Tujuan: Setelah selesai mengikuti pelatihan Ahli Kepelabuhanan Tingkat Dasar, dengan topik
Port Facilities Maintenace (Dredging) peserta dapat memahami: 1) kerangka Hukum kegiatan
pengerukan; 2) kegiatan-kegiatan pengerukan; 3) berbagai macam pekerjaan pengerukan; 4)
prosedur perizinan kegiatan pengerukan; 5) administratif kegiatan pengerukan; 6) prosedur
pelaksanaan pengerukan; 7) kegiatan pemeruman dan perhitungan volume keruk; 8) Desain alur
pelayaran/ kolam pelabuhan; 9) berbagai macam alat keruk; 10) Aspek bisnis dalam kegiatan
pengerukan.
1. Pengertian Pengerukan
Pengerukan adalah pekerjaan merubah bentuk dasar perairan untuk mencapai kedalaman dan lebar yang
dikehendaki atau untuk mengambil material dasar perairan yang digunakan untuk keperluan tertentu.
Reklamasi adalah pekerjaan timbunan di perairan atau pesisir yang mengubah garis pantai
dan/atau kontur kedalaman perairan.
Kapal Keruk adalah Kapal dengan jenis apapun yang dilengkapi dengan alat bantu, yang khusus
digunakan untuk melakukan pekerjaan pengerukan dan/atau reklamasi.
Daerah Buang adalah lokasi yang digunakan untuk tempat penimbunan hasil kerja keruk. Alur
Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya
dianggap aman dan selamat untuk dilayari.
Kolam Pelabuhan adalah perairan di depan dermaga yang digunakan untuk kepentingan
operasional standar. Alur dan Perlintasan adalah bagian dari perairan yang dapat dilayari sesuai dimensi
spesifikasi kapal di laut, sungai dan danau. Bangunan atau Instalasi adalah setiap konstruksi baik berada
di atas dan atau di bawah permukaan perairan.
Pengerukan yang pertama kali dilaksanakan dalam rangka pembangunan pelabuhan, pendalaman
kolam pelabuhan atau alur pelayaran, dan pembuatan alur baru.
Pengerukan Pemeliharaan (Maintenance Dredging) adalah pengerukan yang dilaksanakan secara rutin
berkala dalam rangka memelihara kedalaman kolam pelabuhan, alur masuk pelabuhan dan alur
pelayaran.
Pemeruman (Sounding) adalah kegiatan pemetaan untuk mengetahui kontur ke dalam perairan.
Pemeruman Awal (Predredge Sounding) adalah: Kegiatan pemeruman awal yang dilaksanakan oleh
pemberi tugas sebelum diadakan pekerjaan pengerukan atau disebut pemeruman pra pengerukan. Data
yang dihasilkan digunakan sebagai dasar penentuan perhitungan volume dan desain yang dikeruk.
Pemeruman Progress (Progress Sounding) adalah: Pemeruman sementara dari seluruh lokasi yang telah
dikeruk. Data yang dihasilkan digunakan untuk mengetahui
perkembangan hasil seluruh pekerjaan pengerukan yang telah dicapai.
Pemeruman Final (Final Sounding) adalah: pemeruman akhir yang dilaksanakan setelah
pekerjaan pengerukan selesai oleh konsultan pengawas dan pemberi tugas. Tingkat Pengendapan
(Siltation Rate) adalah: pengendapan atau sedimentasi yang
materialnya datang dari luar maupun dalam lokasi keruk yang terjadi pada saat pelaksanaan pengerukan.
2. Pekerjaan Pengerukan
Pekerjaan pengerukan antaralain dilakukan untuk:
Membangun dan memelihara alur pelayaran dan kolam pelabuhan
Pembangunan pelabuhan
Pembangunan breakwater
Penambangan
Bangunan lainnya dengan kerja keruk sehubungan dengan keselamatan pelayaran
5. Pelaksanaan Pengerukan
Berikut Gambar 2 adalah alur pelaksaan pengerukan yang dananya bersumber dari APBN, dimana
diawali dari program yang telah ditetapkan kemudian masuk dalam proses lelang/ pengadaan barang
dan jasa dan selanjunya dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2. Bagan Alir Proses Pelaksanaan Pengerukan
7. Peralatan kerja
Peralatan kapal keruk yang digunakan sesuai dengan spesifiksi yang telah ditentukan. Kapal keruk harus
sudah berada dilokasi paling lambat tiga puluh hari kerja setelah penandatanganan kontrak. Apabila
dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor pelaksana akan mengganti peralatan, maka kontraktor
pelaksana harus melaporkan kepada pemberi tugas. Kontraktor pelaksana diijinkan apabila dalam
melaksanakan pekerjaan bermaksud ingin menambah jumlah peralatan untuk meningkatkan kapasitas
pengerukan guna mempercepat penyelesaian pekerjaan dari yang telah ditentukan pemberi tugas, di
mana untuk penambahan peralatan tersebut tidak diadakan penambahan biaya.
Kontraktor pelaksana harus menyiapkan instrument survei minimal sebagai berikut (Gambar 3):
a) Satu buah survey boat
b) Satu buah GPS
c) Satu buah Theodolite
d) Satu unit Echosounder
e) Satu buah Laptop
f) Tiga buah handy talky
Dalam melaksanakan pengerukan, untuk kegiatan pemeruman kedalaman, Kontraktor pelaksana
harus menjamin kondisi peralatan yang dipergunakan selalu berada dalam kondisi baik sehingga dalam
pelaksanaan pekerjaan pengerukan tidak terjad kerusakan-kerusakan yang dapat menghambat
pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor pelaksana wajib segera mengatasi kerusakan pada peralatan/perlengkapan kapal atau
mengganti peralatan/perlengkapan tersebut tanpa menimbulkan hambatan-hambatan kerja.
Keterangan: (1) Survey Boat; (2) GPS; (3) Theodolite; (4) Echosounder; (5) Laptop; (6) Handy Talky
Gambar 3. Peralatan Survei Kegaiatan Pemeruan Kedalaman
Pelaksanaan Pemeruan
Kegaiatan pemeruan dilaksanakan dalam 5 fase mulai dari pemeruan awal sampai dengan pemeruan
akhir sebagaimana dapar dilihat pada Gambar 5 di bawah ini.
Gambar 4. Proses kegiatan pemeruan
8. Tenaga Kerja
Aspek tenaga kerja dan peralatan kerja merupakan komponen yang sangat vital dalam keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan pengerukan. Selain itu, hal utama yang perlu menjadi prioritas adalah faktor
keselamatan tenaga kerja.
Standar keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan pengerukan harus memenuhi syarat yaitu safety
first. Standar keamanan ini meliputi standar keamanan terhadap tenaga kerja, perlengkapan, dan metode
kerja.
Keterangan Gambar: (1) Pelindung Kepala; (2) Pelindung Mata; (3) Sarung Tangan; (4) Safety Shoes; (5) Life
Jacket; (6) Wear Pack; (7) Safety Harness; (8) Rompi Keselamatan.
Gambar 7. Desain Alur Pelayaran dan Kolam Pelabuhan Serta Laju Sedimentasi
Gambar 8. Perencanaan Kedalaman Alur Pelayaran
Mekanikal Hidrolik
Grab Dredger
Dikenal juga sebagai alat keruk "clamshells". Dapat mengeruk
pada tempat yang sulit seperti sudut dari kolam pelabuhan, dengan
menggunakan "crane” yang sesuai dapat bekerja dari darat
maupun diatas "pontoon”. Dengan kapasitas cangkram dari 1 s.d.
20 m³ sebanding dengan kekuatan crane. Terdapat jangkar tiang
(spudpole) pada pontoon.
Backhoe Dredger
Merupakan alat yang menggunakan mangkok lipat seperti
excavator pada umumnya. Umumnya digunakan pada perairan
dangkal dengan maksimal kedalaman keruk antara 7 s.d. 9 meter.
Berupa pontoon dengan jangkar tiang.
Tabel 4. Alat Keruk Hidrolik
Suction Dredger
Merupakan jenis alat keruk hisap yang digunakan untuk mengeruk
material yang bersifat pasir, umumnya material hisap digunakan
untuk reklamasi. Kapasitas produksinya tergantung dari
“horsepower” kekuatan pompa yang digunakan dengan diameter
pipa “discharge” antara 100 s/d 1000 mm.
References
Undang-Undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran
UNCTAD Port Operation and Development
PP Nomer 61 Tahun 2009 jo PP Nomer 64 tahun 2015 tentang Kepelabuhanan
PP NO. 5 TAHUN 2010 tentang Kenavigasian
Kepres No.50/1979 tentang pengesahan convention on the international regulation for prevention
collison at sea 1972
Kepres No. 65/1980 tentang pengesahan SOLAS 1974
Permenhub No. PM.25/2011 tentang Sarana Bantu Nasivasi Pelayaran
Permenhub No. PM.68/2011 tentang Alur Pelayaran Di Laut