NRP : 5017231044
b. Skala
Angka yang menunjuan perbandingan antara jarak pada peta
dengan jarak real atau jarak sesungguhnya. Jenis-jenis skala ada 3
yaitu skala angka, skala grafis, dan skala verbal.
c. Arah Mata Angin
Ciri khas suatu peta yaitu terdapat arah mata angin khususnya arah
utara peta sebagai acuan untuk menyamakan persepsi pembaca
peta.
d. Legenda
Penunjuk, pemanduan membaca peta berupa simbol-simbol dan
biasanya terletak di bagian bawah dari peta.
e. Edisi Peta
Menunjukan kualitas peta sejak dari peta ini dicetak atau dibuat.
f. Converage Diagram
Menunjukan bahwa peta topografi ini dibuat dengan cara metoda
fotogrametris atau metoda teristis.
g. Indeks Administrasi
Pembagian daerah berdasarkan hukum pemerintahan, hal ini
penting untuk memudahkan pengurusan surat izin untuk
melakukan atau mengadakan penelitian atau pemetaan.
h. Index of Adjoining Sheet
Menunjukkan kedudukan peta apakah peta ini yang paling penting,
paling diutamakan atau hanya sebagai pelengkap.
C. CARA PEMBUATAN PROFIL PETA TOPOGRAFI
Sebelum membuat ptofil peta topografi, terdapat beberapa istilah yang harus kita
ketahui. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Topographic Line (Garis Profil)
Topographic line adalah garis perpotongan antara perpotongan bumi
dengan suatu bidang vertical.
2. Base Line (Garis Dasar)
Base line terletak di bawah Topograpchic line. Tingginya biasanya dipilih
di angka 0 meter, yaitu tinggi permukaan laut. Sedangkan jarak
horizontalnya sesuai dengan yang diukur pada peta topografi.
3. End Line (Garis Tepi)
End line merupakan garis yang tegak lurus dengan base line, yang
membatasi sisi kanan dan sisi kiri profil. Pada end line ini pun tertera
angka ketinggian yang sesuai dengan interval kontur.
Setelah mengetahui istilah-istilahnya, berikut adalah tata cara membuat profil peta
topografi :
1. Pertama-tama, kita harus memperhatikan dengan benar elemen-elemen
pada peta yang dipotong oleh topographic line. Lalu pada titik-titik
perpotongan tersebut akan kita tentukan nilai ketinggiannya.
2. Selanjutnya, pindahkanlah topographic line pada base line. Pastikan
panjang garis dan titik-titiknya tetap.
3. Setelah itu, hitunglah interval kontur. Setelah mendapatkan hasilnya,
ukurlah pada batas tepi penampang. Gunakanlah skala normal H:V=1:1.
4. Lalu dengan menarik garis melalui nilai-nilai ketinggian secara tegak
lurus, hubungkanlah titik-titik nilai ketinggian yang terdapat pada base
line dengan ketinggian yang sama pada garis tepi profil. Maka akan
diperoleh titik garis profilnya.
5. Yang terakhir, hubungkanlah titik-titik garis profil yang sudah kita peroleh
dan hasil akhirnya adalah kita akan memperoleh suatu profil peta
topografi.