Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BISNIS INTERNASIONAL

MANAJEMEN KEUANGAN DALAM BISNIS


INTERNASIONAL

Di Susun Oleh:

KELOMPOK 3

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kesehatan yang di
berikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang kami
harapkan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen matakuliah Bisnis Internasional atas
bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Dalam makalah yang berjudul MANAJEMEN KEUANGAN DALAM BISNIS
INTERNASIONAL ini, kami membahas beberapa hal tentang bisnis internasional yaitu isu-isu
keuangan dalam bisnis internasional, mengelola resiko nilai tukar, manajemen modal kerja dan
sumber-sumber investasi internasional.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami
sangat terbuka terhadap kritik dan saran demi perbaikan dimasa depan. Akhirnya, kami berharap
semoga makalah ini berguna bagi para pengajar, mahasiswa, dan pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, 24 April 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
Kata pengantar .................................................................................................................. ii
Daftar isi ........................................................................................................................... iii
Pembahasan :

I. Isu-Isu Keuangan dalam Bisnis Internasional 1


II. Mengelola Resiko Nilai Tukar 5
III. Manajemen Modal Kerja 9
IV. Sumber-Sumber Investasi Internasional. 11

Kesimpulan 13

Daftar Pustaka 14

iii
PEMBAHASAN

I. ISU-ISU KEUANGAN DALAM BISNIS INTERNASIONAL


Dalam setiap transaksi bisnis,pembeli dan penjual harus menegosiasikan dan mencapai
perjanjian atas isu-isu mendasar seperti harga,kuantitas dan tanggal pengiriman

Perusahaan Internasional menghadapi tantangan yang jauh lebih komplek dibandingkan


dengan perusahaan domestik. Dalam setiap transaksi bisnis, yang melibatkan pembeli dan
penjual dari dua negara, beberapa isu yang akan muncul :

Mata uang mana yang akan dipakai untuk bertransaksi


Kapan dan bagaimana mengecek kredit
Bentuk pembayaran apa yang akan dipakai
Bagaimana mengatur pembiayaan

1. PILIHAN MATA UANG

Salah satu masalah unik bagi bisnis internasional adalah memilih mata uang mana
yang digunakan untuk bertransaksi.

1. Eksportir dan Importir biasanya memiliki pilihan yang jelas dan bertentangan dalam
menentukan mata uang yang akan dipakai.
2. Eksportir, biasanya lebih suka dengan mata uangnya.
3. Importir, biasanya lebih suka dengan negaranya.
4. Eksportir dan Importir memilih memakai uang ketiga.

Di beberapa industri, satu mata uang biasanya dipakai untuk melaksanakan transaksi
komersial. Transaksi komersial adalah pertukaran yang melibatkan semacam pembayaran
untuk barang atau jasa. Jenis transaksi biasanya diatur oleh hukum komersial dan harus
mengikuti pedoman tertentu. Ada banyak bentuk transaksi bisnis, termasuk yang terjadi
antara dua usaha terpisah, konsumen dan bisnis, antara divisi internal perusahaan dan antara
dua konsumen individu. Misalnya 91% ekspor thailand memakai faktur dalam dolar
Amerika.

2. PENGECEKAN KREDIT

Isu keuangan penting lainnya dalam perdagangan internasional adalah bonafiditas


dari importir (Pembeli). Indikasinya adalah kehandalan (reliability), maupun kejujuran
(trustworthiness). Untuk pembeli yang mempunyai potensi resiko besar, maka penjual dapat
meminta bentuk pembayaran yang dapat mengurangi resiko kredit.

1
Dalam transaksi komersial akan bijaksana untuk memeriksa peringkat kredit
pelanggan. Perusahaan memiliki mekannisme yang sederhana dan murah dalam melakukan
transaksi bisnis domestik misalnya amerika utara perusahaan bisa meminta referensi kredit
tentang informasi kredit, seperti Dun&Bradstreet. Bankir eksportir di dalam negeri sering
memperoleh informasi kredit pelanggan luar negeri melalui cabang bank di luar negeri atau
melalui bank koresponden sehingga eksportir tidak perlu bingung untuk mendapatkan
informasi-informasi tersebut.

3. METODE PEMBAYARAN

Pihak yang terlibat dalam transaksi internasional biasanya menegosiasikan metode


pembayaran berdasarkan penilaian eksportir tentang kelayakan kredit (creditworthiness)
importir dan norma-norma dalam industri mereka. Banyak bentuk pembayaran yang
dilakukan dalam perdagangan internasional, seperti :

Payment in advance
Open account
Documentary Collection
Letter of Credit
Countertrade

Payment in advance

adalah metode pembayaran yang paling aman dari prekspektif eksportir. Eksportir
menerima uang dari importir sebelum mengirimkan barangnya, dalam hal ini eksportir bisa
mengurangi resiko dan membantu modal kerja. Namun dari perspektif importir tidak
menyukai metode ini karena menhentikan penggunaan kas sebelum barang diterima,
disamping masalah resiko jika eksportir gagal mengirim barang dengan kontrak penjualan
karena alasan tersebut eksportir yang mendesak untuk memakai pembayaran di muka rentan
akan kehilangan penjualan pada para pesaingnya yang mau menawarkan persyaratan
pembayaran yang lebih menarik. Namun, pembayaran di muka akan menjadi bentuk yang
lebih disukai jika importir memiliki resiko kredit yang besar.

Open account

Adalah pembayaran dimana barang dikirimkan oleh eksportir diterima importir


sebelum pembayaran.eksportir kemudian memberikan tagihan ke importir yang menetapkan
jumlah.bentuk, dan waktu pembayaran yang diharapkan. Open account juga bisa di sebut alat
pemasaran karena menawarkan pembiayaan jangka pendek bagi pembeli potensial. Open

2
account juga memungkinkan importir untuk menghindari fee yang dipungut oleh bank jika
memakai letter of credit dan documentary collection. Open account memiliki kelebihan lain
yaitu mengurangi pekerjaan dokumen (paperwork) dibandingkan dengan metode pembayaran
yang lain. Perspektif Eksportir umumnya tidak menyukai metode ini, karena: Reputasi
importir harus bisa diandalkan, tidak melibatkan bank, dokumen tagihan harus lengkap,
masalah modal kerja.

Documentary collection
Bank komersial bertindak sebagai perantara untuk memudahkan proses pembayaran
sesuai permintaan pembeli.

Letter of Credit

Adalah surat yang dikeluarkan oleh opening bank atas permintaan importir yang
ditujukan kepada eksportir dan memberi hak kepada eksportir untuk menarik wesel
(sejumlah uang) setelah eksportir memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam L/C.

Keuntungan bagi eksportir:

1. Menghilangkan risiko kredit.


2. Mengurangi bahaya penundaan pembayaran karena pengendalian nilai tukar atau
tindakan politik lainnya.
3. Mengurangi ketidakpastian.
4. Terlindung dari risiko sebelum pengiriman.
5. Memastikan pembayaran atas produk.

Keuntungan bagi importir:

1. Pembayaran dilakukan jika kondisi yang ditetapkan dalam L/C terpenuhi.


2. Setiap dokumen yang diperlukan telah diinspeksi secara teliti oleh orang yang
berpengalaman.
3. Importir dapat meminta jangka waktu pembayaran kredit yang lebih baik.
4. Tidak ada pembekuan dana jika L/C diubah menjadi cash in advance.
5. Dalam hal dana sudah dibayarkan (melalui bank), lebih mudah menarik kembali
dananya jika eksportir tidak mampu melakukan pengiriman yang pantas.

Kerugian bagi importir:

1. Syarat dan ketentuan yang berlaku di bank mungkin memberatkan importir, misalnya
karena importir dianggap belum bonafid atau nilai transaksi yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi.
2. Tidak banyak bank yang dapat mengeluarkan L/C, terutama di masa krisis ekonomi.

3
Jenis-jenis L/C

1. Apabila dilihat dari dapat tidaknya dibatalkannya L/C


a. REVOCABLE
L/C dapat dibatalkan sewaktu-waktu tanpa memberitahukan kepada pihak-pihak
lain.
b. IRREVOCABLE
Setiap perubahan atau pembatalan harus diberitahukan kepada pihak lain.
2. Apabila dilihat dari saat pembayaran L/C oleh importer
- SIGHT L/C
Begitu dokumen diterima oleh importir maka pada saat itu juga importir harus
membayar.
- USANCE L/C
Memberi kesempatan kepada importir pada waktu yang ditentukan oleh pihak
bank.

Counter-trade

Adalah bentuk transaksi bisnis internasional dengan imbal beli, dimana para pihak
menerima sesuatu selain uang sebagai pembayaran atas barang dan jasanya. Bentuk-bentuk
counter-trade; barter, counter-purchase, buy back, dan offset purchase.

Kelemahan:

1. Kurang efisien dibandingkan pembayaran kontan atau kredit.


2. Perusahaan yang melakukan counter-trade kesulitan mendapatkan uang tunai di pasar
internasional.

Bentuk-bentuk counter-trade:

1. Barter: Pertukaran secara langsung, barang dengan barang.


2. Counter-purchase atau barter paralel: Penjualan dan pembelian dari barang yang tidak
berhubungan.
3. Buyback: Membayar kembali barang yang dibeli dengan menjual produk yang
berhubungan.

Alasan counter-trade:

1. Counter-trade memungkinkan anggota suatu kartel seperti OPEC untuk menurunkan


harga dari yang disepakati.
2. Counter-trade mengurangi risiko yang dihadapi suatu negara yang melakukan kontrak
baru fasilitas manufaktur.

4
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam counter-trade:

Nilai jual kembali produk pertanian di futures market. Sepanjang perusahaan telah
memperhitungkan nilai jual kembali, maka tidak masalah jika harus dipertukarkan antara
dua barang yang tidak sederajat dalam teknologi. Tingkat keuntungan yang
dipersyaratkan dalam counter-trade harus benar-benar fair. Dengan counter-trade, biaya
broker dapat dihemat. Counter-trade menjadi alternatif di saat cadangan devisa tidak
memadai.

II. MENGELOLA RESIKO NILAI TUKAR


Resiko nilai tukar adalah resiko yang diakibatkan karena adanya perubahan nilai tukar mata
uang asing. Pada umumnya, transaksi-transaksi bisnis yang berhubungan dengan mata uang
asing (valuta asing) biasanya akan menghadapi masalah perubahan nilai kurs mata uang tersebut.
Kurs adalah nilai suatu mata uang relatif terhadap mata uang lainnya. Mata uang suatu
negara merupakan cerminan kondisi ekonomi suatu negara. Apabila perekonomian suatu negara
membaik, maka mata uang negara tersebut akan menguat terhadap mata uang negara lain. Jika
suatu negara menetapkan kurs mata uangnya terhadap mata uang lain, maka perubahan kurs
tidak lagi terjadi melalui mekanisme pasar.
Pada sistem kurs bebas, apabila mata uang menguat disebut dengan apresiasi dan jika mata
uang melemah disebut depresiasi. Sedangkan pada sistem kurs tetap, apabila mata uang menguat
disebut revaluasi dan jika mata uang melemah disebut devaluasi.
Perusahaan dipengaruhi oleh perubahan kurs yang disebut dengan eksposur. Secara khusus,
perusahaan multinasional menghadapi eksposur transaksi, translasi dan ekonomi, yang berubah
akibat kurs valas dan mempengaruhi perusahaan dalam cara yang berbeda dan memerlukan
teknik manajemen yang berbeda.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar


Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi kurs mata uang yang ada di berbagai
negara yaitu:
- Inflasi
- Pertumbuhan ekonomi
- Perbedaan tingkat bunga riil
- Perbedaan tingkat bunga nominal
- Independensi bank sentral
- Daya saing negara
- Kebijakan moneter longgar
- Ekspektasi

5
Sumber Risiko Valas dan Penanganan Risiko Valas
1. Transaction Exposure
Transaction exposure merupakan risiko yang dihadapi oleh perusahaan ketika
melakukan transaksi dengan pihak lain, baik itu supplier, pelanggan, ataupun pihak
lainnya dengan menggunakan mata uang asing. Sehingga, perusahaan yang terlibat
transaksi ini terekspos terhadap risiko perubahan nilai valas di masa depan. Perusahaan
yang melakukan jual beli dengan denominasi mata uang asing menghadapi transaction
exposure ini.

Misalnya, perusahaan importir A yang berbasis di Indonesia, punya utang ke


suppliernya perusahaan B yang berbasis di AS dalam mata uang dollar. Perusahaan A
mengalami ketidakpastian karena ketika mereka harus membayar utangnya di masa
depan nilai tukar bisa berubah.

Jadi, apabila nilai rupiah melemah, maka importir akan mengalami kerugian,
semakin besar pelemahannya, maka semakin besar kerugian yang diderita. Akan tetapi
apabila nilai rupiah menguat maka importir tersebut akan memeperoleh keuntungan
karena menyediakan rupiah dalam jumlah yang lebih sedikit.

Dari sisi eksportir, jika rupiah melemah, maka eksportir akan memperoleh
keuntungan karena memperoleh banyak rupiah. Sebaliknya apabila rupiah menguat,
eksportir tersebut akan mengalami kerugian karena memperoleh rupiah dalam jumlah
yang lebih sedikit.

2. Translation Exposure
Translation exposure yaitu melakukan kebijakan untuk mengkonversi aktiva dan
passive perusahaan dalam bentuk valas yang jangka panjang ke dalam bentuk mata uang
domestik negara. Tujuan translation exposure adalah untuk konsolidasi dan pelaporan.

Translation atau accounting exposure muncul karena laporan keuangan dari


cabang asing yang dalam mata uang asing, harus dikonversi ke dalam reporting currency
perusahaan induk untuk membuat laporan keuangan konsolidasi. Misalnya, laporan
keuangan dari cabang yang menggunakan mata uang asing dikonsolidasikan ke laporan
keuangan perusahaan induk ke dalam mata uang lokal. Translation exposure ini dapat
mengakibatkan perubahan pada item-item neraca seperti utang dan piutang, juga aset dan
utang jangka panjang.

6
3. Economy Exposure
Economy exposure adalah eksposur valas cash flows perusahaan
terhadap perubahan-perubahan nilai tukar riil (mengukur perubahan-perubahan nilai tukar
yang mempengaruhi nilai perusahaan yang diukurdalam ekspektasi cash flows masa
datang). Eksposur yang didasarkan pada nilai-nilai pasar mengasumsikan bahwa tujuan
financial perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham.

4. Operation Exposure
Operation Exposure yaitu operasi perusahaan yang rentan terhadap perubahan
kurs. misalnya, Jepang menjual sepeda motor Honda ke Indonesia. Jika nilai yen menguat
terhadap rupiah, maka harga sepeda motor Honda di Indonesia menjadi lebih mahal
dibanding sebelumnya, sehingga terjadi penurunan daya saing sepeda motor Honda di
Indonesia.

Untuk dapat mengurangi risiko valas, maka salah satu strategi yang dapat dipergunakan
adalah dengan cara mengatasi exposure yang disebabkan oleh mata uang asing, maka dapat
dilakukan Hedging.

Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka mengantisipasi pergerakan mata
uang asing. Manfaat dari hedging yaitu melindungi asset perusahaan dari potensi kerugian valas,
serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu kepastian
melalui hedging. Teknik-teknik hedging yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi
transaction exposure antara lain adalah:

a) Mengelola Foreign Exchange Risk


Transaction exposure dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain contractual,
operating dan financial hedge. Contractual hedge ini meliputi kontrak forward, future, dan
option. Sementara itu operating dan financial hedge meliputi penggunaan risk-sharing
agreement, leads & lags, swap, dan strategi lainnya yang juga digunakan untuk mengatasi
operating exposure.

b) Forward hedge
Cara yang paling sederhana dalam menghilangkan transaction exposure adalah
dengan melakukan forward hedge. Forward hedge memungkinkan perusahaan untuk
mematok nilai valas untuk masa depan, yang sudah ditentukan sejak hari ini. Kontrak
forward pada umumnya dilakukan dengan pihak bank sebagai counterparty.

Misalnya, sebuah perusahaan AS mengekspor ke Eropa, dan akan menerima


pembayaran sebesar 50,000 dalam 90 hari ke depan. Misalnya spot rate saat ini adalah
$1.2790/, sementara 3-month forward rate adalah $1.2850/. Dengan melakukan forward
7
hedge, maka dalam 3 bulan mendatang perusahaan AS akan menerima 50,000 dan
menukarkannya pada rate $1.2850/, dan menerima $64,250. Dengan melakukan forward
hedge berarti transaction exposure tereliminasi. Tanpa melakukan hedging, maka perusahaan
terekspos oleh risiko pergerakan mata uang asing, bisa gain ataupun loss.

c) Futures hedge
Konsep dalam forward dan futures hedge pada dasarnya sama, yang berbeda adalah
mekanismenya. Jika forward maka counterparty adalah bank, maka dalam futures ada
perantara yakni clearing exchange. Kelemahan dari metode ini adalah penggunaan marked to
market, sehingga dalam pergerakan harian bisa tercipta gain ataupun loss, dan jika margin
tidak cukup kuat, maka bisa terkena call margin.

d) Money market hedge


Hedging di pasar uang yakni aktivitas lindung nilai untuk utang maupun piutang di
masa depan, dengan cara mengambil posisi di pasar uang. Money market hedge meliputi
aktivitas meminjam dan berinvestasi dengan mata uang yang berbeda.

Misalnya, jika sebuah perusahaan di Eropa punya piutang sebanyak $100,000, maka
terekspos risiko jika nantinya Dollar melemah terhadap Euro. Untuk mengeliminasi risiko
tersebut, maka perusahaan bisa mengambil pinjaman dalam Dollar, menukarnya ke Euro,
kemudian berinvestasi pada pasar uang. Selanjutnya hasil pembayaran piutang tersebut akan
digunakan untuk melunasi pinjaman.

e) Currency option hedge


Hedging menggunakan option yakni dengan menggunakan hak beli atau hak jual
sejumlah mata uang asing pada tingkat harga tertentu untuk melakukan lindung nilai.
Hedging options memungkinkan perusahaan untuk melindungi risiko pergerakan mata uang
asing yang tidak diharapkan, juga memungkinkan perusahaan untuk menangguk untung.

Seperti yang telah diungkapkan diatas, ketika perusahaan menghadapi


transaction exposure, ia mempunyai dua opsi, yakni hedging atau tidak. Seandainya
perusahaan tidak mau melakukan hedging, maka opsi yang dimilikinya untuk meminimalisir
risiko valas adalah:
1) Mentransfer risiko tersebut terhadap pihak lain. Misalnya, perusahaan Indonesia
mengenakan harga jual produk ekspornya ke AS dalam Rupiah, bukannya Dollar.
Sehingga, pihak lawan (importir AS) yang terekspos terhadap pergerakan mata uang
rupiah.
2) Meminta pelunasan cepat. Risiko mata uang asing dapat diminimalisir
jikaperusahaan meminta pelunasan secepatnya, sehingga bisa menggunakan
nilai mata uang spot.

8
3) Melakukan netting. Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan MNC yang punyabanyak
cabang dan melakukan banyak transaksi valas. Yang dilakukan
adalahmengkonsolidasikan seluruh posisi mata uang asing dalam satu negara,
dan dihitung net-nya dari transaksi-transaksi yang terjadi dengan pihak lain.

III. MANAJEMEN MODAL KERJA


Secara kuantitatif modal kerja adalah sama dengan jumlah asset saat ini dikurangi
hutang yang ada saat ini. Prakteknya modal kerja lebih memperhatikan efisiensi dari asset saat
ini seperti kas, piutang dan persediaan. Kas dan pitang sangat mudah dipengaruhi oleh fluktuasi
nilai mata uang, perubahan nilai tkar dan kebijakan pajak. Pejabat keuangan perusahaan
multinasional harus mempertimbangkan posisi modal kerja perusahaan untuk setiap anak
perusahaannya di luar negeri dan dalam setiap mata uang yang dipakai oleh seluruh anak
perusahaan untuk menjalankan bisnis serta perusahaan secara keseluruhan. Dalam proses
manajemen kerja para pejabat keuangan harus mempertimbangkan tiga tujuan perusahaan yaitu:

a) Meminimalkan jumlah modal kerja


Bagian keuangan akan berusaha meminimalkan saldo modal kerja perusahaan.
Baik perusahaan domestic maupun internasional harus memiliki modal kerja karena 2
alasan :

- Untuk memudahkan transaksi sehari-hari

- Untuk memenuhi kebutuhan kas yang tidak diantisipasi sebelumnya

Salah satu teknik yang bisa digunakan perusahaan multinasiaonal untuk


meminimalkan kepemilikan kas perusahaan adalah manajemen kas tersentralisasi.
Manajer kas tersentralisasi, biasanya anggota staf bendahara perusahaan multinasional,
mengkoordinasi arus kas perusahaan tersebut diseluruh dunia. Setiap anak perusahaan
akan mengirim pada manajer kas tersentralisasi laporan tentang kas harian dan analisa
saldo yang diharapkan perusahaan dan kebutuhan jangka pendek, yang rentangnya dari 1
minggu sampai 1 bulan tergantung pada ketentuan induk perusahaan. Laporan-laporan ini
kemudian digabungkan oleh staf manajer kas tersentralisasi tersebut, yang
menggunakannya untuk mengurangi jumlah cadangan preventif yang dipegang oleh
perusahaan secara keseluruhan dan untuk perencanaan investasi jangka pendek dan
perencanaan strategi utang bagi perusahaan.

Selain itu, keahlian staf menejer kas tersebut bisa dipakai untuk mencari
kesempatan investasi jangka pendek yang paling baik dan tersediauntuk memanfaatkan
kelebihan kas perusahaan dan untuk memonitor perubahan-perubahan nilai mata uang
asing. Dengan mengalihkan tugas-tugas ini dari anak perusahaan ke induk perusahaan,
pendekatan ini juga mengurangi jumlah tenaga spesialis yang sangat trampil dan dibayar

9
mahal yang dibutuhkan oleh perusahaan. Akan lebih efisien dan efektif dari segi biaya
untuk mengkonsentrasikan pengumpulan informasi keuangan dan pengambilan
keputusan dalam satu unit perusahaan daripada meminta setiap anak perusahaan untuk
melakukan pekerjaan ini sendiri-sendiri.

b) Meminimalkan biaya konversi mata uang


Bisnis internasional menghadapi kesulitan lain. Anak perusahaan mereka diluar
negeri secara terus menerus membeli dan menjual suku cadang dan barang jadi diantara
mereka sendiri.

Misalnya Samsung, chaeboll terbesar di korea selatan memliki pabrik perakitan


besar dan juga pemasok dandistributor suku candang yang merupaka anak perusahaan
Samsung diseluruh dunia. Transfer berkesinambungan suku cadangdan barang jadi di
antra anak peruhaan Samsung menghalikan begitu banayak faktur dan kebutuha
berkesinambungan untuk mentranfer dana di natra rekening mereka. Jumlah komulatif
biaya yang dibebankan bank untuk mentranfer dana ini dan mengkonversi mata uang
yang dipakai menjadi sangat besar. Untuk transaksi yang sangat besar yang melibatkan
dua mata uang utama, Fee dan biaya untuk konversi mata uang ini rata-rata 0,3% nilai
transkasi. Untuk transaksi dalam jumlah lebih kecil atau teransksi mata uang tidak terlalu
kuat dalam pasar yang tidak luas, fee dan biaya seperti itu bisa dengan mudah menjadi
tiga atau empat kali lebih besar.

c) Meminimalkan resiko nilai tukar


Para staf keuangan perusahaan bisa juga menyesuaikan baruaan mata uang yang
membentuk modal kerja perusahaan untuk mengurangi resiko nilai tukar. Sering kali
perusahaan memakai strategi leads and lags (strategi mempercepat dam memperlambat
pembayaran utang) untuk meningkatkan kepemilikan bersih mata uang yang di
perkirakan nilainya akan naik dan untuk mengurangi kepemilkian bersih mata uang yang
nilainya diperkirakan akan turun.

Para staf keuangan perusahaan perusahaan multinasional menghadapi tugas yang


komplek. Mereka harus memastikan bahwa setiap anak perusahaan memiliki saldo
cadangan kas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan yang sudah di
prediksi. Arus kas keluar sehari-hari dan saldo cadangan perfentif dalam jumlah yang
wajar. Mereka juga harus menyeimbangkan antara setiap kebutuhan kas setiap anak
perusahaan, baik yang diperkirakan atau tidak,dan biaya kesempatan atas kepemilikan
aktiva dalam bentuk yang memberi hasil rendah, sementara secara simultan juga
memonitor biaya konfersi mata uang yang berhubungan dengan modal kerja, dan resiko
nilai tukar.biasanya tugas-tugas ini dikerjakan oleh suatu unit di perusahaan, seperti
departemen keuangan di induk perusahaan.

10
IV. SUMBER-SUMBER INVESTASI INTERNASIONAL
Sumber-sumber pembiayaan
Sumber-sumber dana yang tersedia dapat diklasifikasikan menajadi tiga yaitu:
1. Dana yang diperoleh secara internal dari perusahaan afiliasi
2. Dana yang bersal dari grup perusahaan yang sama
3. Dana yang berasal dari sumber eksternal di luar group perusahaan
4. Dana yang diperoleh secara internal dari perusahaan afiliasi berasal dari depresiasi
dan laba ditahan.

Dana yang diperoleh dari group perusahaan yang dapat terdiri atas:
pertama, dana dari perusahaan induk yang berupa:
1. Investasi ekuitas dalam uang tunai maupun barang riil,
2. Pinjaman tunai
3. Lead and lags (perusahaan dapat mempercepat (leading) maupun, menunda (lagging)
pembayaran dengan persyaratan kredit)

Kedua, pinjaman dari luar negara induk, yang dapat berupa:


1. Utang dalam mata uang local
2. Utang dalam mata uang negara ketiga
3. Utang dalam uerocurrency

Ketiga, saham lokal yang berasal dari pemegang saham lokal perseorangan dan mitra
pautangan.

Dalam praktiknya pasar keuangan internasional tidak pernah sempurna, dalam arti
harga yang terjadi tidak murni akibat bertemunya kekuatan permintaan dan penawaran.
Akibat terjadilah distorsi terhadap harga pasar. Distorsi dalam pasar keuangan
internasional muncul karena pajak, kontrol terhadap modal dan kredit, subsidi pemerintah
dan insentif.

a. Pajak
Banyak perusahaan yang mempertimbangkan, bahwa pembiayan dengan utang
menjadi lebih rendah daripada dengan modal sendiri. Karena biaya bunga akan
mengurangi pajak, sedangkan deviden dibayar setelah pajak.
1. Zero-Coupon Bonds
investor dapat memperoleh keuntungan dari selisih antara harga yang telah
dikurangi dengan jumlah pengembalian yang mereka terima.

2. Pembiayaan Debt Versus Equity


Pembayaran Bungan utang oleh perusahaan induk, umumnya mengurangi pajak
pada perusahaan afiliasi namun pada deviden tidak.

11
3. Kredit Pemerintah dan Kontrol Devisa
Beberapa alasan pokok campur tangan pemerintah terhadap pasar keungan sebagi
berikut:
Untuk membatasi pertumbuhan dana yang dipinjamkan
Untuk menuntukan biaya dari jenis pinjaman tertentu
Menyalurkan dana langsung pada aktifitas yang produktif

4. Subsidi dan Insentif Pemerintah


Banyak negara menawarkan sejumlah insentif pada investasi langsung, di
antaranya adalah:
Tingkat bunga yang rendah
Pinjaman dengan jatuh tempo yang relative terlalu lama.
Jaminan pengembalian dana
Bantuan yang dihubungakan dengan ukuran proyek
Harga tanah yang murah
Bentuk bangunan yang menguntungkan

b. Startegi Pembiayaan Ekspor


Kuncinya dalah perlunya melihat negara-negara mana saja yang merupakan pasar
potensial dan sumber pembiayaan ekspor potensial.

c. Strategi Pembiayan Impor


Perusahaan perlu menyusun daftar barang dan jasa yang diperlukan serta
mengidentifikasi sumber-sumber potensial suatu negara.

d. Bank Pembangunan Daerah and Internasional


Bank dunia biasanya memberikan fasilitas pinjaman dengan biaya rendah, jangka
waktu pengembalian yang lama, dan dana jenis tertentu dengan bunga tetap.

e. Inovasi Keuangan
Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan selera, preferensi dan tingkat
konsumen. Pasar sekuritas perlu merancang produk yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen.

12
KESIMPULAN
Manajemen keuangan internasional ialah perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian Keuangan Perusahaan Multinasional (Multinational Corporation yang lazim
disebut MNC). Dalam setiap transaksi bisnis,pembeli dan penjual harus menegosiasikan dan
mencapai perjanjian atas isu-isu mendasar seperti harga,kuantitas dan tanggal pengiriman

Perusahaan Internasional menghadapi tantangan yang jauh lebih komplek dibandingkan


dengan perusahaan domestik. Dalam setiap transaksi bisnis, yang melibatkan pembeli dan
penjual dari dua negara, beberapa isu yang akan muncul serta mengelola resiko nilai tukar dan
penganggaran yang digunakan dari sumber-sumber investasi.

13
DAFTAR PUSTAKA
Hill, C. (2011). International Business: Competing in the Global Marketplace. New York:
McGraw-Hill Irwin.

http://popy08.blogspot.co.id/2015/11/manajemen-keuangan-internasioanal.html
diakses tanggal: 23 April 2017

14

Anda mungkin juga menyukai