Drone untuk industri pertambangan sudah bukanlah hal yang baru saat ini. Namun masih banyak sekali tambang yang belum memanfaatkan drone. Padahal, setiap tahapan dalam pertambangan itu sendiri, sepenuhnya membutuhkan drone.
Peranan drone dalam industri pertambangan ini, berdasarkan tahapan-tahapan
pertambangan itu sendiri. 1. Penyelidikan Umum (Prospeksi) Penyelidikan umum atau prospeksi, sesuai namanya, merupakan langkah awal yang bertujuan untuk melihat prospek lahan tambang. Secara spesifik, tujuan pekerjaan ini adalah untuk mencari endapan bahan galian dengan memanfaatkan anomali geologi pada suatu daerah tertentu. Adapun Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain mencari mempelajari literatur, mempelajari peta satelit dan peta geologi, melakukan survey pendahuluan ke lapangan dan mengolah serta menganalisis data yang didapat. Saat ini sudah ada sensor yang bisa mendeteksi kandungan mineral bawah tanah, namun harganya masih sangat mahal. Konsep kerjanya sederhana, dimana sensor di pasangi di drone, kemudian drone akan terbang di lokasi yang ingin diketahui kandungan mineralnya. Kemudian akan keluar prakiraan apa saja kandungan di lokasi tersebut, katakanlah ada emas, batubara, dan lain sebagainya. Jika di anggap sesuai, maka owner bisa melanjutkan ke proses selanjutnya, namun jika ternyata kandungan mineralnya tidak sesuai ekspektasi, maka penambangan tidak dilakukan, dan tidak perlu repot untuk mengurusi izin ini – itu. Ini tentu menghemat waktu dan tenaga. Pekerjaan drone pada tahapan Penyelidikan Umum ; Drone untuk pemetaan Drone Untuk Videografi Drone untuk Foto Udara Mendeteksi kandungan mineral bawah tanah 2. Eksplorasi Eksplorasi adalah kegiatan yang dilakukan setelah endapan suatu bahan galian ditemukan. Eksplorasi bertujuan untuk mendapatkan kepastian tentang endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan, kualitas (kadar) endapan bahan galian, karakteristik fisik dari endapan bahan galian tersebut, serta pengambilan contoh bahan galian (Sampling) dan tanah penutup. Tahap eksplorasi ini juga sangat berperan pada tahap reklamasi nanti, karena seluruh komponen ekosistem yang ada sebelumnya dapat diketahui dan dikenali. Metode eksplorasi Setelah diketahui terdapat bahan galian di suatu daerah dalam kegiatan prospeksi, maka dilakukanlah eksplorasi dengan metode atau cara antara Iain sebagai berikut: 1. Membuat parit uji dan sumur uji. 2. Mengambil contoh bahan galian yang berasal dari litik percontohan dan dianalisis di laboratorium. 3. Melakukan penyelidikan geofisik seperti seismic, SP, IP dan resistivity. 4. Membuat peta penyebaran cadangan bahan galian dan dilakukan perhitungan cadangan bahan galian. 5. Analisis contoh batuan yang berada di lapisan atas atau bawah bahan galian untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan keteknikannya. Peranan Drone pada tahapan Explorasi Tahapan eksplorasi secara umum ada dua, yaitu eksplorasi awal atau pendahuluan, dan eksplorasi detil. Kebutuhan terhadap drone dimulai dari tahap ini, yaitu untuk melakukan pemetaan menggunakan drone, sehingga diketahui secara jelas peta lokasi lahan yang akan di tambang. Selain drone untuk pemetaan fotogrametri, juga dibutuhkan pemetaan topografi, yaitu dengan menggunakan LiDAR untuk pemetaan topografi nya. Jadi dapat disimpulkan, pada tahapan eksplorasi, kebutuhan terhadap drone meliputi ; Pemetaan Tutupan Lahan Pemetaan Topografi dengan LiDAR Kebutuhan pendokumentasian juga masih diperlukan, untuk melihat apakah ada lahan / pemukiman penduduk pada radius sekian ratus meter. 3. Studi Kelayakan Studi kelayakan (feasibility studies) adalah tahapan setelah dilakukan eksplorasi, untuk menilai bahan galian tersebut layak atau tidak untuk ditambang berdasarkan pertimbangan teknis, ekonomis, dan lingkungan. Studi Kelayakan Merupakan tahapan akhir dari rentetan penyelidikan awal yang dilakukan sebelumnya. Digunakan sebagai penentu apakah kegiatan penambangan layak dilakukan atau tidak. Adapun Dasar pertimbangan yang digunakan meliputi pertimbangan teknis dan ekonomis dengan teknologi yang ada pada saat ini, dan dengan memperhatikan keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan hidup. Bila tidak atau belum layak maka data tersebut diarsipkan. Biasanya juga dilakukan pemetaan menggunakan drone, terutama untuk melengkapi hasil analisis data sebelumnya yang sudah dilakukan. Kebutuhan Drone ; Pemetaan Udara untuk mengetahui kondisi lokasi Pemetaan Topografi LiDAR untuk melihat kontur dan kelas kemiringan lereng 4. Persiapan / Konstruksi (Development) Persiapan/konstruksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan dilakukan. Pekerjaan tersebut seperti pembuatan akses jalan tambang, pelabuhan, perkantoran, bengkel, mes karyawan, fasilitas komunikasi dan pembangkit listrik untuk keperluan kegiatan penambangan, serta fasilitas pengolahan bahan galian. Peran Drone dalam proses Persiapan Dalam proses ini, drone dibutuhkan untuk perencanaan, melihat progres dan evaluasi seluruh tahapan pekerjaan. Lebih rinci sebagai berikut; Pemetaan lokasi untuk perencanaan tata guna lahan Pemetaan menggunakan LiDAR drone topografi untuk membuat kontruksi bangunan dan jalan Pemetaan Bathimetry untuk melihat kedalaman sungai / laut yang akan digunakan untuk pelabuhan Lidar dan Fotogrametry untuk melihat proses pembangunan Fasilitas. Melakukan evauasi dan pemetaan ulang setelah proses pembangunan selesai dilakukan 5. Penambangan (Eksploitasi) Penambangan adalah proses pengambilan bahan galian itu sendiri, kemudian diolah dan dimanfaatkan untuk kehidupan manusia. Penambangan bahan galian dibagi alas tiga bagian yaitu tambang terbuka, tambang bawah tanah dan tambang bawah air. Tambang terbuka dikelompokkan atas quarry strip mine, open cut, tambang alluvial, dan tambang semprot. Tambang bawah tanah dikelompokkan atas room and pillar, longwall, caving, open stope, supported stope, dan shrinkage. Sistem penambangan dengan menggunakan kapal keruk dapat dikelompokkan menjadi tambang bawah air, walaupun relatif dangkal. Peran Drone dalam proses eksploitasi Dalam proses penambangan, sangat banyak dibutuhkan data drone dan LiDAR. Antara lain, lain kebutuhan drone dalam proses penambangan adalah sebagai berikut; Pemetaan cut and fill menggunakan LiDAR Pemetaan Stockpile menggunakan LiDAR Inspeksi lahan dengan fotogrametry Inspeksi Jalan dan jembatan Angkut dengan foto udara Memastikan tidak ada gangguan terhadap area konsesi 6. Pengangkutan, pengolahan dan Pemasaran Potret udara drone untuk memotret tongkang Meski ini dilakuakn oleh marketing dan tim pengankut, namun ada juga beberapa peran drone dalam tahapan ini, antara lain sebagai berikut; Mengukur isi volume barge dengan drone Melihat proses persentasi pembongkaran barge 7. Reklamasi Pasca Tambang Reklamasi merupakan kegiatan pemulihan di lahan tambang, untuk memperbaiki dan menata kegunaan lahan yang terganggu akibat aktivitas pertambangan. Manfaat utama reklamasi ini, untuk mengembalikan lahan sesuai dengan kondisi semula. Peran drone pada tahap reklamasi pasca tambang Reklamasi membutuhkan rencana, dokumentasi dan evaluasi kegiatan secara menyeluruh. Adapun beberapa peran drone pada tahap ini adalah sebagai berikut; Pemetaan udara untuk membuat rencana reklamasi Pemantauan mutu kualitas tanaman dengan drone Evaluasi kegiatan Dokumentasi proses pemetaan Konklusi Saya sering di tanyai tentang apa sih manfaat drone di industri pertambangan, setelah semua yang saya paparpakan pada artikel ini, harapannya, saya bisa menjawab dengan rinci, bahwa setiap proses dalam pertambangan membutuhkan drone. Bagi para pemilik usaha pertambangan, data drone sangat mudah untuk di baca dan di pahami, dibandingkan dengan data tabular (baca ; tabel).
Pemetaan Menggunakan Drone
Pemetaan Menggunakan Drone – Pemetaan Menggunakan Drone adalah sebuah aktivitas untuk mendapatkan sebuah peta wilayah dengan gambar yang dihasilkan oleh drone (Fotogrametri). Pemetaan menggunakan drone mulai populer pada semester kedua tahun 2016, sampai hari ini drone menjadi populer di kalangan para mapper. Fotogrametri adalah suatu metode pemetaan objek-objek / ruang dipermukaan bumi (geo-spasial) yang menggunakan foto udara sebagai media. Dimana dilakukan penafsiran objek dan pengukuran geometri untuk selanjutnya dihasilkan peta garis, peta digital maupun peta foto. Secara umum fotogrametri merupakan teknologi geo-informasi dengan memanfaatkan data geo-spasial yang diperoleh melalui pemotretan udara. Proses ini menghasilkan Peta Orthophoto Mosaic (mapping foto). Produk ini masih dapat dikembangkan lagi menjadi Peta Garis / Peta Topografi yang detail dengan skala yang diinginkan. Foto dan Video udara adalah pengambilan foto dan video melalui wahana tanpa awak. Dengan sudut pengambilan tertentu dengan tujuan mendapatkan hasil gambar yang informatif sesuai keinginan dari pemberi tugas. Umumnya sudut pengambilan tidak tegak lurus untuk mendapatkan efek kedalaman gambar. Konsep pemetaan metode ini adalah metode kombinasi dari beberapa tahapan pembuatan peta. Kombinasi tersebut terdiri dari : 1. Pengukuran premark dengan GPS Geodetik dengan akurasi hingga sub milimeter. 2. Foto udara format kecil dengan konsep fotogrametri. 3. Pengolahan data dengan software LIDAR (light detection and ranging). Dengan menggunakan drone, hasil peta yang di buat bisa menjadi 3 Dimensi, dan sebagainya, lebih canggih lagi, pemetaan menggunakan drone juga bisa untuk mendeteksi kesetahatan vegetasi dengan sensor lidar, Dulunya gambar dengan LIDAR ini harus di peroleh dengan dana yang tidak sedikit. Pemetaan Menggunakan Drone kemudian dimanfaatkan oleh banyak kalangan, mulai dari para LSM, Perseroan sampai pemirintah dan Instansi terkait seperti BPN dan ATR. Dengan teknologi drone proses pemetaan menjadi lebih mudah, dan tentu saja jika harus dibandingkan dengan membeli citra satelite resolusi tinggi , menggunakan drone lebih murah. Untuk memudahkan proses Pemetaan menggunakan drone, saat ini sudah banyak aplikasi yang di keluarkan, pada artikel sebelumnya saya sudah pernah menulis Daftar Software untuk Pemetaan Drone dan aplikasi mapping drone DJI. Disana anda bisa mencari tahu software apa saja yang anda butuhkan untuk melakukan pemetaan. Tahapan dalam Pemetaan menggunakan drone Sesungguhnya, sudah ada standar proses / tahapan dalam pemetaan menggunakan drone. Tahapan yang dilakukan dalam pemetaan menggunakan drone ini mulai dari Perencanaan, sampai pada pelaporan. Secara umum, begini proses pemetaan menggunakan drone ; 1. Perencanaan 2. Pemasangan GCP (Ground Control Point) 3. Data Aqcuisition 4. Data Proccesing 5. Reporting 1. Perencanaan (Flight Plan). Sebelum melakukan pemetaan menggunakan drone, kita harus membuat rencana penerbangan. Rencana penerbangan (Flight Plan) bisa dibuat dengan memperhatikan. Untuk membuat rencana penerbangan, membutuhkan Boundary / Area of interest yang dikirim oleh klient, baik berupa KML, SHP. 2. Pemasangan dan Pengukuran Premark Premark / GCP adalah titik bantu yang biasa digunakan untuk meningkatkan akurasi pengukuran dalam pemetaan menggunakan drone. Pemetaan menggunakan drone Pengamatan titik premark dengan metode jaring dibuat dengan mempertimbangkan kekuatan bentuk jaringan tersebut (strength of figure). Standar kualitas pekerjaan sebaiknya mengacu pada SNI JKHN (Standar Nasional Indonesia Jaring Kontrol Horisontal Nasional). 3. Data Aqcuisition Pada langkah ini dilakukan 2 metode pemetaan yaitu fotogrametri format kecil dengan menggunakan drone, dan pengukuran teliti dengan GPS geodetik untuk mendapatkan koordinat premarknya. Premark berfungsi sebagais titik ikat dan acuan sistem koordinat peta. Sama halnya dengan fungsi poligon pada pengukuran dengan total station. Pemotretan dilakukan setelah premark terpasang. Syarat minimal pengambilan data adalah 70% sidelap, dan 80% overlap. Dalam data acquisition dilakukan 2 jenis cek kualitas data. yaitu:
GCP dan Cakupan Area Penerbangan drone
Quality control premark yang diukur dengan GPS geodetik untuk memastikan posisi premark sudah sesuai standar dan masuk syarat minimal pemetaan. Quality control image data yang meliputi seluruh area dan dipastikan overlap dan sidelap sudah sesuai persyaratan, serta jangkauan pesawat telah mengcover keseluruhan area. Jika ada yang terlewat dalam quality kontrol dilakukan pekerjaan ulang untuk melengkapi kekurangan data tersebut. 4. Image Processing Di tahap ini dilakukan pengolahan data dengan menggabungkan data premark yang diperoleh dengan GPS geodetik, foto udara dengan UAV, dan diolah dengan software LIDAR, yaitu microstation yang di dalamnya terdapat modul terrasolid terrascan. Tahapan dari processing adalah orthomosaic image, registration premark, map layout dan reporting. Jenis – Jenis Drone Yang Biasa Digunakan Untuk Pemetaan menggunakan drone Ada beberapa jenis drone yang biasa digunakan untuk melakukan pemetaan. Drone -drone jenis ini rata – rata dijual dengan harga yang lebih tinggi, mengingat hasil yang akan didapatkan juga cukup banyak, mulai dari foto, video, sampai pada log lokasi foto. adapun jenis drone yang biasa digunakan adalah sebagai berikut : Note : Lebih lengkap mengenai jenis drone ini, anda bisa membaca rekomendasi drone untuk pemetaan yang pernah saya tulis sebelumnya. 1. Fixed Wing Drone Fixed Wing adalah jenis drone yang memiliki sayap seperti pesawat terbang, drone jenis ini adalah drone yang dipilih menjadi alat pemetaan karena jangkauannya yang cukup jauh, mampu menempuh 100 Km perjalanan dan mampu mencapai ketinggian 3.000 Mdpl, satu lagi kelebihan fixed wing adalah kamampuan membawa kamera dengan sensor yang cukup besar. Saya sendiri menggunakan Jenis Twin Dream dan jenis Skywalker untuk melakukan pemetaan di areal yang luas, dalam satu kali terbang pemetaan menggunakan drone ini mampu mencover area lebih dari 400 hektar. 2. Multi Rotor Jenis ini adalah alternatif dari drone yang biasa digunakan untuk melakukan pemetaan, hanya saja kekurangan drone yang satu ini adalah areal yang bisa di cover tidak lebih dari 10 hektar, namun untuk lahan yang berukuran kecil saya rasa sudah cukup menggunakan ini. Adapun jenis yang sering saya gunakan adalah DJI Phantom 3 Professional. sebelumnya saya juga sudah membuat sebuah artikel pemetaan menggunakan drone yang berjudul Proses Pemetaan Menggunakan DJI Phantom 3 Professiional. DJI Phantom ini sebenarnya dibuat khusus untuk video dan fotografi, satu kelebihan dari drone ini adalah harganya yang lebih murah dibandingkan jika harus membeli model fixed wing. Namun sayangnya drone jenis ini tidak bisa mengganti kamera, sementara kamera bawaan sensornya tidak memadai, selain itu, maksimal ketinggian hanya 500 meter.