1. NAVIGASI DARAT
A. Pengertian
Kata navigasi berasal dari bahasa yunani yaitunavis danagree,navis mempunyai
arti kapal sedangkan agere mempunyai arti cara untuk mengarahkan/menuntun.
Pengertian navigasi darat adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan
suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan serta
bentang alam dari bumi.Dasar dari navigasi darat adalah pengetahuan peta dan
kompas, seorang pecinta alam atau penggemar kegiatan alam bebas, sedikitnya harus
tahu dan paham tentang membaca peta dan menggunakannya bersama kompas dan
juga dapat mengaplikasikannya di alam bebas sehingga kenal dan paham medan yang
dipelajari dan yang akan ditempuh.
1. Selalu melapor kepada petugas terkait atau orang yang dipercaya mengenai
tujuan perjalanan, lamanya dan jumlah anggota yang ikut
2. Selalu mengingat keadaan sekitar perjalanan berdasarkan kelima indera yang
dimiliki
3. Tetaplah berada pada jalur yang telah ada dengan memberi petunjuk pada tiap
persimpangan perhatikan obyek yang mencolok seperti mata air, bukit, sungai
atau gunung
4. Pada saat berjalan sekali-kali tengoklah ke arah belakang, ingatlah jalur
tersebut jika dilihat dari arah berlawanan
5. Pelajari dengan benar alat-alat navigasi yang dibawa
6. Gunakanlah kompas sebelum tersesat
7. Belajarlah membaca tanda-tanda alam untuk menentukan arah mata angina
8. jangan pernah percaya secara penuh kepada orang lain termasuk kepada
pemimpin.
Pedoman yang bisa digunakan dalam Navigasi Darat apabila tersesat adalah :
S T O P, yaitu:
S = Seating, berhenti dan beristirahat dengan santai, hilangkan kepanikan
T` = Thinking,berpikir secara jernih (logis) dalam situasi yang sedang dihadapi
O = Observaton, melakukan pengamatan/observasi medan di lokasi sekitar,
kemudian tentukan arah dan tanda-tanda alam yang dapat dimanfaatkan atau
yang harus dihindari
P = Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila anda sudah
memutuskan sesuatu yang akan anda lakukan.
B. Alat-alat navigasi
1. Kompas adalah alat untuk menentukan arah mata angin berasarkan sifat
magnetik kutub bumi. Arah mata angin utama yang bisa ditentukan adalah N
(north=utara), S (south=selatan), E (east= timur) dan W (west= barat), serta arah
mata angin lainnya yaitu NE (north east= timur laut), SE (south east= tenggara),
SW (south west= barat daya) dan NW (north west=barat laut). Jenis kompas yang
umum digunkan adalah kompas sylva, kompas orientasi dan kompas bidik atau
prisma.
2. Altimeter adalah alat untuk menentukan ketinggian suatu tempat berdasarkan
perbedaan tekanan udara.
3. Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi dalam bentuk dua
dimensi dengan perbandingan skala tertentu. Jenis-jenis peta terdiri dari peta
teknis, peta topografi dan peta ikhtisar atau geografi atau wilayah.
Bagian-bagian peta antara lain:
1. Judul Peta
Merupakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. Judul peta tertera
di bagian atas tengah peta.
2. Nomor Peta
Nomor peta merupakan nomor registrasi dari badan pembuat peta. Selain itu
juga sebagai petunjuk apabila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar
daerah yang dipetakan tersebut. Nomor peta terdapat di sebelah kanan atas
peta.
3. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan
dengan sistem sumbu yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus
(garis bujur dan lintang). Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4
angka atau 6 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka, dan
untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 6 angka.
4. Kontur
Merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik ketinggian sama dari
permukaan laut. Sifat-sifat garis kontur antara lain:
a. Merupakan penunjuk ketinggian tertentu (pada peta biasanya tercantum
nilai ketinggiannya)
b. Garis kontur dengan ketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis
kontur lebih tinggi, kecuali untuk medan khusus seperti kawah
c. Garis kontur tidak pernah saling berpotongan
d. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun
kerapatannya berubah-ubah
e. Daerah datar memiliki kontur yang renggang, sedangkan daerah terjal
memiliki kontur yang rapat
f. Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur
berbentuk huruf U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
g. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang
ujungnya tajam dan menjorok ke puncak
5. Skala Peta
Merupakan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di
lapangan.
Contoh: 1 : 25.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 25.000 cm jarak
sebenarnya 1 : 50.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 50.000 cm jarak
sebenarnya
6. Tahun Peta
Menunjukkan tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun
peta, maka data pada peta tersebut semakin akurat
7. Legenda Peta
Memuat keterangan-keterangan pada peta. Misalnya jalan, sungai,
pemukiman, dan lain lain.
4. GPS (Global Posittoning System) adalah sistem radio-navigasi global yang
terdiri dari beberapa satelit dan stasiun bumi. Fungsinya adalah menentukan
lokasi, navigasi (menentukan satu okasi menuju lokasi lain), tracking (memonitor
pergerakan seseorang atau benda), membuat peta diseluruh permukaan bumi dan
menentukan waktu yag tepat di tempat manapun.
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik
sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik
sasaran. Back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth.
Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut
azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat
maka sudut azimuth ditambah 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat
maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.
III. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan atau posisi kita di peta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection
membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan.
Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai,
sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda
medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua
buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d) Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita,sudut bidikan
dari kompas itu disebut azimuth;
e) Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya
f) Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi
kita di peta
IV. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan.
Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda
yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita
sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection :
d) Bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut tersebut di peta, lakukan
langkah b dan c;
e) Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi
obyek yang dimaksud.
V. Koreksi sudut
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara
kompas berlainan. Hal ini sebetulnya tidaklah begitu menjadi masalah penting
jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat, selisih
sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut
yang didapat dari kompas(azimuth) yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942
tersebut: DM 1 derajat 30 menit ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa
sudut yang akan kita pindahkan ke peta?
V. Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira
medan apa yang akan kita lalui,dengan mempelajari peta yang akan dipakai.
Yang perlu dianalisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a) Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu
diperhatikan adalah jarak yang sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak
horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan) lintasan
yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian
mengalihkannya dengan skala untuk memperoleh jarak sebenarnya.
b) Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus
memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak
tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.
c) Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah.
Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena
sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Aa kampung yang sedah
berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain
yang mungkin terjadi. Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta
dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti, lihat tahun
keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali
perubahan yang terdapat pada peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu
gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat dianalisa akan
terlupakan. Kalau terlalau banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar
anda yang salah (mengikuti punggungan yang salah, atau salah dalam
melakukan resection). Peta 1:50.000 atau1:25.000 umumnya cukup teliti.