Anda di halaman 1dari 18

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, taufik
dan hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Aspek Finansial. Disamping
itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasi makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Tangerang Selatan, 23 April 2019

Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………..…. 1

Daftar Isi …………………………………………………………………………………….…... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………..…. 3


B. Rumusan Permasalahan ………………………………………………………….……… 3
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………………..…….. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Dana dan Sumbernya ……………………………………………..…………. 5


B. Aliran Kas (cash flow) ………………………………………………………….……….. 7
C. Biaya Modal (cost of capital) …………………………………………………………… 8
1. Biaya Hutang ………………………………………………..……………….……… 8
2. Biaya Modal Sendiri ………………………………………………………………… 8
D. Proyeksi Neraca dan Laporan Laba Rugi .,………………………………..….…………. 8
E. Pengukuran dengan Rasio Keuangan ……………………………………………..…… 11
F. Penilaian dan Pemilihan Investasi …………………………………..…………………. 13
1. Metode Penilaian Investasi …………………………………………...……………. 13
2. Pilihan Leasing atau Beli ……………………………………………………...…… 13
3. Urutan Prioritas …………………………………………………………………….. 14

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ………………………………………………….………….……………………… 16

Daftar Pustaka ……………………………………………………….…………………………. 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama
bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah
yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya
kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam
rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk
mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya,
pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi
perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dan lain-lain.
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian,
maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan
terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil
daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau
bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah
menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli
yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog,
akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya.
Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada
orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang
dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis,
dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan
suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau
keuntungan ekonomis.

B. Rumusan Permasalahan
1. Apa saja dan bagaimana kebutuhan dana dan sumbernya?
2. Apa yang dimaksud dengan aliran kas (cash flow)?
3. Apa yang dimaksud dengan biaya modal?

3
4. Bagaimana penilaian dan pemilihan investasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami dan mengetahui kebutuhan dana dan sumbernya pada aspek keuangan
2. Memahami dan mengetahui aliran kas (cash flow)
3. Memahami dan mengetahui apa itu biaya modal
4. Memahami dan menganalisa penilaian dan pemilihan investasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Dana dan Sumbernya


Untuk mendanai suatu kegiatan investasi maka biasanya diperlukan dana yang
relative cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yan ada
seperti dari modal sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya. Pilihan apakah
menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau gabungan dari keduanya
tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dari kebijakan pemilik usaha.
Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika menggunakan salah satu modal
atau dengan modal gabungan. Setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui,
selanjutnya yang perlu ditentukan adalah dalam bentuk apa dana tersebut didapat, yang
jelas, yang akan dipilih adalah sumber dana yang mempunyai biaya paling rendah dan
tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan.
Dana tersebut adalah aktiva tetap berwujud seperti:
 Tanah
 Bangunan
 Mesin-mesin
 Kantor dan perangkat komputer seperti hardware dan software
Aktiva tetap tak berwujud, seperti:
 Goodwill
 Hak cipta
 Lisensi
 Merk dagang
Selain untuk aktiva tetap, dana juga dibutuhkan untuk modal kerja, setelah dana yang di
perlukan diketahui, selanjutnya di tentukan dalam bentuk apa dana tersebut di dapat,
melalui sumber dana.

Sumber Dana
Pendanaan adalah suatu indicator penting dalam mendeteksi apakah suatu bisnis dapat
dijalankan atau tidak. Akhir-akhir ini, telah banyak berkembangan berbagai lembaga
keuangan maupun non-keuangan yang telah bersedia untuk mendanai suatu aktivitas

5
bisnis, tentu saja dengan persyaratan tertentu. Sumber dana dari lembaga-lembaga itu
sering disebut sebagai modal asing (modal pinjaman). Sumber dana dari modal asing
biasanya berwujud hutang, baik hutang jangka panjang, maupun hutang jangka pendek.
Sumber dana itu sendiri dapat berasal dari pihak internal perusahaan yang akan
melakukan aktivitas bisnis. Sumber dana ini disebut sebagai sumber dana modal sendiri.
Sumber dana modal sendiri biasanya berwujud Modal Saham dan Laba Ditahan.
Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi 2 (dua) macam, yaitu :
1. Modal Asing (modal pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar
perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Menggunakan pinjaman untuk
membiayai suatu usaha akan terkena beban biaya, yaitu biaya administrasi, provisi,
dan komisi, serta bunga yang besarnya relatif. Kemudian adanya kewajiban untuk
mengembalikan pinjaman setelah jangka waktu tertentu sesuai perjanjian
sebelumnya. Perolehan modal asing juga relatif sulit karena diperlukan syarat-syarat
tertentu sesuai dengan kebijakan pemilik dana. Keuntungan modal pinjaman adalah
jumlahnya yang relatif tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak.
Disamping itu dengan mengguynakan modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari
pihak manajemen untuk sungguh-sungguh mengejakan usaha yang dijalankan.
Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh antara lain :
a. Pinjaman dari dunia perbankan
b. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura, asuransi,
leasing, dana pension, atau lembaga keuangan lainnya
c. Pinjaman dari perusahaan nonbank

2. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara
mengeluarkan saham baik tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya dari kalangan
internal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka dengan menjual saham
kepada masyarakat luas. Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai
sesuatu usaha adalah tidak adanya beban bunga seperti modal pinjaman. Perusahaan
hanya berkewajiban membayar deviden

6
Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari :
a. Setoran dari pemegang saham
b. Dari cadangan laba
c. Atau dari laba yang belum dibagi

B. Aliran Kas (Cash Flow)


Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan
mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut. Dalam hal
ini investor yang terpenting adalah berapa kas bersih yang diterima dari uang yang
diinvestasikan disuatu usaha. Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk
menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan
mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas
dan penggunaan-penggunaannya. Pada saat kita menganalisis perkiraan arus kas di masa
datang, kita berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan diatas kertas
itu dapat menyimpang jauh dari kenyataannya. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan untuk development proyek tersebut dalam beroperasi untuk
menghasilkan laba bagi perusahaan. Pentingnya kas akhir bagi investor jika dibandingkan
dengan laba yang diterima perusahaan dikarenakan :
1. Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari
2. Kas digunakan untuk membayar semua kewajiban yang jatuh tempo
3. Kas juga digunakan untuk melakukan investasi kembali
Jenis-jenis arus kas yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari:
a) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)
b) Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh
sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran
kas keluar (cash out flow).

7
c) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu
penjualan peralatan proyek

C. Biaya Modal (Cost Of Capital)


1. Biaya Utang
Biaya utang untuk jangka panjang maupun jangka pendek dapat dihitung misalnya
dengan menggunakan konsep present value.
2. Biaya Modal Sendiri
a. Saham Preferen: Saham preferen memberikan penghasilan berupa deviden yang
tetap kepada pemiliknya yang diambilkan dari laba bersih setelah pajak.
b. Biaya Saham Biasa: merupakan suatu tingkat keuntungan minimal yang harus
diperoleh suatu investasi yang dibelanjai oleh saham biasa
c. Biaya Laba ditahan. Pada prinsinya sama dengan biaya dari saham biasa.
Bedanya, untuk biaya saham biasa memiliki floatation cost, yaitu biaya yang
dikeluarkan untuk melaksanskan proses saham, sedangkan menggunakan dana
dari laba yang ditahan tidak memerlukan biaya.

D. Proyeksi Neraca dan Laporan Laba Rugi


Di samping itu membuat cash flow perusahaan juga diminta untuk membuat
proyeksi laporan keuangannya untuk beberapa periode (biasanya seumur proyek).
Proyeksi laporan keuangan yang dibuat adalah neraca dan laporan laba/rugi. Untuk lebih
mengenal memahami neraca daan laporan laba/rugi ada baiknya kita mengulang kembali
pengertian dan komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam dua laporan keungan
tersebut.
a. Neraca
Neraca merupakan laporan keungan yang menunjukan posisi harta, utng, dan modal
perusahan pada waktu tertentu.Artinya, neraca dapat dibuat untuk mengetahui kondisi
keungan perusahaan dalam waktu tertentu setiap saat dibutuhkan. Secara garis besar
neraca menggambarkan jumlah harta di posisi aktiva dan jumlah utang serta modal

8
(ekuitas) diposisi posiva. Komponen harta yang tergambar diposisi adalah sebagai
berikut :
1) Aktiva Lancar, terdiri dari:
- Kas
- Rekening pada bank(giro dan tabungan)
- Deposito berjangka
- Surat-surat berharga
- Piutang/kredit yang diberikan
- Persediaan
- Biaya yang dibayar dimuka
- Pendapatan yang masih harus diterima
- Aktiva lancer lainnya
2) Aktiva Tetap, terdiri dari:
a. Aktiva tetap berwujud:
- Tanah
- Mesin
- Bangunan
- Akumulasi penyusutan
- Aktiva tetap lainnya
b. Aktiva tetap tidak berwujud:
- Good will
- Hak cipta
- Lisensi
- Merek dagang
3) Aktiva lainnya, terdiri dari:
- Gedung dalam proses
- Tanah dalam penyelesaiaan
- Piutang jangka panjang
- Uang jaminan
- Uang muka investasi

9
Kemudian, komponen utang (kewajiban) serta modal (ekuitas) tergambar dalam
posisi pasiva sebagai berikut :

1) Utang Lancar, terdiri dari:


- Utang dagang
- Utang wesel
- Utang bank
- Utang pajak
- Biaya yang masih harus dibayar
- Utang sewa guna usaha
- Utang dividen
- Utang lancer lainnya
2) Utang jangka panjang terdiri dari:
- Utang hipotek
- Utang obligasi
- Utang bank jangka panjang
- Utang jangka panjang lainnya.
3) Ekuitas terdiri dari:
- Modal saham
- Laba ditahan
- Modal sumbangan

b. Laporan Laba Rugi


Laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukan jumlah pendapatan yang
diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Berikut ini
adalah komponen-komponen yang terdapat dalamsuatu laporan laba/rugi, antara lain :
1. Penjualan (pendapatan)
2. HPP (harga pokok penjaulan)
3. Laba kotor.
4. Biaya operasi terdiri dari :
- Biaya umum
- Biaya penjualan
- Biaya sewa
- Biaya administrasi

10
5. Laba kotor operasional
6. Penyusutan (depresiasi)
7. Pendapatan bersih operasi
8. Pendapatan lainnya
9. Laba sebelum laba dan pajak atau EBIT (earning before interest and tax)
10. Biaya bunga terdiri dari:
- Bunga wesel
- Bunga bank
- Bunga hipotek
- Bunga obligasi
- Bunga lainnya
11. Laba sebelum pajak atau EBT (earning before tax)
12. Pajak (tax)
13. Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (earning after interest and tax)
14. Laba perlembar saham (earning per share)

E. Pengukuran dengan Rasio Keuangan


Agar laporan keungan yang disajikan dapat diartikan dengan angka-angka yang ada
dilaporan keuangan, maka perlu dianalisis. Alat analisis yang dapat digunakan adalah
rasio-rasio keuangan.
Bentuk Rasio Keuangan
Untuk mengukur keungan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan terdiri
dari beberapa rasio. Setiap rasio mempunyai tujuan, kegunaan, dan mengandung arti
tertentu.Kemudian setiap rasio diukur dan diinterprestasikan, sehingga menjadi berarti
bagi pengambilan keputusan. Adapun sebagian dari jenis-jenis rasio-rasio keuangan yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuid
suatu perusahaan.caranya adalah dengan membandingakan seluruh komponen yang
ada di aktiva lancer dengan komponen di pasiva lancer(utang jangka pendek). Untuk
mengukur rasio likuiditas dapat digunakan beberapa rasio, antara lain :

11
• Current Ratio (CR)
• Quick Ratio (Acid Test Ratio)
• Inventory To Net Working Capital
• Cash Ratio\

2. Leverage Ratio
Laverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengartur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Seperti diketahui dalam mendanai usahanya,
perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat
diperoleh adalah dari sumber pinjam atau modal sendiri. Adapun rasio-rasio yang ada
dalam laverage ratio antara lain :
a. Debt to asset ratio (debt ratio)
b. Debt to equity ratio
c. Long term debt to equity ratio
d. Current liabilities to net worth
3. Rasio Aktivitas
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efesien pemanfaatan
sumber daya perusahaan(penjualan, persediaan, penagihan piutang, dan lainnya).
Atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari. Adapun sebagian dari rasio-rasio aktivitas adalah sebagai berikut :
a. Perputaran piutang (turnover receivable)
b. Perputaran persediaan (inventory turnover)
c. Working capital turnover
d. Fixed assets turnover
e. Asset turnover
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profatibilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
menejemensuatu perusahaan.rasio ini terdiri dari :
a. Profil margin (profil margin on sales)
b. Return on investment (ROI)

12
c. Return on equity (ROE)

F. Penilaian dan Pemilihan Investasi


a. Metode Penilaian Investasi
- Metode Payback Period (PP). suatu periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi (initial cahs investment) dengan menggunakan
aliran kas.
- Metode Internal Rate of Return (IRR). Metode ini digunakan untuk mencari
tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di
masa datang, atau penerimaan kas, dengan pengeluara investasi awal.
- Metode Net Present Value (NPV). yaitu selisih anatara Present Value dari
investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih ( aliaran
kas operasional maupun aliaran kas terminal) di masa yang akan adatang.
- Metode Profitability Index (PI). Pemakain metode PI ini caranya adalah dengan
menghitung melalui perbandinngan antara nilai sekaarang ( present value) dari
rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan
nilai sekarang ( present value) dari investasi yang telah dilakukan.

b. Pilihan Leasing atau Beli


Apabila dijumpai suatu kondisi untuk menjawab apakah untuk pengadaan sesuatu,
misalnya mesin diproduksikan dilakukan melalui leasing atau beli, bagaimana
menentukannya? Dari kepentingan penyewa (lessee), biaya untuk leasing dapat
dihitung dengan Net Adventage of Leasing (NAL).
Langkah I
Menghitung NPV (Net Present Value) aktiva. NPV dihitung dengan mempresent-
valuekan seluruh arus kas masuk kemudian diselisihkan dengan present value arus
kas keluar. Pada perhitungan NPV, kita gunakan biaya modal sebagai tingkat
diskonto.
n
NPV = ∑ CIFᵼ - COF
t=1( 1 + k )ᵗ
Dimana :

13
CIFᵼ : Cash Inflow pada waktu t yang dihasilkan proyek
K : Biaya Modal
COF : Initial Cash Outflow (diasumsikan terjadi sekarang)
N : Usia proyek

Langkah II
Menghitung NAL (Net Advantage to Leasing). NAL adalah penghematan biaya yang
timbul karena kita memilih alternative leasing daripada membeli aktiva tersebut.
n
NAL = ∑ Ot (1-T) - Rt (1-T) – Dt.T – Vn (1-T) - COF
t=1 ( 1 + rb )ᵗ ( 1 + rb )ᵗ

Dimana :
 Ot: Operating Cash Outflow pada waktu t yang terjadi jika aktu dibeli (tidak
leasing). Biasanya terdiri dari Biaya Perawatan dan Asuransi yang pada kontrak
lease akan dibayar oleh lessor.
 Rt : Leasing payment tahunan pada waktu t
 T : Tingkat pajak pada penghasilan perusahaaan
 Dt : Biaya depresiasi aktiva pada waktu t
 Vn : Nilai sisa setelah pajak (Salvage Value After Tax) pada waktu n
 COF : Harga pembelian aktiva, yang tidak dibayar lessee jika ia mengeluarkan
leasing
 Rb : Biaya hutang setelah pajak
Rb = kd( 1 – T )
 kd : Biaya hutang sebelum pajak

Langkah III
Membuat keputusan, dimana :
1. Jika NPV > 0 dan NAL > 0, maka aktiva dapat diperoleh melalui LEASING.
2. Jika NPV > 0, namun NAL < 0, maka aktiva dapat diperoleh dengan cara
MEMBELI.
3. Jika NPV < 0 dan NAL > 0, jangan dulu menolak aktiva tersebut sebab akan
timbul:
- NPV + NAL > 0, maka aktiva dapat diterima tapi harus diperoleh
dengan cara LEASING.
- NPV + NAL < 0, maka aktiva atau proyek tersebut DITOLAK.
- Jika NPV < 0 dan NAL < 0, maka aktiva atau proyek tersebut DITOL

c. Urutan Prioritas

14
Proses pengurutan prioritas ini memiliki beberapa skenario. Lima diantanya
dipaparkan berikut ini:
- Skenario Mutually Exclusive ( saling meniadakan). Skenario inidipakai jikasuatu
proyek A dipilih, maka proyek lain harus tidak di pilih.
- Skenario Contigency (saling terkait). Skenario ini dipakai jika suatu proyek A
yang dipilih, maka proyek B (atau mungkin ada proyeklain) harus diikutsertakan
pula.
- Skenario Independence (saling bebas). Skenario ini , walaupun jarang dijumpai,
digunakan jika suatu proyek A dianggap yang paling layak direalisasikan, tidak
ada hubugan dengan proyek B (atau proyek lainnya) yang juga layak
direalisasikan.
- Skenario Capital Budget Constrain ( keterbatasan finansial). Jika, ada beberapa
proyek yang layak untuk di bangun tetapi dana tidak mmencukupi untuk
membangun seluruh proyek, tentunya yang akan direalisasikan hanya satu atau
beberapa proyek yang memenuhi syarat saja, seperti: ketiga persyaratan diatas,
ketersediaan dana, rencana sisa dana yang terkecil, dan nilai NPV proyek yang
paling baik.
- Skenario Cost Effectiveness (Biaya Efektif). Pengurutan proyek-proyek dengan
cara didasarkan padasumber daya yang mendesak untuk segera dimanfaatkan,
seperti misalnya tenaga kerja yang menganggur.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Untuk mendanai suatu kegiatan investasi maka biasanya diperlukan dana yang relative
cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada seperti dari
modal sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya.
2. Jenis-jenis arus kas yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari: (a) Initial Cash Flow,
(b) Operational Cash Flow, (c) Terminal Cash Flow.
3. Biaya modal terdiri dari biaya utang dan biaya modal sendiri. Biaya modal sendiri pun
didalamnya meliputi saham preferen, biaya saham biasa, dan biaya laba ditahan
4. Adapun bentuk-bentuk dari rasio keuangan adalah:
a. Rasio likuiditas
b. Rasio Leverager
c. Rasio Aktivitas
d. Rasio Profitabilitas
5. Metode penilaian investasi terdiri dari: Metode Payback Period (PP), Metode Internal
Rate of Return (IRR), Metode Net Present Value (NPV), Metode Profitability Index (PI).

16
Daftar Pustaka

http://juniskaefendi.blogspot.com/2015/04/makalah-study-kelayakan-bisnis-tentang.html

https://www.academia.edu/35653922/MAKALAH_ASPEK_KEUANGAN

https://www.academia.edu/11951297/Makalah_Aspek_Keuangan

https://www.academia.edu/17226301/Aspek_Finansial_pada_Studi_kelayakan_bisnis

http://franky-04.blogspot.com/2016/06/aspek-keuangan-dalam-studi-kelayakan.html

http://ekanetaputri.blogspot.com/2015/10/study-kelayakan-bisnis-aspek-keuangan.html

http://saputrirahayu2.blogspot.com/2014/01/studi-kelayakan-bisnis-aspek-keuangan.html

https://www.academia.edu/5292909/ASPEK_KEUANGAN

http://rizarp.blogspot.com/2017/05/studi-kelayakan-bisnis-aspek-finansial.html dalam Umar,


Husain.2003. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi 2), Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis secara
Komprehensif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

17
18

Anda mungkin juga menyukai