Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

EKONOMI INTERNASIONAL

LALU LINTAS PEMBAYARAN INTERNASIONAL

DOSEN PENGAMPU:

Ni Wayan Ayu Santi, S.Pd., M.Pd.

NAMA KELOMPOK 3:

1. Ni Made Mia Kharisma Putri (2117011020)

2. Salsabila Jawza Puteri (2117011021)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah dengan judul “Lalu
Lintas Pembayaran Internasional” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Ibu Ni Wayan Ayu Santi, S.Pd.,
M.Pd pada mata kuliah Ekonomi Internasional. Selain itu, makalah ini disusun
dengan tujuan untuk menambah wawasan tentang lalu lintas pembayaran
internasional bagi para pembaca dan juga bagi kami sebagai penulis.

Kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Ni Wayan Ayu Santi,


S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Ekonomi Internasional dan kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami telah berupaya menyusun makalah ini secara maksimal, namun


makalah ini masih hadir jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak sangat kami perlukan demi kesempurnaan
makalah ini.

Singaraja, 7 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN .................................................................................................... 1
A. Gambaran Umum Lalu Lintas Pembayaran Internasional ........................... 1

B. Pengertian Lalu Lintas Pembayaran Internasional ....................................... 2

C. Ciri- Ciri Pembayaran Internasional ............................................................ 3

D. Peranan Bank Dalam Lalu Lintas Pembayaran Internasional ...................... 3

E. Makanisme Lalu Lintas Pembayaran Internasional ..................................... 5

F. Alat Pembayaran Internasional .................................................................. 10

G. Pusat Finansial Internasional...................................................................... 11

H. Valuta Asing Dan Bursa Valuta Asing ...................................................... 11

BAB II .................................................................................................................. 16
PENUTUP ............................................................................................................ 16
A. Kesimpulan ................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

iii
BAB 1

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lalu Lintas Pembayaran Internasional


Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak akan menjumpai
masalah-masalah semacam yang banyak dijumpai dalam lalu lintas
pembayaran internasional, oleh karena semua daerah kekuasaan sebuah
negara pada umumnya menggunakan mata uang yang sama. Sedangkan
pembayaran dengan menggunakan cek atau giro akan hanya merupakan
pemindahbukuan perkiraan bank saja dari saldo kredit pembayar ke saldo
kredit penerima pembayaran. Namun dalam lalu lintas pembayaran antar
negara, tidak demikian halnya. Misalnya seorang importir Indonesia membeli
sejumlah barang dari seorang eksportir di Amerika Serikat. Transaksi jual
beli ini pelaksanaan pembayarannya lebih kompleks dibandingkan dengan
pembayaran yang timbul dari adanya transaksi jual beli antara dua orang
penduduk yang tinggal pada satu negara yang sama. Hal ini disebabkan antara
lain karena mata uang yang berlaku di Amerika Serikat berbeda dengan mata
uang yang berlaku di negara kita.
Di negerinya eksportir Amerika tidak dapat membelanjakan uang rupiah
untuk membeli barang dagangan, untuk menggaji para karyawannya dan
sebagainya. Oleh karena itu mereka mengharapkan barang yang diekspornya
dibayar dengan US $. Sebaliknya importir kita, yang diharapkan membayar
barang yang diimpornya dengan menggunakan US $, menerima uang hasil
penjualan barang yang diimpornya bukan dalam bentuk US $ melainkan
dalam bentuk rupiah. Dengan demikian untuk melaksanakan pembayaran
yang dibutuhkan, importir tadi harus terlebih dahulu memberi US $ pada
salah satu bank devisa sejumlah yang dibutuhkan dengan kurs yang berlaku
pada saat pembelian dollar tersebut untuk kemudian ditransfernya kepada di
penjual di Amerika Serikat.
Sering juga pembayaran terjadi dengan mata uang negara ketiga.
Misalnya dengan membeli barang dari Jepang, kita dapat membayanya
dengan dollar Amerika Serikat. Hingga dengan demikian, sebelum kita

1
mengadakan transaksi pembelian barang-barang dari Jepang, kita harus
terlebih dahulu memperhitungkan kurs-kurs devisa yang memungkinkan kita
membandingkan nilai barang tersebut dinyatakan dalam dollar Amerika
Serikat, dalam yen Jepang dan dalam rupiah Indonesia. Masalah-masalah
semacam inilah yang menyebabkan lalu lintas pembayaran internasional
berbeda dengan lalu lintas pembayaran dalam negeri.

B. Pengertian Lalu Lintas Pembayaran Internasional


Dalam transaksi perdagangan internasional, tentu saja tidak akan terlepas
dari sistem pembayaran internasional. Sistem pembayaran internasional
diperlukan karena negara-negara yang melakukan perdagangan internasional
pasti memiliki mata uang berbeda. Secara umum, pengertian pembayaran
internasional adalah kegiatan-kegiatan dalam hubungan internasional yang
menimbulkan hak dan kewajiban. Sedangkan sistem pembayaran
internasional adalah metode yang digunakan untuk menyelesaikan transaksi
perdagangan internasional. Dalam transaksi perdagangan internasional,
sistem pembayaran yang dilakukan lebih kompleks. Selain dikarenakan
perbedaan mata uang, pembayaran internasional juga dipengaruhi oleh
jauhnya jarak antara para pihak yang bertransaksi. Oleh karena itu, dalam
berbagai macam cara pembayaran internasional, manusia mengandalkan jasa-
jasa perbankan.
Lalu Lintas Pembayaran adalah gerak bolak-balik kepemilikan/
penguasaan barang atau uang sebagai alat tukar dari si pembayar kepada
penerima. Pembayaran Internasional adalah pembayaran atas transaksi yang
dilakukan oleh Negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional
berdasarkan kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Pembayaran
dalam berdagangan internasional pada umumnya dilaksanakan melalui bank.
Bagi pebisnis, terutama export import, pengetahuan mengenai cara
pembayaran adalah sangat penting. Jadi, lalu lintas pembayaran Internasional
adalah gerak bolak-balik kepemilikan/ penguasaan barang atau uang sebagai
alat tukar dari sipembayar kepada penerima atas transaksi yang dilakukan
oleh Negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional
berdasarkan kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya.
2
C. Ciri- Ciri Pembayaran Internasional
Mengenai lalu lintas pembayaran luar negeri tersebut terdapat beberapa
ciri-ciri yang antara lain adalah (Thalib, 2008):
• Alat-alat pembayarannya dengan uang giral, promes, nota, cek, surat-
surat berharga, wesel, dan sebagainya.
• Pembayaran dilakukan melalui media jasa bank
• Pembayar dan penerima kadang-kadang tidak bertemu.
• Pembayaran bisa dengan valuta sendiri dan atau valuta asing.
Sedangkan mengenai para pelaku yang terlibat dalam lalu lintas
pembayaran luar negeri adalah sebagai berikut (Thalib, 2008):
1. Pembayar adalah seseorang/ perusahaan yang bertindak sebagai
pembeli (importir) dari transaksi pembayaran.
2. Bank umum
• bank pengirim (remiting bank) yaitu bank yang mengirim uang
(transfer) baik atas permintaan nasabah maupun untuk
kepentingan bank sendiri.
• Bank pembayar (paying bank) yaitu bank yang membayarkan uang
kepada si penerimanya (payee)
• Bank pembari ganti (reimbursing bank) yaitu bank yang atas
permintaan bank pengirim menyediakan danabagi pembayar,
supaya bank pembayar bersedia melakukan pembayarannya.
• Bank kliring yaitu bank pelaksana mekanisme kliring. Metode
transfer uang dari rekening yang satu ke rekening lainnya.
3. Penerima yaitu seseorang/ perusahaan yang bertindak sebagai penjual
(eksportir) dari transaksi perdagangan.

D. Peranan Bank Dalam Lalu Lintas Pembayaran Internasional


Bagi importir dan eksportir, bank devisa merupakan lembaga yang dapat
membentuk mereka untuk dapat menjual-belikan surat-surat wesel luar negeri
dan menggunakannya sebagai perantara dalam mengadakan penagihan-
penagihan kepada debitur di luar negeri. Misalnya saja seorang eksportir
indonesia menutup perjanjian jual beli dengan seorang importir Inggris.

3
Dalam perjanjian jual beli ini, pada dasarnya satuan mata uang yang
digunakan dapt berupa poundsterling (inggris), Rupiah (Indonesia) atau dapat
pula menggunakan satuan mata uang neggara ketiga, hal tersebut terserah
kepada mereka bersangkutan. Akan tetapi perlu kiranya diketengahkan disini,
bahwa pada umumnya para eksportir, juga kebanyakan pemerintah negara
ekspor hampir senantiasa menghendaki untuk menggunakan hard cuurency
atau mata uang kuat dalam mengadakan perjanjian jual-beli dengan para
pembeli di luar negeri dan bukan soft curreny atau mata uang lemah.
Jadi kalau ekdportir menarik wesel dengan menggunakan satuan mata
uang dolar, maka pembayarannya akan dilakuakn dengan menggunakan dolar
juga. Sedangkan kalu dalam surat wesel jumlah yang harus dibayar oleh
importir dinyatkan dalam Poundsterling, maka pembayarannya akan berupa
poundsterling. Oleh karena bank-bank devisa menjual belikan surat-surat
wesel luar negeri maka bank-bank devisa tersebut pada umunya mempunyai
rekening pada bank-bank di berbagai negara. Kalu misalnya seorang eksportir
emerika menjual surat wesel yang ditariknya atas seorang importir inggris
yang jumlahnya dinyatakan dalm poundsterling kepada sebuah bank amerika
maka dengan demikian surat wesel ini, bank dapat menjualnya kepada
importir amerika yang membutuhkan meta uang poundsterling untuk
membayar transaksi impornya, atau mendiskontokan surat wesel tersebut
kepada bank devisa Di inggris maka saldo bank devisa amerika tersebut di
inggris akan bertambah.
Ada 2 macam sifat uang yang digunakan dalam pembayaran
internasional, diantaranya:
• Mata Uang Kuat (Hard Currency)
Mata uang kuat (hard currency) atau strong currency adalah mata uang
suatu negara yang mempunyai permintaan stabil dan fluktuasinya
kecil dalam pasar uang internasional dan sering digunakan dalam
perdagangan internasional; bank sentral menyimpan sebagian
cadangan devisa dalam bentuk tabungan/deposito berjangka dalam
mata uang yang kuat; dalam perdagangan valuta asing, mata uang
yang kuat dijual dengan premi terhadap mata uang lemah.

4
• Mata Uang Lemah (Soft Currency)
Mata uang lemah (Soft Currency) atau exotic currency atau weak
currency adalah kondisi alat pembayaran suatu negara kurang diminati
jika dibandingkan dengan mata uang negara lain; merupakan
cadangan devisa suatu negara yang diawasi secara ketat oleh otoritas
moneter sehingga ada keterbatasan untuk dikonversi menjadi emas
atau mata uang negara lain; kondisi tersebut diakibatkan oleh sering
terjadinya peristiwa/kejadian buruk dalam perekonomian ataupun
stabilitas politik.

E. Makanisme Lalu Lintas Pembayaran Internasional


Makanisme lalu lintas pembayaran luar negeri tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa cara yang antara lain adalah (Thalib, 2008):
1. Advance Payment
Istilah lain dari Advance Payment adalah pembayaran di muka atau
tunai, memang dalam kehidupan sehari-hari pembayaran tunai dalam
pembaelian barang (cash and carry) merupakan makanisme yang
praktis dan yang paling sering dilakukan serta merupakan metode
pembayaran dengan uang yang tertua, akan tetapi lain halnya dalam
perdagangan internasional sekalipun metode pembayaran dimuka
dapat dilakukan antara importir dan ekspotir namun dalam prakteknya
sangatlah rumit dan tidak praktis.
Dimana dalam mekanismenya pada kegiatan ekspor impor pembeli
di negara tertentu harus mengirimkan uangnya terlebih dahulu
sebelum penjual di negara lain mengirimkan barangnya. Dalam
mekanisme kegiatan ekspor impor ini pembayaran dilakukan melalui
transfer antar bank, akan tetapi resiko yang dihadapi pembeli
(importir) cukup besar dan dalam mekanisme pembayaran tunai ini
sudah seharusnya importir mengenal baik eksportirnya sebelum
transaksi jual beli, dilaksanakan sehingga importir dapat menghindari
resiko-resiko berupa barang tidak dikirimkan setelah uang dikirim,
kualitas barang yang tidak sesuai, pengiriman barang tertunda dan
lain-lain.
5
Sekalipun resiko dari Advance Payment ini cukup tinggi namun
terapat beberapa alasan mekanisme ini tetap dipakai dalam kegiatan
ekspor impor, yang antara lain:
• Penjual barang mempunyai bargaining position (posisi tawar-
menawar) yang kuat dibandingkan dengan pembeli karena
penjual merupakan satu-satunya pemilik barang tersebut. Dalam
istilah ekonomi, permintaan atas barang tersebut telah
melampaui penawarannya. Alasannya dapat juga karena penjual
meguasai jaringan distribusi barang tersebut.
• Pembeli sangat memerlukan barang tersebut.
• Penjual adalah bagian dari perusahaan pembeli.
• Country Risk negara pembeli dinilai memburuk.
2. Open Account
Dalam mekanisme Open Account ini pembayaran dilakukan
setelah pembeli menerima barang, sehingga dapat dikatakan bahwa
mekanisme Open Account merupakan kebalikan dari Advance
payment. Dimana belum dilakuakn pembayaran apa-apa oleh importir
kepada eksportir sebelum barang diterima importir atau sebelum
waktu tertentu yang telah disepakati. Akan tetapi sekalipun demikian
mekanisme ini juga tetap memiliki resiko yaitu pembayaran tidak
dilakukan meskipun barang telah dikirim, pembayaran tidak sesuai
dengan harga barang dan terjadi penundaan pembayaran. Meskipun
juga terdapat resiko, namun mekanisme pembayaran ini tetap
dijadikan pilihan dengan alasan (Thalib, 2008):
• Menguasai distribusi barang tersebut.
• Eksportir atau penjual melakukan penetrasi pasar agara
barangnya dapat segera dikenal oleh konsumen.
• Pembeli adalah bagian dari perusahaan eksportir
3. Documentary Collection
Mekanisme ini dilakukan untuk meminimalisir resiko yang terjadi
dalam mekanisme Advance Payment maupun Open Account, yang
mana mekanisme Documentary Collection adalah system pembayaran

6
dengan cara mengirimkan dokumen kepemilikan dan dokumen
penunjang melalui bank. Selanjutnya bank melakukan pemerikasaan
terhadap dokumen tersebut dan meneruskannya kepada importir dan
setelah itu baru dilakukan pembayaran dan pengiriman barang, setelah
pembeli yakin akan kebenaran dokumen tersebut.

Adapun metode yang digunakan dalam Documentary Collection


ini antara lain adalah (Thalib, 2008):

• Documents Againts Payment (D/P) Bank akan menyerahkan


dokumen apabila pembayaran sesuai dengan tagihan pada
dokumen tersebut.
• Document Againts Acceptance (D/A) Bank akan menyerahkan
dokumen apabila nasabah telah melakukan akseptasi atas
dokumen-dokumen tagihan. Setelah akseptasi jatuh tempo,
nasabah harus melakukan pembayaran sesuai dengan
kesepakatan dalam dokumen tersebut.
4. Clean Collection
Pada prinsipnya mekanisme Clean Collection sama dengan
Documentary Collection hanya saja pembayarannya didasarkan pada
adanya dokumen financial saja yaitu draft, tanpa disertai dengan
dokumen komersial (bill of loading, invoice, packing list dan lain-
lain). Adapun resiko dari mekanisme ini adalah adalah kepastian
pembayaran belum terjamin, penjual akan mengalami kerugian bila
pembeli tidak mau menebus dokumen (malakukan pembayaran) dan
juga pembayarannya memerlukan waktu karena harus meneliti
dokumen terlebih dahulu.
5. Letter of Credit
Adalah mekanisme pembayaran internasional yang paling populer
dalam kegiatan ekspor impor, hal tersebut dikarenakan mekanisme
Letter of Credit ini memiliki keuntungan-keuntungan lain yang tidak
dimiliki oleh mekanisme lalu lintas pembayaran luar negari yang lain,
yang antara lain adalah (Thalib, 2008):

7
• Keuntungan Pembeli/Importir diantaranya: Dapat menentukan
jenis-jenis dokumen, Dapat menentukan tanggal pengapalan
barang, Dapat meminta fasilitas kredit dan Efisien.
• Keuntungan Penjual/Eksportir diantaranya: Kecepatan dan
keamanan pembayaran, Terhindar dari pembatalan L/C secara
sepihak, Dapat meminta tambahan jaminan dari bank lain,
Terhindar dari resiko transfer, Penguasaan dokumen dan
barang, Dapat meminta fasilitas kredit dan Efisien

Mengenai Letter of Credit sendiri dapat diartikan sebagai


mekanisme pembayaran yang memberikan keuntungan bagi kedua
belah pihak yakni eksportir dan importir, yang mana sistem
pembayaran ini dilakukan dengan dilakukan dengan pemberian
jaminan tertulis dari bank penerbit atas perintah nasabah (pembeli/
importir) untuk melakukan pembayaran ke beneficiary (penerima
Letter of Credit) asalkan beneficiary menyerahkan dokumen yang
sesuai dengan persyaratan Letter of Credit tersebut. Sehingga dengan
kata lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Importir akan membayar apabila telah menerima barang yang


diekspornya.
• Eksportir akan memperoleh pembayaran atas barang-barang
yang diekspornya.
• Pembayaran dilakukan oleh bank melalui kredit yang
anggunannya berupa dokumen-dokumen transaksi tersebut yang
berupa (commercial invoice document, bill of landing, insurance
document dan certificate document)
6. Commercial Bills of Exchange atau Trade Bill
Bills of exchange atau drafts atau trade bills adalah surat perintah
kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu di waktu
yang telah ditentukan. Definisi lainnya menyebutkan bahwa
Commercial Bills of Exchange atau Surat Wesel Dagang adalah
kesepakatan yang dibuat oleh eksportir dengan importir dengan

8
menarik wesel dari importir sejumlah harga barang yang terdapat pada
kontrak dagang.
Penarikan surat wesel ini harus dilengkapi dengan beberapa
dokumen seperti: surat muat (Bill of Lading), invoice, surat
keterangan asal barang (certificate of origin), surat keterangan pabean
dan lainnya yang tertera dalam kontrak dagang.
Wesel sendiri adalah surat perintah pembayaran yang
diinstruksikan seseorang untuk membayarkan sejumlah uang
pembayaran sesuai dengan tanggal dan jumlah dalam wesel kepada si
penarik.
7. Kompensasi Pribadi (Private Compensation)
Kompensasi pribadi adalah cara penyelesaian transaksi utang
piutang antara pihak importir/eksportir dengan mengalihkannya
kepada seseorang penduduk yang masih dalam satu negara.
8. Pembayaran dengan Konsinyasi (Consignment)
Pembayaran dilakukan setelah barang yang dikirim sudah terjual
seluruhnya atau sebagian merupakan metode pembayaran konsinyasi.
Jika antar penjual dan pembeli atau seseorang sudah saling mengenal
dengan baik, biasanya akan melakukan transaksi pembayaran
konsinyasi ini. Jadi status barang yang akan dijual adalah barang
titipan yang berjangka waktu tertentu dan menyangkut soal
pembayaran.
Dalam bidang ini, kita juga bisa memanfaatkan jasa bank dalam
pengiriman dokumen penagihan dan bonded warehouse untuk
penitipan barang, dengan jasa ini kemungkinan risiko penjual dapat di
minimalisir.
Jika barangnya sudah laku terjual, pihak pembeli membayar harga
sejumlah uang atas nilai barang kepada bank, dan bank akan
menyerahkan delivery insrtruction kepada bonded warehouse untuk
mengeluarkan barangnya.

9
9. Counter Trade (Imbal Beli)
Pembayaran ini disebut juga sebagai perdagangan timbal balik,
karena penjual akan mengirim sejumlah barang kepada pembeli
sekaligus membeli kembali barang dari rekananya itu sesuai dengan
nilai barang yang telah dijualnya.

F. Alat Pembayaran Internasional


Dalam melakukan transaksi atau pembayaran ke luar negeri maka
diperlukan alat pembayaran luar negeri yang disebut devisa. Berdasarkan
sumber perolehannya maka devisa dibedakan menjadi 2 yakni:
• Devisa Umum. Merupakan devisa yang diperoleh dari hasil ekspor
barang atau dari pinjaman jasa transfer.
• Devisa Kredit. Devisa ini berasal dari kredit atau pinjaman luar negeri
Adapun alat pembayaran internasional yang umumnya digunakan
antara lain sebagai berikut:
1. Uang tunai
Uang tunai yang dimaksud adalah uang tunai yang lazim
dipergunakan untuk membayar (pembayaran menggunakan mata
uang negara dalam bentuk uang kertas atau uang logam koin yang
dibayarkan oleh penerima barang atau jasa kepada penjual).
2. Barang
Barang dapat juga dipergunakan sebagai alat bayar, misalnya
hasil kekayaan alam dan sejenisnya. Besar atau kecilnya barang yang
akan diserahkan sesuai dengan nilai uang yang harus dibayar.
3. Emas
Emas juga dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran. Pada
prinsipnya pembayaran dengan emas sama dengan pembayaran
dengan menggunakan barang.
4. Wesel
Wesel atau bill of exchange adalah surat perintah tertulis untuk
membayar sejumlah uang kepada orang tertentu pada tanggal jatuh
temponya.

10
G. Pusat Finansial Internasional
Mekanisme pembayaran internasional ditentukan oleh pola hubungan
antara bank-bank yang ikut aktif beroperasi dalam bidang jual-beli alat-alat
pembayaran internasional. Kita dapat membedakan tiga macam pola
hubungan antar bank dalam melaksanakan penyelesaian hutang-piutang di
antara mereka. Ketiga pola tersebut ialah:
1. Penyelesaian hutang-piutang dengan pola desentralisasi. Sistem
semacam ini biasa disebut decentralized system of international
payment. Apabila sistem perbankan negara yang satu dengan sistem
perbankan negara yang lain dalam menyelesaikan hutang piutangnya
dilakukan secara bilateral, maka sistem pembayaran internasional ini
kita sebut sebagai decentralized system of international payment.
2. Penyelesaian hutang piutang secara terpusat, yaitu yang biasa
disebut centralized system of international payment. Apabila
hubungan antara bank-bank dari suatu negara dengan bank-bank dari
negara lain mengenai penyelesaian saldo-saldo rekeningnya dilakukan
melalui sebuah financial center, maka dikatakan bahwa sistem
pembayaran internasional merupakan centralized international
payment system
3. Campuran (gabungan kedua pola desentralisasi dan terpusat)
Apabila sistem perbankan negara yang satu dengan sistem perbankan
negara lain dalam menyelesaikan utang pituangnya dilakukan secara
bilateral, maka sistem pembayaran internasional ini kita sebut sebgai
decentaralized sytem of interbasional payment. Sebaliknya apabila
ubungan antar bank-bank dari suatu negara dengan ban-bank dari
negara lain mengenai penyesaian saldo-saldo rekeningnya dilakukan
melalui sebuh centalized international payment sytem.

H. Valuta Asing Dan Bursa Valuta Asing


Valuta asing merupakan mata uang yang diakui, digunakan, dipakai, dan
juga diterima sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional.
Valuta asing yang banyak dipakai biasanya merupakan mata uang suatu

11
negara yang memiliki peranan ataupun kendali yang cukup besar dalam
sistem perekonomian di seluruh dunia. Di seluruh dunia sendiri, valuta asing
yang paling banyak digunakan adalah Dollar. Valuta asing merupakan
bagian dari devisa suatu negara. Devisa sendiri merupakan setiap kekayaan
yang dimiliki oleh suatu negara yang berada di luar negeri yang wujudnya
dapat berupa barang, jasa, atau bahkan mata uang yang digunakan sebagai
alat transaksi perdagangan lintas negara.
Bursa valuta asing yang biasa disebut pula foregin exchange market
diartikan sebgai lembaga pasar di mana oarang dapt memperoleh fasilitas-
fasilitas untuk melaksanakan pembayaran kepada penduduk negara lain atau
menerima pembayaran dari penduduk negara lain. Mengingat bahwa untuk
melaksakan pembayaran kepada penduduk negara lain di perlukan valuta
asing, sedangkan sebaliknya penerima pembayaran dari penduduk negara
lain menciptakan penawaran akan valuta asing, maka tidak sedikit pula yang
mengartikan bursa valuta asing dipertemukan.
Dalam bursa valuta asing pada dasarnya bank-bank devisa bertindak
sebgai penghubung antara para peminta valuta asing dengan para panawar
valuta asing dan juga sebagai pihak yang membiayai transaksi-transaksi luar
negeri, dalam arti meyediakan modal yang didapat dipakai oleh mereka
yang mengadakan transaksi pembayaran internasional tersebut semasa
transaksi yang dibiayai belum sepenuhnya dilaksanakan secara tuntas.
Hanya apabila bank-bank devisa tersebut melukan transaksi-transaksi yang
lainnya sifatnya spekulatif, barulah bank-bank tersebut dapat bertindak
sebagai penghubung juga di samping sebagai sumber asal permintaan dan
penawaran valuta asing. Sebagai sumber asal permintaan akan valuta asing
dapat disubutkan:
• Para importir barang–barang dan jasa-jasa
• Para investor dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk
menyelesaikan kewajiban-kewajiban luar negerinya yang timbul dari
transaiksi pembelian surat-surat berharga dari penduduk negara
lainya yang timbul dari transaksi pembelian kepada penduduj negara
lain.

12
• Para debitur dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk
melunasi kewajiban-kewajiban luar negerinya yang timbul sebagai
akibat daripada utang-utang luar negerinya yang telah jatuh tempo
atau untuk membayar bunga pinjaman luar negerinya.
• Wisatawan-wisatawan dalam negeri yang akan melawat ke luar
negeri.
• Perusahaan-perusahaan asing yang harus membayar deviden yang
dibagikan kepada para pemegang saham di luar negeri
• Rumah-rumah tangga keluarga yang membutuhkan valuta asing
untuk membiayai studi anggota keluarganya yang belajar diluar
negeri.
• pemerintah yang membutuhkan valuta asing untuk membiyai
perwakilan-perwakilannya di luar negri, untuk menyelesaikan utang-
utang kuar negeri yang jatuh tempo, membayar bunga, dan
sebagainya.
• Para spekulan yang misalnya saja meramalkan akan adanya tindakan
devaliuasi, mempunyai tedensi berlomba-lomba membeli valuta
asing.

Adapun bentuk bentuk valuta asing yang diperjual belukan umumnya


berbentuk:
• mata uang aing yang konvertebel
• saldo kredit pada bank-bank deivsa kita di luar negeri
• surat-surat wesel
• Hak-hak pembayaran dari penduduk negara lain dalam bentuk
lainnya yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi.

Fungsi fokok bank devisa:


• melaksanakan transfer pembayran internasional
• menyediakan kredit untuk membiayai transaksi-transaksi ekonimi
internasional
• menggung resiko perubahan kuras valuta asing

13
Selain beberapa masalah valuta asing dan bursa valuta asing diatas, masih
banyak pengertian-pengertian lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah
valuta asing dan bursa valuta asing, antara lain adalah:
1. Surat Wesel dagang
Surat wesel dagang luar negeri atau foreign commercial bill of
exchange adalah merupakan salah satu bentuk valuta asing. Dengan
sendirinya surat wesel luar negeri yang dimaksud di sini hanya terbatas
pada surat-surat wesel luar negeri yang nilainya dinyatakan dalam mata
uang kuat. Surat wesel jenis ini pada umumnya timbul sebagai akibat dari
adanya transaksi perdagangan. Mereka yang memperdagangkan surat-surat
wesel semacam ini perlu memperhatikan tinggi tingkat bunga yang
digunakan dalam mendiskontokan surat wesel tersebut dan sifat-sifat
transaksinya. Mengenai perlu diperhatikannya sifat dari transaksi timbul
karena menurut kenyataan tinggi-rendahnya jaminan surat wesel tadi
dalam penagihannya, sering-sering dipengaruhi oleh bonafiditas pihak
pengimpor, dan juga macam barang yang dijual-belikan.
Mengenai suasana politik dan neraca pembayaran negara
pengimpor perlu juga diperhatikan, oleh karena menurut kenyataan sering
terjadi surat wesel menjadi beku tidak tertagih sebagai akibat
memburuknya hubungan pemerintah negara pengimpor dengan negara
pengekspor, ataupun pula sebagai akibat defisit neraca pembayaran luar
negeri negara pengimpor yang sangat parah. Sedangkan pentingnya kita
memperhatikan macam barang yang diperjualbelikan, ialah karena
menurut kenyataan di samping adanya barang-barang yang mudah untuk
menjualnya, ada pula barang-barang yang sukar untuk menjualnya.
2. Hedging
Apabila transaksi jual beli yang diadakan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain pembayarannya tidak seketika, maka
pihak pengekspor atau pihak pengimpor akan menanggung resiko yang
timbul sebagai akibat adanya perubahan kurs valuta asing. untuk
menghindari resiko yang timbul dari kemungkinan adanya perubahan kurs
valuta asing, maka importir maupun eksportir dapat melakukan apa yang

14
disebut hedging, yaitu dengan mengadakan forward exchange dengan
bank. Dalam hal ini bank dengan mendapatkan pembayaran terlebih
dahulu dari importir berjanji untuk menyerahkan sejumlah uang tertentu
kepada importir seduai dengan apa yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
Bagi eksportir, ia dapat memindahkan resiko yang timbul dari perubahan
kurs valuta asing dengan jalan menjual surat wesel yang ditariknya atas
importir kepada bank. Dengan demikian importir maupun eksportir tidak
lagi menggung resiko yang timbul sebagai akibat dari adanya perubahan
kurs valuta asing.
3. Arbitrage
Kalau valuta asing yang terjadi di negara satu berbeda dengan kurs
valuta asing yang terjadi dinegara lain, maka biasanya akan timbul apa
yang biasa disebut arbitrage. Kalau di New York misalnya, kurs
poundsterling Inggris yang terjadi menunjukkan £ 1 = US $ 2,00
sedangkan di London kurs poundsterling dalam £ 1 = US $ 2,10, maka
kalau kita membeli poundsterling di New York untuk kemudian kita jual
lagi di London, kita akan memperoleh keuntungan dari perbedaan kurs
tersebut dan begitu juga sebaliknya. Tindakan semacam inilah yang kita
sebut arbitrage. Tindakan arbitrage mempunyai pengaruh menghilangkan
atau paling sedikit mengurangi perbedaan kurs valuta asing antar puasat
finansial yang lain atau antara negara yang satu dengan negara yang lain.
Arbitrage dapat dijalankan diantara dua negara, dapat juga diadakan di
antara tiga negara atau lebih.

15
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
lalu lintas pembayaran Internasional adalah gerak bolak-balik
kepemilikan/ penguasaan barang atau uang sebagai alat tukar dari
sipembayar kepada penerima atas transaksi yang dilakukan oleh Negara-
negara yang terlibat dalam perdagangan internasional berdasarkan
kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Dalam kegiatannya lalu
lintas pembayaran internasional bank devisa memiliki peran sebagai
lembaga yang dapat membentuk mereka untuk dapat menjual-belikan
surat-surat wesel luar negeri dan menggunakannya sebagai perantara
dalam mengadakan penagihan-penagihan kepada debitur di luar negeri.
Adapun mekanisme lalu lintas pembayaran internasional terdiri dari
beberapa cara yakni advance payment, Open account, Documentary
Collection,Clean collection, Letter Of Credit, Trade Bill,Komprnsasi
Pribadi, Consigment, Imbal Beli. Dengan Alat Pembayarannya berupa
Devisa Umum dan Devisa kredit.

16
DAFTAR PUSTAKA

Thalib, P. (2008). Mekanisme lalu lintas pembayaran luar negeri dalam kegiatan
ekspor impor. 259–274.

Wahab. Abdul. Ekonomi Internasional.

17

Anda mungkin juga menyukai