Anda di halaman 1dari 7

DRAF

KEBIJAKAN DAN PERATURAN PELAYANAN RADIOLOGI


RUMAH SAKIT KHUSUS PARU KABUPATEN KARAWANG

1. Instalasi Radiologi RSKP Kabupaten Karawang merupakan unit pelaksana


fungsional yang menyelenggarakan pelayanan Penunjang Medis
Radiodiagnostik dan Imaging Diagnostik untuk menegakan diagnosis suatu
penyakit, berdasarkan keputusan menteri kesehatan Nomor
780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi.
2. Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi dan Diagnostik Imaging di Rumah
Sakit harus didukung oleh ketersediaan sumber daya, pengorganisasian
yang berorientasi kepada keselamatan pasien dan standar pelayanan sesuai
kelas rumah sakit.
3. Pelayanan Radiologi dan Diagnostik Imaging yang dilaksanakan diunit kerja
di luar Instalasi Radiologi merupakan pelayanan terintegrasi dengan Instalasi
Radiologi.
4. Pelayanan Radiologi dan Diagnostik Imaging Terintegrasi dibawah
koordinasi dan tanggung jawab Kepala Pelayanan Radiologi dan Diagnostik
Imaging Terintegrasi yang dijabat oleh seorang doker spesialis radiologi
5. Pelayanan Radiologi harus dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur
operasional kerja yang sudah di tetapkan.
6. Standar prosedur operasional pelayanan radiologi harus selalu dievaluasi
dan diperbaiki sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi terkini dan
sesuai dengan regulasi dari instansi terkait baik tingkat nasional maupun
internasional
7. Instalasi Radiologi di pimpin oleh Kepala Instalasi yang berkompeten dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya.
8. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Instalasi dibantu oleh Kepala
Ruangan Atau Koordinator.
9. Pelayanan radiologi dilaksanakan atas indikasi sesuai dengan SOP dan atas
permintaan tertulis dari dokter pengirim.
10. Instalasi Radiologi memberikan pelayanan radiologi 24 jam untuk kasus
emergency dan pelayanan rutin setiap hari senin – jumat dari pukul 07.30-
15.00
11. Instalasi radiologi menerima pasien rujukan dari luar RSKP Kabupaten
Karawang
12. Pada keadaan terdapat keterbatasan pelaksanaan pemeriksaan di Instalasi
radiologi RSKP Karawang , maka dapat dilakukan pemeriksaan di rumah
sakit lain yang memiliki kerjasama dengan rumah sakit yang pemilihannya
telah mendapatkan rekomendasi dari direktur.
13. Pemeriksaan radiologi keluar melalui satu pintu Pelayanan Radiologi rumah
sakit Artinya Pemeriksaan Radiologi yang akan dirujuk ke Rumah Sakit
rujukan harus melalui Instalasi Radiologi, dan harus mendapat persetujuan
dari Sie Pelayanan Medik pada saat jam kerja.
14. Rumah sakit lain yang memiliki kerjasama dengan RSKP Karawang secara
teratur diminta memberikan laporan pelayanan dan dilakukan review kontrol
mutu atas pelayanannya, diserahkan kepada Direktur.
15. Intalasi Radiologi menetapkan daftar risiko prioritas yang sering terjadi atau
berpotensi terjadi dilayanan RIR, antara lain:
a. Kesalahan Menyampaikan Hasil [ Hasil Tertukar ]
b. Keslahan Pemberian Marker
c. Kesalahan Expertise
16. Selain Resiko buat pasien seperti tersebut diatas Instalasi Radiologi juga
menetapkan resiko buat Pegawai , antar lain :
a. Terpapar Radiasi
b. Terpapar Pernyakit Infeksi Paru
17. Resiko – Resiko tersebut dijalankan melaui program manajemen resiko
Instalasi Radiologi.
18. Kepala Instalasi Radiologi bertanggung Jawab terhadap pelaksanan
Manajemen Resiko di Instalasi Radiologi dan melaporkan ke Direktur 1 tahun
sekali.
19. Dalam rangka menningkatkan mutu pelayanan Instalasi Radiologi menjalan
kan Program Peningkatan Mutu.
20. Instalasi Radiologi menetapkan mutu unit yang akan di jadikan mutu prioritas
Rumah Sakit yaitu :
a. Waktu tunggu hasil pelayanan foto thorax
b. Tidak Terjadinya Kesalahan Pemberian Label Identitas Pasien

21. Mutu layanan harus selalu di tingkatkan . Untuk meningkatkan mutu layanan
harus selalu diadakan pertemuan – pertemuan rutin secara teratur dan
dievaluasi secara berkala.
22. Mutu pelayanan instalasi radiologi diperoleh melalui jaminan mutu baik
internal maupun eksternal dan peningkatan mutu dari aspek SDM, teknologi
dan peralatan serta pelayanan.
23. Evaluasi secara berkala dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan
- Evaluasi terhadap pasien : dilakukan dengan menggunakan
kuisioner kepuasan pelanggan
- Evaluasi terhadap kepuasan : dilakukan dengan menggunakan
klinis / dokter kuisioner klinisi dan pertemuan teknik.
- Evaluasi terhadap material : dilakukan dengan menginventarisir
kontras kejadian yang tidak diinginkan ( KTD )
sebagai komplikasinya.
- Evaluasi sasaran mutu
dilakukan setiap bulan

24. Instalasi Radiologi berkoordinasi dengan teknisi mengenai maintenance atau


pemeliharaan alat radiologi.
25. Setiap tindakan pelayanan Radiologi disertai surat persetujuan ( informed
consent )
26. Staf yang bekerja di Instalasi Radiologi adalah staf yang berkompeten sesuai
dengan keahliannya , mengikuti peraturan tenaga kesehatan yang berlaku
dan harus selalu ditingkatkan kemampuannya sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
27. Pemeriksaan Ultra Sonografi ( USG ) di radiologi dilakukan oleh dokter
spesialis radiologi
28. Ekspertise hasil radiologi dilakukan oleh dokter spesialis radiologi
29. Pemeriksaan radiologi tanpa kontras dilaksanakan oleh radiografer dan
pemeriksaan yang mempergunakan kontras dilaksanakan bersama dokter
spesialis radiologi
30. Pemeriksaan kontras yang dimasukkan melalui intra vena/arteri harus
menyertakan hasil tes fungsi ginjal ( urium dan kreatinin )
31. Pemeriksaan radiologi yang memerlukan tindakan keperawatan dilakukan oleh
perawat radiologi.
32. Tindakan anastesi yang diperlukan dalam pemeriksaan radiologi dilakukan
dengan berkoordinasi dengan SMF Anastesi. Tindakan anstesi dilakukan oleh
dokter spesialis anastesi.
33. Penanggung jawab hasil pembacaan dan atau pemeriksaan radiologi adalah
dokter spesialis radiologi
34. Hasil pembacaan telah diterima oleh pelanggan dalam waktu :
a. Foto thorax paling lambat 3 jam.
b. Foto selain Foto thorax maxsimal 24 jam.
35. Pelaksanaan pelayanan ekspertise dokter dapat menggunakan fasilitas
teknologi terkini yang disediakan oleh rumah sakit (teleradiografi)
36. Bila terdapat hasil pemeriksaan radiologi kritis, maka petugas radiologi harus
menghubungi dan melaporkan hasil tersebut kepada perawat ruangan agar
selanjutnya dilaporkan kepada DPJP. Untuk hasil rawat jalan, petugas radiologi
langsung menghubungi perawat poli klinik.
37. Pemeriksaan radiologi di tempat hanya dilakukan pada pasien di ruang
perawatan kritis dan kondisi khusus karena alasan keselamatan dan kondisi
pasien atau kondisi ruangan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan di
ruang radiologi.
38. Fasilitas dan peralatan radiologi harus selalu siap pakai dan dikembangkan
mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
39. Peralatan radiologi harus terkalibrasi dan dilakukan pemeliharaan dengan baik
dan berkala
40. Material radiologi adalah material / bahan pemeriksaan yang layak pakai, siap
digunakan dan tidak kadaluarsa. Metode penyimpanan, penggunaan dan
pemberiannya adalah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, audit
dilakukan secara periodik.Kepala Instalasi Radiologi menjamin ketersediaan
Bahan habis pakai (BHP) pemeriksaan radiologi untuk pelayanan secara
teratur.
41. Bahan pemeriksaan radiologi dalam pemakaiannya menggunakan kaidah
FEFO ( First Expire First Out ), guna menjamin material tersebut tidak rusak
akibat penyimpanan yang terlalu lama.
42. Setiap tenaga yang ada dalam instalasi radiologi :
a. Mempunyai tugas dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang
berhubungan dengan mutu teknis dan proteksi / keamanan pelayanan
radiologi
b. Diberikan orientasi untuk prosedur dan praktek keselamatan / keamanan
kerja
c. Mendapatkan pelatihan dan pendidikan ( diklat ) untuk prosedur baru
43. Instalasi Radiologi melakukan pengembangan sumber daya manusia atau
pengembangan staf.
44. Instalasi Radiologi dalam menyelenggarakan pelayanan memenuhi
keselamatan radiasi sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Kepala
BAPETEN tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar –
X Radiodiagnostik dan Radiologi Intervensional serta pelayanan imejing
diagnostik memperhatikan keselamatan penggunaan USG
45. Dokter spesialis radiologi dapat melakukan konsultasi kepada konsultan
radiologi yang telah bekerjasama dengan RSKP Karawang bila diperlukan.
46. Semua data radiologi digital harus tersimpan ke dalam Komputer Viewer
Instalasi Radiologi
47. Data analog radiologi disimpan dalam lemari arsip radiologi
48. Lama penyimpanan data dan arsip radiologi maksimal 5 tahun dan jika tidak
memungkinkan penyimpanan minimal 3 tahun.
49. Pelayanan radiologi wajib memperhatikan keselamatan, keamanan dan
ketentraman, kesehatan pekerja dan anggota masyarakat serta perlindungan
terhadap lingkungan hidup
50. Seluruh staf radiologi diperiksa kesehatannya ( cek up kesehatan ) setiap 1
tahun sekali.
51. Setiap alat rontgen wajib memiliki izin pemanfaatan dari Bapeten.
52. Instalasi radiologi bertanggung jawab untuk semua pelayanan radiologi di
RSKP Kabupaten Karawang terutama dalam hal perizinan dan penerapan
program proteksi dan keselamatan radiasi.
53. Pelaksanaan program proteksi dan keselamatan radiasi berada dalam
pengawasan petugas proteksi radiasu (PPR)
54. Untuk mengidentifikasi resiko radiasi Seluruh staf radiologi wajib
menggunakan alat personal monitoring radiasi.
55. Hasil bacaan personal monitoring radiasi setiap pekerja dilakukan
pendokumentasian dalam bentuk kartu dosis pekerja dan disimpan dalam
kurun waktu 30 tahun terhitung dari akhir masa kerja.
56. Nilai batas dosis radiasi ( dose constrain ) pada pekerja tidak melebihi 10
mSv/tahun.
57. Dalam memberikan pelayanan pemeriksaan, Instalasi Radiologi dilengkapi
dengan peralatan proteksi radiasi.
58. Instalasi radiologi mengadakan pengukuran paparan radiasi setiap satu tahun
sekali.
59. Bila terjadi kecelakaan radiasi petugas radiologi harus melaporkan kepada
PPR dalam waktu 1 X 24 jam. Petugas Proteksi Radiasi akan melakukan
evaluasi, investigasi dan pendokumentasian..
60. RSKP Karawang mengidentifikasi dan menetapkan Dose Reverence Levels
(nilai Dosis yang diterima pasien) pada pemeriksaan radiografi dengan
mengacu pada PERKA BAPETEN Nomor 8 tahun 2011. (DRL RSKP
Karawang)
61. Sebelum dilakukan pemeriksaan yang menggunakan radiasi pengion harus
ada penjelasan ke pasien/keluarga mengenai dosis maksimum radiasi yang
akan diterima.
62. RSUD Karawang mengidentifikasi resiko radiasi dengan cara mewajibkan
petugas menggunakan alat monitoring radiasi dan menyiapkan alat pelindung
diri ( APD ) buat petugas, pasien dan keluarga pasien bilamana diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai