1. Mampu mengenali informasi yang terkandung dalam peta
topografi atau peta rupa bumi baik informasi yang tersurat maupun yang tersirat didalamnya. 2. Mampu menggunakan peta topografi baik dalam kerja laboraturium maupun dalam kerja lapangan. 3. Menggunakan peta topografi dalam pengenalan kenampakan geomorfologi melalui identifikasi pola dan kerapatan garis kontur dan pola aliran sungai.
II. DASAR TEORI
Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diinterpretasikan
kedalam sebuah bidang datar dan diperkecil menggunakan skala. Berdasarkan penggambarannya peta dibedakan menjadi peta umum dan peta tematik. Peta umum adalah peta yang menggambarkan segala kenampakan umum yang ada di suatu daerah, misalnya jalan raya, pemukiman penduduk, rel kereta, aliran sungai, dan sebagainya. Sedangkan peta tematik adalah peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan tertentu saja dalam suatu wilayah, misalnya peta irigasi, peta transportasi, peta air tanah, dan sebangainya. Peta topografi adalah peta yang termasuk dalam kategori peta umum, karena pada peta topografi dapat kita jumpai berbagai kenampakan seperti pemukiman penduduk, aliran sungai, hutan, sawah, dan sebagainya. Dalam peta topografi terdapat unsure tersirat dan unsure tersurat. Unsur tersuratnya antara lain adalah indeks peta, nomer lembar peta, letak astronomis, arah magnetis, garis kontur, kontur interval, indeks, symbol peta, nama daerah administratif, nama objek penting, batas administratif, dan lainnya. Uunsur tersirat dalam peta topografi antara lain kemiringan lereng, bentuk lereng, panjang lereng, struktur geologi, punggungan, gunung dan pegunungan, lembah sungai, pola aliran, bentuk lahan, dan sebagainya.
III. ALAT DAN BAHAN
1. Peta topografi sekitar merapi, sebagai bahan identifikasi; 2. Alat tulis, untuk mencatat hasil identifikasi.
IV. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan peta topografi yang akan diamati. 2. Menyiapkan alat tulis untuk mencatat informasi yang ditemukan. 3. Membuka, membaca, dan mengamati isi peta topografi. 4. Mencatat kenampakan-kenampakan yang terdapat dalam peta topografi tersebut. 5. Mengidentifikasi kenampakan dan bentuklahan berdasarkan legenda dan bentuk kontur. 6. Mencatat hasil identifikasi pada peta topografi.
V. HASIL PRAKTIKUM
Lembar 1408-244 (Kaliurang)
1. Kenampakan relief yang teridentifikasi : Puncak gunung merapi yang berada di ketinggian 2941diatas permukaan laut. Terdapat bentuk kontur U dan V disekitar lahan kosong puncak merapi, bentuk tersebut menunjukkan bentuk lahan lembah dan punggungan. Kalau V berarti bentuknya lancip atau kalu berupa punggungan maka punggungan tersebut Disekitar puncak merapi juga terdapat garis konturyang kerapatannya bervariasi. Semakin rapat garis kontur berarti semakin terjal relief di daerah tersebut. 2. Kenampakan drainase yang teridentifikasi : Sungai. Sungai di peta topografi ini dibagi menjadi dua tipe yaitu sungai permanen dan sungai periodic. Sungai periodic kenampakannya digambarkan dengan garis biru putus-putus, sungai periodic di kawasan kaliurang dapat ditemukan di lembah-lembah sekitar puncak merapi. Contoh sungai periodic adalah kali Sempor dan kali Degong. Sungai permanen di peta topografi ini digambarkan dengan garis biru tidak putus-putus dan cenderung agak lebar. Sungai permanen di daerah kaliurang dapat ditemukan kenampakannya di daerah bawah sungai periodic (lebih rendah dari sungai periodic) dan ada yang berfungsi sebagai titik kumpul sungai periodic. Contoh sungai permanen adalah sungai Bebeng. 3. Kenampakan kultural yang teridentifikasi : Bangunan, biasanya tanda bangunan di peta adalah berupa symbol/ titikhitam. Masjid: berlogo kotak bulan sabit salah satu kenampakan masjid berada di desa Girikerto pada koordinat 43390MT dan 915890MU. Rumahsakit: disimbolkan dengan tanda palang (+) salah satu kenampakan rumah sakit berada di desa glagahsari pada koordinat 44050MT dan 915960MU. Sekolah: di peta disimbolkan dengan gambar buku, salah satu kenampakan bangunan sekolah adalah di desa Sidoreja yang memiliki koordinat 44260MT dan 916030MU. Batas administratif pada peta topografi ini disimbolkan menggunakan bermacam-macam corak garis. Batas provinsi menggunakan garis (-.-.), contohnya pada batas provinsi D.I.Yogyakarta dengan provinsi Jawa Tengah. Batas kabupaten menggunakan garis (-..-..), contohnya pada batas kabupaten Magelang dan Boyolali. Batas kecamatan menggunakan garis (-…-…) contohnya pada batas kecamatan Kemalang dan Kemusuk. Selain batas administratif, jalan raya sebagai penghubung wilayah juga digambarkan dengan garis merah. Tipe wilayah di peta topografi ini juga dapat diidentikfikasi dengan macamnya sebagai berikut: Sawah irigasi: dalam peta topografi area sawah irigasi digambarkan dengan pola biru kotak-kotak teratur. Contoh kenampakan sawah irigasi dapat ditemukan di daerahWonolelo, Krinjing, dan masih banyak lagi. Sawah tadah hujan: dalam peta topografi area sawah tadah hujan digambarkan dengan pola biru kotak-kotak tidak teratur, contohnya ada di daerah Sepiperusahaan. Perkebunan: dalam peta topografi digambarkan dengan pola polos warna hijau muda, dapat ditemukan di dareah Jrakah, Wonolelo, dan masih banyak kebun yang lainnya. Hutan: area hutan dalam peta topografi digambarkan dengan struktur yang hijau padat kasar, dapat ditemukan di daerah bawah lahan kosong Merapi dan di daerah Boyolali bagian atas dekat Merapi. Lahan kosong: digambarkan dengan warna putih polos tanpa corak, bias ditemukan di area puncak Merapi. Permukiman penduduk: dalam peta topo grafi ini digambarkan dengan warna merah muda yang bercorak polos, tersebar di seluruh kecamatan di sekitaran gunung Merapi.
Jadi pada peta topografi daerah sekitar merapi terdapat berbagai
kenampakan relief, drainase, dan kultural. Hal ini menunjukkan bahwa pada daerah sekitar merapi sudah mencakup berbagai kenampakan dan termasuk daerah yang kompleks. Kenampakan yang mayoritas mencakup bagian paling luas adalah kenampakan perkebunan, hutan, dan sawah. Kenampakan tersebut menunjukkan bahwa pada daerah tersebut belum terlalu padat penduduk, karena kenampakan pemukiman sebagai kenampakan kultural masih menyebar dan masih sedikit. DAFTAR PUSTAKA
Hess, Darrel dan Dennis Tasa. 2011. Physical Geography: A Landscape