Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SUMBER DAN METODE PEMBIAYAAN INTERNASIONAL

DI SUSUN OLEH:
RENALDI (2020.04.027)

Dosen Pengampu:
HIDAYANI, M.E

PRODI PERBANKAN SYARIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR’AN
AL-ITTIFAQIAH (IAIQI)
Tahun Ajaran 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah “Sumber dan Metode
Pembiayaan Internasional”.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan–rekan


seperjuangan yang telah membantu baik dari segi moril maupun materil sehingga
laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran atau kritikan
demi kesempurnaan penulisan laporan ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

Latar Belakang.........................................................................................................................1

Rumusan Masalah....................................................................................................................2

Tujuan .....................................................................................................................................2

II PEMBAHASAN................................................................................................................3

Sumber dan Metode Pembiayaan Internasional..................................................................3

Account Receivable Financing...........................................................................................4

Banker’s Acceptance...........................................................................................................4

Short Term Bank Loan........................................................................................................5

Counter Trade......................................................................................................................6

Factoring.............................................................................................................................8

Forpaiting...........................................................................................................................8

Leasing...............................................................................................................................10

III PENUTUP

Kesimpulan.......................................................................................................................11

Daftar Pustaka...................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada awalnya aktifitas perdagangan hanya terbatas pada suatu wilayah negara saja.
Namun seiring dengan perkembangan peradaban manusia, meningkatnya permintaan
atas pemenuhan kebutuhan manusia, dan ditambah kemajuan kecerdasan manusia itu
dalam menciptakan teknologi-teknologi mutakhir mendorong adanya perluasan kegiatan
perdagangan tersebut sehingga terjadilah perdagangan lintas negara yang kemudian kita
sebut perdagangan internasional atau bisnis internasional. Keterbatasan suatu negara
dalam menyediakan komoditas yang diperlukan oleh masyarakatnya juga memicu
terjadinya perdagangan lintas negara ini. Tidak ada satu negara pun yang bisa benar-
benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap
negara memiliki karakteristik yang berbeda baik sumber daya alam, iklim, geografi,
demografi, struktur ekonomi maupun struktur sosial. Perbedaan inilah yang
menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan sehingga secara langsung atau tidak
langsung akan membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang atau jasa antar negara.
Maka antara negara-negara di dunia memang perlu menjalin suatu hubungan
perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara tersebut.Keadaan terkini,
perkembangan perdagangan lintas negara atau perdagangan internasional ini semakin
dapat kita rasakan. Hal ini terlihat dari semakin banyak dan mudahnya kita temukan
barang-barang di sekitar kita yang ternyata produk dari negara-negara
lain.Perkembangannya, efek dari globalisasi perdagangan ini membuat batasbatas
negara seakan-akan tidak ada lagi. Dengan demikian, negara-negara menjadi lebih
mudah menyebarluaskan produknya. Apalagi didukung oleh pesatnya perkembangan
teknologi yang membuat aktifitas global ini bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana
saja dengan jauh lebih efektif dan efisien.

Melihat semakin berkembangnya perdagangan internasional, kiranya sangat menarik


untuk mengetahui dan mempelajari banyak hal yang berkaitan dengan kegiatan
perdagangan internasional dan cara pembayaran yang digunakan dalam transaksi ini,
untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan dapat menambah pengetahuan umum
kita.
1.2. Rumusan Masalah

1. Mengapa diperlukan sumber dan metode pembiayaan, serta sistem pembayaran


dalam bisnis atau transaksi perdagangan internasional?

2. Apa saja sumber dan metode pembiayaan dalam bisnis internasional?

3. Apa saja sistem pembayaran dalam bisnis internasional?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Ekonomi Internasional.

2. Untuk mengetahui alasan mengapa sumber dan metode pembiayaan, serta sistem
pembayaran dalam bisnis internasional.

3. Untuk mengetahui tentang berbagai macam sumber dan metode pembiayaan


dalam bisnis internasional.

4. Untuk mengetahui jenis-jenis sistem pembayaran dalam bisnis internasional.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sumber dan Metode Pembiayaan Internasional


Pengertian pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain,
pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan. Pada transaksi perdagangan internasional mana pun,
umumnya tersedia kredit yang di berikan baik oleh:
 Pemasok (eksportir)
 Pembeli (importir)
 Satu atau beberapa institusi keuangan
 Kombinasi dari pemberi kredit diatas.
Pemasok mungkin memiliki arus kas cukup besar untuk membiayai
seluruh siklus perdagangan, yang dimulai dengan produksi barang hingga
pembayaran diterima dari pembeli. Bentuk kredit ini disebut Kredit Pemasok.
Namun ada beberapa kasus, eksportir mungkin membutuhkan pendanaan dari
bank untuk menambah arus kasnya. Sebaliknya, pemasok mungkin tidak
ingin memberikan pembiayaan, sehingga pembeli harus membiayai transaksi
sendiri, baik secara internal maupun eksternal, melalui banknya. Karena bank
memiliki peran menyeluruh dalam pembiayaan perdagangan pada dua sisi
transaksi ini.
Setiap transaksi bisnis internasional, terutama yang meliputi bisnis
(ekspor dan impor barang ataupun jasa) dan investasi (ekspor dan impor
modal), biasanya selalu diikuti dengan masalah (1) sumber dan metode
pembiayaan dan (2) sistem pembayaran internasional.
Pada umumnya sumber-sumber pembiayaan dalam transaksi bisnis
internasional terdiri atas sebagai berikut:
a. Sumber dana sendiri dari pembeli / importir
b. Sumber dana berupa kredit dari penjual /eksportir
c. Sumber dana dari pihak ketiga, terutama dari lembaga keuangan bank
dan non-bank.
Sumber dana tersebut di atas umumnya disalurkan melalui metode
pembiayaan berikut:

 Account receivable financing (pembiyaan piutang)


 Banker’s Acceptance
 Short Term Bank Loan
 Counter trade
 Factoring
 Forfaiting
 Leasing

2.2.1. Account Receivable Financing (Pembiayaan Piutang)


Account receivable financing adalah suatu metode pembiayaan
yang diberikan oleh bank kepada eksportir berdasarkan credit-worthiness
yang diberikan eksportir kepada pembeli / importirnya. Pembiayaan
piutang mengandung risiko tambahan, seperti restriksi dan kontrol devisa
pemerintah, yang bisa mencegah importir atau pembeli melakukan
pembayaran kepada eksportir sehingga suku bunga kredit pembiayaan ini
menjadi lebih tinggi daripada suku bunga pembiayaan piutang domestik.
Pembayaran yang dilakukan oleh importir di luar negeri langsung
ditransfer ke dalam account receivable financing. Dalam hal importir
gagal membayar dengan alasan apapun, maka eksportir tetap
bertanggungjawab untuk mengembalikan kreditnya kepada bank. Jangka
waktu account receivable financing ini biasanya berkisar dari satu hingga
enam bulan.

2.2.2. Banker’s Acceptance


Banker’s acceptance adalah suatu metode pembiayaan yang
dilakukan dengan bill of exchange atau time draft yang wajib di bayar
oleh bank setelah jatuh tempo (maturity).1

1
Hans Van Houtte.The Law of International Trade.London: Sweet and Maxwell, 1995, 257
Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ini adalah sbb:
a. Importir melalui banknya membuka L/C yang ditujukan kepada
eksportir/penjual.

b. Berdasarkan L/C yang diterimanya, eksportir akan menerbitkan time


draft yang akan disampaikannya bersama-sama shipping document
lainnya (B/L dan lain-lain) kepada bank ditempatnya berada.
c. Bank eksportir akan mengirimkan time draft dan shipping document
tersebut kepada bank importir yang aka menerbitkan banker’s
acceptance.
Manfaat B/A bagi eksportir, yaitu:
 Tidak perlu memikirkan risiko kredit dari importir.
 Menghadapi sedikit exposure risiko politik atau kontrol
devisa.
 Dapat menjual B/A dengan harga diskon sebelum
pembayaran jatuh tempo.
Manfaat B/A bagi importir, yaitu:
 Memiliki akses yang lebih besar untuk membeli bahan baku
dan barang-barang lain dari pemasok-pemasok luar negeri.
 Bisa memastikan bahwa barang-barang telah dikirimkan
dengan adanya dokumen-dokumen yang disajikan bersama-
sama B/A.
 Mendapatkan pembiayaan oleh bank yang menerbitkan B/A.2

2
Amir M.S.Letter of Credit: Dalam Bisnis Ekspor Impor.Jakarta: PPM, Edisi 2, Juli 2001, hlm. 166
2.2.3. Short Term Bank Loan (Pinjaman Jangka Pendek)
Metode pembiayaan ini diberikan oleh bank atas dasar banker’s
acceptance yang diterbitkan untuk modal kerja dan pembelian inventory
dalam bentuk pinjaman jangka pendek. Bagi importir, kredit jangka
pendek yang diperoleh berfungsi untuk membiayai siklus modal kerja
yang dimulai dengan pembelian persediaan, penjualan barang, penciptaan
piutang dagang, dan penagihan piutang. Bagi eksportir, kredit jangka
pendek dapat membiayai produksi barang yang ditujukan untuk ekspor
(pembiayaan sebelum ekspor) atau jangka waktu dari saat penjualan
terjadi hingga pembayaran dari pembeli diterima.
Ada banyak keuntungan dalam mengambil pinjaman jangka
pendek, termasuk:

1. Waktu lebih singkat untuk menimbulkan bunga


Karena pinjaman jangka pendek harus dilunasi dalam waktu
sekitar satu tahun, ada pembayaran bunga total yang lebih rendah.
Dibandingkan dengan pinjaman jangka panjang yang membutuhkan
waktu bertahun-tahun untuk jatuh tempo, bunga yang dibayarkan
untuk pinjaman jangka pendek jauh lebih sedikit.
2. Waktu pendanaan cepat
Pinjaman jangka pendek kurang berisiko dibandingkan dengan
pinjaman jangka panjang karena tanggal jatuh tempo yang lebih
pendek. Dengan demikian, waktu yang dibutuhkan oleh pemberi
pinjaman untuk memproses pinjaman lebih pendek. Dengan
demikian, peminjam dapat memperoleh dana yang dibutuhkan lebih
cepat.
3. Lebih mudah didapat
Pinjaman jangka pendek adalah penyelamat bisnis kecil atau
individu yang menderita kurang dari nilai kredit bintang. Persyaratan
untuk pinjaman semacam itu umumnya lebih mudah dipenuhi.
2.2.4. Counter Trade
Metode pembiayaan ini dilakukan dengan cara pertukaran barang
dengan barang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Metode ini
banyak dilakukan oleh negara sedang berkembang dengan negara sosialis
yang mengalami kesulitan devisa dan pemasaran produknya di pasar
internasional. Menurut perkiraan, sejak 1985 metode pembiayaan dengan
counter trade semakin banyak dipergunakan dan saat ini mencapai
sekitar 30% dari pembiayaan bisnis internasional dunia (Dick Francis,
1987:1).

Variasi dari metode counter trade ini adalah sebagai berikut:


a. Barter

Barter adalah suatu metode pembiayaan dengan cara


pertukaran barang dengan barang secara langsung antara dua negara
atau perusahaan dengan kekmungkinan bahwa harga salah satu
barang tidak normal (dapat lebih rendah atau lebih tinggi) karena
posisi tawar

menawar (bargaining position) salah satu pihak kurang baik atau


lebih baik. Contoh:

 Barter pesawat Mirage 2000 buatan Prancis dengan minyak Irak


sewaktu Perang Irak-Iran tahun 1980.
 Barter senjata antara PRRI/PERMESTA dengan pedagang di
Singapura pada waktu pemberontakan PRRI/PERMESTA tahun
1957/1958.
b. Counter Purchase (Imbal Beli)
Suatu metode pembiayaan dengan cara pertukaran barang
dengan barang secara langsung dengan harga yang normal karena
bargaining position kedua belah pihak seimbang. Contoh:

 Counter purchase pesawat CN 235 IPTN dengan beras dari


Thailand.
 Counter purchase pesawat CN 235 IPTN dengan mobil Proton
Saga dari Malaysia

c. Buy Back
Suatu metode pembiayaan dengan cara membiayai pembelian
suatu barang dengan produk yang dihasilkan dari barang yang dibeli
tersebut. Contoh:

 Pembangunan pabrik alumunium (PT Inalum) di Tanjung Balai


Asahan dengan pembiayaan dari Jepang yang dibayar dengan
alumunium yang dihasilkan oleh pabrik tersebut.
 Pembiayaan untuk pembelian mesin jahit oleh RRC dari Jepang
yang dilakukan dengan produk pakaian yang dihasilkan dari
mesin jahit tersebut.
d. Switch Trading
Suatu metode pembiayaan dalam bisnis internasional yang
dilakukan dengan cara pertukaran barang dengan barang antara
pembeli dan penjual melalui pihak ketiga. Contoh:

 Perusahaan Indonesia membeli bus Ikarus dari Hongaria yang


dibiayai dengan cara mengirim tekstil ke Hongaria. Namun,
karena Hongaria tidak bersedia menerima tekstil dari Indonesia,
maka dicari pihak ketiga yang bersedia menerima tekstil
tersebut, misalnya perusahaan dari Yunani sehingga pembiayaan
bisnis tersebut dapat tetap tersedia.
e. Off – Set
Suatu metode pembiayaan yang mengaitkan pertukaran barang
antara dua pihak dengan transfer teknologi. Contoh:

 Pembelian pesawat F–16 Amerika oleh Indonesia yang


pembiayannya dikaitkan dengan transfer teknologi dari bagian
ekor pesawat tersebut yang dibuat oleh IPTN Bandung.3

3
Amir, M.S.2000.Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri : Suatu Penuntun Impor dan Ekspor .
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Halaman 15
2.2.5. Factoring
Factoring yang disebut juga sebagai anjak piutang merupakan
suatu sistem pembiayaan yang diperoleh eksportir dengan cara menjual
account receivable-nya dengan discount tertentu kepada suatu lembaga
keuangan atau commercial finance company yang disebut sebagai factor
broker di tempat eksportir berada. Kemudian, factor broker dari eksportir
ini dapat menjual account receivable kepada factor broker lain ditempat
importir dengan discount tertentu pula.
Beberapa keuntungan sistem factoring ini bagi eksportir adalah
sebagai berikut:

 Dengan menjual account receivable-nya berarti eksportir tidak perlu


lagi terlibat dan memonitor administrasi account receivable-nya.
 Eksportir segera mendapat pembayaran sehingga dapat memperbaiki
cash flow-nya.

2.2.6. Forfaiting
Metode ini umumnya digunakan untuk pembiayaan pembelian
barang modal yang cukup mahal (dapat sampai lebih dari $ 500.000,-)

yang dilakukan importir dengan jalan mengeluarkan promissory notes


kepada eksportir. Kemudian promissory notes ini dijual lagi kepada
forfaiting bank atau financial institution lainnya. Metode forfaiting
transaction ini biasanya dilakukan dengan suatu jaminan (bank
guarantee) atau L/C yang diterbitkan oleh bank importir.
2.2.7. Leasing
Leasing merupakan suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal (capital goods), baik secara sewa guna usaha
dengan hak opsi (finance lease) maupun tanpa hak opsi (operating lease),
untuk digunakan lease selama jangka waktu tertentu dengan pembayaran
secara berkala (SK MenKeu. No.1169/LMK.01/1999 tentang Kegiatan
Sewa Guna Usaha). Manfaat utama dari metode leasing adalah bahwa
lease dapat memiliki modal kerja (working capital) yang memadai
karena tidak harus menggunakan dana yang besar untuk penyediaan
barang modal.4

4
Roselyne Hubarat.Transaksi Export Import.Jakarta: Erlangga, 1997, hal 1.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bisnis internasional akan lebih berjalan lancar dengan tersedianya
fasilitas pembiayaan (kredit) dan sistem pembayaran internasional dalam jual-
beli barang dalam perdagangan internasional. Pada umumnya sumber-sumber
pembiayaan dalam transaksi bisnis internasional terdiri atas sebagai berikut:
a. Sumber dana sendiri dari pembeli / importir
b. Sumber dana berupa kredit dari penjual /eksportir
c. Sumber dana dari pihak ketiga, terutama dari lembaga keuangan bank
dan non-bank.
Sumber dana tersebut di atas umumnya disalurkan melalui metode
pembiayaan berikut:
 Account receivable financing (pembiyaan piutang)
 Banker’s Acceptance
 Short Term Bank Loan
 Counter trade
 Factoring
 Forfaiting
 Leasing
DAFTAR PUSTAKA

Roselyne Hubarat.Transaksi Export Import.Jakarta: Erlangga, 1997, hal 1.

Hans Van Houtte.The Law of International Trade.London: Sweet and


Maxwell, 1995, 257

Amir M.S.Letter of Credit: Dalam Bisnis Ekspor Impor.Jakarta: PPM, Edisi


2, Juli 2001, hlm. 166

Amir, M.S.2000.Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri :


Suatu Penuntun Impor dan Ekspor . Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Halaman 15

Anda mungkin juga menyukai