Disusun oleh :
Yoga Pratama Putra
19510337004
D4 PKS 2019
BAB 1 LATAR BELAKANG
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui potensi sinkhole di Indonesia
2. Mengetahui pencegahan sinkhole
3. Mengetahui peta bencana sinkhole di Indonesia
4. Mengetahui regulasi tentang sinkhole di Indonesia
1. Sedimen granular berubah pecah menjadi bukaan sekunder di atas batuan karbonat.
2. Kolom sedimen diatasnya mengendap ke dalam ruang kosong, biasa disebut “piping”.
3. Pelarutan dan pengisian terus berlanjut, membentuk penurunan di permukaan tanah
secara nyata/tampak.
4. Terjadi erosi yang lambat dan membentuk penurunan permukaan dari 1 inci hingga
beberapa kaki di kedalaman dan diameter.
c. Cover-collapse Sinkhole
Lubang runtuhan penutup dapat berkembang secara tiba-tiba (dalam beberapa jam) dan
menyebabkan kerusakan yang sangat besar. Lubang runtuhan ini terjadi dimana sedimen
penutup mengandung sejumlah besar tanah liat. Seiring waktu, drainase permukaan, erosi dan
deposisi lubang permukaan menjadi turun berbentuk mangkuk dangkal.
Dilansir dari Jawapos.com pada tanggal 28 Desember 2018, empat orang tewas setelah
Sinkhole raksasa tiba-tiba muncul di sepanjang trotoar sibuk di kota Dazhou, Tiongkok barat
daya. CNN menyebut Sinkhole terjadi akibat erosi bebatuan dalam tanah akibat air.
b. Jalan raya Gubeng, Surabaya.
Dikutip dari Jawapos.com, Pada tanggal 18 Desember 2018 pukul 21.30 WIB, jalan raya
Gubeng kota Surabaya mendadak ambles 8 meter dengan panjang 25 meter. Kemungkinan
penyebab amblesnya jalan Gubeng ini terkait dengan proyek pembangunan di sekitar lokasi.
Menurut tim ahli bangunan gedung ITS Mudji Irmawan, fenomena pada jalan Gubeng tersebut
dapat diistilahkan sebagai semi sinkhole. Dikarenakan para pekerja tidak dapat mengatasi
rembesan air pada tembok penahan tanah dengan maksimal dan terdapat beban diatas, sehingga
terjadi fenomena turunnya tanah secara cepat, bersamaan dan tercipta lubang tersebut.
Dikutip dari IDNTIMES, Sinkhole terjadi di lahan persawahan desa suka maju,
Sukabumi pada tanggal 7 September 2018. Badan geologi kementerian energi dan sumber daya
mineral menyatakan bahwa lubang tersebut disebabkan oleh terowongan tanah yang tergerus
air. Adanya saluran air bawah tanah bisa memicu erosi dan menyebabkan tanah ambles. Dari
hasil peninjauan tim badan geologi, terowongan tanah tersebut tidak memiliki penguat untuk
dinding dan atapnya, sehingga sedikit demi sedikit tergerus air. Sehingga, rongga bawah tanah
semakin besar dan tidak kuat menahan beban di atasnya.
3.2 Saran
Berikut saran yang dapat penulis sampaikan.
1. Akademisi, institusi terkait, dan peneliti dapat mempertimbangkan memetakan wilayah
zona potensi bahaya sinkhole.
2. Pemerintah merancang peraturan tentang zonasi pemukiman agar menghindari bahaya
sinkhole.
3. Pemeliharaan sistem drainase, sistem pemipaan dan pemeliharaan tanah terutama
daerah yang memiliki struktur tanah berbatuan karbonat.
4. Sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya, potensi, pencegahan, dan tindakan
tanggap ketika terjadi sinkhole.