KATA PENGANTAR
Modul Pengenalan Operasi dan Pemeliharaan Sungai ini merupakan salah satu
bahan ajar bidang Operasi dan Pemeliharaan Sungai di DUWRMT.
Semoga modul ini dapat bermanfaat, terutama bagi peningkatan kapasitas SDM
Lembaga Pengelola Wilayah di Indonesia.
Modul Pengenalan Operasi dan Pemeliharaan Sungai ini adalah merupakan tahap
awal untuk mempelajari materi operasi dan pemeliharaan sungai yang
menjelaskan secara umum mengenai hal-hal antara lain sebagai berikut :
- Sumber daya sungai, keuntungan dan kerugiannya perlunya dilakukan operasi
dan pemeliharaan dengan baik.
- Lingkup kegiatan operasi dan pemeliharan.
- Perlunya operasi dan pemeliharaan sungai.
- Dokumen pembangunan dan peralatan o & p sungai.
- Inventarisasi kondisi sungai dan bangunannya.
- Rencana anggaran biaya operasi dan pemeliharaan sungai.
Disamping hal tersebut disampaikan hal lain yang berkaitan dengan Pengenalan
Operasi dan Pemeliharaan Sungai.
Sungai adalah wadah atau penampung dan penyalur alamiah dari aliran air
dengan segala yang terbawa dari Daerah Aliran Sungai (DAS) ke tempat
yang lebih rendah dan berakhir di laut, atau tempat-tempat dan wadah-
wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara
dengan dibatasi kanan kirinya sepanjang pengalirannya oleh garis
sempadan.
Sungai salah satu sumber daya air yang banyak dibutuhkan manusia untuk
berbagai keperluan diantaranya adalah untuk penyediaan air baku untuk
pertanian, air minum, industri, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan
lain-lain. Dengan bertambahnya penduduk maka kebutuhan air akan
semakin meningkat, namun ketersediaan air di sungai tidak meningkat
bahkan menurun sehingga kebutuhan air tidak tercukupi, bahkan akan terjadi
banjir apabila konservasi daerah aliran sungai dan sungainya tidak
dioperasikan dan dipelihara dengan baik.
Berbagai upaya dari pemerintah untuk mengelola sumber daya air tersebut
agar dapat dikelola dengan sebaik-baiknya diantaranya melalui pendekatan
peraturan perundangan dengan telah terbitnya Undang-undang No. 7 tahun
1.6 Rangkuman
Sumber daya sungai apabila dipelihara dan dioperasikan secara baik akan
banyak manfaat bagi berbagai kepentingan diantaranya pertanian, air baku
untuk air minum, industri, perikanan, transportasi dan lain-lain.
Bila sungai tidak dipelihara dan dioperasikan dengan baik akan merugikan
kita diantaranya menimbulkan banjir, pencemaran sungai dan lain-lain.
2.3 Rangkuman
3.4 Rangkuman
Dengan mempelajari bab III ini dapat dipahami betapa pentingnya dokumen
pembangunan sungai dan bangunan sungai serta segala peralatan
penunjang, gedung dan fasilitas lainnya untuk dilakukan inventarisasi terlebih
dulu sebagai sasaran untuk dimanfaatkan dan dipelihara dengan sebaik-
baiknya.
Cocokan jawaban anda dengan bahan ajar bab I, II dan bab III dan bahan
bacaan yang lain hasilnya akan mencerminkan tingkat penguasaan anda.
Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar X 100 %
5
Arti tingkat penguasaan anda yang tercapai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89 % = baik
70% - 79 % = sedang
0% - 69% = kurang
4.5 Rangkuman
Gambar 5.1 ini menunjukan hubungan antara umur layanan dan nilai kerja
dengan adanya pemeliharaan. Apabila sungai dan bangunannya tidak
dilakukan pemeliharaan sama sekali maka umur layanannya akan cepat
menurun, sebaliknya apabila dilakukan pemeliharaan yang baik sesuai
dengan tingkat pemeliharaannya, maka umur layanannya akan lebih lama.
Preventip
- Rutin
- Berkala
- Reparasi
Pem. Korektif
70%
Korektif Rektifikasi
Peningkatan
Nilai Kinerja
Batas Kritis
50%
20%
Air adalah salah satu sumber daya sungai yang dibutuhkan dari hulu sampai
kehilir untuk berbagai kepentingan sehingga didalam merencanakan
penggunaan air tersebut harus didasarkan pada keseimbangan antara
ketersediaan air dan pemanfaatanya dengan mempertimbangkan prioritas
yang berlaku.
Sesuai Undang-undang Sumber Daya Air No. 7 tahun 2004 prioritas utama
penggunaan air adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari – hari dan
irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistim irigasi yang sudah ada. Penetapan
urutan prioritas penggunaan air selanjutnya pada setiap wilayah sungai
ditetapkan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya.
Mengingat aliran air sungai tersebut dari hulu kehilir yang melewati banyak
daerah yang berbeda daerah wilayah administrasi dan banyak pihak yang
memanfaatkannya, maka dalam menyusun rencana operasi/ eksploitasi
airnya semua yang terkait harus dilibatkannya agar tidak terjadi perselisihan.
Dalam menyusun rencana tersebut diadakan rapat minimal 2 kali menjelang
musim kemarau dan musim penghujan.
Pengalokasian air pada musim kemarau tersebut harus sesuai dengan pola
operasi yang telah ditetapkan diikuti dengan kegiatan-kegiatan yang
memonitor alokasi air tersebut antara lain :
1) Monitor muka air dan debit air tiap station yang telah ditetapkan.
2) Monitor kwalitas air di station yang telah ditetapkan.
3) Monitor limbah Industri yang dibuang ke sungai apakah sudah sesuai
standar baku mutu yang telah ditetapkan.
Bila muka air sungai telah mencapai suatu batas elevasi bahaya tingkat
tertentu, hendaknya regu peronda segera mengirim berita atau isyarat
kepada petugas yang telah ditetapkan.
Alur dan bantaran sungai mempunyai fungsi utama sebagai penyalur aliran
sungai dari mata air sampai ke muara. Agar air dapat teralirkan secara
aman, maka kelestarian alur sungai perlu dijaga agar tidak berkurang
manfaatnya serta tidak merusak lingkungan sekitarnya.
6.5 Rangkuman
Operasi air sungai, operasi alur sungai dan eksploitasi sedimen. Operasi
sungai pada musim kemarau adalah upaya bagaiamana mengatur air agar
cukup untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Operasi pada musim hujan
adalah kegiatan menghadapi musim hujan tentang persiapan-persiapan
sebelum banjir, pada saat banjir dan kegiatan setelah banjir.
6.6 Latihan 2
Cocokan jawaban anda dengan bahan ajar bab IV, V, VI dan bahan bacaan
yang lain hasilnya akan mencerminkan tingkat penguasaan anda.
Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar X 100 %
10
Arti tingkat penguasaan anda yang tercapai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89 % = baik
70% - 79 % = sedang
0% - 69% = kurang
Kegiatan awal yang perlu dilakukan pada sistem sungai sebelum dilakukan
pelaksanaan kegiatan tingkat I dan kegiatan tingkat II, adalah :
1) Daftar dari sistem sungai
Persiapkan daftar nama semua sungai dan anak sungainya.
Kegiatan Tingkat I ini dilakukan secara periodik, data-data yang didapat bisa
langsung digunakan untuk analisis kerusakan. Macam pemeriksaan dan
lokasi pemeriksaan adalah :
1) Ruas Sungai
Untuk tujuan pemeriksaan dan pengukuran, sebuah sungai harus dibagi
menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu bagian hulu, bagian tengah, dan bagian
hilir. Bagian paling hilir biasanya terdiri dari muara sungai yang
terpengaruh oleh perubahan tinggi muka air laut. Sedang sisanya adalah
bagian tengah dan hulu yang panjangnya biasanya hampir sama.
Karena keterbatasan daya, tenaga serta dana, kegiatan pemeliharaan
tidak dilakukan secara serempak pada seluruh sungai. Untuk itu setiap
instansi pengelola sungai akan melakukan seleksi yang didasarkan pada
2) Debit Sungai
Debit sungai didapat dari catatan tinggi muka air yang dipasang pada
daerah hulu dan daerah sungai tengah. Pengukuran debit jika
memungkinkan memanfaatkan bangunan yang ada. Lengkung debit nya
harus diperbarui dalam periode waktu tertentu tergantung dari sifat
hidrologis sungai.
Jika terdapat bendung, untuk mendapatkan data debit pencatatan tinggi
muka air dipasang pada bendung.
Debit bendung yang didapat dari bentuk geometris mercu bendung harus
dikalibrasikan dengan pengukuran debit sesungguhnya.
3) Pengukuran Sungai
Pengukuran penampang melintang untuk seluruh ruas sungai harus
dilakukan dengan interval jarak dan waktu tertentu sesuai dengan
kebutuhan (misalnya jarak tiap 1000 m, 2 tahun sekali, pada musim
kemarau). Pengukuran dilakukan pada lokasi dan arah yang tetap. Untuk
menjamin pengukuran pada lokasi dan arah yang sama, digunakan
Patok Tetap Utama – PTU (BM - Bench Mark) yang dipasang pada tiap
lokasi pengukuran penampang melintang di 2 (dua) sisi sungai. Selain
itu, PTU tersebut digunakan sebagai titik referensi perubahan sungai
arah horizontal (ke arah samping), yang disebabkan oleh meandering
atau tergerusnya tebing sungai.
Selain PTU juga dapat dipasang Patok Tetap Pembantu – PTP (CP –
Control Point) yang dipasang dengan interval tertentu (misalnya tiap 100
m) pada lokasi yang diperlukan.
Galian C
c. Muara sungai
Pemantauan (monitoring) penampang melintang muara sungai
beserta gosong-gosong pasirnya (sand bars) harus dilakukan sekali
setahun pada musim kemarau. Pengukuran dimulai dari muara
sungai ke arah hulu sekurang-kurangnya 1000 m atau sampai
dengan penggal sungai yang sudah tidak terpengaruh air laut.
Pengukuran harus melingkupi seluruh timbunan pasir yang menutupi
muara. Pengukuran penampang melintang minimum di tiga lokasi,
dengan jarak tertentu sesuai dengan ekbutuhan (misalnya : 200 m
atau 2 kali lebar sungai), pada lokasi yang tetap.
2B=200 m 2B=200 m
laut
Gosong gosong
B
pasir
1000 m
d. Tanggul
Semua tanggul harus diperiksa minimal setahun sekali pada akhir
musim hujan. Jika terdapat tanggul yang mengalami kerusakan,
harus dilakukan pengukuran pengukuran untuk memantau
perkembangan kerusakan. Pengukuran penampang melintang dari
e. Krib/groyne
Bangunan krib akan diperiksa minimal setahun sekali pada akhir
musim hujan. Hasil pemeriksaan dimasukkan dalam formulir
inventarisasi, yaitu formulir kondisi krib dan formulir penaksiran
pemeliharaan krib.
f. Bangunan drainase
Pemantauan alinyemen tebing bagian hilir dari pintu drainase dan
termasuk sepanjang tebing yang tergerus harus dilakukan sekali
setahun pada akhir musim hujan. Pengukuran kedalaman bangunan
yang berada di bawah muka air harus dilakukan agar dapat
menggambarkan lobang gerusan atau perubahan elevasi dari lantai
bangunan. Sebagian hasil pengukuran akan ditambahkan dalam
formulir iventarisasi, yaitu formulir kondisi struktur drainase dan
formulir penaksiran pemeliharaan struktur drainase.
g. Pelindung tebing
Pelindung tebing harus diperiksa minimal setahun sekali pada akhir
musim hujan, informasi yang didapat agar dimasukkan dalam
formulir inventarisasi, yaitu formulir kondisi pelindung tebing dan
formulir penaksiran pemeliharaan pelindung tebing.
Jika terdapat tanda-tanda kerusakan ataupun ada gerusan lokal
pada kaki pelindung tebing harus dilakukan pengamatan khusus.
Jika diperlukan pengukuran kedalaman gerusan ataupun perubahan
yang terjadi pada dasar atau flexible aprons.
10m
100 m
300 m 50 m
700 m 200 m
1000 m 500 m
Pengakutan sedimen dasar dan melayang untuk analisis dimulai dari bagian
hulu dan tengah dari setiap panjang sungai yang diamati dilakukan dengan
interval waktu sesuai dengan kebutuhan. Jika dilakukan pengamatan
angkutan sedimen, satu set pengamatan harus diambil pada lokasi
pengukuran sekurang-kurangnya 2 (dua) kali di musim hujan, dan 1 (satu )
kali pada musim. Pengamatan tersebut juga harus terdiri dari pengukuran
debit harian selama 7 (tujuh) hari berturut-turut.
Yang termasuk dana operasional tahunan adalah gaji dan upah, perjalanan
dinas, bahan habis pakai, biaya operasi kantor dan biaya operasi kendaraan.
KEGIATAN AWAL:
1. DAFTAR SISTEM SUNGAI
2. PRIORITAS Æ INVENTARISASI & SURVEI AWAL
3. PROGRAM SURVEI & INVENTARISASI BANGUNAN
KEGIATAN TINGKAT I
PENENTUAN
PENGGAL SUNGAI KEGIATAN TINGKAT II
PENGUMPULAN
DATA DEBIT DATA ANGKUTAN
SURVEI SEDIMEN
PENGUKURAN
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
RUTIN KHUSUS
PEMELIHARAAN
BERKALA REHABILITASI
PEMELIHARAAN
REKTIFIKASI
PERBAIKAN KECIL
8.5 Latihan 3
Cocokan jawaban anda dengan bahan ajar bab VII dan bab VIII dan bahan
bacaan yang lain hasilnya akan mencerminkan tingkat penguasaan anda.
Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar X 100 %
10
Arti tingkat penguasaan anda yang tercapai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89 % = baik
70% - 79 % = sedang
0% - 69% = kurang
Kalau hasil jawaban mencapai diatas 80% , maka pada bab VII dan bab VIII
sudah dapat dikuasai, tetapi bila tingkat penguasaan anda masih dibawah
80%. anda harus mengulangi kegiatan pembelajaran bab VII dan bab VIII
hingga dapat menjawab mencapai diatas 80%.
BENDUNG GOLANG DI MADIUN KOLAM TANDO HARIAN DI GIRINGAN
2. UNTUK PDAM
INTAKE PDAMA DI NGUTER, SUKOHARJO KOLAM TREATMENT
3. UNTUK IRIGASI
BENDUNG COLO INTAKE
BENDUNG TIRTONADI DI SURAKARTA KALI PEPE
5. GROUNDSILL
GROUNDSILL JEMBATAN DI BACEM, GROUNDSILL JEMBATAN DI BANMATI,
SURAKARTA SUKOHARJO
6. BENDUNG
DAM JATI DI MADIUN BENDUNG GERAK BABAD DI LAMONGAN
7. SLUICEWAY
SLUICEWAY DI PUTAT, JAGALAN, SLUICEWAY DI JOYONTAKAN PASAR
SURAKARTA KLIWON, SURAKARTA
Umur krib + 25 tahun. Terjadi endapan
disekitar krib
KRIB DI BANMATI, SUKOHARJO
9. REVETMENT
REVETMENT DI BANMATI, SUKOHARJO RIVETMENT DI BACEM, SURAKARTA