Anda di halaman 1dari 8

PEMETAAN SUNGAI / NAVIGASI SUNGAI

A. Pengertian Navigasi Sungai


Navigasi sungai adalah teknik untuk menentukan kedudukan secara tepat dalam
perjalanan penyusuran sungai. Perbedaan yang mendasar antara navigasi sungai dan
navigasi darat terletak pada acuan dasar untuk menentukan kedudukan. Pada navigasi
darat, yang diambil sebagai acuan dasar adalah bentuk permukaan fisik bumi yang
digambarkan oleh garis kontur, sedang pada navigasi sungai acuan dasarnya adalah
bentuk dari tepi kiri dan kanan sungai, yaitu belokan-belokan sungai yang tergambar di
peta.

B. Perlengkapan Navigasi sungai


a. Peta
Ada dua macam peta yang digunakan yaitu:
1. Peta situasi sungai, peta ini tidak mempunyai garis kontur, yang tergambar
adalah sungai dan desa yang ada di sepanjang daerah aliran sungai. Skala peta yang
dipakai sebaiknya 1:50.000 atau 1:25.000, yang cukup jelas menggambarkan
kondisi fisik sungai. Peta ini umumnya dibuat oleh perorangan yang pernah tinggal atau
melakukan survey dan pemetaan disepanjang sungai tersebut.
2. Peta topografi, mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan peta situasi
karena dapat membantu membaca kondisi alam di sekitar sungai seperti berupa
rawa, tebing, bukit maupun pegunungan.
b. Kompas
Digunakan untuk menentukan sudut belokan-belokan sungai, kompas bidik dan
kompas orienteering dengan keakuratan yang baik dapat digunakan untuk keperluan ini.
c. Alat Tulis
Berupa kertas tulis, busur derajat, penggaris dan alat tulis. Dipakai untuk
menentukan posisi, setelah terlebih dahulu membidik sudut kompas dari sungai dan
melakukan penaksiran jarak.
d. Altimeter
Altimeter bukan merupakan peralatan yang paling utama untuk menentukan
posisi, tetapi lebih tepat untuk mengetahui gradien sungai, yaitu beda tinggi antara dua
titik di sungai dalam jarak 1 km (contoh gradien sungai 9 m/km, yaitu beda tinggi 9 m
antara dua titik yang berjarak 1 km). Karena perbedaan tinggi pada penurunan sungai
relatif kecil untuk tiap km panjang sungai, maka sebaiknya digunakan altimeter yang
cukup teliti, misalnya dengan kemampuan membaca perbedaan tinggi sampai 10 meter
(sebagai gambaran, untuk sungai yang berarus deras dan banyak air terjunnya, perbedaan
sungai rata-rata untuk tiap kilometer hanya sekitar 40 meter).

C. Menentukan Kedudukan Pada Peta


Dilakukan dengan cara bergerak menyusuri sungai sambil memperhatikan
perubahan arah belokan sungai, dibantu dengan tanda-tanda alam tertentu yang terdapat
disepanjang sungai. Ada dua cara yang dapat dipakai untuk menentukan kedudukan:
a. Dengan Bantuan Tanda-Tanda alam
Misalnya kita sedang melakukan penyusuran sungai dari titik A ke titik B,
kemudian pada suatu tempat dijumpai sebuah muara anak sungai di sebelah kiri, untuk
menentukan kedudukan pada saat ini adalah: Lakukan orientasi peta, kemudian amati
sekitar medan dengan teliti, ukur sudut kompas (azimuth) dari lintasan sungai pada
belokan di depan dan di belakang dengan menggunakan kompas, ingat tanda alam
sebelumnya yang terdapat di belakang ( misalnya di belakang kita terdapat sebuah delta)
dan lihat juga tanda alam di depan (misalnya belokan sungai ke arah kiri), kemudian
gambar situasi sungai yang telah di dapat, kemudian cari padanannya pada peta (perlu
diketahui bahwa delta yang terdapat pada sungai adalah delta yang cukup besar, tidak
tertutup pada saat banjir, dan di tumbuhi pepohonan, jika tidak memenuhi persyaratan
tersebut tidak akan digambarkan pada peta.) apabila masih kurang jelas, maka perlu
dilakukan penyusuran sampai pada tanda alam berikutnya yang dapat lebih memperjelas
kedudukan kita.

b. Membuat Peta Sendiri


Teknik pelaksanaannya yaitu dengan penaksiran jarak dan pengukuran sudut
kompas (azimuth). Sebelum melakukan cara ini, sebaiknya mata kita di latih dahulu
untuk menaksir jarak, misalnya untuk jarak 50 meter atau 100 meter. Cara termudah
adalah dengan berlatih di jalan raya dengan bantuan sepeda motor atau mobil yang
penunjuk jaraknya masih berlaku dengan baik, dapat juga dengan bantuan tiang listrik
(setiap 50 meter), patok kecil di sepanjang jalan raya (100 meter). Jika mata sudah
terlatih, dapat dipraktekkan pada jalan dalam kota yang banyak belokannya. Untuk
sungai di daerah hulu yang sempit dan banyak tikungannya, maka di pakai patokan jarak
setiap 50 meter dengan sisa ukuran terkecil adalah 10 meter. Sedangkan untuk sungai di
daerah tengah dan hilir yang relatifr lebih lebar dan lurus (kecuali pada daerah meander),
atau jari-jari belokan besar (sudut belokannya relatif kecil untuk jarak 100 meter), maka
dipakai patokan jarak setiap kelipatan 100 meter dengan sisa ukuran terkecil 25 meter.
Jadi kita membuat sungai menjadi sebuah batang yang terdiri dari banyak ruas panjang
dan pendek, yang berbelok-belok sesuai dengan sudutnya. Langkah-langkah yang harus
diperhatikan dalam pembuatan sungai adalah : sediakan peralatan yang diperlukan, buat tabel
pada kertas yang terdiri dari dua kolom, kolom pertama untuk derajat (azimuth)dan kolom kedua
untuk jarak (meter). Jika ingin lebih teliti dapat ditambahkan dua kolom lagi, yaitu untuk lebar
sungai dan keterangan yang diperlukan (misalnya jika ada penyempitan, batu besar di tengah
sungai, tebing terjal di kiri dan kanan sungai dan lainnya), bidik kompas pada awal pergerakan,
dan taksir jaraknya dengan mata yang sudah terlatih, isikan hasil bidikan pada kolom 1 dan 2,
jika menggunakan perahu sebaiknya dilakukan dari tengah sungai, hitung jaraknya sambil
bergerak maju setiap 50 dan 100 meter. Setelah sampai pada batas yang telah ditentukan dari
ruas sungai, lakukan pembidikan dan taksirkan jaraknya kembali, ulangi sampai melampaui 3
belokan sungai, kemudian buat gambar sungai tersebut berdasarkan hasil catatan yang ada pada
tabel, skala dapat di misalkan 1 cm untuk 100 meter atau lebih kecil lagi, kemudian cari padanan
atau bentuk yang mirip dari gambar sungai yang kita buat dengan peta sungai yang kita bawa,
dengan demikian kedudukan kita di peta dapat ditentukan yaitu pada titik terakhir yang kita buat,
jika belum di dapat juga ulangi sampai beberapa belokan lagi.

SIFAT DAN JENIS ARUS SUNGAI

Arus sungai merupakan berbagai macam bentuk dan kecepatan aliran sungai, baik dari
permukaan hingga dasar sungai atau arah yang dituju aliran air yang disebabkan perbedaan
tinggi atau kemiringan tanah. Biasanya arus tercepat adalah ketika mendekati
permukaan.Kecepatan aliran tergantung pada gradient dan ukuran sungai. Dengan volume yang
sama, ukuran sungai yang lebih sempit atau gradient yang lebih besar akan mempunyai
kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sungai yang memiliki ukuran yang lebih lebar
atau gradient yang lebih kecil. Arus sungai memiliki sifat atau jenis arus dipengaruhi oleh
kondisi bentukan yang dilewati oleh aliran air. Adapun jenis-jenis arus sungai yang perlu kita
ketahui ada beberapa macam, yaitu:

1. Arus Utama (Main Stream)


Merupakan arus yang besar jika semua arus dibagi menjadi beberapa aliran dan
merupakan bagian yang paling mudah dikenali. Dengan kondisi ini arus utama memiliki
kekuatan yang paling besar dan terlihat berupa lidah yang paling besar.Pada sungai yang lurus,
arus utama biasanya terletak di bagian tengah dan pada belokan sungai arus ini berada pada sisi
luar sungai yang disebabkan adanya gaya sentrifugal. Dalam pengarungan sungai, arus utama ini
biasanya dipilih sebagai jalur utama karena arusnya yang paling cepat dan besar yang akan
mempercepat lagi perahu.
2. Lidah Air (Tongue)

Terbentuk diantara dua buah rintangan berupa batu atau hole dikarenakan percepatan.


Bentuknya menyerupai huruf “V” yang mengarah ke hilir akan terbentuk lidah air. Pada
umumnya lidah air merupakan lintasan yang terbaik untuk diarungi.
3. Gelombang berdiri (Standing Wave)

Biasa terdapat pada akhir lidah air. Gelombang berdiri atau standing wave terbentuk karena
kemiringan dasar sungai yang cukup besar menyebabkan arus menjadi kuat. Tetapi karena
benturan dengan arus lambat yang mengalir datar dibawahnya menyebabkan air menjadi naik
membentuk gelombang ke atas secara tetap.
Gelombang ini biasanya berangkai. Diawali dari yang terbesar dan tinggi berangsur-angsur
rendah dan datar kenbali. Gelombang berdiri yang mencapai ketinggian 3 meter
disebut Haystack. Gelombang yang curam dan terpecah di bagian puncaknya mempunyai daya
balik yang tinggi, sedangkan gelombang yang relatif tumpul/datar merupakan jalur yang aman.
4. Gelombang Balik (Reversal)
Merupakan arus yang berputar dari bawah keatas dan membalik kearah hulu disebabkan
penurunan dasar sungai secara ekstrim. Secara umum ada 3 jenis gelombang balik, yaitu:

a. Hole

Terbentuk karena adanya batu yang berada di bawah permukaan air dan menghalangi arus air,
mengakibatkan arus menjadi naik dan pada permukaan berikutnya berputar ke belakang dari
bawah.

b. Hydraulic

Arus air yang yang turun secara vertikal menyebabkan arus berputar dari bawah, dan daya
putarnya lebih kuat dari yang pertama. Hydraulic yang disebabkan oleh bentukan hasil manusia
seperti dam pengontrol banjir dan power generator disebut Weirs. Hydraulicyang berada di
bawah dam tersebut biasanya melintang sepanjang sungai. Jika arus turun secara vertikal dengan
letak cukup tinggi maka bentukan yang akan terjadi disebut air terjun (Waterfall).

c. Back Curling

Dasar sungai yang cukup terjal menyebabkan arus menjadi kuat, tetapi dasar sungai berikutnya
yang tiba-tiba landai akan menyebabkan arus menjadi tertahan, akibatnya menjadi terbalik
membentuk putaran diatasnya. Sekilas back Curling mirip dengan standing wave tetapi
gelombang ini mempunyai daya balik yang lebih kuat.
5. Pusaran Air (Eddies)
Eddies adalah dimana air berhenti atau mengalir ke hulu (up Stream). Eddies terbentuk karena
adanya arus yang menabrak rintangan seperti batu atau benda-benda lain dan tidak dapat
melewati rintangan itu akan terjadi kekosongan atau kekurangan air serta perbedaan tekanan air.
Oleh sebab itu, maka air dari arah lain akan mengalir ke atas (up stream) untuk  menyamakan
permukaan dengan daerah lain, jadi semakin deras arus yang mengalir akan semakin
kuat eddies yang ditimbulkan.
Kegunaan Eddies:
1. Sebagai tempat berhenti (stop)
2. Sebagai break atau rem/mengurangi kecepatan
3. Membantu membelokan perahu/manuver
Diantara eddies dan arus akan terbentuk garis pembatas yang disebut eddies line atau ada yang
menyebutnya eddies fences.

Macam-macam Eddies:

1. Midstream Eddies - Eddies yang yang terletak di tengah sungai, seperti ada rintangan
atau batu di tengah sungai, maka akan terbentuk eddies di tengah sungai di balik batu atau
rintangan itu.
2. Shortline Eddies - Eddies yang terletak di pinggir sungai, seperti adanya tikungan,
tonjolan atau cekungan di pinggir sungai.
Selain adanya pembagian macam-macam eddies diatas, ada juga pembagian jenis-jenis eddies
berdasarkan deras arus. berikut ini adalah beberapa jenis eddies yang diklasifikasikan
berdasarkan kuatnya arus atau derasnya arus:
1. Powerfull Eddies - Eddies yang timbul akibat halangan yang besar dan arus yang kuat.
2. Mild Eddies - Eddies yang timbul akibat arus lemah walaupun halangannya besar. Jadi
semakin kuat arus yang mengalir maka semakin kuat dan besar eddies yang ditimbulkan.
6. Belokan Sungai (Bends)
Pada belokan sungai, arus yang cepat dan aliran yang dalam terdapat pada lingkaran luar belokan
sungai, hal ini diakibatkan oleh adanya kekuatan sentrifugal, sehingga aliran permukaan yang
lebih cepat mengarah dan menumpuk sepanjang tepi belokan sungai bagian luar.

7. Pendangkalan Sungai (Shallows)

Jika penampang sungai melebar akibatnya akan membuat permukaan air menurun. Jika terjadi
pendangkalan yang dapat menyulitkan dalam pengarungan, maka yang perlu diingat adalah
permukaan air dengan ombak yang besar menunjukkan aliran sungai yang dalam.

 Flat : tenang.
 Stopper : ornamen sungai yaitu batuan yang terlihat dipermukaan air.
 Strainer : sesuatu yang menghalangi arus utama (ranting / pohon).
 Undercut : terkikisnya dinding sungai hingga membentuk rongga.
 Bottleneek : penyempitan dinding sungai, dapat menyebabkan arus mengalir lebih cepat.
 Jeram : alir deras dan cepat dan bertaburan diantara banyak batu dari berbagai ukuran dan
sekaligus membentuk arus balik.
 pendangkalan sungai (shallow) : membuat permukaan air menjadi turun.
 pilou : batuan yang ditutupi air.
 bolder : batuan yang tampak pada permukaan air tapi lebih kecil dari stopper.

POSISI DAN CARA RENANG JERAM


 Renang jeram merupakan materi dasar yang harus dimiliki oleh para penggiat arung
jeram karena hal ini sangat vital dalam berarung jeram. kemungkinan diri kita terjaruh
dari perahu itu lebih besar karena itu perlu adanya persiapan dan ilmu pengetahuan dasar
saat berada dalam posisi tersebut.
 langkah awal saat kita berada dalam posisi renang jeram misalnya saat terjatuh dari
perahu yaitu JANGAN PANIK. usahakan diri kita tetap tenang karena dengan pikiran
tenang kita mampu berpikir dengan baik dan mengambil langkah langkah dengan tepat
untuk mengatasi suatu masalah.
 adapun posisi reang jeram yaitu dengan melakukan posisi renang gaya punggung
(telentang) untuk lebih jelasnya bisa dilihat di photo. kepala berada diarah hulu sungai
dan kaki di hilir sungai. posisi kaki harus selalu diusahakan berada di atas permukaan air.
hal ini sangat penting untuk menghindari terjadinya FOOT ENTRAPMENT atau kaki
terjepit di batu. bila terjadi foot entrapment kemungkinan besar kaki kita bisa PATAH.
selanjutnya posisi kaki seperti mengayuh sepeda, hal ini kegunaannya yaitu saat di depan
terdapat batu kaki kita akan berusaha menendangnya dan menghindarinya (pindah jalur).
 bila renang jeram tanpa membawa dayung, tangan digunakan sebagai penyeimbang dan
pengarah ke tempat yang ingin kita tuju. misalnya kita ingin berenang ke sisi kiri sungai
maka usahakan kedua tangan mengarahkan tubuh kita ke sisi kiri sedikit demi sedikit.
bila renang jeram sambil menggunakan dayung, kita dapat mengarahkan tubuh ketempat
yang diinginkan dengan menggunakan blade pada dayung. bila ingin belok makan posisi
blade dibuka sehingga akan tertabrak arus air  setelah itu ditutup kembali. demikian
seterusnya.  usahakan pandangan selalu kedepan sehingga kita dapat melihat jalur yang
akan dilalui dengan baik. usahakan selalu bernapas di lembah gelombang. lalu putar
wajah ke kiri atau kekanan saat melewati ombak hal ini untuk menghindari air masuk ke
hidung. kebanyakan orang bila air masuk ke hidung maka akan lebih cepat panik. hal lain
yang perlu diperhatikan yaitu segera melakukan posisi renang aktif saat arus/ ombak
sudah mulai tenang (ending jeram).  JANGAN SEKALI KALI MELAKUKAN POSISI
BERDIRI SAAT DI JERAM!!!
 sebenarnya dalam renang jeram banyak aspek yang mesti diperhatikan seperti fungsi
peralatan pribadi seperti helmn pelampung dan alas kaki. hal ini sangat penting, karena
bila helm kendor maka akan menutupi pandangan bahkan lepas, bila pelampung tidak
dikencangkan maka pelampung akan naik dan mengganggu proses bernafas saat renang
jeram. begitu pula dengan alas kaki karena dikawatirkan akan tertusuk benda benda
runcing.

Anda mungkin juga menyukai