OPERASIONAL
MERI INSANI
ASESMENT NYERI
PENGERTIAN TUJUAN
1. Nyeri merupakan sesuatu hal yang 1. Menganalisa dan mengidentifikasi
dikatakan oleh pasien dan yang nyeri dari penyebab
pasien rasakan. (margo McCaffery,
2. Mengatasi dengan penanganan
1968)
nyeri
2. Suatu pengalaman sensoris dan
emosional yang tidak menyenangkan. 3. Mengurangi kesakitan, mencegah
(the Internasional Assosiation for The kematian dan meminimalkan cacat
Study of Pain (IASP) KEBIJAKAN
3. Nyeri ini diakui sebagai gabungan Kebijakan direktur RSUD M.Natsir
antara fenomena sensorik, emosional, nomor tentang kebijakan
dan kognitif dimana terjadi kelainan asesmenpasien di Rumah Sakit Umum
patologi pada tubuh yang tidak Daerah M. Natsir
tampak
PROSEDUR Respon Nyeri (Wong Baker Face)
1. Pengkajian pasien rawat jalan, rawat inap, emergensi
intensif,dan pengkajian khusus individual harus
mencantumkan tentang asesment nyeri dimana dapat
dilihat dari:
a. Untuk pasien rawat inap asesmen nyeri terangkum
dalam pengkajian keperawatan rawat inap
b. Untuk pengkajian rawat jalan pengkajian keperawatan Skala nyeri
rawat jalan (general) dan catatan terintegrasi ▫Tidak nyeri ▫ ringan 1-3 ▫ sedang 4-6 ▫berat 7-10
c. Untuk pengkajian ruang intensif dan gawat darurat P: (penyebab timbulnya rasa nyeri (aktivitas,
terangkum dalam pengkajian keperawatan
spontan, stress, dll)
d. Pengkajian khusus individual mencerminkan asesmen
nyeri contoh pengkajian obstetri, neonatal, neurologi Q: seberapa berat keluhan nyeri(tumpul, tajam,
tertekan, dalam, permukaan, dll)
2. Pengkajian nyeri yang digunakan :
R: apakah menyebar (rahang, punggung, tangan,
• skala identitas nyeri numeric dan wong baker face dll)
• neonatalInfans Pain Scale (NIPS) usia anak kurang dari 1
tahun
S: skala nyeri. Apakah disertai dengan gejala
(mual,muntah, pusing, diaphoresis, pucat, nafas
• FLACCS: untuk usia 1 s/d 3 tahun pendek, sesak, tanda vital yang abnormal, dll)
• CPOT (critical-care Pain Observation Tool) T: kapan mulai nyeri, konstan / kadang kadang,
• Pengkajian awal nyeri dan comfort pain scale digunakan lamanya, tiba-tiba / bertahap, frekuensi
pada pasien dengan gangguan kesadaran, gangguan
kognitif atau pasien yang mengalami critical scale
3. Pengkajian awal nyeri dilakukan dalam
jangka waktu 24 jam dan jika pengkajian
sudah lebih dari 30 hari maka dilakukan
pengkajian nyeri ulang lagi
4. Pengkajian ulang nyeri harus dilakuakn
jika
1) 15 menit setelah intervensi injeksi
2) 1 jam setelah intervensi obat
oral/lainnya
3) 1x/shift bila skor nyeri 1-3
4) Setiap 3 jam bila skor nyeri 4-6
5) Setiap 1 jam bila skor nyeri 7-10
6) Dihentikan bila skor nyeri 0
5. Hasil asesmen awal dan ulang nyeri
terdokumentasi dan tercatat dalam
rekammedis
ASESMENT RESIKO JATUH
4. Faktor yang dapat meningkatkan risiko jatuh
PENGERTIAN a. Perasaan takut jatuh
1. Kejadian jatuh takdisengaja: kejadian jatuh b. Serangan iskemik sementara
yang terjadi secara tidak sengaja (misalnya c. Penyakit parkinson
terpeleset, tersandung). Pasien yang beresiko d. Riwayat patah tulang/fraktur
mengalami kejadian ini tidak dapat e. Deformitas muskulosketal atau miopati
diindentifikasi sebelum mengalami jatuh dan f. Inkontinensi uri atau sering kekamar mandi
umumnya tidak dikategorikan dalam resiko g. Gangguan pendengaran
jatuh. Kejadian jatuh ini dapat dicegah dengan h. Dehidrasi
menyediakan lingkungan yang aman i. Riwayat jatuh sebelimnya
2. Kejadian jatuh yang tidak diantisipasi: j. Penggunaan alat penahan diri/ pengekang
kejadian jatuh yang terjadi ketika penyebab k. Kesulitan dalam memahami instruksi
ii. Buka baju dan observasi pergerakan dinding 1. Jika pasien tidak sadar, nilai arteri karotis
dada; nilai kecepatan dan kelemahan napas 2. Jika pasien sadar, nilai arteri radialis dan
bandingkan dengan arteri karatis
iii.Nilai ulang status kesadaran
3. Untuk pasien usia ≤ 1 tahun, nilai arteri
iv.Berikan intervensi jika ventilasi dan atau brakialis
oksigenasi tidak adekuat (pernapasan
ii. Atasi pendarahan yang mengancam nyawa
<12x/menit), berupa: oksigen tambahan,
dengan memberikan tekanan langsung (direct
kantung pernapasan (bag-valve mask), pressure) dengan kassa bersih
intubasi setelah ventilasi inisial (jika perlu).
Jangan menunda defibrilasi (jika diperlukan) iii. Palpasi arteri radialis: nailai kualitas (lemah/kuat)
kecepatan denyut (lambat, normal, cepat) tertus
v. Identifikasi dan atasi masalah pernapasan atau tidak
lainnya yang mengancam nyawa. iv. Identifikasi tanda hipoperfusi/hipoksia (capillary
rofill, warna kulit, nilai ulang status kesadaran).
Atasi hipoperfusi yang terjadi
ASSESMEN INDIVIDUAL PADA DEWASA MUDA
e) Identifikasi orioritas pasien : kritis, tidak, i. Kasus Medis-Tidak Sadar
stabil, berpotensi tidak stabil, stabil 1. Pertahankan patensi jalan napas
i. Pada pasien trauma yang mempunyai 2. Periksa kepala, leher, dada, abdomen, pelvis,
mekanisme cedera signifikan, lakukan anggota gerak, dan bagian belakang.
assesmen segera-kasus trauma dan 3. Nilai tanda vital: tekanan darah, nadi,
imobilisasi spinal pernapasan, suhu, warna
ii. Pada pasien medis yang tidak sadar, 4. Nilai SAMPEL:
lakukan assesmen segera-kasus medis
1) S = sign & sympionms – tanda dan gejala,
c) ASSESMEN SEGERA DAN TERFOKUS keluhan utama
d) Assesmen segera: dilakukan pada pasien 2) A = Alergi
yang mengalami mekanisme cedera 3) M = medikasi/obat-obatan
signifikan atau pasien medis yang tidak sadar
di tempat kejadian sambil mempersiapkan 4) P = penelusuran riwayat penyakit terkait
transfer pasien. 5) L = last oral intake / menstrual period –
asupan makanan terkini / periode menstruasi
terakhir
6) E = Etiologi penyakit
ASSESMEN INDIVIDUAL PADA DEWASA MUDA
5. Inisial itervensi yang sesuai a. D= Deformitas
b. C= Contuions – kontusio/krepitasi
6. Transfer sesegera mungkin
c. A= Abrasi
7. Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh
d. P= Penetrasi/gerakan paradoks
8. Lakukan assesmen lanjutan e. B= Hurns – luka bakar
ii. Trauma f. T= tenderness – nyeri
1. Dilakukan pada pasien, baok sadar maupun tidak g. L= laserasi
sadar, yang mengalami mekanisme cedera h. S= swelling – bengkak
signifikanuntuk mengidentifikasi cedera yang
5. Nilai tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, warna
mengancam nyawa
6. Nilai SAMPEL
2. Imobilisasi spinal dengan collar-neck
7. Inisiasi intervensi yang sesuai
3. Nilai stats kesadaran dengan GSC 8. 8. transfer sesegera mungkin
4. Periksa kepala, leher, dada, abdomen, pelvis, 9. Lakukan assesmen berkelanjutan
anggota gerak, dan punggung belakang ;
b) Assesmen terfokus : dilakukan pada pasien medis yang sadar atau
menggunakan DCAP-BTLS pasieen yang tidak mengalami mekanisme cedera signifikan,
dengan fokus pada keluhan utama pasien dan pemeriksaan fisik
terkait.
ASSESMEN INDIVIDUAL PADA DEWASA MUDA
i. Kasus Medis 2. Nilai tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu,
warna
1. Assesmen berfokus pada keluhan utama
3. Nilai SAMPEL
2. Telusuri riwayat penyakit sekarang (onset,
4. Inisiasi itervensi yang sesuai
pemien, kualitas, pelajaran nyeri, derajat
keparahan, durasi) 5. Transfer sesegera mungkin
g. Elektrolit konsentrat disiapkan hanya untuk sekali pakai a. Menentukan definisi kejadian medication error yang harus
dilaporkan dan menetapkan alat pemantauan harian
b. Melakukan pengumpulan data insiden medication error
3. Pelebelan obat dan kontainer harian
a. Segera beri label pada setiap obat atau cairan yang sudah c. Menghitung data insiden setiap akhir bulan dengan
disiapkan dalam syringe atau kontainer, termasuk kontainer parameter penghitungan
steril
b. Label dituliskan nama obat, kekuatan obat, jumlah, tanggal
kadaluarsa, dan waktu kadaluarsa bila kadaluarsa terjadi Numerator X 100%
dalam waktu < 24 jam Denominator
PENANGANAN OBAT-OBAT DENGAN KEWASPADAAN
TINGGI
(HIGH ALERT MEDICATION)
Numerator adalah total insiden dalam periode waktu
tertentu.
Denominator adalah total hari rawat pada periode waktu
tertentu
UNIT TERKAIT
Semua Unit Kerja
PELAYANAN OBAT 7 BENAR
PENGERTIAN 2. Benar obat : mengecek kesesuaian nama/jenis obat
pada resep/instruksi dokter.
Pelayanan obat 7 benar ( Seven Right Of Medication
Administration ) : adalah prosedur yang dilakukan sebelum 3. Benar dosis : mengecek dosis obat yang akan diberikan
pemberian obat kepada pasien dengan cara melakukan sesuai resep/instruksi dokter.
pengecekan identitas pasien, jenis obat, jumlah dosis, waktu
pemberian, cara pemberian, dokumentasi/peresepan dan 4. Benar waktu : mengecek waktu pemberian obat yang
informasi yang diberikan kepada pasien sehingga kesalahan diberikan apakah sebelum makan, setelah makan,
pemberian obat dapat dihindari sesuai dengan interval waktu yang ditentukan ( 8 jam,
12 jam, dll ) atau sesuai dengan petunjuk dokter.
5. Benar rute pemberian : mengecek rute/cara pemberian
TUJUAN obat, apakah IM, IV, dll.
1. Meningkatkan keamanan pemberian obat kepada pasien 6. Benar informasi : pemberian informasi obat yang benar
2. Meningkatkan kualitas pelayanan obat kepada pasien dan melakukan konfirmasi/pengecekan apakah
penjelasan sudah dimengerti.
7. Benar dokumentasi : mengecek resep / instruksi dokter
PROSEDUR dan atau catatan lain terkait pelayanan dan mencatat
1. Benar pasien : mengecek identitas pasien sebelum setelah pemberian obat.
pemberian obat, meliputi nama, tanggal lahir, nomor rekam UNIT TERKAIT
medik, dan mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
Perawat, Farmasi, Dokter
PROTAP IDENTIFIKASI PASIEN
PENGERTIAN 2. Di Bagian Rawat Jalan / IGD
Suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk a. Petugas menyapa dan menanyakan kartu
membedakan antara pasien satu dengan yang lain identitas pasien
sehingga memperlancar atau mempermudah dalam
pemberian pelayanan kepada pasien. b. Petugas mengkonfirmasi identitas pasien
dengan catatan RM yang ada di bagian
TUJUAN Rawat Jalan.
Untuk memberikan identitas pada pasien, untuk c. Petugas menanyakan riwayat alergi obat
membedakan pasien, untuk menghindari kesalahan pada pasien.
medis (mal praktik).
d. Petugas memanggil pasien untuk
PROSEDUR
mendapat pemeriksaan dokter dengan
1. Di Bagian Pendaftaran menyebutkan nama lengkap (minimal 2
a. Sapa pasien (oleh petugas pendaftaran). kata) sesuai urutan antrian pasien.
b. Menanyakan data pasien, nama, tanggal lahir, e. Dokter mengkonfirmasi identitas pasien
alamat. (tanyakan nama dan alamat) sebelum
memeriksa pasien.
c. Dicatat di form identitas pasien dan diinput ke
komputer.
PROTAP IDENTIFIKASI PASIEN
f. Dokter memberikan pelayanan medis & resep (dalam c. Pemberian gelang tambahan untuk pasien
resep tertera: nama, usia, tanggal peresepan, riwayat riwayat alergi.
alergi, tanda tangan dokter).
d. Pemberian gelang tambahan untuk pasien
3. Di Bagian Farmasi
resiko jatuh.
a. Petugas farmasi menerima resep
e. Papan identitas dituli dan diletakkan di
b. Sebelum obat diserahkan petugas menanyakan & bed/ruang bilik pasien.
memastikan bahwa nama obat telah sesuai dengan
kondisi pasien. f. Di nurse station, perawat memisahkan obat
4. Di Bagian Laboratorium/Radiologi/Fisioterapi antar pasien dengan memberikan nama label
kotak obat.
a. Menanyakan nama minimal 2 kata, alamat, golongan
darah (khusus laboratorium) sebelum g. Seluruh petugas medis & paramedis harus
pemeriksaan/pengambilan sampel dilakukan. mengkonfirmasi identitas pasien dengan
5. Di Bagian Rawat Inap melihat gelang indentitas sebelum melakukan
a. Perawat memeriksa kesesuaian identitas & kondisi
tindakan ataupun pemberian obat.
pasien dengan data identitas di RM. h. Sebelum pasien pulang dilakukan
b. Pemasangan gelang identitas pada pasien. Isi data pengecekan gelang identitas pasien dan
pada gelang adalah nama, usia, jenis kelamin, tanggal dilakukan pencopotan.
masuk, nomer RM, nama dokter penanggung jawab.
PROTAP IDENTIFIKASI PASIEN
UNIT TERKAIT
1. Bagian Pendaftaran
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Rawat Inap
5. Instalasi Farmasi
6. Instalasi Laboratorium
7. Instalasi Radiologi
8. Instalasi Fisioterapi
SPO
KOMUNIKASI EFEKTIF LISAN DAN
BERTELPON
Pengertian 2. Metode komunikasi lisan ataupun telpon antar petugas
kesehatan, menggunakan tatacara sebagai berikut:
Langkah – langkah petugas ( dokter, perawat, S : Situation ( Keadaan terkini)
bidan dan tim kesehatan lainnya) dalam
Petugas menginformasikan kondisi terkini terkait
berkomunikasi melalui verbal dan pertelpon. masalah yang akan dibicarakan ( kondisi pasien,
Tujuan situasi unit pelayanan, masalah lain yang berhubungan
dengan apasaja yang segera akan dibicarakan, hasil
Sebagai acuan petugas ( dokter, perawat, bidan, klinis yang harus segera ditindaklanjuti).
dan tim kesehatan lainnya) dalam melaksanakan B : Background (Latar belakang masalah / hal – hal
komunikasi dua arah yang efektif, tepat waktu, yang mendasari masalah terkini muncul)
akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh Petugas menginformasikan kejadian sebenarnya yang
menjadi dasar masalah terkini misalnya:
pemberi dan penerima informasi.
– Hasil pemeriksaan klinis/ Diagnostik :
Prosedur Laboratorium, radiologi, yang ekstri tinggi/ ekstrim
rendah dan atau abnormal yang mendasari masalah.
1. Mengkomunikasikan rencana
tindakan, hasil pemeriksaan klinis atau
therapy pasien melalui lisan / pertelpon harus
didokumentasikan
SPO
KOMUNIKASI EFEKTIF LISAN DAN
PERTELPON
- Tanda-tanda vital, post prosedur tindakan • Petugas menginformasikan rencana tindakan
sebelumnya yang harus diambil setelah dilakukan tindakan
- Masalah keperawatan yang belum teratasi umtuk mengatasi masalah, namun masih ada
tindakan lain yang harus dilaksanakan, antara
- Kondisi pasien sebelumnya.
lain :
A : Assesment ( tindakan yang sudah dilakukan
untuk mengatasi masalah utama) - Rujuk ke unit lain, monitor hasil dari
penatalaksanaan sebelumnya.
Petugas menginformasikan prediksi yang akan
dating atau masalah berlanjut kekondisi yang - Pesanan dokter yang perlu tindak lanjut.
lebih buruk sehubungan dengan masalah utama - Perubahan planning dan perubahan
- Tindakan medis atau keperawatan yang sudah intervensi lain.
dilakukan untuk mengatasi masalah utama
- Perubahan kondisi pasien yang perlu
R : Recommendation (Rencana Tindak Lanjut diantisipasi.
yang akan diambil dan perlu di monitor)
SPO
KOMUNIKASI EFEKTIF LISAN DAN
PERTELPON
3. Langkah – langjah komunikasi efektif melalui d. Petugas mendokumentasikan yang
lisan/ telpon sebagai berikut : disampaikan melalui lisan / pertelpon di CM
pasien dengan membubuhkan tambahan
a. Petugas penerima informasi menuliskan
tulisan “Read Back +” yang artinya sudah
dicatatan kecil / catatan pribadi petugas. dilakukan Read Back.
b. Petugas penerima informasi membacakan 4. Semua perintah lisan atu pertelpon yang
kembali ( Read Back) apa saja yang telah berhubungan dengan pengobatan atau prosedur
dituliskan kepada pemberi perintah/informasi dan hasil- hasil pemeriksaan yang disampaikan
dan mendengarkan ulang ( Hear Bacl) apa sebelumnya, harus ditanda tangani oleh pemberi
yang telah disampaikan ulang oleh pemberi perintah selambat-lambatnya 1x24 jam.
perintah.
5. Perintah lisan atau pertelpon untuk nama obat
c. Petugas saling mengkonfirmasi apakah yang dan dosis obat harus dituliskan dengan jelas.
sudah dituliskan dan dibacakan ulang sudah
akurat dengan memverifikasi yang dibacakan
sudah sesuai dengan apa yang diperintahkan UNIT KERJA
/diinformasikan oleh pemberi perintah. Semua unit terkait
KASUS TIMBANG TERIMA DENGAN
SBAR
Situation (S) : • Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.
• Selamat pagi Dokter, saya Sr.W dari RS Panti Rahayu
ruang XX
Assessment (A) :
• Melaporkan pasien nama Tn.A mengalami penurunan • Saya pikir masalahnya gangguan pola
pengeluaran urine 40 cc/24 jam, mengalami sesak napas. nafas dan gangguan keseimbangan cairan
Background (B) : dan elektrolit lebih
• Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 • Pasien tampak gelisah.
Desember 2013, Tindakan yang sudah dilakukan
posisi semi fowler, sudah terpasang dower Recommendation (R) :
kateter, pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang
lalu, SaO2 88% • Haruskah saya mulai dengan pemberian
• Program sudah dapat injeksi Lasik 3 x 1 amp IV. oksigen NRM? Mulai berapa liter/menit?
• TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, • Apa advise dokter?
oedema ekstremitas bawah dan asites
• Perlukah peningkatan diuretic atau drip
• Hasil laboratorium terbaru tanggal XX-XX-XXXX: Hb deuretik
9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
• Apakah dokter akan memindahkan pasien ke
HCU?
KASUS TIMBANG TERIMA DENGAN
SBAR
• Baik dokter, saya ulangi kembali
programnya, beri O2 NRM mulai
8liter/menit, ektra lasik 2 ampul, lanjut
pasang drip lasik mulai jalan 5cc/jam,
obsevasi respirasi rate, tekanan darah dan
pengeluaran urine.
• Terimakasih dokter slamat siang.