Anda di halaman 1dari 2

YURISA RATNASARI

1402111475
TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS (B)

Bagaimana Jika Semua Pimpinan KPK Jadi


Tersangka?
TRIBUN.COM, JAKARTA - Setelah Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang
Widjojanto ditetapkan sebagai tersangka oleh Badan Reserse Kriminal Polri, satu persatu
komisioner KPK turut dipolisikan.
Tiga pimpinan lainnya, Adnan Pandu Praja, Zulkarnain, dan Abraham Samad pun dilaporkan ke
Bareskrim dengan tuduhan berbeda.
Deputi Pencegahan KPK menilai, jika semua pimpinan telah ditetapkan sebagai tersangka, maka
sesuai undang-undang mereka harus mengundurkan diri. Dengan demikian, akan terjadi
kekosongan pimpinan KPK.
"Bila pimpinan KPK berstatus tersangka maka diberhentikan sementara melalui keputusan
presiden. Jadi kalau semua tersangka dan semua non aktif, artinya KPK tidak punya pimpinan
karena semua non aktif," ujar Johan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (2/2/2015).
Johan mengatakan, pada akhirnya nasib KPK dan para pimpinannya tergantung pada keputusan
Presiden Joko Widodo. Menurut Johan, ini saatnya Jokowi turun tangan dalam permasalahan
tersebut.
"Pada saatnya kita akan melakukan sesuatu yang signifikan. Apa itu, masih kita rapatkan. Hanya
presiden dan pastinya Tuhan yang bisa menyelesaikan masalah ini karena kalau semua
(pimpinan) tersangka, KPK tidak bisa jalan organisasinya," kata Johan.
Johan mengharapkan Jokowi mau mendengar aspirasi pegawai KPK yang seolah kehilangan
induk jika semua pimpinan berstatus nonaktif karena menjadi tersangka.
Ia pun berharap Jokowi memiliki solusi terhadap permasalahan KPK dengan Polri seperti saat
Presiden keenam RI Soesilo Bambang Yudhoyono menyelesaikan konflik "Cicak versus Buaya".
"Kalau mengacu cicak vs buaya dulu zaman antasari, pimpinan KPK juga pernah cuma dua dan
presiden SBY bentuk tim 8. Dan tim 8 yang memutuskan ada plt. Saya tidak tahu apa yang akan
dilakukan oleh pak Jokowi," kata Johan.

Bambang
Sebelumnya, Bambang ditangkap dan langsung diperiksa oleh Bareskrim Polri sebagai tersangka
pada Jumat (23/1/2015). Bambang dituduh terlibat dalam pemberian keterangan palsu pada
persidangan di Mahkamah Konstitusi.
Ia dituduh menyuruh para saksi untuk memberikan keterangan palsu dalam sidang sengketa
pilkada di Kotawaringin Barat pada 2010, sewaktu masih menjadi pengacara.
Sehari berselang, pada Sabtu (24/1/2015), giliran Adnan yang dilaporkan ke Bareskrim Polri.
Adnan dianggap melakukan perampasan saham dan aset sebuah perusahaan pemotongan kayu di
Kalimantan Timur.
Adnan dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh pemilik saham PT Teluk Sulaiman Mukhlis Ramlan.
Kemudian, Ketua KPK Abraham Samad pun dilaporkan ke Bareskrim pada Senin (26/1/2015)
terkait pertemuan Samad dengan politisi PDI-P Hasto Kristiyanto. Pihak pelapor menduga
pertemuan Abraham dengan petinggi partai poltik tersebut salah satunya membahas kesepakatan
mengenai proses hukum yang melibatkan politisi PDI-P Emir Moeis.
Kesepakatan tersebut terkait keinginan Samad menjadi calon wakil presiden bagi Jokowi dan
keringanan hukum bagi Emir Moeis. (*)

Anda mungkin juga menyukai