Anda di halaman 1dari 31

KUIS (15 menit)

Diketahui :
1. Data pengukuran jarak optis dan beda tinggi dua titik dari suatu
Kerangka Peta P1 & P2, sbb : Ba = 2,725; Bt = 1,650;
Bb = 0,775. Instrument di titik P1 dengan Tinggi (Ti) = 1,650 m.
Titik P2 letaknya lebih rendah dari titik P1 sehingga bacaan
skala lingkaran vertikalnya = 92 40’ 20”; Sedangkan bacaan
azimuth magnetis ke titik P2 = N 285 40’ 40” E. Tinggi titik
P1 = 350,250 m (dpal).

Hitung
a. Jarak horisontal P1 ke P2
b. Tinggi titik P2
c. Buatlah sketsa pengukuran dari titik P1 ke titik P2
d. Berapa besarnya bearing P1 ke P2

2. Ubahlah skala Numeris 1 : 18500 ke dalam skala Grafis


Kuliah ke 3

PERPETAAN & UKUR TMBANG

PERPETAAN

Anton Sudiyanto

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN – FTM
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
2017
Toleransi KESALAHAN

1. Kesalahan Linier Jarak


Untuk ketelitian poligon, dinyatakan dengan kesalahan linier jarak yaitu
perbandingan antara kesalahan penutup dan jarak total dari sisi poligon yang
dirumuskan sebagai berikut :
 
fL
, dimana fL = (k x ) 2  (k y ) 2
 Dt

 Dt= Jumlah jarak sisi poligon.


Toleransi yang diberikan yaitu ≤ 1 : 10.000, artinya pada jarak 10.000 m atau
10 km, kesalahan yang diperbolehkan adalah 1 m.
 

2. Kesalahan sudut
Kesalahan pengukuran sudut untuk pengukuran poligon yang teliti adalah :
10” N , dimana N adalah jumlah titik sudut poligon.
3. Kesalahan tinggi
Toleransi kesalahan tinggi dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut :
 
sh = K Dtkm
(K : I = 6 mm; II = 8 mm; III = 10 mm)

PENYEBAB KESALAHAN

1. Faktor Alam
2. Faktor Alat
3. Faktor Manusia
PERHITUNGAN KERANGKA DASAR HORISONTAL
I. Poligon Tertutup dengan Sistem Azimuth (Grafis)

bB B2

B3
BM1

B4
Data yang Diperlukan
a. Arah utara (magnetis)
b. Azimuth tiap titik poligon
c. Jarak optis antar titik poligon
d. Skala lingkaran vertikal (helling)
e. Tinggi Instrumen
Butir b – d, pembacaan dilakukan untuk keadaan teropong Biasa (B) dan Luar biasa (LB).
Perhitungan yang dilakukan yaitu :
 Jarak Datar (Dt)
 Beda Tinggi (Δh) antar titik poligon.
 Tinggi titik

Koreksi yang dilakukan


Koreksi yang dilakukan meliputi :
1.Koreksi Azimuth :
2. Koreksi Jarak
3. Koreksi beda tinggi antar titik poligon
4. Koreksi tinggi titik
Kontrol bacaan benang silang : 2 Bt = Ba + Bb

Ba

Bt

Bb

Ti
B2
Δh

BM1 Dt
Δh
1. Jarak datar ( Dt ) : Koreksi azimuth :

2. Beda tinggi antar dua titik ( Δh) BBM1B2  (LBBM1B2 180)  (BB2BM1 180)  LBB2BM1
4
3. Tinggi titik B2 : Ditambah (+) 180o bila B/LB<180o
Ditambah (-) 180o bila B/LB>180o
Tinggi B2 = Tinggi BM1 ±
Contoh Data Lapangan :
Instr. Obyek Azimuth Koreksi Akhir
Biasa (B) Luar Biasa (LB) (K3)

4
1

2 600 30’ 00” 2400 12’ 00” 600 20’ 00”


1 2400 20’ 00” 600 18’ 00” 2400 20’ 00”
2

3
2
3

4
3
4

Untuk titik 1 – 2 ; K1 = = = 9’

Jika Azimuth > 1800 ( - ) ; Jika Azimuth < 1800 ( + )


Angka Koreksi K1 sebesar 9’ ini ditambahkan ke angka pembacaan yang lebih rendah
(dalam hal ini pembacaan Biasa) dan sebagai pengurang untuk angka pembacaan yang lebih
tinggi (dalam hal ini pembacaan Luar Biasa).

Sehingga diperoleh :
B = 60030’00” – 9’ = 60021’00” K1 = 60021’00”
LB = 240012’00” + 9’ = 240021’00”
Untuk titik 2 – 1 (Keadaan Biasa dan Luar Biasa) = K 2
K1 =
=
= 1’
Sehingga didapat :
B = 240020’00” – 1’ = 240019’00” K2 = 240019’00”
LB = 60018’00” + 1’ = 60019’00”
Koreksi untuk K1 dan K2 = K3
K3 =

=
= 1’
K1 – 1’ .  600 21’ 00” – 1’ = 600 20’ 00”
K2 + 1’  2400 19’ 00” + 1’ = 2400 20’ 00”

Dengan cara yang sama lakukan koreksi untuk titik – titik poligon berikutnya.
2. Koreksi Jarak :
Dilakukan dengan membagi rata hasil perhitungan untuk teropong keadaan Biasa dan
Luar Biasa dari masing – masing sisi setiap antar dua titik poligon.
3. Koreksi beda tinggi :
Dilakukan dengan membagi rata hasil perhitungan untuk teropong keadaan Biasa dan
Luar Biasa setiap antar dua titik poligon.
4. Koreksi tinggi titik :
Dengan menganggap tinggi titik poligon 1 sebagai titik tetap (telah diketahui
ketinggiannya), maka koreksi diberikan mulai dari titik poligon 2 dan seterusnya.
Untuk titik poligon 2 = =S

Untuk titik poligon 3 = =T

Untuk titik poligon 4 = =U

Untuk titik poligon 1’ = =V


Dengan :
Σ Dt = Total jarak titik poligon
= Kesalahan penutupan tinggi titik poligon
S, T, U dan V masing – masing sebagai penambah atau pengurang tinggi titik
poligon hasil perhitungan data lapangan.

Koreksi jarak dalam penggambaran

Keterangan :
1, 2, 3, 4, 1’ = Poligon sebelum dikoreksi
1, 2’, 3’, 4’, 1 = Poligon setelah dikoreksi
Δ Dt = Kesalahan penutupan jarak
Bessarnya koreksi yang diberikan pada masing – masing titik poligon :
Untuk titik poligon 2 = (Δ Dt) = P
Untuk titik poligon 3 = (Δ Dt) = Q
Untuk titik poligon 4 = (Δ Dt) = R
Untuk titik poligon 1’ = (Δ Dt) = S

Tarik garis yang sejajar dengan kesalahan penutupan jarak (Δ Dt), melaluli titik poligon 2, 3
dan 4 ; masing – masing sebesar P, Q, R dan S ke atas atau ke bawah sesuai dengan
kesalahan penutupan jarak poligon.

Cara lain untuk melakukan koreksi kesalahan penutupan jarak titik – titik poligon dalam
penggambaran adalah seperti terlihat pada gambar dibawah ini .

Koreksi Kesalahan Penutupan


Jarak Titik Poligon Secara Grafis
II. Cara Koordinat
Untuk dapat menghitung koordinat titik – titik kerangka dasar di lapangan
diperlukan data – data : azimuth awal, sudut lurus (baik sudut dalam/sudut
luar), jarak horisontal dan tinggi titik.
Koordinat suatu titik dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :

XB = XA + Dt. sin α (ab)


YB = YA + Dt. cos α (ab)
Contoh Perhitungan Poligon Tertutup

Keterangan :
α1,2 = Azimuth Awal
β = Sudut Dalam
Dt = Jarak Datar
1,2,… = Nomor Titik

Syarat geometri poligon tertutup (untuk sudut dalam) :


a. Σβ = (n - 2) x 1800
b. Σ(Dt. Sin α) = 0
c. Σ(Dt. Cos α)= 0

Azimuth titik berikutnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :


αn(n+1) = [α(n-1)n + 1800] – βn

Jika telah diketahui koordinat dua titik, maka azimuth suatu titik dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
αn(n+1) = Arc.Tan

Kesalahan Jumlah total sudut dalam (fβ­) untuk poligon tertutup :


fβ­ = (n – 2) . 1800 – Σβ
Koreksi sudut dalam (kβ) diberikan secara merata terhadap setiap titik :

kβ =

Kesalahan linier jarak untuk absis (fx) dan ordinat (fy) :


f(x) = Σ (Dt. Sin α)
f(y) = Σ (Dt. Cos α)

Koreksi yang diberikan untuk absis (kx) :


kx = (fx)

Koreksi yang diberikan untuk ordinat (ky) :

ky = (fy)
Secara sistematis tahapan hitungan / koreksi koordinat untuk poligon
adalah sebagai berikut :
1. Besarnya kesalahan total pengukuran sudut dalam :
fβ = (n – 2) . 1800 – Σβ
2. Besarnya koreksi sudut dalam :
kβ =
3. Sudut dalam terkoreksi :
= βn + kβ
4. Azimuth setiap titik poligon berikutnya :
αn(n+1)= [α(n-1)n + 1800] – βn

5. Kesalahan linier jarak untuk absis dan ordinat :


f(x) = Σ (Dt. Sin α)
f(y) = Σ (Dt. Cos α)

6. Koreksi absis dan ordinat tiap tiap titik :


kxn = (fx) kyn = (fy)
7. Absis dan ordinat terkoreksi :
ΔXn = (Dt.n. Sin α) + kxn
ΔYn = (Dt.n. Cos α) + kyn

8. Koordinat tiap titik poligon :


Xn = X(n – 1) + ΔXn
Yn = Y(n – 1) + Δyn

Perhitungan Tinggi Titik untuk Poligon Tertutup


Jika pengukuran dan perhitungan tinggi titik dilakukan dengan benar, maka jumlah beda
tinggi antara tititk poligon awal sampai dengan titik poligon akhir = 0, atau Σ Δh = 0.
Koreksi beda tinggi : Kh = Σ Δh
Tahapan perhitungan / koreksi tinggi titik poligon adalah sebagai berikut :
Kesalahan beda tinggi :
Kh = Δh1 + Δh2 + Δh3 +……+ Δhn
Beda tinggi terkoreksi :
= Δhn + [( ) . Kh]
Tinggi tiap titik :
Hn = H(n – 1) +
STUDI KASUS  Lihat sketsa

Diketahui Data Pengukuran spt pada Tabel


dibawah.
Koordinat Titik 1 : X1=1150,500 m; Y1=650,500m
Lakukan koreksi azimuth, hitung sudut dalam &
koreksinya, hitung jarak datar antar titik poligon,
Hitung koreksi absis & ordinat.
Hitung Koordinat titik : 2, 3 dan 4
Serta gambarkan (skala 1 : 500)
Jarak Miring Skala Lingk
Ins Obyek Azimuth (m) Vertikal
B LB B LB B LB

4 135 20’ 20” 315 45’40” 95,50 94,75 87 45’ 86 55’


1 90 23’ 35” 45 23’ 05” 225 23’ 05” 74,822
2 45 25’ 20” 225 20’ 40” 75,00 74,75 92 40’ 91 55’
1 224 50’ 40” 45 55’ 40” 74,50 75,25 87 20’ 87 30’
2 80 07’ 40” 145 15’ 25” 325 15’ 25” 100,596
3 145 00’ 40” 325 45’ 20” 100,25 101,50 85 30’ 84 55’
2 324 55’ 40” 145 20’ 00” 101,25 100,75 94 25’ 94 45’
3 109 24’ 55” 215 50’ 30” 35 50’ 30” 114,904
4 215 20’ 40” 36 00’ 20” 115,20 114,75 87 20’ 86 55’
3 35 50’ 40” 216 10’ 20” 114,90 115,35 92 40’ 92 55’
4 80 03’ 50” 315 46’ 40” 135 46’ 40” 94,151
KERANGKA DASAR VERTIKAL
Kerangka Dasar Vertikal (beda tinggi / tinggi titik) menjadi
satu kesatuan dengan Kerangka Dasar Horisontal (Azimuth,
Jarak dan Sudut)  Satu Pilar /Patok.

Untuk kondisi tertentu pengukuran Kerangka Vertikal


terpisah dengan Kerangka Horisontal. Acuan tinggi titik
dapat dinyatakan dengan sistem umum yaitu terhadap muka
air laut rata-rata atau sistem setempat/lokal.

Jika sebagai acuan sistem umum, maka diikatkan dengan


titik-titik tinggi teliti (Titik Tinggi Geodesi) atau titik
Triangulasi; sedangkan titik TTG atau Triangulasi diperoleh
dari pengikatan terhadap muka air laut rata-rata dengan
menggunakan alat Water pass / Sipat Datar/Level
Gambar : Salah satu jenis automatic level dan
rambu ukur
b m
b m

b m

(3) BM-01
Muka air laut a 2 (2) 3
(1)
a = Tinggi muka air laut rata-rata
1 b = Bacaan benang tengah rambu belakang
m = Bacaan benang tengah rambu muka

BM-01 = Bench Mark /Titik Kontrol yang akan ditentukan tingginya

Tinggi titik = {(b – a) – m }

Prinsip Pengikatan Terhadap Muka Air Laut Rata-Rata


Ketentuan Rambu Yg dipasang pada dasar laut

1. Dasar laut keras


2. Air laut tenang
3. Air laut bersih
4. Bebas dari kemungkinan terserang arus laut
5. Muka air laut harus mewakili muka air daerah sekitarnya
(jangan dekat muara sungai).
Ketentuan Pengukuran Kerangka Vertikal
Menggunakan Water pass.

1. Alat yang digunakan dalam kondisi terkalibrasi


2. Panjang satu sisi (slag) pengukuran maks. 35 m
3. Panjang tiap sisi dalam satu set pengukuran hrs
relatif sama.
4. Pengukuran antar titik kerangka vertikal tetap
dilakukan dengan cara Pergi – Pulang atau Double
Stand.
5. Memenuhi toleransi kesalahan yg diperkenankan.
Toleransi Kesalahan Pengukuran

T =±K Dt km

T = angka toleransi terbesar satu set Pergi-Pulang/Double Stand


K = angka yg menyatakan kelas pengukuran
(I = 3 mm, II = 6 mm, III = 8 mm).
Dt= jarak antara dua titik Kerangka Vertikal yang diukur
Pergi – Pulang / Double Stand
1
Contoh : Jarak Titik BM-01 dan BM-02 =1 km,
kelas pengukuran I.

BM-01 BM-02

Toleransi Kesalahan tidak boleh melebihi


3 V 1 = 3 mm.
CONTOH KASUS (data pengukuran lihat Tabel):
m4
b4

b2 m2
m3
b1 m1 b3
d P1?
3
b
1
c
a 2
PO = 345,150 m

Keterangan :
P0, P1 ; Titik kontrol (P0 diketahui; P1 dicari)
1,2,3, : Patok transit untuk menempatkan rambu
a,b,c,d : tempat instrumen bediri
b1, b2, b3, b4 : bacaan benang silang tengah rambu belakang
m1, m2, m3, m4 : bacaan benang silang tengah rambu muka
Data Pengukuran Kerangka Vertikal dg Waterpass:
Bacaan Benang Tengah Beda Tinggi Tinggi Tinggi
Titik b m + - Sementara Sebenarnya

P P0 2,435 345,150 345,150


2,038
E 1 1,152 0,397 347,188 347,186
1,606
R 2 2,153 2,758 345,582 345,580
1,902
G 3 2,246 0,251 347,484 347,480
2,041
I P1 0,205 349,525 349,519
Σ 7,986 3,611 5,981 1,606
P P1 0,358 349,513
2,037
U 3 0,416 2,395 347,476
1,897
L 2 2,556 2,313 345,579
1,605
A 1 0,555 0,951 347,184
N 2,034
G P0 2,589 345,150
Σ 3,885 8,248 1,605 5,968
Hitungan Beda Tinggi

Titik Beda Tinggi (∆h) Tinggi Titik


Pergi Pulang Rata-rata
P0 345,150
+ 2,038 -2,034 +2,036
1 347,186
- 1,606 +1,605 -1,606
2 345,580
+ 1,902 -1,897 +1,900
3 347,480
+ 2,041 -2,037 +2,039
P1 349,519
APLIKASI
P1 P2

A1 A2
BM-02

Keterangan: P3 P4

BM-02 : Titik Kontrol A3 A4


A7 A6
P1, P2,. .: Batas WIUP
A1, A2, .. : Kerangka Peta
P8 P7
SISTIMATIKA A5
P6 P5
PENGUKURAN
1. Kerangka Horisantal dg
mengikat ke BM-02
2. Kerangka vertikal dg
mengikat ke BM-02
PETA LOKASI TITIK BOR G. PENDUL, BAYAT -
KLATEN
BM2

BM1

B1 B2 B3 B4

B5 B6 B7 B8

B9 B10 B11 B12 B13

B14 B15 B16 B17 B18


Selamat Belajar
KAMP US UP N TA-3
CONDONGCATUR

Agrotek

Lapangan
Auditorium
TA-2 Perpustakaan Agrobisnis

FP
Rektorat
BNI 46
TA-1 TA-4

FE TA TK

Lapangan TG
EA EM
TA-5
TM FTM

EP

UP N-1 Rumga TA-7


Poliklinik &
Koperasi
TA-6
TA-8
Masjid
UP N-0 Rumdin Rektor & Warek

Anda mungkin juga menyukai