Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SEJARAH INDONESIA

Disusun oleh:

Amelia Agustina

XII MIPA 1

SMAN 1 JALANCAGAK

TAHUN AJARAN 2020/2021


1. Mengidentifikasikan kondisi ekonomi,politik dan sosial masyarakat pada awal proklamasi
2. Mengidentifikasikn peristiwa-peristiwa yang mengancam disintegrasi bangsa
3. Bagaimana pendapat anda hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk tetap mempertahankan
NKRI di masa sekarang

Jawab :

1. Mengidentifikasikan kondisi ekonomi , politik dan sosial masyarakat pada awal


proklamasi

 Kondisi kehidupan sosial Indonesia di awal kemerdekaan

Proklamasi kemerdekaan membawa banyak perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat


Indonesia. Hal ini disebabkan sebelum diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia,
masyarakat Indonesia dibagi dalam kelas-kelas masyarakat tertentu atau terjadinya
diskriminasi rasial dalam kehidupan rakyat Indonesia. Sebelum Indonesia merdeka, posisi
terhormat dan tertinggi dalam masyarakat didominasi oleh warga Eropa dan Jepang dan
warga pribumi hanya merupakan masyarakat rendahan dan kebanyakan hanya dijadikan
budak dari bangsawan atau penguasa. Setelah proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan sehingga semua warga negara
Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala bidang.

 Kondisi kehidupan ekonomi Indonesia di awal kemerdekaan

Ekonomi Indonesia di masa-masa akhir kekuasaan Jepang dan di awal berdirinya Republik
Indonesia berada pada kondisi yang sangat kacau dan sulit. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu:

1. Indonesia baru saja merdeka sehingga belum memiliki sistem pemerintahan yang baik
dan belum memiliki pejabat tertentu yang menangani masalah perekonomian.
2. Indonesia belum memiliki cara atau metode untuk mengatur keuangan yang baik.
3. Kekosongan kas negara akibat dari yang Jepang meninggalkan utang yang banyak
untuk pembiayaan perang Jepang sehingga membuat Indonesia kesulitan untuk
bangkit dari keterpurukan ekonomi.
4. Keamanan dalam negeri Indonesia yang belum stabil sebagai dampak dari sering
terjadinya pergantian kabinet yang berimbas pada kestabilan ekonomi.
5. Politik keuangan yang diberlakukan di Indonesia dibuat di Belanda yang bertujuan
untuk menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan  menghancurkan ekonomi
Indonesia.
6. Adanya blokade ekonomi yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia sehingga
menyebabkan Indonesia mengalami kesulitan ekonomi.
7. Belanda bersikeras untuk tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan  melakukan
pergolakan politik sehingga menghambat pengambilan langkah kebijakan di bidang
ekonomi.

 Kondisi kehidupan politik di awal kemerdekaan

1. Di masa awal kemerdekaan, Indonesia mulai membenahi kehidupan politiknya dengan


pembentukan badan-badan pemerintahan, antara lain: Komite Nasional Indonesia,
Kabinet Republik Indonesia, TNI (Tentara Nasional Indonesia), Badan-badan (Laskar-
laskar) Perjuangan seperti Barisan Rakyat Indonesia (BARA), Angkatan Pemuda
Indonesia (API), Barisan Banteng (BB), Hizbullah, Sabilillah, Kebangkitan Rakyat
Indonesia Sulawesi (KRIS), Pemuda Indonesia Maluku (PIM), Barisan Pemberontak
Rakyat Indonesia (BPRI), dan Pemuda Sosialis Indonesia (pesindo).
2. Diperkenalkannya sistem politik multipartai yang tidak menciptakan kehidupan politik
yang demokratis melainkan menciptakan terjadinya perebutan kepentingan golongan
dalam partai-partai politik sehingga tujuan pembentukan partai politik yang semula untuk
menyalurkan aspirasi rakyat malah dimanfaatkan oleh para politisi untuk perebutan kursi
atau jabatan.
3. Berkembangnya ideologi yang beragam dengan berkembangnya banyak partai politik di
Indonesia.

 Kondisi kehidupan budaya di awal kemerdekaan

Berkuasanya Belanda dan Jepang di Indonesia menyebabkan terjadinya akulturasi budaya


yang dapat ditemukan pada bentuk bangunan-bangunan yang ada di Indonesia, penggunaan
bahasa Belanda dan Jepang dalam beberapa kalangan di awal kemerdekaan Indonesia dan
adaptasi beberapa kebiasaan Belanda dan Jepang dalam hal berpakaian maupun pola pikir
masyarakat Indonesia.
2. Mengidentifikasikan peristiwa-peristiwa yang mengancam disintegrasi bangsa

- Ancaman Disintegrasi Bangsa yang Terjadi di Indonesia

Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia sekaligus memiliki


jumlah penduduk terbanyak ke 4 di dunia yang terdiri dari berbagai macam suku yang
memiliki kepentingan tersendiri. Kepentingan ini bisa saja menimbulkan gesekan-
gesekan di lapisan masyarakat yang bisa menimbulkan suatu keadaan dimana tidak
adanya sebuah kesatuan dan menghilangnya keutuhan yang bisa menjadi alasan
terjadinya perpecahan. Inilah yang disebut dengan ancaman disintegrasi bangsa.

- Ancaman Disintegrasi Bangsa Indonesia

Sebagai negara yang memiliki berbagai macam keragaman, mulai dari agama hingga
suku, Indonesia menjadi sedikit rentan dengan sebuah disintegrasi. Berikut ini adalah
beberapa faktor yang bisa menjadi ancaman disintegrasi bangsa Indonesia, yaitu:

- Konflik Kenegaraan atau Sistem Pemerintahan

Salah satu contoh konflik yang bisa menjadi ancaman disintegrasi bangsa adalah
munculnya PRRI dan PERMESTA. PRRI merupakan sebuah singkatan dari Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia. Sedangkan PERMESTA singkatan dari Perjuangan
Rakyat Semesta.

Pergerakan ini terjadi di Sulawesi dan Sumatera, karena angkatan darat yang ada di
Sulawesi dan Sumatera, merasa tidak diperlakukan adil dalam hal kesejahteraan.
Mereka merasa kalau angkatan darat di Jawa jauh lebih sejahtera dan makmur. Oleh
karena itu mereka mulai mendirikan dewan-dewan sendiri. 

Dewan-dewan ini juga memiliki pemimpinnya masing-masing, di antaranya

Dewan Banteng di Sumbar dipimpin oleh Kolonel Achmad Husein

Dewan Gajah di Medan dipimpin oleh Maludin Simbolon

Dewan Manguni di Manado dipimpin oleh Letkol Ventje Sumual

Dewan Garuda di Sumsel dipimpin oleh Letkol Barlian


Dewan-dewan ini pun disatukan oleh Letkol Achmad Husein pada 15 Februari 1958,
bersama Syafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menteri Sumatera Barat. Kabar
mengenai pemberontakan PRRI ini pun menyebar ke berbagai daerah Sulawesi lainnya.
Hal inilah yang memulai gerakan dukungan dari masyarakat yaitu PERMESTA.

Respon dari Pemerintah Pusat adalah dengan melakukan operasi militer. Operasi militer
yang pertama itu ditujukan untuk meredam PRRI, dan operasi ini bernama Operasi 17
Agustus, dipimpin oleh Letkol Achmad Yani, mencegah ancaman disintegrasi bangsa
ini.

- Konflik Ideologi

Salah satu konflik ideologi di Indonesia terjadi 3 tahun setelah proklamasi kemerdekaan.
Terjadi pemberontakan PKI Madiun. Awalnya, ancaman itu muncul setelah Amir
Syarifuddin diberhentikan dari kursi perdana menteri Soekarno – Hatta. Amir
merupakan perdana menteri ekonomi kedua Republik Indonesia.

Amir Syarifuddin merasa kecewa dengan penurunannya sehingga ia membuat Front


Demokrasi Rakyat yang isinya adalah partai-partai komunis di Indonesia. Tiga partai
yang bergabung dalam FDR adalah Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Sosialis
Indonesia (PSI), dan Partai Buruh Indonesia (PBI).

Tujuan Amir Syarifuddin membentuk FDR adalah untuk menjatuhkan kabinet


Mohammad Hatta. Sementara Musso yang memimpin PKI madiun, ingin mendirikan
Negara Sosialis Indonesia yang berpusat di Madiun. Untuk mencegah pemberontakan
yang terus berlanjut, pemerintah pun mengirim angkatan bersenjata ke Madiun, dan
terjadilah pertempuran. Perbedaan ideologi antara komunisme dan pancasila menjadi
pemicu dari konflik ini.

- Konflik Kepentingan

Salah satu bentuk dari konflik ini adalah pemberontakan Republik Maluku Selatan atau
RMS. Latar belakang dari konflik ini karena adanya penolakan masyarakat Maluku,
terhadap terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka menolak
jika Negara Indonesia Timur, bergabung ke dalam NKRI.

Namun banyak masyarakat dari Indonesia bagian timur lainnya yang memilih untuk
bergabung dengan NKRI. Akibatnya, masyarakat Maluku lebih memilih untuk
mendirikan negara mereka sendiri, yaitu Republik Maluku Selatan. Pemberontakan ini
terjadi pada 25 April 1950, dipimpin oleh Mr. Dr. Christiaan Robbert Steven Soumokil.
Chris Soumokil ini merupakan mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur

Untuk bisa mengkondisikan RMS ini, pemerintah Indonesia pun mengirimkan Dr. J.
Leimena untuk bisa berunding dengan Soumokil. Namun, usaha ini tidak berhasil.
Langkah selanjutnya yang diambil oleh NKRI adalah mengirimkan Kolonel Alex
Kawilarang bersama pasukannya dalam sebuah usaha untuk menaklukkan RMS. Pada
tahun 1963 Soumokil berhasil ditangkap di pulau Seram dan dijatuhi hukuman mati.dan
mengakhiri RMS.

Nah itu dia berbagai macam ancaman disintegrasi bangsa yang terjadi di Indonesia.
NKRI adalah negara yang luas dengan berbagai macam keanekaragamannya, menjadi
tantangan tersendiri untuk pemerintahan. Pemerintah harus bisa bersikap adil dan
memenuhi berbagai hak dari warga negara.

3. Bagaimana pendapat anda hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk tetap
mempertahankan NKRI di masa sekarang ?

Keberagaman yang dimiliki mendorong terciptanya Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”


yang dari dulu sampai sekarang menjadi pedoman bangsa Indonesia dalam hidup
bermasyarakat. Persatuan dan kesatuan harus terus kita pertahankan dari pihak-pihak yang
dengan sengaja ingin menciptakan perpecahan di negeri terBanyak cara yang bisa kita
lakukan dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Pertama, sikap toleransi yaitu
saling menghormati dan menghargai ditengah keberagaman budaya pada masyarakat.
Kedua, menghormati perbedaan dengan selalu bersikap ramah dan menghilangkan egoisme
masing-masing suku dan golongan. Ketiga, peran pemerintah diperlukan dalam
pengambilan keputusan untuk melestarikan keragaman sosial budaya. Keempat, kesadaran
masyarakat menjadi dasar dalam menjaga keanekaragaman tetap utuh di lingkungannya
sendiri.

Di Era Globalisasi saat ini, sudah seharusnya Generasi Muda mengecam keras segala
bentuk kekerasan dan kesewenang-wenangan yang terjadi di Bumi Pertiwi ini. Kita sebagai
pemuda yang hidup dan tinggal di Indonesia perlu terus memegang teguh Ideologi
Pancasila. Mari kita menyerukan penghapusan segala bentuk diskriminasi, baik dalam
aspek Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan. Begitupula, Generasi Muda harus tetap
bersemangat menyerukan sikap saling menghargai dan menghormati dalam segala aspek
kehidupan. Sikap tersebut adalah solusi konkrit mencegah terjadinya perpecahan dan
konflik di Indonesia. Perbedaan menjadi ilmu dan pembelajaran untuk bersikap toleransi,
empati, dan menghargai.

Jangan kendor mendorong pengambil kebijakan untuk berperan aktif mencegah dan
menyelesaikan segala bentuk kekerasan dan konflik di masyarakat. Pendekatan yang dapat
dilakukan yaitu melalui musyawarah dan pendidikan masyarakat. Tentu saja, menyerukan
untuk memegang teguh komitmen untuk terlibat aktif sebagai pelopor dalam mewujudkan
kondisi cinta damai dan harmonis harus tetap dipertahankan demi terwujudnya persatuan
dan kesatuan bangsa. 

Anda mungkin juga menyukai