Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL


PEMBIAYAAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI

DI SUSUN OLEH :
IRNA HASAN (212 411 021)
ALYSIA SAMPE LABI (212 411 174)
ASVIANTI (212 411 174)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kahadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaiakn makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah
Manajemen Keuangan Internasional dengan judul Pembiayaan Perdangangan Luar Negeri.

Penyusunan makalah ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan
dari teman-teman dan dosen Ibu Adriana yang telah memberikan arahan dan tugas tentang
makalah ini. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Diharapkan tulisan ini bermanfaat untuk menambah informasi mengenai perdagangan


luar negeri. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata saya ucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Rantepao, 16 April 2015

Kelompok 20

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i

DAFTAR ISIii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG..1
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN.2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Pembiayaan dan Perdagangan Luar Negeri.3
2.2 Metode Pembiayaan Perdagangan Luar Negeri3
2.3 Dokumen-Dokumen Perdagangan Luar Negeri.7
2.4 Teknik Pembiayaan Dalam Perdagangan Luar Negeri..8
2.5 Counter-trade (Imbal-beli)9
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.10
DAFTAR PUSTAKA.11

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembiayaan Perdagangan Luar Negeri merupakan salah satu aspek penting dalam
perekonomian setiap negara di dunia.Dengan perdagangan luar negeri,perekonomian akan
saling terjalin dan tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara
dengan negara lain,serta lalu lintas barang dan jasa akan membentuk perdagangan antar
bangsa.

Terjadinya perekonomian dalam negeri dan luar negeri akan menciptakan suatu
hubungan yang saling mempengaruhi antara satu negara dengan negara lainnya,salah satunya
adalah berupa pertukaran barang dan jasa antarnegara.Perdagangan Luar Negeri dapat
diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek
ekonomi negara yang lain.
Secara umum perdagangan luar negeri dapat dibedakan menjadi dua yaitu Ekspor dan
Impor.Ekspor adalah penjualan barang dan Jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya
dan Impor adalah arus kebalikan dari ekspor yaitu barang dan jasa dari luar suatu negara yang
mengalir masuk ke negara tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pembiayaan Perdagangan Luar Negeri?
2. Metode apa saja yang ada dalam Pembiayaan Perdagangan Luar Negeri?
3. Dokumen-dokumen apa saja yang ada dalam Perdagangan Luar Negeri?
4. Apa teknik dalam Pembiayaan Perdagangan Luar Negeri?
5. Apa yang di maksud dengan Counter-trade?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui defenisi Pembiayaan dan Perdagangan Luar Negeri
2. Untuk mengetahui Metode Pembiayaan Perdagangan Luar Negeri
3. Untuk mengetahui Dokumen-Dokumen Pembiayaan Perdagangan Luar Negeri
4. Untuk mengetahui Teknik Pembiayaan Luar Negeri
5. Untuk mengetahui Counter-trade
2

BAB II
PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian Pembiayaan dan Perdagangan Luar Negeri

Pembiayaan(financing) yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak
lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,baik dilakukan sendiri maupun
lembaga.Dengan kata lain,pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan sedangkan Perdagangan luar negeri adalah
perdagangan yang terjadi di luar negeri, ke g i a t a n p e r d a g a n g a n l u a r n e g e r i i n i
t e r g a n t u n g p a d a ke a d a a n p a s a r h a s i l produksi maupun pasar faktor produksi,
masing-masing pasar yang saling berhubungan satu dengan lain yang dapat mempengaruhi
pendapatan ataupun kesempatan kerja.Selain itu,permintaan akan sesuatu barang
ditentukan oleh pendapatan kita dapat menduga bahwa ada hubungan antara pendapatan
satunegara dengan pembelian barang luar negeri (impor) .Pada transaksi perdagangan
Luar Negeri mana pun,umumnya tersedia kredit yang di berikan baik oleh:
1. Pemasok ( Eksportir )
2. Pembeli ( Importir )
3. Satu atau beberapa institusi keuangan
4. Kombinasi dari pemberi kredit diatas.

2.2 Metode Pembiayaan Perdagangan Luar Negeri


1. Cash in Advance
Cash In Advance adalah suatu system pembayaran,dimana pihak eksportir akan
mengirimkan barang dagangannya setelah eksportir menerima pembayaran harga barang
tersebut.Sistem pembayaran seperti ini sangat menguntungkan dan sangat aman bagi pihak
eksportir tetapi sangat tidak aman bagi pihak importer.Sebab, setelah uang diterima oleh pihak
eksportir,berbagai kemungkinan atas barang objek jual beli dapat terjadi.Bisa jadi barang
tersebut tidak sesuai dengan pesanan,hilang ditengah jalan atau karena sesuatu hal dan lain hal bahkan
barang tersebut tidak dikirim samasekali oleh pihak eksportir.Karena itu,metode pembayaran secara advance ini
sangat jarang diikuti dalam praktek, kecuali dalam hal-hal seperti :
1. Importir percaya bahwa eksportir akan mengirim barang.
2. Importir yakin bahwa negara eksportir tidak melarang ekspor setelah barang dibayar
3. Negara importir tidak melarang pembayaran di muka.
4. Importir mempunyai likuiditas yang cukup atau memperoleh modal kerja melalui fasilitas
ekspor.
2. Letter of Credit (L/C)
L/C adalah Instrumen yang diterbitkan oleh bank atas nama importer yang berisi janji
untuk membayar eksportir setelah dokumen pengiriman bersamaan dengan perjanjian yang
ditentukan diserahkan.Dampaknya adalah bank memberikan kredit kepada pembeli.Metode ini
merupakan jalan tengah untuk penjual dan pembeli karena metode ini memberikan keuntungan
tertentu pada kedua pihak.

Keunggulan L/C yaitu :

1) Mempermudah lalu lintas pembayaran

2) Mengamankan dana yang disediakan importer untuk melunasi kewajiban


3) Menjamin kelengkapan dokumen pengapalan

Keuntungan dan Kerugian Eksportir Importir dari L/C

1. Keuntungan yang di peroleh eksportir dari L/C yaitu :

a. Menghilangkan risiko kredit.

b. Mengurangi bahaya penundaan pembayaran karena pengendalian nilai tukar atau


tindakan politik lainnya.

c. Mengurangi ketidakpastian.

d. Terlindung dari risiko sebelum pengiriman.

e. Memastikan pembayaran atas produk.

2. Keuntungan yang diperoleh importir dari L/C yaitu :

a) Pembayaran dilakukan jika kondisi yang ditetapkan dalam L/C terpenuhi.

b) Setiap dokumen yang diperlukan telah diinspeksi secara teliti oleh orang yang
berpengalaman.

c) Importir dapat meminta jangka waktu pembayaran kredit yang lebih baik.

d) Tidak ada pembekuan dana jika L/C diubah menjadi cash in advance.

e) Dalam hal dana sudah dibayarkan (melalui bank), lebih mudah menarik kembali
dananya jika eksportir tidak mampu melakukan pengiriman yang pantas.

3. Kerugian bagi importer yang diperoleh dari L/C yaitu :

a) Syarat dan ketentuan yang berlaku di bank mungkin memberatkan importir, misalnya
karena importir dianggap belum bonafid atau nilai transaksi yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi.

b) Tidak banyak bank yang dapat mengeluarkan L/C, terutama di masa krisis ekonomi.

Prosedur Umum Dengan Transaksi L/C

1. Pihak-pihak yang terkait L/C:


a) Eksportir.
b) Importir.
c) Issuing bank atau opening bank.
d) Advising/negotiating/paying bank.
2. Tahap-tahap pelaksanaan ekspor-impor dengan L/C:
a) Kontrak penjualan (sales contract).
b) Importir mengajukan permohonan kepada issuing bank untuk menerbitkan L/C yang
ditujukan kepada eksportir.
c) Issuing bank membuka mengirimkan L/C kepada bank koresponden di tempat eksportir
(advising bank).
d) Advising bank meneruskan L/C kepada eksportir.
e) Eksportir menyiapkan dan mengapalkan barang-barang yang akan dikirimkan kepada
importir.
f) Dokumen pengapalan serta wesel diserahkan oleh eksportir kepada negotiating bank
(bank yang menegosiasi wesel).
Negotiating bank bisa sama atau tidak sama dengan advising bank, tergantung syarat dalam
L/C.
Negotiating bank menegosiasi (membeli) wesel yang diajukan oleh eksportir.
g) Dokumen pengapalan dikirim oleh negotiating bank kepada issuing bank untuk
mendapat ganti pembayaran (reimbursement).
h) Issuing bank memeriksa dokumen apakah sesuai dengan syarat-syarat L./C.
Jika ya, maka Issuing bank meminta importir untuk membayar dengan cara yang disyaratkan
dalam L/C.
i) Importir membayar atau meminta issuing bank untuk mendebet rekeningnya pada bank
tersebut.
Importir juga membayar kepada negotiating bank
3. Dokumen Pertukaran
Draf adalah perintah tertulis tanpa syarat yang ditandatangani dan dikirim oleh
eksportir kepada importir untuk membayar sesuai dengan permintaan atau pada waktu dan
jumlah yang tertulis.
Tiga fungsi utama draf:
a) Menyediakan bukti tertulis dalam bentuk yang sederhana dan jelas dari suatu suatu
kewajiban finansial.
b) Memungkinkan kedua pihak untuk mengurangi biaya modal dari total pembiayaan.
c) Menyediakan suatu instrumen tanpa syarat dan dapat dinegosiasikan.
Syarat draf dapat dinegosiasikan:
a) Tertulis.
b) Ditandatangani oleh pihak yang mengeluarkan.
c) Tanpa syarat.
d) Terdapat jumlah uang tertentu.
e) Dapat dibayar pada saat diminta.
f) Dapat dibayar kepada pembawa perintah.
Pihak-pihak yang terlibat dalam draf:
a) Drawer: penanda tangan dan pengirim draf.
b) Payee: pihak ketiga yang membayar draf.
c) Drawee: pihak yang menerima draf.
Jenis-jenis draf:
a) Sight dan time draf:
Sight draf: Harus dibayar pada saat diajukan.
Time draf atau usance draf: Harus dibayar pada waktu tertentu yang akan
datang.
b) Acceptance adalah draf yang telah diterima oleh drawee.
Bankersacceptance (B/A) adalah acceptance yang diterima oleh pihak bank yang disebut
accepting bank.
c) Clean dan documentary draf:
Cleandraf: Disertai dengan dokumen lain.
Documentary draf: Disertai dokumen seperti: Bill of lading, faktur komersial,
sertifikat asuransi, dan surat-surat konsular (bila diperlukan). Jenis-jenisnya yaitu:
Document against payment (D/P) = Documentary sight draf.
Document against acceptance (D/A) = Documentary usance draf, dokumen
disampaikan jika pembeli sudah mengakseptasi wesel yang diterbitkan oleh
penjual.
4. Konsinyasi (Consignment)
Consignment adalah suatu keadaan di mana barang yang diterima importir hanya
berupa titipan dari eksportir.Importir sebagai agen yang menjual kepada pihak ketiga. Eksportir
tetap menjadi pemilik dan menanggung penuh risiko-risiko berikut:
1. Modal terlalu lama tertimbun.
2. Tidak ada kepastian menerima pembayaran.
3. Dapat menjadi korban kenakalan importir.
4. Jika importir tidak membayar, maka tidak ada bukti untuk menuntutnya di pengadilan.

5. Penundaan Pembayaran (Open Account)


Open account selling merupakan kebalikan dari advance payment yaitu barang dikirim
dahulu, baru importir ditagih. Disebut Open account karena belum dilakukan pembayaran selagi
barang belum diterima atau belum jatuh tempo.
1. Open account terjadi apabila:
Ada kepercayaan penuh antara eksportir dan importir.
Barang-barang dan dokumen dikrim langsung kepada pembeli.
Eksportir kelebihan dana.
Eksportir yakin tidak ada peraturan di negara importir yang
melarang/menghalangi transfer dana.
2. Risiko-risiko:
Eksportir tidak mendapat kepastian apakah importir akan membayar.
Karena tidak ada bukti, maka eksportir sulit menuntut importir di pengadilan.
Penyelesaian perselisihan akan menimbulkan ongkos bagi eksportir, terutama
bila harus datang ke negara importir.

Jaminan yang mungkin didapatkan eksportir:


Pengetahuan bahwa pembeli memiliki reputasi yang baik.
Pengetahuan bahwa keadaan ekonomi negara pembeli adalah stabil. Laporan
stabilitas dapat diperoleh dari bank.
Asuransi kredit yang ada.

2.3 Dokumen-dokumen Perdagangan Internasional

1. Bill of Lading
1. Bill of Lading (B/L) berfungsi:
a) Sebagai kontrak antara pembawa dan pengirim, di mana pembawa menyetujui
pengirim barang.
b) Sebagai tanda terima bagi pengirim.
c) Dokumen yang menentukan kontrol atas barang (khusus negotiable B/L).
2. Jenis-jenis B/L:
a) Straight dan order B/L:
Straight B/L: Untuk pengiriman barang kepada pihak tertentu, biasanya
importir.
Order B/L: Barang dikirim atas pesanan pihak tertentu. Barang tetap
menjadi milik eksportir sampai dikuasakan kepada pihak lain.
b) On Board, Received for Shipment, dan Clean B/L:
On Board B/L: Menyatakan bahwa barang telah ditempatkan di kapal.
Received for Shipment B/L: Menyatakan bahwa pembawa telah menerima
barang untuk dikirim.
Clean B/L: Menyatakan bahwa barang diterima dalam kondisi buruk atau
rusak.
2. Faktur Komersial Commercial Invoice
Faktur komersial berisi deskripsi barang dagangan yang dikirim, meliputi:
1. Detil kualitas.
2. Harga per unit.
3. Total nilai.
4. Nama dan alamat eksportir dan importir.
5. Jumlah paket.
6. Dan lain-lain.
3. Asuransi Insurance
Asuransi akan melindungi semua kiriman sehingga tidak diperlukan lagi asuransi untuk
tiap-tiap barang secara individual.
4. Faktur Konsular Consular Invoice
1. Faktur konsular adalah faktur yang berisi detil dan informasi yang berbeda dari suatu
negara ke negara lain.
2. Faktur konsular harus ditujukan kepada kantor konsulat lokal di mana pengiriman
ditujukan dan berfungsi sebagai visa.
2.4 Teknik Pembiayaan Dalam Perdagangan Luar Negeri
1. Bankers Acceptance (B/A)
B/A adalah time draf yang ditarik dari bank yang telah menyetujui membayar
pada saat jatuh tempo.

Kronologisnya:
1. Importir mencari memohon L/C untuk membiayai pembelian sampai barang terjual.
2. Importir memberi wewenang kepada eksportir untuk menarik time draf pada bank
untuk membayar barang-barangnya.
3. (Berdasarkan wewenang tersebut) eksportir mengirimkan barang dengan sebuah order
B/L dan menimbulkan time draf dan pengesahan dokumen pengiriman kepada bank.
4. Bank asing menyampaikan draf dan dokumen pengiriman kepada bank importir.
5. Draf inilah yang setelah diterima oleh bank importir disebut B/A.
6. Eksportir mendiskontokan draf kepada bank penerima dan menerima pembayaran atas
pengiriman barang.
7. Dokumen pengiriman dikirim kepada importir dan importir mengklaim pengiriman
tersebut.
Fakta tentang B/A:
1. Bank penerima B/A mungkin membeli B/A dan memegangnya sebagai portofolio atau
menjualnya di pasar uang.
2. Waktu jatuh tempo B/A biasanya 30 hari, 90 hari, atau 180 hari.
3. Bagi investor, B/A merupakan substitusi yang dekat dengan liabilities[2] lain seperti halnya
sertifikat deposito.
4. B/A memungut biaya tergantung pada masa jatuh tempo dan kredibilitas peminjam.
5. Keputusan mendiskontokan B/A oleh eksportir tergantung pada opportunity cost of
money.
2. Discounting
Discounting adalah perubahan draf menjadi uang tunai karena draf tidak
diterima oleh bank.
3. Factoring
Factoring adalah kegiatan membeli penerimaan eksportir dengan harga diskon
dan mengambil semua risiko politik dan kredit, kecuali risiko pertikaian.
Keuntungan:
1. Faktor memiliki informasi yang lebih banyak sehingga lebih tahu risikonya.
2. Faktor dapat mengurangi risiko individual.
Factoring digunakan oleh:
1. Eksportir yang jarang mengekspor.
2. Eksportir yang memiliki tagihan pendapatan yang tersebar secara geografis sehingga
biaya penagihan cukup mahal

4. Forfeiting
Forfeiting adalah pendiskonan dari penerima ekspor jangka menengah dalam
mata uang yang dapat ditukar sepenuhnya, untuk digunakan pada risiko kredit yang
ekstrem.
Teknik ini biasanya untuk barang modal yang maturity-nya[3] 5 tahun dan dalam cicilan
pembayarannya tiap setengah tahun.
2.5 Counter-trade (Imbal-beli)
Counter-trade adalah pola perdagangan luar negeri yang dilakukan dengan
mengekspor sejumlah barang tertentu dan sebagai imbalannya memperoleh sejumlah
barang tertentu pula.
Kelemahan:
1. Kurang efisien dibandingkan pembayaran kontan atau kredit.
2. Perusahaan yang melakukan counter-trade kesulitan mendapatkan uang tunai di pasar
internasional.
Bentuk-bentuk counter-trade:
1. Barter: Pertukaran secara langsung, barang dengan barang.
2. Counter-purchase atau barter paralel: Penjualan dan pembelian dari barang yang tidak
berhubungan.
3. Buyback: Membayar kembali barang yang dibeli dengan menjual produk yang
berhubungan.
Alasan counter-trade:
1. Counter-trade memungkinkan anggota suatu kartel seperti OPEC untuk menurunkan
harga dari yang disepakati.
2. Counter-trade mengurangi risiko yang dihadapi suatu negara yang melakukan kontrak
baru fasilitas manufaktur.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam counter-trade:
1. Nilai jual kembali produk pertanian di futures market. Sepanjang perusahaan telah
memperhitungkan nilai jual kembali, maka tidak masalah jika harus dipertukarkan antara dua
barang yang tidak sederajat dalam teknologi.
2. Tingkat keuntungan yang dipersyaratkan dalam counter-trade harus benar-benar fair.
3. Dengan counter-trade, biaya broker dapat dihemat.
4. Counter-trade menjadi alternatif di saat cadangan devisa tidak memadai.
Peran futures market:
1. Mengurangi risiko.
2. Memperbesar yield, karena dengan modal sedikit investor dapat bertransaksi untuk nilai
yang sangat besar.
3. Harga komoditas dapat ditentukan dengan lebih wajar.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdagangan luar negeri menggambarkan aktivitas yang mempunyai porsi besar dari
kebanyakan perusahaan multinasional.Modal kerja yang berkaitan dengan perdagangan,
memerlukan pendanaan besar yang dapat berasal dari sektor swasta maupun sektor
pemerintah.Dalam perdagangan luar negeri pun harus mempunyai metode yaitu cash in
advance,letter of kredit,dokumen pertukaran,konsinyasi dan open account.Dokumen-
dokumen perdagangan luar negeri meliputi Bill of Lading,Faktur Komersial Commercial
Invoice,Asuransi Insurance,Faktur Konsular Consular Invoice.Pembiayaan
perdagangan luar negeri harus punya teknik yaitu Bankers Acceptance
(B/A),Discounting,Factoring,dan Forfeiting.Adapun Counter-trade adalah pola
perdagangan luar negeri yang dilakukan dengan mengekspor sejumlah barang tertentu
dan sebagai imbalannya memperoleh sejumlah barang tertentu pula.

Anda mungkin juga menyukai