Diketahui :
1. Data pengukuran jarak optis dan beda tinggi dua titik dari suatu
Kerangka Peta P1 & P2, sbb : Ba = 2,725; Bt = 1,650;
Bb = 0,775. Instrument di titik P1 dengan Tinggi (Ti) = 1,650 m.
Titik P2 letaknya lebih rendah dari titik P1 sehingga bacaan
skala lingkaran vertikalnya = 92 40’ 20”; Sedangkan bacaan
azimuth magnetis ke titik P2 = N 285 40’ 40” E. Tinggi titik
P1 = 350,250 m (dpal).
Hitung
a. Jarak horisontal P1 ke P2
b. Tinggi titik P2
c. Buatlah sketsa pengukuran dari titik P1 ke titik P2
d. Berapa besarnya bearing P1 ke P2
PERPETAAN
Anton Sudiyanto
2. Kesalahan sudut
Kesalahan pengukuran sudut untuk pengukuran poligon yang teliti adalah :
10” N , dimana N adalah jumlah titik sudut poligon.
3. Kesalahan tinggi
Toleransi kesalahan tinggi dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut :
sh = K Dtkm
(K : I = 6 mm; II = 8 mm; III = 10 mm)
PENYEBAB KESALAHAN
1. Faktor Alam
2. Faktor Alat
3. Faktor Manusia
PERHITUNGAN KERANGKA DASAR HORISONTAL
I. Poligon Tertutup dengan Sistem Azimuth (Grafis)
bB B2
B3
BM1
B4
Data yang Diperlukan
a. Arah utara (magnetis)
b. Azimuth tiap titik poligon
c. Jarak optis antar titik poligon
d. Skala lingkaran vertikal (helling)
e. Tinggi Instrumen
Butir b – d, pembacaan dilakukan untuk keadaan teropong Biasa (B) dan Luar biasa (LB).
Perhitungan yang dilakukan yaitu :
Jarak Datar (Dt)
Beda Tinggi (Δh) antar titik poligon.
Tinggi titik
Ba
Bt
Bb
Ti
B2
Δh
BM1 Dt
Δh
1. Jarak datar ( Dt ) : Koreksi azimuth :
2. Beda tinggi antar dua titik ( Δh) BBM1B2 (LBBM1B2 180) (BB2BM1 180) LBB2BM1
4
3. Tinggi titik B2 : Ditambah (+) 180o bila B/LB<180o
Ditambah (-) 180o bila B/LB>180o
Tinggi B2 = Tinggi BM1 ±
Contoh Data Lapangan :
Instr. Obyek Azimuth Koreksi Akhir
Biasa (B) Luar Biasa (LB) (K3)
4
1
3
2
3
4
3
4
Untuk titik 1 – 2 ; K1 = = = 9’
Sehingga diperoleh :
B = 60030’00” – 9’ = 60021’00” K1 = 60021’00”
LB = 240012’00” + 9’ = 240021’00”
Untuk titik 2 – 1 (Keadaan Biasa dan Luar Biasa) = K 2
K1 =
=
= 1’
Sehingga didapat :
B = 240020’00” – 1’ = 240019’00” K2 = 240019’00”
LB = 60018’00” + 1’ = 60019’00”
Koreksi untuk K1 dan K2 = K3
K3 =
=
= 1’
K1 – 1’ . 600 21’ 00” – 1’ = 600 20’ 00”
K2 + 1’ 2400 19’ 00” + 1’ = 2400 20’ 00”
Dengan cara yang sama lakukan koreksi untuk titik – titik poligon berikutnya.
2. Koreksi Jarak :
Dilakukan dengan membagi rata hasil perhitungan untuk teropong keadaan Biasa dan
Luar Biasa dari masing – masing sisi setiap antar dua titik poligon.
3. Koreksi beda tinggi :
Dilakukan dengan membagi rata hasil perhitungan untuk teropong keadaan Biasa dan
Luar Biasa setiap antar dua titik poligon.
4. Koreksi tinggi titik :
Dengan menganggap tinggi titik poligon 1 sebagai titik tetap (telah diketahui
ketinggiannya), maka koreksi diberikan mulai dari titik poligon 2 dan seterusnya.
Untuk titik poligon 2 = =S
Keterangan :
1, 2, 3, 4, 1’ = Poligon sebelum dikoreksi
1, 2’, 3’, 4’, 1 = Poligon setelah dikoreksi
Δ Dt = Kesalahan penutupan jarak
Bessarnya koreksi yang diberikan pada masing – masing titik poligon :
Untuk titik poligon 2 = (Δ Dt) = P
Untuk titik poligon 3 = (Δ Dt) = Q
Untuk titik poligon 4 = (Δ Dt) = R
Untuk titik poligon 1’ = (Δ Dt) = S
Tarik garis yang sejajar dengan kesalahan penutupan jarak (Δ Dt), melaluli titik poligon 2, 3
dan 4 ; masing – masing sebesar P, Q, R dan S ke atas atau ke bawah sesuai dengan
kesalahan penutupan jarak poligon.
Cara lain untuk melakukan koreksi kesalahan penutupan jarak titik – titik poligon dalam
penggambaran adalah seperti terlihat pada gambar dibawah ini .
Keterangan :
α1,2 = Azimuth Awal
β = Sudut Dalam
Dt = Jarak Datar
1,2,… = Nomor Titik
Jika telah diketahui koordinat dua titik, maka azimuth suatu titik dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
αn(n+1) = Arc.Tan
kβ =
ky = (fy)
Secara sistematis tahapan hitungan / koreksi koordinat untuk poligon
adalah sebagai berikut :
1. Besarnya kesalahan total pengukuran sudut dalam :
fβ = (n – 2) . 1800 – Σβ
2. Besarnya koreksi sudut dalam :
kβ =
3. Sudut dalam terkoreksi :
= βn + kβ
4. Azimuth setiap titik poligon berikutnya :
αn(n+1)= [α(n-1)n + 1800] – βn
b m
(3) BM-01
Muka air laut a 2 (2) 3
(1)
a = Tinggi muka air laut rata-rata
1 b = Bacaan benang tengah rambu belakang
m = Bacaan benang tengah rambu muka
T =±K Dt km
BM-01 BM-02
b2 m2
m3
b1 m1 b3
d P1?
3
b
1
c
a 2
PO = 345,150 m
Keterangan :
P0, P1 ; Titik kontrol (P0 diketahui; P1 dicari)
1,2,3, : Patok transit untuk menempatkan rambu
a,b,c,d : tempat instrumen bediri
b1, b2, b3, b4 : bacaan benang silang tengah rambu belakang
m1, m2, m3, m4 : bacaan benang silang tengah rambu muka
Data Pengukuran Kerangka Vertikal dg Waterpass:
Bacaan Benang Tengah Beda Tinggi Tinggi Tinggi
Titik b m + - Sementara Sebenarnya
A1 A2
BM-02
Keterangan: P3 P4
BM1
B1 B2 B3 B4
B5 B6 B7 B8
Agrotek
Lapangan
Auditorium
TA-2 Perpustakaan Agrobisnis
FP
Rektorat
BNI 46
TA-1 TA-4
FE TA TK
Lapangan TG
EA EM
TA-5
TM FTM
EP