
berbentuk uni.
j. Konferensi Meja Bundar
Dilaksanakan di Den Haag Belanda pada 23
Agustus-2 November 1949, dengan Moh. Hatta
sebagai deleasi dari Indonesia.
Hasil KMB, yaitu:
● Belanda mengakui kedaulatan kepada Republik
Indonesia Serikat pada akhir bulan Desember
1949.
● Mengenai Irian Barat penyelesaiannya ditunda
satu tahun setelah pengakuan kedaulatan.
● Antara RIS dan kerajaan Belanda akan diadakan
hubungan Uni Indonesia -Belanda yang akan
diketuai Ratu Belanda.
DAFTAR PUSTAKA
LKS Sejarah IPA Untuk SMA/MA
Semester 2 Kelas XI

Anda mungkin juga menyukai