Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PETA TOPOGRAFI DAN GARIS KONTUR

1.1 Peta Topografi

Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan alam
(asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang benar. Peta topografi
memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut
menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta
topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah
alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur
utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik
(ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang
sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi.
Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan
tertentu dalam batas-batas skala.

Unsur-unsur pennting dalam peta topografi antara lain :

a. Relief
Bentuk ketidakteraturan secara vertikal dalam ukuran besar maupun kecil dari
permukaan bumi seperti bukit, lembah, pegunungan, sungai, danau, gawir dan yang
lainnya.
b. Drainage (pola pengaliran)
Segala bentuk yang berhubungan dengan penyaluran air dipermukaan bumi seperti
sungai, aliran sungai, rawa, laut, pantai dan yang lainnya.
c. Culture
Segala bentuk hasil kebudayaan (budidaya manusia) seperti perkampungan, jalan,
perkebunan ataupun persawahan.
d. Skala
Perbandingan jarak horizontal sebenarnya dengan jarak yang ada di peta. Skala
terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Skala Fraksi (angka)
Skala yang disajikan dalam bentuk perbandingan angka seperti 1 : 20.000 yang
artinya setiap 1 cm pada peta sama dengan 20.000 cm atau 200 m di lapangan.
Kelemahan dari skala ini jika peta mengalami pembesara atau pengecilan maka
skala ini tak terpakai lagi

Gambar 1. Skala Angka

1
2. Skala grafis (batang)
Perbandingan jarak horizontal sesungguhnya dengan jarak dalam peta yang
ditunjukan dengan garis. Keuntungannya skala ini tidak akan terpengaruh ketika
peta dibesarkan atau dikecilkan.

Gambar 2. Skala Batang

e. Orientasi peta
Bagian yang menunjukan utara dari peta, arah utara yang dikenal ada dua macam
yaitu :
1. Utara magnetik
Arah utara yang ditunjukan oleh jarum magnet
2. Utara sebenarnya
Arah utara geografis yang sesuai dengan sumbu bumi

Gambar 3. Orientasi Peta

f. Judul dan lembar peta


Nama daerah yang tercakup dalam peta, sedangkan nomor lembar peta berdasarkan
sistem pembagian peta tertentu.
g. Legenda
Merupakan symbol atau tanda untuk mewakili bermacam-macam keadaan di
lapangan beserta penjelasannya.
h. Sumber Peta (coverage diagram)
Merupakan diagram yang menunjukan dari mana dan bagaimana cara memperoleh
datanya

2
i. Indeks administrasi
Pembagian daerah berdasarkan hukum pemerintahan yang berlaku
j. Indesk to adjoining sheet
Petunjuk tentang kedudukan peta terhadap peta-peta yang ada disekitarnya.
k. Edisi peta
Tahun pembuatan peta tersebut

1.2 Garis Kontur

Garis kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang terletak pada
ketinggian yang sama dari permukaan laut. Garis kontur memiliki beberapa sifat antara
lain :

a. Garis kontur merupakan garis tertutup


b. Nilai dari suatu garis kontur dihitung dari ketinggian muka air laut rata-rata yang
mempunyai nilai nol.
c. Garis kontur tidak akan bercabang.
d. Garis kontur tidak akan bertemu dengan garis yang lainnya yang berbeda
ketinggiannya.
e. Garis kontur yang rapat menunjukan lereng yang curam dan yang renggang
menunjukan lereng yang landai.
f. Garis kontur tidak akan berpotongan satu sama lain.

1.3 Interval kontur

Jarak vertical antara garis kontur yang satu dengan garis kontur yang lainnya secara
berurutan. Dalam keadaan umum interval kontur ditentukan dengan rumus sebagai
berikut :

1.4 Kontur Indeks

Garis kontur yang dicetak lebih tebal dari garis kontur yang lainnya, merupakan
kelipatan tertentu dari beberapa garis kontur biasa (umumnya kelipatan 5 dan 10).

Gambar 4. Indeks kontur (garis tebal)

3
1.5 Profil topografi (Penampang)

Profil topografi memperagakan konfigurasi dari permukaan di sepanjang suatu


penampang vertikan dari permukaan bumi. Fungsi utama dari profil topografi adalah
untuk memvisualisasikan karakter atau bentukan permukaan bumi.

Gambar 5. Penampang Topografi

1.6 Penafsiran peta topografi

Ada dua cara dasar untuk belajar mengenal dan mengidentifikasi kenampakan-
kenampakan geologi pada peta topografi, yaitu:

a. Melakukan pengamatan secara teliti terhadap bentuk-bentuk dari struktur geologi


yang digambarkan dalam bentuk-bentuk kontur pada peta topografi. Gambaran/ilustrasi
dari bentuk-bentuk semacam ini disebut sebagai kunci untuk mengenal dan
mengidentifikasi kenampakan geologi.

b. Melalui metoda praktek dan pelatihan sehingga memiliki kemampuan melakukan


deduksi dalam mengidentifikasi dan memaknakan kenampakan-kenampakan geologi
melalui kajian dengan berbagai kriteria. Cara ini diyakini sangat dibutuhkan dalam
melakukan interpretasi.

4
Dalam interpretasi peta topografi, prosedur umum yang biasa dilakukan dan cukup
efektif adalah:

a. Menarik semua kontur yang menunjukkan adanya lineament/kelurusan


Penarikan lineament biasa dengan garis panjang, tetapi dapat juga berpatah patah
dengan bentuk garis-garis lurus pendek. Kadangkala, setelah pengerjaan penarikan
garis-garis garis-garis pendek ini selesai, dalam peta akan terlihat adanya zona atau
trend atau arah yang hampir sama dengan garis-garis pendek ini.
b. Mempertegas (biasanya dengan cara mewarnai) sungai-sungai yang mengalir pada peta
Akan sangat penting untuk melihat pola aliran sungai (dalam satu peta mungkin
terdapat lebih dari satu pola aliran sungai). Pola aliran sungai merupakan
pencerminan keadaan struktur yang mempengaruhi daerah tersebut.
c. Mengelompokan pola kerapatan kontur yang sejenis
pengelompokan kerapatan kontur dapat dilakukan secara kualitatif yaitu dengan
melihat secara visual terhadap kerapatan yang ada, atau secara kuantitatif dengan
menghitung persen lereng dari seluruh peta. Persen lereng adalah persentase
perbandingan antara beda tinggi suatu lereng terhadap panjang lerengnya itu sendiri.

Dalam interpretasi batuan dari peta topografi, hal terpenting yang perlu diamati adalah
pola kontur dan aliran sungai.

a. Pola kontur rapat menunjukan batuan keras, dan pola kontur jarang menunjukan
batuan lunak atau lepas.
b. Pola kontur yang menutup (melingkar) diantara pola kontur lainnya, menunjukan lebih
keras dari batuan sekitarnya.
c. Aliran sungai yang membelok tiba-tiba dapat diakibatkan oleh adanya batuan keras
atau zona patahan
d. Kerapatan sungai yang besar, menunjukan bahwa sungai-sungai itu berada pada
batuan yang lebih mudah tererosi (lunak). (kerapatan sungai adalah perbandingan
antara total panjang sungai-sungai yang berada pada cekungan pengaliran terhadap
luas cekungan pengaliran sungai-sungai itu sendiri). Sedangkan kerapatan sungai
yang kecil menunjukan batuan yang resisten terhadap erosi.

Dalam interpretasi struktur geologi dari peta topografi, hal terpenting adalah
pengamatan terhadap pola kontur yang menunjukkan adanya kelurusan atau pembelokan
secara tiba-tiba, baik pada pola bukit maupun arah aliran sungai, bentuk-bentuk topografi
yang khas, serta pola aliran sungai. Berikut ini adalah penafsiran struktur perlapisan,
struktur lipatan dan struktur sesar berdasarkan pola kontur, pola aliran sungai dan
lineament (kelurusan) topografi :

a. Jurus dan kemiringan lapisan berdasarkan pola kontur


- Jurus perlapisan batuan dapat ditafsirkan berdasarkan arah kecenderungan dari
garis konturnya.
- Kemiringan lapisan batuan dapat ditafsirkan berdasarkan spasi konturnya. Arah
kemiringan umumnya mengarah kea rah spasi kontur yang renggang.

5
Gambar 6. Pola kontur yang mengindikasikan kemiringan lapisan batuan

b. Resistensi batuan berdasarkan kerapatan kontur


- Spasi garis kontur rapat mengindikasikan batuan yang resisten
- Spasi garis kontur yang renggang mengindikasikan batuan yang tidak resisten

Gambar 7. Pola Kontur yang menginsikasikan resistensi batuan yang kuat (kontur
rapat) dan lemah (kontur renggang)

6
c. Resistensi batuan berdasarkan kerapatan sungai (drainage density)
- Nilai kerapatan sungai yang besar mengindikasikan batuan lunak, seperti
batulempung, napal, atau lanau.
- Nilai kerapatan sungai yang kecil mengindikasikan batuannya resisten, seperti
batuan beku, breksi, konglomerat, batupasir.

Gambar 8. Pola aliran sungai yang mengindikasikan resistensi batuan yang kuat
(sungai semakin rapat) dan lemah (sungai semakin renggang)

d. Struktur lipatan berdasarkan pola kontur perbukitan paralel


- Pola kontur yang sejajar/parallel
- Pola aliran sungai trellis yang mewakili daerah yang dikontrol oleh struktur
perlipatan

Gambar 9. Pola kontur yang mengindikasikan adanya lipatan pada perbukitan parallel

7
e. Struktur lipatan berdasarkan pola kontur perbukitan berupa “shoe shape”
Pola kontur perbukitan yang berbentuk sepatu mengindikasikan struktur lipatan
(sinklin atau antiklin) yang menujam kebawah atau terbuka keatas.

Gambar 10. Pola kontur yang mengindikasikan adanya lipatan

f. Struktur patahan berdasarkan pola kontur perbukitan yang bergeser


- Pola kontur yang bergeser
- Pola kontur yang mengikuti bidang sesar/patahan

Gambar 11. Pola kontur yang mengindikasikan adanya patahan

8
g. Struktur patahan berdasarkan pola aliran sungai yang berbelok tiba-tiba (offset)
- Pola aliran sungai yang membelok secara tiba-tiba
- Arah aliran sungai yang mengalir disepanjang bidang patahan

Gambar 12. Pola kontur yang mengindikasikan adanya patahan dari sungai offset

h. Patahan/sesar
umumnya ditunjukan oleh adanya pola kontur rapat yang menerus lurus, kelurusan
sungai dan perbukitan, ataupun pergeseran, dan pembelokan perbukitan atau sungai,
dan pola aliran sungai parallel dan rectangular.

Gambar 13. Pola kontur yang mengindikasikan adanya patahan

9
i. Perlipatan
umumnya ditunjukan oleh pola aliran sungai trellis atau parallel, dan adanya bentuk-
bentuk dip-slope yaitu suatu kontur yang rapat dibagian depan yang merenggang
makin kearah belakang. Jika setiap bentuk dip-slope ini diinterpretasikan untuk
seluruh peta, muka sumbu-sumbu lipatan akan dapat diinterpretasikan kemudian.
Pola dip-slope seperti ini mempunyai beberapa istilah yang mengacu pada kemiringan
perlapisannya.

Gambar 14. Pola kontur yang mengindikasikan adanya struktur lipatan

j. Kekar
Umunya dicirikan oleh pola aliran sungai rectangular dan kelurusan-kelrusan sungai
dan bukit.

Gambar 15. Pola kontur yang mengindikasikan adanya struktur kekar

10
k. Intrusi
umumnya dicirikan oleh pola kontur yang melingkar dan rapat, sungai-sungai
mengalir dari arah puncak dalam pola radial atau angular.

Gambar 16. Pola kotur yang mengindikasikan adanya intrusi batuan

1.8 Tujuan

a. Dapat mengenali dan memahami elemen-elemen pada peta topografi


b. Mampu membuat penampang topografi
c. Mampu mengintepretasikan bentukan kontur di peta dengan keadaan dan
kemungkinan bentukan alam yang sebenarnya di lapangan

1.9 Perlengkapan

a. Alat tulis (pensil mekanik, pensil warna, spidol warna), penggaris, kalkulator
b. Peta topografi

11

Anda mungkin juga menyukai