Anda di halaman 1dari 23

IPCN

(INFECTION PREVENTION
CONTROL NURSE)
Asep Deni Kurniawan, Amd.Kep
Salah satu upaya implementasi dari patient safety adalah upaya
menurunkan risiko Health Associated Infections (HAIs) yaitu
infeksi yang di dapat di rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya pada saat masuk tidak ada infeksi dalam tidak
dalam masa inkubasi, termasuk infeksi didapat di rumah sakit
muncul setelah pasien pulang, juga infeksi bisa terjadi pada
petugas kesehatan karena pekerjaannya, (CDC, 2007).

Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit


(PPIRS) merupakan salah satu indikator kinerja rumah sakit.
Karena infeksi rumah sakit merupakan masalah global yang
sering kali terjadi. Tinggi rendahnya infeksi di rumah sakit,
menggambarkan baik buruknya mutu pelayanan di rumah sakit
tersebut.
Berdasarkan Permenkes No.27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang merupakan perubahan dari Kepmenkes
No.270/Menkes/SK/III/2007 dan Kepmenkes
No.382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Kesehatan lainnya.
Didalam struktur organisasi Komite PPI maka Perawat Pencegah
dan Pengendali Infeksi (IPCN-Infection Prevention Control Nurse)
merupakan anggota dari komite PPI dimana harus bekerja
purnawaktu dengan ratio 1 IPCN untuk tiap 100 tempat tidur
(1:100) di fasilitas pelayanan kesehatan. Kedudukan IPCN secara
fungsional berada dibawah komite PPI dan secara professional
dibawah keperawatan setara dengan senior manager.
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT PENCEGAH
DAN PENGENDALI INFEKSI IPCN (INFECTION
PROVENTION CONTROL NURSE)
IPCN adalah perawat yang bekerja di bidang Pencegah dan Pengendalian
Infeksi sebagai ujung tombak pelaksanaan program PPI dimana perannya
menjadi penting sebagai Edukator, Serveiyer dan Monitoring.
Pencegah dan Pengendalian Infeksi adalah suatu upaya untuk mencegah
dan pengendalian faktor resiko terjadinya infeksi terhadap pasien,
petugas, pengunjung serta masyarakat sekitar rumah sakit serta sebalinya.
Program PPI mencakup Kewaspadaan Isolasi, Surveilans HAIs,
Pencegah dan Pengendali Infeksi, Pendidikan dan Pelatihan, serta
Penggunaan Antibiotik Rasional. Program tersebut dilaksanakan oleh
Komite PPI dan IPCN sebagai pelaksana dilapangan secara purnawaktu.
Peran IPCN dalam persiapan akreditas rumah sakit meliputi
persiapan administratif: membuat pedoman, kebijakan, SPO,
laporan hasil surveilans, audit, dan membuat ICRA disamping
membuat penguatan program PPI.

IPCN harus memiliki SK pengangkatan menjadi IPCN dari


Direktur dengan tugas dan fungsi yang jelas dan memiliki
hirarki kegiatan dilapangan dalam menjalankan tugasnya,
bekerja purnawaktu dan punya kesetaraan maksimal sebagai
senior manager sesuai dengan Permenkes No.27 tahun 2007
tentang Pencegah dan Pengendalian Infeksi dengan
perbandingan 1:100 tempat tidur dengan dibantu oleh Infection
Prevention Control Link Nurse (IPCLN).
Kebijakan Kemenkes terkait dengan TIM PPI terkait dengan pelatihan
antara lain:
1. Susunan oraganisasi Komite PPI adalah Ketua, Sekertaris, dan
anggota yang terdiri dari IPCN/Perawat PPI, IPCD/Dokter PPI dan
anggota lainnya.
2. Susunan organisasi TIM PPI adalah Ketua dan anggota yang terdiri
dari dokter, perawat PPI/IPCN, dan anggota lainnya bila diperlukan.
3. Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN dari tiap unit
terutama yang beresiko terjadinya infeksi.
4. Kedudukan IPCN secara fungsional berada dibawah komite PPI dan
secara professional berada dibawah keperawatan setara dengan senior
manajer.
Peran yang harus dimiliki oleh seorang IPCN adalah:
1. Praktisi klinis
2. Surveyor
3. Advocator
4. Fasilitator
5. Komunikator
6. Motivator
7. Evaluator
8. Koordinator
9. Investigator
10. Educator
11. Manager
12. Konsultan
13. Peneliti
14. Auditor
15. Member
Peran IPCN dalam pelaksanaan akreditas RS
1. Persiapan Administrasi
- Pedoman PPI, kebijakan PPI, SPO PPI
- Mempersiapkan data struktur organisasi, SK, komite, IPCN, IPCLN,
sekertariat komite PPI
- Data hasil surveilans terkait angka kejadian infeksi (HAIs) dan pelaporan
- Hasil audit program PPI
- Infection Prevention Risk Assesment (ICRA): ICRA Program dan ICRA
Renovasi
- Hasil rapat komite atau rapat IPCN dengan unit kerja
- Data laporan hasil pelatihan PPI: internal & eksternal
2. Pengendalian lingkungan rumah sakit sesuai PPI
3. Koordinasi lintas program PPI
PROGRAM PPI
1. Kewaspadaan Isolasi
2. Surveilans HAIs (IAD, ISK, VAP, IDO, Plebitis)
3. Pencegah dan Pengendali Infeksi (Bundle HAIs)
4. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
5. Penggunaan Antibiotik Rasional
1. Kewaspadaan Isolasi
Kewaspadaan Isolasi terbagi dua, yaitu:
a. Kewaspadaan standar:
1. Kebersihan tangan (Hand Hygine)
2. Alat Pelindung Diri (APD)
3. Manajemen limbah dan benda tajam
4. Penempatan pasien
5. Pengendalian lingkungan
6. Manajemen linen (Loundry)
7. Perawatan peralatan pasien (Dekontaminasi dan Sterilisasi / CSSD)
8. Kesehatan karyawan
9. Praktek lumbal fungsi
10. Etika batuk/bersin
11. Penyuntikan yang aman
b. Kewaspadaan Transmisi:
1. Kontak
2. Droplet
3. Airborne

Tujuan Kewaspadaan Isolasi: Memutus rantai penularan infeksi


1. Pasien Pasein
2. Pasien Petugas
3. Pasien Pengunjung
4. Pengunjung Petugas
5. Lingkungan Petugas
6. Lingkungan Pengunjung
2. Surveilans HAIs (IAD, ISK, VAP, IDO, Plebitis)
Surveilans infeksi rumah sakit adalah suatu proses
yang dinamis, sistematis, terus menerus dalam
pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi
data kesehatan yang penting pada suatu populasi
spesifik dan di diseminasikan secara berkala
kepada pihak-pihak yang membutuhkan untuk
digunakan dalam perencanaan, penerapan, serta
evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan
kesehatan.
3. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (Bundle HAIs)
Audit Bundle: adalah melakukan pemeriksaan praktek
aktual terhadap program dan standar PPIRS yang sudah
dibuat.
Bundle: sekumpulan cara yang terstruktur untuk
meningkatkan perawatan terhadap pasien, memudahkan
petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan
keperawatan pada pasien yang beresiko terjadi infeksi.
a. Audit Bundle IAD
1. Hand hygine
2. APD
3. Menetapkan tempat insersi
4. Aseptik/disinfeksi kulit insersi
5. Kaji perubahan
b. Audit Bundle VAP
1. Hand hygine
2. Oral hygine
3. Posisi pasien > 30’
4. Manajemen secret / suction
5. Lihat sedasi
6. DVT profilaksis
c. Audit Bundle ISK
1. Kaji kebutuhan pasien
2. Hand hygine
3. Insertion technique
4. Catheter maintenance
5. Catheter care
6. Catheter removal
d. Audit Bundle IDO
1. Clippers: hair removal
2. Antibiotics: prophylactic antibiotic
3. Temperature: normothermia
4. Sugar: glucose control

e. Plebitis
SISTEMATIKA PROGRAM PPI
1. Pendahuluan
2. Latar belakang
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
5. Cara melaksanakan kegiatan
6. Sasaran
7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan
ICRA (INFECTION CONTROL RISK
ASSESMENT
ICRA: Sistem yang digunakan untuk menilai
bahaya dari infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan yang dapat menyebabkan kerugian
bagi pasien, keluarga, petugas, pengunjung dan
lingkungan (JCIA,2010).
Tujuan dilakukan ICRA:
1. Mengidentifikasi area beresiko yang berhubungan dengan
infeksi dipelayanan kesehatan.
2. Mengembangkan program PPIRS termasuk praktek terbaik
berdasarkan bukti.
3. Mengembangkan dan melaksanakan pendidikan.
4. Digunakan untuk mengontrol staff dalam melaksanakan
praktek PPI.
5. Membuat sistem pengumpulan data dan surveilans.
6. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat
ditinjak lanjuti berdasarkan hasil penilaian skala prioritas.
ICRA terbagi dua bagian
1. ICRA Program:
a. Penilaian probability (kemungkinan terjadi/angka
kejadian kasus)
b. Dampak (kesehatan pasien)
c. System (RS/fasilitasnya terpenuhi/kepatuhan SPO)

2. ICRA Renovasi:
a. Tipe: Tipe A, B, C, dan D
b. Resiko: Resiko rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi
c. Kelas: Kelas I, II, III, dan IV
AUDIT PPI
Pengertiannya adalah proses yang sistematis,
independen dan terdokumentasi untuk
memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya
secara objektif untuk menentukan sejauh
mana kriteria audit dipenuhi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai