Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

OLEH :
ZULFA MAISYARAH
1910231056
Dosen Pengampu : YULIA HANOSELINA,.
SIP,M.AP
Pancasila dikenal juga sebagai jiwa bangsa
Indonesia karena nilai-nilai pancasila memang
sudah ada dan hidup dalam diri masyarakat
Indonesia, Ketika sidang BPUPKI hadir sebuah
dialektika formal untuk mengkristalisasi nilai-
nilai yang masyarakat Indonesia menjadi
pancasila.
DARI ASPEK KESEJARAHAN, PROSES PENGGALIAN,
PENYUSUSUNAN, DAN PERUMUSAN PANCASILA DAPAT
PULA DIKATEGORISASIKAN KE DALAM 7 PERIODE
SEJARAH, YAITU:

1. Masa sebelum kedatangan bangsa barat sampai keruntuhan negara Kerajaan


Majapahit tahun 1525;

2. Masa kedatangan bangsa Barat;

3. Masa perjuangan melawan imperialisme Belanda;

4. Bangkitnya kesadaran nasional menuju cita cita Indonesia merdeka dalam satu
wadah Negara Kesatuan;

5. Berakhirnya pemerintah kolonialisme Belanda di Indonesia;

6. Tiga setengah tahun di bawah pemerintahan Meliter Jepang;

7. Zaman kemerdekaan sampai sekarang.


1. MASA SEBELUM KEDATANGAN BANGSA BARAT SAMPAI
KERUNTUHAN NEGARA KERAJAAN MAJAPAHIT TAHUN 1525
Masa Sebelum Kedatangan Bangsa Barat Sampai Keruntuhan Negara
Kerajaan Majapahit Tahun 1525 ini antara lain ditandai dengan berbagai
kondisi dan indikasi antara lain bahwa:
1. Nilai-nilai dasar pancasila telah lahir sejak lama di kalangan bangsa
Indonesia, yaitu sejak zaman kerajaan Kutai, Tarumanegara, Kalingga,
Melayu, Padjajaran, Srywijaya, Majapahit, dan lain-lain.
2. Dalam buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca ditemukan
istilah “PANCASILA” yang berarti berbatu sendi yang lima atau
pelaksanaan kesusilaan yang lima. Ajaran kesusilaan yang lima terdiri
dari: Tidak boleh melakukan kekerasan, mencuri, berjiwa dengki,
berbohong, mabuk minuman keras;
3. Dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular ditemukan istilah
“BHINNEKA TUNGGAL IKA”
4. Kerukunan hidup antar umat beragama telah tumbuh nyata sejak
zaman penyebaran Islam oleh WALI SONGO.
2. MASA KEDATANGAN BANGSA BARAT

Masa kedatangan bangsa Barat ini ditandai dengan beberapa kondisi dan
indikasi antara lain:
a. Kedatangan bangsa Barat (Portugis, 1511;Spanyol, 1522; Belanda 1596
atau VOC) telah membawa kehancuran,
b. Kemiskinan, dan penderitaan, namun nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, demokrasi, dan keadilan tetap terpelihara dan dipertahankan
dalam kehidupan bangsa Indonesia;

c. Penjajahan VOC dilanjutkan dengan penjajahan pemerintahan Belanda


sejak 1799 (setelah VOC dibubarkan) yang membuat penderitaan bangsa
Indonesia semangkin panjang.
3. MASA PERJUANGAN MELAWAN IMPERIALISME
BELANDA

Pada masa ini, lewat politik “Cultur Stelsel” (Tanam Paksa)


pada tahun 1830-1970, penderitaan bangsa Indonesia semakin
menjadi-jadi namun akhirnya mulai membangkitkan semangat
dan rasa dendam serta memperkuat tekat bangsa Indonesia untuk
merebutkan dan mewujudkan kemerdekaan dan kedaulatannya;
namun karena belum terorganisasir secara nasional maka
perlawanan dapat dipatahkan satu persatu, seperti yang terjadi
pada Perang Aceh, Perang Pederi, Perang Batak, Perang
Palembang, Perang Maluku, Perang Diponogoro, dan lain-lain.
4. BANGKITNYA KESADARAN NASIONAL MENUJU CITA-CITA INDONESIA MERDEKA DALAM SATU WADAH NEGARA KESATUAN.

Ditandai pula dengan beberapa kondisi dan indikasi antara lain:


a. Tahun 1870 “Cultul Stelsel” yang monopolistik digantikan dengan
“Agrarische Wet” untuk usaha perkebunan besar ( Onderneming )
penanaman modal terbuka kepada kapitalis Belanda dan Eropa
lainnya, namun tetap menyengsarakan bangsa Indonesia karena tanah
rakyat disewa murah dan dipekerjakan dengan upah rendah;
b. Kondisi ini dikritik oleh G Van de Venter lewat “Politik Etis” atau
politik trilogi (Irigasi, Emigrasi, dan Edukasi);
c. Meskipun Politik Etis dimasukan untuk balas budi tingkat rendah ,
namun berdampak posistif bagi bangsa Indonesia dalam melahirkan
kaum terpelajar Indonesia meskipun dikalangan terbatas, dan akhirnya
melahirkan kaum pergerakkan;
d. Dan sampai pada “Zaman Pancaroba” (1938-1942) taktik perjuangan
di ubah dengan taktik kompromis dan kooperatif.
5. BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN KOLONIALISME
BELANDA DI INDONESIA
Masa ini ditandai oleh beberapa hal antara lain:

a. Selama berkecamuknya PD II kedudukan belanda di Eropa semakin lemah,


termasuk di daerah jajanan. Situasi ini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia
untuk merdeka. Namun kekuatan bala tentara . Jepang masuk pula ke
Indonesia setelah menghantam pear! Harbour di Pasifik.
b. Pada 9 Maret 1942 Hindia Belanda (Yang telah menguasai Indonesia 3,5
abad menyerah kepada Jepang dan mulailah Indonesia dijajah oleh Jepang
selama 3,5 tahun.
6. TIGA SETENGAH TAHUN DI BAWAH PEMERINTAHAN
MILITER JEPANG

Pada masa ini ada beberapa hal yang perlu dicatat , yaitu bahwa:
a. Pemerintah Jepang yang telah mengetahui tujuan rakyat Indonesia yang ingin
merdeka, senantiasa mengumbar janji-janji untuk merdeka, meskipun tidak pernah
diwujudkan dan hanya digunakan sebagai taktik untuk mempertahankan daerah
jajahan ; dan ambisi Jepang untuk mewujudkan ASIA RAYA (semboyan 3A);
b. Janji Jepang untuk memberikan kemerdekakaan kepada Indonesia (UU No.1,7 Maret
1942) secara perlahan diingkari.
c. Dengan demikian mulailah penjajahan Jepang yang tidak kalah kejamnya dari
kolonial Belanda , dan dibentuk Panitia Pemeriksa Adat dan Tata Negara
( KYUUKAN SEIDO TYOOSAN HUKAI ) Pada November 1942.
d. Saat berkecemuk perang Asia Timur Raya di Pasifik, 7 Desember 1942 , Jepang
mulai goyah dan kembli menjanjikan kemerdekaan, serta membentuk PETA (Heiho)
untuk dilatih menjadi militer sukarela.
7. ZAMAN KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANG

Zaman ini ditandai dengan terjadinya beberapa peristiwa penting antara lain :
a. Pembentukan Badanun tuk Menyelidiki Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Beberapa catatan penting yang perlu dicatat dalam masa ini antara lain:
1. Setelah kedudukan Jepang melemah diAsia akibat semakin gencarnya
serangan sekutu, PM Kaiso membentuk Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI);
2. Selanjutnya direncanakan pula membentuk badan PPKI (panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritzu Zyunbi linkai;
3. Namun peluang ini dimanfaatkan oleh pemimpin Indonesia untuk
(BPUPKI) Untuk menyusun Dasar Filsafat Negara;
4. Indonesia Merdeka, Pancasila (Sidang 1,29 Mei-1 Juni 1945).
b. Sidang BPUPKI I (29 Mei- 1 Juni 1945): Proses Mengenai Apa yang Akan
Menjadi Dasar Filsafat Negara Indonesia Merdeka

Muncul beberapa rumusan Dasar Falsafah Negara Indonesia Merdeka:

a) Rumusan Mr.M Yamin (29 Mei 1945), yang berisi:


(1) Peri Kebangsaan
(2) Peri Kemanoesiaan
(3) Peri Ketoehanan
(4) Peri Kerakjatan
(5) Kesedjahteraan Rakyat

b) Ringkasan pidato Prof. Dr Soepomo ( 31 Mei 1945 ) yang mengemukakan


Paham Negara Integralistik: Negara Indonesia Merdeka hendaklah
didirikan atas asas kekeluargaan baik bidang kehidupan bernegara maupun
dalam kehidupan sosial ekonomi.
c) Rumusan Ir.Soekarno (1 Juni 1945), dinamakan PANCASILA
(1) Kebangsaan Indonesia
(2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan
(3) Moefakat dan Demokrasi
(4) Kesedjahteraan Sosial
(5) Ketoehanan jang berkebudajaan

d) Pada tanggal 1 Juni-10 Juli BPUPKI menjalani masa RESES,dan pada


masa itu BPUPKI membentuk panitia perumus ( Panitia
sembilan):yaitu Ir.Soekarno , Drs.M.Hatta , Mr.A.A.Maramis, Abikoesno
Tokrososoedjo, Abdul Kahar Muzkkir, H.Agus Salim, Mr. Ahmad
Soebarjo, KH.Wahid Hasjim, dan Mr.Yamin., yang ditugasi membahas
dan merumuskan pokok pokok pikiran dari pidato ketiga pembicara
mengenai Dasar Negara pada sidang BPUPKI I. Hasil keputusan panitia 9
ini dituangkan dalam suatu naskah yang terknal dengan: PIAGAM
JAKARTA (Jakarta Charter) pada tanggal 22 Juni 1945, dengan rumusan
sebagai berikut :
(1) Ketoehanan, dengan kewajiban mendjalankan sjarat Islam
bagi pemeluk-pemelunja
(2) (Menoeroet dasar) Kemanoesiaan jang adil dan beradab
(3) Persatoean Indonesia
(4) (Dan) Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmah kebidjaksaan
dalam permoesjawaratan perwakilan
(5) (Serta dengan mengoejoedkan keadilan sosial bagi seluruh
rakjat Indonesia)
Namun rumusan Piagam Jakarta masih belum dianggap final karena
BPUPKI belum merupakan badan yang representatif. Rumusan Pancasila
yang dianggap autentik dan sah adalah seperti yang terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945 Alenia IV :

1) Ketoehanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknja

2) Kemanoesiaan jang adil dan beradab


3) Persatoean Indonesia

4) Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmah kebidjaksaan dalam


permoesjawaratan perwakilan

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakjat Indonesia


RANGKUMAN

Generasi penerus bangsa harus dipersiapkan dengan pola zaman bukan


berarti menghilangkan nilai dasar (PANCASILA) dan mengubah standar
nilai dasar. Tantangan globalisasi adalah mengubah paradigma warga negara
terhadap berbagai informasi yang bermuatan berbagai nilai dasar. Sehingga,
pendekatan dalam memahamkan kebenaran pancasila kepada generasi
menjadi tantangan bagi program Pendidikan Kewarganegaraan khususnya
Pendidikan Pancasila.
Pancasila harus menjadi ideologi yang mampu melintasi berbagai
perkembangan yang dialami masyarakat nusantara akibat dari kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini. Pancasila harus dapat menjadi
solusi dari berbagai krisis yang terjadi. Nilai-nilai dasar Pancasila harus
mampu memiliki sifat aktual dengan berbagai kemajuan teknologi informasi
dan komukasi sehingga Pancasila menjadi sebuah ideologi yang terus
menjadi pijakan utama ditengah perubahan.
DAFTAR PUSTAKA

Amran, Ali. 2016. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.
Bakry, Noor Ms. 2010. Pendidikan Pancasila. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Hamid, Abdul, dkk. 2012. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Bandung: Pustaka setia.

Anda mungkin juga menyukai