Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk


rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan
(safety) di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien (patient safety),
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien
dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis”
rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Ke lima
aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap
rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat
berjalan apabila ada pasien. Karena tu keselamatan pasien merupakan
prioritas utama untuk dilaksanakan, dan hal tersebut terkait dengan isi
mutu dan citra rumah sakit.
Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab seluruh petugas di
rumah sakit. Dalam rangka menurunkan risiko cedera akibat jatuh pada
pasien, petugas akan menilai dan melakukan penilaian ulang terhadap
kategori risiko jatuh pasien, serta bekerja sama dalam memberikan
intervensi pencegahan jatuh sesuai prosedur.

B. Pengertian

Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh


dengan atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja/tidak
direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai
dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pinsan) atau
lingkungan (lantai yang licin).

1
Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang
umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor fisiologis yang
dapat berakibat cidera.

Faktor risiko jatuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori :

1. Intrinsik : berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi


psikologis.
2. Ekstrinsik : berhubungan dengan lingkungan.

Selain itu, faktor risiko juga dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat
diperkirakan (anticipated) dan tidak dapat diperkirakan (unanticipated).
Faktor risiko yang dapat diperkirakan merupakan hal-hal yang
diperkirakan dapat terjadi sebelum pasien jatuh.

Kategori Intrinsik (berhubungan Ekstrinsik


dengan konsdisi pasien) (berhubungan dengan
lingkungan)

Dapat - Riwayat jatuh - Lantai basah/silau,


diperkirakan sebelumnya ruang berantakan,
- Inkontinensia pencahayaan kurang,
- Gangguan kabel longgar/lepas
kognitif/psikologis - Alas kaki tidak pas
- Gangguan - Dudukan toilet yang
keseimbangan/mobilitas rendah
- Usia > 65 tahun - Kursi atau tempat
- Usia anak tidur beroda.
- Osteoporosis - Rawat Inap
- Status kesehatan yang berkepanjangan
buruk - Peralatan yang tidak
- Gangguan aman
muskuloskeletal - Peralatan rusak
- Tempat tidur
ditinggalkan dalam

2
posisi tinggi
- Tidak terpasang
restrain

Tidak dapat - Kejang - Reaksi individu


diperkirakan - Aritmia jantung terhadap obat-obatan
- Stroke atau Serangan
Iskemik Sementara
(Transient Ischaemic
Attack-TIA)
- Pingsan
- ‘Serangan Jatuh’ (Drop
Attack)
- Penyakit kronis

C. Tujuan Pencegahan Jatuh

Sebagai suatu proses untuk mencegah kejadian jatuh pada pasien, dengan
cara :
a. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan
menggunakan “Assesment Risiko Jatuh”.
b. Melakukan assesmen ulang pada semua pasien (setiap hari).
c. Melakukan assesmen yang berkesinambungan terhadap pasien
yang berisiko jatuh dengan menggunakan “Assesmen Risiko Jatuh
Harian”.
d. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh
secara komprehensif.

D. Ruang Lingkup
Risiko pasien jatuh terutama dapat terjadi pada pasien yang dirawat di
ruangan :
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
3. Fisio therapy

3
Semua petugas yang bekerja di rumah sakit harus memahami bahwa
semua pasien yang dirawat inap memilki risiko untuk jatuh, dan semua
petugas tersebut memilki peran untuk mencegah pasien jatuh.

4
BAB II

PANDUAN RISIKO JATUH

A. Tatalaksana
1. Petugas penanggung jawab
Perawat penanggung jawab pelayanan (PPJP)
2. Perangkat kerja
a. Status rekam medis pasien
b. Tanda risiko pasien jatuh (Penanda berwarna kuning) yang
ditempel di gelang identitas pasien.
c. Label kuning risiko jatuh yang ditempel di tiang infus pasien
d. Formulir pengkajian risiko pasien jatuh.
e. Formulir dokumentasi informasi risiko pasien jatuh.
f. Formulir catatan kegiatan perawat tentang asesmen dan intervensi
risiko jatuh.
g. Informasi ke pasien/keluarga dan operan jaga perawat

Tatalaksana :

1. Asesmen awal/skrining
a. Rawat jalan : Perawat akan melakukan penilaian dengan asesmen
risiko jatuh Get Up and Go, Humpty Dumty (anak), Sydney
Scoring (Geriatri)
b. Rawat Inap : Perawat akan melakukan penilaian dengan asesmen
risiko jatuh Morse Fall Scale (dewasa), Humpty Dumty (anak),
Sydney Scoring (Geriatri)
c. Dilakukan asesmen awal sejak pasien masuk ke rumah sakit dan di
catat hasilnya pada form asesmen risiko jatuh.
d. Rencana intervensi akan segera disusun, di implementasikan, dan
dicatat dalam rencana keperawatan interdisiplin dalam waktu 2 jam
setelah skrining.

5
e. Skrining farmasi dan atau fisioterapi dilakukan jika terdapat
adanya risiko jatuh pada pasien.
2. Asesmen ulang
a. Semua pasien akan dilakukan asesmen ulang risiko jatuh pada saat
transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi pasien, adanya
kejadian jatuh pada pasien.
b. Untuk Asesmen ulang dengan kategori ringan dilakukan tiap shif,
kategori sedang dilakukan tiap 4 jam, dan untuk kategori berat
dilakukan tiap 3 jam sekali
c. Penilaian menggunakan asesmen risiko jatuh dan rencana
keperawatan interdisiplin akan diperbaharui/dimodifikasi sesuai
dengan hasil asesmen.
d. Untuk mengubah kategori dari risiko tinggi ke risiko rendah,
diperlukan skor <25 dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut.
e. Perawat penanggung jawab pelayanan yang bertugas akan
mengidentifikasi dan menerapkan “Prosedur Pencegahan Jatuh”,
berdasarkan pada :
1) Kategori risiko jatuh (rendah, sedang, tinggi)’
2) Kebutuhan dan keterbatasan per-pasien
3) Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman
(safety devices)
4) Asesmen Klinis Harian
f. “Prosedur Pencegahan Jatuh” pada pasien yang berisiko rendah,
sedang, atau tinggi harus di impelementasikan dan penggunaan
peralatan yang sesuai harus optimal.
g. Pencegan pasien jatuh di Rawat Jalan didasarkan pada observasi
pasien secara langsung dalam hal :
1) Penggunaan alat bantu (kruk/tongkat, kursi roda/perabot)
2) Gaya berjalan (lemah/terganggu)

Apabila terdapat salah satu kategoridi atas dianggap termasuk


pasien berisiko jatuh, dan akan dipasangkan “Penanda
berwarna kuning” pada gelang pasien oleh petugas yang
melakukan observasi.

6
3. Intervensi pencegahan jatuh
a. Tindakan pencegahan umum (untuk semua kategori) :
1) Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
2) Posisikan tempat tidur serendah mungkin, roda terkunci, kedua
sisi pegangan tempat tidur terpasang dengan baik.
3) Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan (telepon
genggam, tombol panggilan, air minum, kacamata)
4) Pencahayaan yang adekuat (disesuaikan dengan kebutuhan
pasien)
5) Alat bantu berada dalam jangkauan (tongkat, alat penopang)
6) Optimalisasi penggunan kacamata dan alat bantu dengar
(pastikan bersih dan berfungsi)
7) Pantau efek obat-obatan
8) Anjuran ke kamar mandi secara rutin
9) Sediakan dukungan emosional dan psikologis

b. Kategori risiko ringan : lakukan tindakan pencegahan umum dan


hal-hal berikut ini:
1) Pasang penanda berwarna kuning sebagai penanda risiko jatuh
di gelang identifikasi pasien
2) Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan risiko jatuh
3) Beritahukan kepada keluarga / penunggu pasien untuk tidak
meninggalkan pasien sendirian
4) Pastikan rel tempat tidur terkunci
5) Pastikan palang tempat tidur terpasang pada semua sisi
6) Pastikan bel dan semua kebutuhan pasien terjangkau
7) Pasangkan tanda segitiga berwarna kuning yang digantunglan
di tempat tidur pasien atau di tiang infus pasien

c. Kategori risiko sedang : lakukan tindakan pencegahan umum dan


hal-hal berikut ini:
1) Pasang penanda berwarna kuning sebagai penanda risiko jatuh
di gelang identifikasi pasien
2) Tingkatkan observasi bantuan yang sesuai saat ambulasi

7
3) Keselamatan lingkungan : gunakan penerangan yang cukup
pada malam hari, posisi tidur rendah, terpasang penghalang
tempat tidur serta roda tempat tidur harus selalu terkunci
4) Monitor kebutuhan pasien. Keluarga menemani pasien yang
berisiko jatuh, bila tidak ada keluarga , pasien diminta menekan
bel bila membutuhkan bantuan.
5) Edukasi perilaku untuk mencegah jatuh kepada pasien dan
keluarga pasien dengan menempatkan akrilik edukasi jatuh di
meja samping tempat tidur pasien
6) Gunakan alat bantu jalan (walker,hendrail)
7) Anjurkan pasien menggunakan kaos kaki yang tidak licin
8) Lakukan penilaian uang risiko jatuh bila ada perubahan kondisi
atau pengobatan pasien.
9) Pasangkan tanda segitiga berwarna kuning yang di gantungkan
di tempat tidur pasien

d. Kategori risiko tinggi : lakukan tindakan pencegahan umum dan


hal-hal berikut ini:
1) Pastikan tanda pasien risiko jatuh terpasang pada tempat tidur/
tiang infus pasien
2) Beri tanda berupa penanda berwarna kuning pada gelang
identitas pasien
3) Sandal tidak licin
4) Tawarkan bantuan ke kamar mandi / penggunaan pispot setiap 4
jam (saat pasien bangun), dan secara periodik (saat malam hari)
5) Kunjungi dan amati pasien setiap 4 jam oleh petugas
6) Beri edukasi mengenai pencegahan jatuh pada pasien dan
keluarga
7) Beri penjelasan ulang tentang pencegahan jatuh untuk
penunggu yang berbeda.
8) Informasi ke pasien/keluarga operan jaga perawat
9) Nilai kebutuhan akan:
a) Fisioterapi dan terapi okupasi

8
b) Alarm tempat tidur
c) Tempat tidur rendah (khusus)
d) Usahakan lokasi kamar tidur berdekatan dengan ruang
perawat

4. Strategi Rencana Keperawatan


a. Strategi umum untuk pasien risiko jatuh, yaitu :
1) Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 4 jam (saat pasien
bangun)
2) Gunakan 2-3 sisi pegangan tempat tidur
3) Lampu panggilan berada dalam jangkauan, perintahkan pasien
untuk mendemonstrasikan penggunaan lampu panggilan
4) Jangan ragu untuk meminta bantuan
5) Barang-barang pribadi berada dalam jangkauan
6) Adakan konferensi multidisiplin mingguan dengan partisipasi
tim keperawatan
7) Rujuk ke departemen yang sesuai untuk asesmen yang lebih
spesifik, misalnya fisioterapi
8) Anjurkan pasien menggunakan sisi tubuh yang lebih kuat saat
hendak turun dari tempat tidur

b. Strategi untuk mengurangi / mengantisipasi kejadian jatuh


fisiologis, yaitu :
1) Berikan orientasi kamar tidur kepada pasien
2) Libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
3) Pantau ketat efek obat-obatan, termasuk obat psikotropika
4) Kurangi suara berisik
5) Lakukan asesmen ulang
6) Sediakan dukungan emosional dan psikologis

c. Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh,


yaitu :
1) Lampu panggilan berada dalam jangkauan
2) Posisi tempat tidur rendah

9
3) Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin
4) Pencahayaan yang adekuat
5) Ruangan rapi
6) Sarana toilet dekat dengan pasien
7) Manajemen Setelah Kejadian Jatuh
8) Nilai apakah terdapat cedera akibat jatuh (abrasi, kontusio,
laserasi, fraktur, cedera kepala)
9) Nilai tanda vital
10) Nilai adanya keterbatasan gerak
11) Pantau pasien dengan ketat
12) Catat dalam status pasien (rekam medik)
13) Laporkan kejadian jatuh kepada perawat yag bertugas dan
lengkapi laporan insidens
14) Modifikasi rencana keperawatan interdisiplin sesuai dengan
kondisi pasien

5. Edukasi pasien/keluarga
Pasien dan keluarga harus diinformasikan mengenai faktor risiko jatuh
dan setuju untuk mengikuti strategi pencegahan jatuh yang telah
ditetapkan. Pasien dan keluarga harus diberikan edukasi mengenai
faktor risiko jatuh di lingkungan rumah sakit dan melanjutkan
keikutsertaannya sepanjang keperawatan pasien.
a) Informasikan pasien dan keluarga dalam semua aktivitas sebelum
memulai penggunaan alat bantu
b) Ajari pasien untuk menggunakan pegangan dinding
c) Informasikan pasien mengenai dosis dan frekuensi konsumsi obat-
obatan,efek samping,serta interkasinya dengan makanan/ obat-
obatan lain

6. Dokumentasikan semua kegiatan pencegahan risiko jatuh pada catatan


keperawatan

B. Bukti dokumen
1. Dokumen assesmen risiko pasien jatuh

10
2. Dokumen pemberian informasi risiko pasien jatuh
3. Dokumen catatan keperawatan

ALGORITMA PASIEN SAAT MASUK RUMAH SAKIT

Pasien masuk rumah sakit


s

Asesmen Risiko jatuh


Skrining farmasi dan atau dilakukan saat pasien
fisioterapi pada pasien masuk RS bersamaan
dengan faktor risiko dengan asesmen awal

Tindakan pencegahan • Orientasi kamar rawat inap kepada


umum (semua pasien) pasien
•Tempat tidur posisi rendah, roda
Asesmen
terkunci, pegangan di kedua sisi
Ulang Risiko
tempat tidur terpasang baik
•Barang pribadi dalam jangkauan Jatuh
(telepon, lampu panggilan, air • Saat transfer
minum, kacamata, pispot) ke unit lain
• Pencahayaan adekuat • Saat terdapat
• Alat bantu dalam jangkauan perubahan
(walker, cane, crutch) kondisi pasien
• Optimalisasi penggunaan kacamata • Adanya
dan alat bantu dengar
•Pantau efek obat-obatan kejadian jatuh
• Anjurkan ke kamar mandi secara
rutin
•Sediakan dukungan emosional dan
psikologis

Tindakan pencegan=han umum, ditambah :


• Beri label kuning dipintu kamar/tempat tidur
pasien
Pencegahan kategori • Penanda berupa stiker kuning pada gelang
risiko tinggi identitas pasien
• Morse 45 • Alas kaki anti-licin 11
• Humpty Dumpty 12-23 • Tawarkan bantuan ke kamar mandi /
penggunaan pispot
• Kunjungi dan amati pasien setiap 4 jam
PENGKAJIAN RISIKO JATUH PADA DEWASA
(MORSE FALL SCALE)

Nama Pasien : ............................... Diagnosis Medis :


Umur/ Jenis Kelamin : .................. Kelas/ Ruang : .
No. Rekam Medis : ....................... Tanggal/ Jam :
Keterangan :
• Tulis jumlah skor yang sesuai pada kolom skor pasien
• Kategori :
FAKTOR RISIKO SKALA SKOR SKOR
PASIEN

Riwayat jatuh Tidak 0

Ya 25

Diagnosa Sekunder Tidak 0

Ya 15

Menggunakan alat-alat bantu Tidak ada/ Bedrest/ 0


Dibantu peraat

Kruk/ Tongkat 15

Kursi/ Perabot 30

Menggunakan Infus/ Heparin/ Tidak 0


Pengencer darah

Ya 20

Gaya berjalan Normal/ Bedrest/ 0


kursi roda

Lemah 10

12
Terganggu 20

Status mental Menyadari 0


Kemampuan

Lupa akan 15
keterbatasan/ Pelupa

Skor Total

Kategori :

Keterangan Skor :
- Risiko rendah : 0-24
- Risiko sedang : 25-44
- Risiko Tinggi : ≥4

ASESMEN RISIKO JATUH RAWAT JALAN GET UP AND GO

1. Pengkajian

No Penilaian/Pengkajian Ya Tidak

1
Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih)

1. Tidak seimbang/sempoyongan/limbung
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu (kruk,tripot,
kursi roda, orang lain)

2
Menopang saat akan duduk : tampak memegang pinggiran
kursi atau meja atau benda lain sebgai penopang saat akan
duduk

2. Hasil

13
No Hasil Penilaian/Pengkajian Keterangan

1. Tidak berisiko Tidak ditemukan a & b

2. Berisiko sedang Ditemukan salah satu dari a atau b

3. Berisiko tinggi Ditemukan a & b

3. Tindakan

No Hasil Kajian Tindakan Ya Tidak TTD/Nama


Petugas

1. Tidak berisiko Tidak ada tindakan

2. Risiko rendah Edukasi

3. Risiko tinggi Pasang pita kuning

Edukasi

PENGKAJIAN RISIKO JATUH PADA ANAK


(HUMPTY DUMPTY)

PARAMETER KRITERIA SKORE

14
USIA 0-3 Tahun 4
4-7 Tahun 3
8-12 Tahun 2
13-14 Tahun 1
Jenis Kelamin Laki- laki 2
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis neurologi dan atau gelisah 4
Perubahan oksigenisasi ( diagnosis, 3
respiratori, dehidrasi,anemia, anoreksia,
sincope, pusing dll
Gangguan perilaku/ psikiatri 2
Diagnosis lain 1
Gangguan Kognitif Belum punya kontrol diri 3
Lupa akan kondisi sakitnya 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor Lingkungan Riwayat jatuh dari tempat tidur 4
sebelumnya
Pasien pernah jatuh selain dari tempat 3
tidur
Pasien jatuh saat ditempatkan di tempat 2
tidur sendiri
Pasien jatuh berada di luar rumah 1
Respon Terhadap Dalam 24 jam 3
Pembedahan/sedasi/Anestesi Dalam 48 jam 2
> 48 jam/ tidak menjalani pembedahan/ 1
sedasi/anastesi
Penggunaan Medikametosa Penggunaan multipel sedative, obat 3
hipnosis,barbiturat, fenotiazin,
antidepresan, pencahar, diuretik, narcose
Penggunaan salah satu obat diatas
Penggunaan medikasi lain/tidak ada 2
mediasi 1
Keterangan :
• Tulis jumlah skor yang sesuai pada kolom skor pasien
• Kategori :
Risiko rendah : 7-11
Risiko tinggi : 12-23

15
PENGKAJIAN RISIKO JATUH PADA GERIATRI
ONTARIO MODIFIED SRATIFY – SYDNEY SCORING

No Parameter Skrining Jawaban Keterangan Nilai


1. Riwayat Jatuh Apakah pasien tiba keRS Ya / Salah satu
alasannya yaitu jatuh? tidak tanggapan ya = 6

16
Jika tidak, apakah pasien  Ya /
mengalami jatuhdalam 2 Tidak
bulan terakhir ini ?

2. Status Mental Apakah pasien delirium ? Ya / Salah satu


(Tidak sanggup Tidak tanggapan ya = 14
menciptakan keputusan,
contoh pikir tidak
terorganisir, ganguan daya
ingat )
Apakah pasien disorientasi ?
(salah menyebutkan waktu, Ya /
daerah atau orang ) Tidak

Apakah pasien mengalami


agitasi ? (ketakutan, gelisah,
dan cemas)
Ya /
Tidak

3. Penglihatan Apakah pasien Ya / Salah satu


menggunakan kacamata ? Tidak tanggapan ya = 1
Apakah pasien mengeluh Ya /
adanya penglihatan buram ? Tidak

Apakah pasien memiliki Ya /


glaukoma ?Katarak / Tidak
degenerasi makula ?

4. Kebiasaan Apakah terdapat perubahan Ya / Salah satu


Berkemih sikap berkemih? ( frekuensi, Tidak tanggapan ya = 2
urgensi, inkontinensia,
nokturia)
5. Transfer ( dari Mandiri ( boleh 0 Jumlah nilai
daerah tidur ke menggunakan alat bantu transfer dan
dingklik dan jalan ) 1 mobilitas kalau
kembali lagi Memerlukan sedikit nilai total 0 – 3
ketempat tidur ) sumbangan ( 1 orang ) / 2 maka scor = 0
dalam pengawasan Jika nilai total 4 –
Memerlukan sumbangan 3 6, maka skor = 7
yang positif ( 2 orang )
Tidak sanggup duduk
dengan seimbang, perlu
sumbangan total
6. Mobilitas Mandiri ( boleh 0
menggunakan alat bantu 1
jalan ) 2

17
Berjalan dengan sumbangan 3
1 orang ( lisan / fisik )
Menggunakan dingklik roda

Imobilisasi

Keterangan skor :
▪ 0-5 = risiko rendah
▪ 6-16 = risiko sedang
▪ 17-30 = risiko tinggi

PETUNJUK PENGGUNAAN
ASESMEN RISIKO JATUH (MORSE FALL SCALE)

Riwayat jatuh :
Jika pasien mengalami kejadian jatuh saat masuk rumah sait atau terdapat riwayat
kejadian jatuh fisiologis dalam 12 bulan terakhir ini, seperti pingsan atau

18
gangguan gaya berjalan, berikan skor 25. Jika pasien tidak mengalami
jatuh,berikan skor 0.

Diagnosis sekunder :
Jika pasien memiliki lebih dari satu diagnosis medis,berikan skor 15, jika tidak,
berikan skor 0.

Alat bantu :
Jika pasien berpegangan pada perabot untuk berjalan, beriksan skor 30. Jika
pasien menggunakan tongkat/ alat penopang, berikan skor 15. Jika pasien dapat
berjalan tanpa alat bantu, berikan skor 0.

Terapi intravena (terpasang infus) :


Jika pasien terpasang infus,berikan skor 20, jika tidak, berikan skor 0.

Gaya berjalan :
• Jika pasien mengalami ganguan gaya berjalan; mengalami kesulitan untu bangun
dari kursi, menggunakan bantalan tangan kursi untuk mendorong tubuhnya,
kepala menunduk, pandangan mata terfokus pada lantai, memerlukan bantuan
sedang-total untuk menjaga keseimbangan dengan berpegangan pada perabot,
orang atau alat bantu berjalan, dan langkah-langkahnya pendek; berikan skor 20.
• Jika pasien memiliki gaya berjalan yang lemah; pasien membungkuk; tidak
dapat mengangkat kepala tanpa kehilangan keseimbangan, atau memerlukan
bantuan ringan untuk berjalan; dan langkah-langkahnya penek; berikan skor10.
• Jika pasien memiliki gaya berjalan normal, berikan skor 0.

Status mental :
Identifikasi asesmen pasien terhadap dirinya sendiri mengenai kemampuannya
untuk berjalan. Jika pasien mempunyai over-estimasi terhadap kemampuan
fisiknya, berikan skor 15. Jika asesmen pasien sesuai dengan kemampuan
sebenarnya,berikan skor 0.

19
20
BAB III
PENUTUP

Panduan Risiko Jatuh ini berguna sebagai dasar pencegahan terhadap


risiko jatuh dan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik terhadap pasien.
Panduan Risiko Jatuh ini sangat penting untuk meningkatkan kewaspadaan setiap
pekerjarumah sakit dan diharapkan agar buku ini manjadi acuan bagi pihak
manajemen dan setiap petugas dalam meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit
Khusus Paru Karawang.

21

Anda mungkin juga menyukai