Anda di halaman 1dari 9

BAB 2

Indonesia pada Masa Awal


Kemerdekaan sampai Masa Demokrasi
Liberal
• NAMA KELOMPOK :
• Rafli
• Dimas
• Ariyanto
• Sayid
• Nevio
• Adinda
• Enik
• Septiana
• Mita
02

Salah satu arti penting proklamasi kemerdekaan adalah merupakan puncak perjuangan bangsa
indonesia melepaskan diri dari penjajahan. Pada awal kemerdekaan negara masih menghadapi
tantangan dan hambatan. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi
demokrasi . Setelah menjadi negara kesatuan, keadaan politik Indonesia menganut sistem
demokrasi liberal dengan peemerintahan parlementer. Nama lain demokrasi liberal adalah
demokrasi parlementer. Dinamakan parlementer karena pada masanya para kabinet memiliki
taanggung jawab dan peran penting sebagai parlemen (DPR) di pemerintahan. Dalam sistem
demokrasi liberal pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri dan presiden hanya sebagai
kepala negara.
03

A. Keadaan Politik Indonesia pada


Awal Kemerdekaan
KEDATANGAN TENTARA SEKUTU DAN NICA

Kedatangan NICA dan Sekutu ke Indonesia bermula saat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, 15 Agustus 1945.
Kejadian ini menjadi arti bahwa Sekutu memiliki hak atas kekuasaan Jepang di berbagai wilayah yang pernah dikuasai Jepang.
Terkhususnya wilayah yang sebelumnya adalah jajahan negara-negara yang masuk kelompok Sekutu, termasuk Belanda yang pernah
menguasai Indonesia. Oleh karena itu, Sekutu datang ke Indonesia dengan tujuan untuk melucuti tentara Jepang yang kalah dalam Perang
Dunia II. Akan tetapi, sebelum Sekutu datang ke Indonesia, telah terlebih dulu ditandatangani Persetujuan Bersama atau Civil Affairs
Agreement antara Inggris dengan Belanda. Oleh sebab itu, Sekutu masuk ke Indonesia dengan dibonceng oleh NICA, dipimpin Van der
Plass dan Van Mook. Tujuannya adalah agar Belanda dapat kembali menguasai Indonesia. Pada 20 Oktober 1945, Sekutu yang dipimpin
Brigadir Bethel datang ke Indonesia. Maksud mereka adalah untuk menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang, membebaskan
para tawanan perang Jepang di Indonesia, dan melucuti senjata para tawanan. Selain itu, Sekutu juga berjanji tidak akan mengakui
aktivitas NICA dan badan-badan yang di bawahnya. Namun, pada kenyataannya, Sekutu berkhianat. Sekutu ternyata diboncengi oleh
NICA, yang kemudian mempersenjatai bekas tawanan. Pada saat itu, kira-kita terdapat lebih dari 68.000 tawanan perang di
Jawa(Surabaya) dan lebih dari 13.000 di Sumatera( Medan ). Kota-kota tersebut dikuasai karena dianggap sebagai wilayah kunci, agar
upaya pemulangan tentara Jepang dan tawanan perang berjalan lebih mudah. Akan tetapi, Sekutu menghadapi persoalan dengan
Indonesia, sehingga mereka harus mempersenjatai para tawanan.
A. Pertempuran di Surabaya
04 Ketika pasukan Sekutu mendarat pada akhir Oktober 1945, Surabaya digambarkan sebagai "benteng bersatu yang kuat [di bawah
Pemuda]". Pertempuran pecah pada 30 Oktober setelah komandan pasukan AFNEI, Brigadir A. W. S. Mallaby tewas dalam baku
tembak .AFNEI melakukan serangan balasan punitif pada 10 November dengan bantuan pesawat tempur. Pasukan kolonial merebut

Konflik
sebagian besar kota dalam tiga hari, pasukan Republik yang minim senjata melawan selama tiga minggu, dan ribuan orang meninggal
dunia ketika penduduk kota mengungsi ke pedesaan.

B. Pertempuran Ambarawa - Magelang

Indonesia- Peristiwa Pertempuran Ambarawa dimulai saat terjadi insiden di Magelang. Pada 20 Oktober 1945, Brigade Artileri dari Divisi India
ke-23 atau militer Inggris mendarat di Semarang yang dipimpin oleh Brigadir Bethell. Pada 26 Oktober 1945, insiden ini pecah di
Magelang. Pertempuran pun berlanjut antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tentara Inggris. Pertempuran sempat berhenti
setelah kedatangan Presiden Soekarno dan Brigadir Bethell di Magelang pada 2 November 1945. Mereka pun mengadakan

Belanda di perundingan untuk melakukan gencatan senjata. Sayangnya, pihak Inggris mengingkari perjanjian tersebut. Kesempatan dan
kelemahan yang ada dalam pasal tersebut dipergunakan Inggris untuk menambah jumlah pasukannya yang berada di Magelang.
Puncak pertempuran terjadi pada tanggal 20 November1945 dan pada tanggal 26 November 1945 salah satu pimpinan, Letnan

Berbagai
Kolonel Isdiman telah gugur. Pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dengan mengumpulkan para
komandan sektor. Akhirnya , pada 15 Desember 1945 Sekutu dan Belanda meninggalkan Ambarawa menuju ke Semarang melalui
ngasinan.

Daerah C. Bandung Lautan Api


Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia ( TRI ) meninggalkan Bandung mendorong TRI untuk melakukan
operasi "bumi hangus". Para pejuang pihak Republik Indonesia tidak rela bila Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA.
Keputusan untuk membumi-hanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) di
hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal 23 Maret 1946. Hari itu juga, rombongan besar
penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung.Bandung sengaja
dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis
militer.
Perjuangan Diplomasi Indonesia
• Perjanjian Linggarjati ( 10 November 1946 ) dilakukan di Linggarjati dipimpin oleh Lord Killearn Delegasi Indonesia
dipimpin oleh Sutan Syahrir dan Belanda dipimpin oleh Prof. Schermerhom.
• Agresi Militer Belanda ( 21 Juli 1947 - 5 Agustus 1947 ) dipimpin oleh Letnan Gubernur Jenderal Johannes van
Mook.
• Perundingan Roem Royem ( 17 April 1949 - 7 Mei 1949 ) Delegasi RI dipimpin oleh Mr. Mohammad Roem dan
Belanda dipimpin oleh J.H van Royen.
• Konferensi Inter-Indonesia tahap I ( 19-22 Juli 1949 ) di yogyakarta, tahap II (30 Juli- 2 Agustus 1949 di Jakarta.
Dihadiri oleh pihak indonesia Drs. Moh Hatta, pihak BFO Sultan Hamid Ii dan pihak belanda sebagai peninjau yaitu
Van Maarseveen
• Konferensi Meja Bundar (KMB) ( 23 Agustus 1949 ) di Den Haag, Belanda.Diikuti oleh delegasi Indonesia (Drs.
Moh Hatta , BFO (Sultan Hamid II) Belanda (Vam Maarseveem) dan UNCI (Herremans, Merle Cochran, Chritchley).
06

B. Perkembangan Ekonomi pada Awal Kemerdekaan


1. Faktor Penyebab Memburuknya Keadaan Ekonomi
Indonesia
A. Inflasi yang Sangat Tinggi
Penyebabnya karena beredar mata uang masa Pendudukan Jepang yang tidak terkendali
jumlahnya. Pemerintah Indonesia tidak berani melarang karena belum mempunyai mata uang
sendiri, hingga pada bulan Oktober 1946 Indonesia mengeluarkan uang baru sebagai pengganti
uang Jepang.

B. Adanya Blokade Ekonomi dari Belanda


Tujuan blokade-blokade Belanda tersebut adalah menjatuhkan Republik Indonesia yang baru
berdiri dengan senjata ekonomi. Akibatnya, perekonomian bangsa Indonesia semakin meburuk
dan bangsa Indonesia juga mengalami kekurangan bahan bahan impor yang sangat dibutuhkan.

C. Kas Negara dalam Keadaan Kosong


Pajak bea masuk pada awal kemerdekaan sangat sedikit sehingga pendapatan
pemerintah semakin tidak seimbang dengan pengeluarannya. Berkat adanya
dukungan dari para petani, Pemerintah Republik Indonesia masih bisa bertahan
walaupun kondisi ekonomi sangat buruk.
05

A. Melakukan Pinjaman Nasional


2. Upaya Pemerintah B. Mengadakan Konferensi Ekonomi
Mengatasi Kesulitan C. Pembentukan Planning Board
D. Plan Kasimo
Ekonomi E. Rekonstruksi dan rasionalisasi Angkatan
perang
F. Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE)
C. Perkembangan Politik pada Masa
Demokrasi Liberal
Demokrasi Liberal berlangsung di Indonesia dari tahun 1949 sampai 1959 dipimpin oleh
Presiden Soekarno.
Sewaktu Demokrasi Liberal berlangsung, muncul sistem multipartai yang didasari
maklumat pemerintah pada 3 November 1945. Berlakunya sistem multipartai ini
mendorong kemunculan banyak partai-partai politik Indonesia, hingga lebih dari 28 partai.
Sayangnya, partai-partai pada masa demokrasi liberal lebih cenderung untuk
mementingkan kepentingan partainya dari pada kepentingan bangsa.Dinamika politik dan
pemerintahan Indonesia pada masa awal kemerdekaan pada masa Demokrasi Liberal, para
elite politik dan pemimpin bangsa masih mencoba menemukan konsep pemerintahan yang
sesuai dengan kondisi bangsa.
Kehidupan politik pada masa demokrasi liberal yaitu partai politik berkembnag secara
kuantitas dan terciptanya kolaborasi antarpartai.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai