Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR PRAKTEK SILVIKA

KLASIFIKASI POHON DAN KOMPONEN PENYUSUN HUTAN

Oleh:

KELOMPOK 17
KHT D

1. Nurul Istiqamah L13120089


2. Silfiana Tahir L13120064
3. Silma Angriyani L13120114
4. Sitti Aminah L13120254
5. Polikarpus Masiku L13120184
6. Rahmat Hidayat L13120139
7. Petra Jedidya L13120104
8. Moh.Agil Akbar L131074
9. Yahya L13120194
10. Ucok L13120109

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulis yaitu

penyusunan “Laporan akhir praktikum Silvika” .

Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah banyak berperan penting dalam membantu penyusunan laporan ini, yaitu

kepada dosen pengampuh mata kuliah Silvika yang telah membimbing hingga

pelaksanaan praktikum, dan terutama kepada teman- teman kelompok yang telah

membantu hingga sampai pembuatan laporan akhir.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini sangat

jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapatdijadikan

pedoman agar memperbaiki penyusunan laporan selanjutnya. Pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah

memberikan dukungan maupun bantuan dalam menyusun laporan akhir ini dan

semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik sekarang maupun di masa

yang akan datang.

Palu, 02 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat.................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3


2.1 Hutan.........................................................................................................................3
2.2 Klasifikasi Pohon......................................................................................................5

BAB III METODE PRAKTEK.................................................................................8


3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................................8
3.3 Metode Praktek.......................................................................................................8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................11


4.1 Hasil........................................................................................................................11
4.2 Pembahasan.............................................................................................................11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................13


5.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
5.2 Saran.......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

LAMPIRAN..............................................................................................................15

DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 1. Plot Pengamatan Praktek..........................................................................10

Gambar 2. Klasifikasi Pohon......................................................................................11

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokuentasi kegiatan Praktek Silvika....................................................14

Lampiran 2. Dokumentasi Pohon...............................................................................15

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perlu kita ketahui bahwa silvika merupakan ilmu yang mempelajari sifat hutan

dan pohon hutan, bagaimana mereka tumbuh berproduksi dan bereaksi dengan

lingkungannya. Dalam suatu ekosistem tersebut masing-masing individu pohon pasti

mengalami yang namanya persaingan guna mempertahankan kehidupan masing-

masing individu pohon tersebut, dimana kita ketahui bahwa adanya kelas tajuk yaitu,

dominan, kodominan, intermediate (tengahan), dan tertekan.

Hutan merupakan paru-paru bumi tempat berbagai satwa hidup, pohon-pohon,

hasil tambang dan berbagai sumberdaya lainnya yang bisa kita dapatkan dari hutan

yang tak ternilai harganya bagi manusia. Hutan juga merupakan sumberdaya alam

yang memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan manusia, baik manfaat tangible

yang dirasakan secara langsung, maupun intangible yang dirasakan secara tidak

langsung. Manfaat langsung seperti penyediaan kayu, satwa, dan hasil tambang.

Sedangkan manfaat tidak langsung seperti manfaat rekreasi, perlindungan dan

pengaturan tata air, pencegahan erosi (Salam, 2017).

Mahasiswa kehutanan perlu melakukan praktikum ini agar dapat mengetahui

klasifikasi pohon berdasarkan beberapa teori, melatih mahasiswa kehutanan untuk

1
melakukan cara pembuatan diagram profil dari klasifikasi pohon, serta dapat

mengetahui komponen penyusun hutan itu sendiri.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mengetahui klasifikasi pohon

berdasarkan beberapa teori, melatih cara pembuatan diagram profil dari klasifikasi

pohon, serta mengetahui komponen penyusun hutan.

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat melakukan

klasifikasi pohon berdasarkan beberapa teori, bisa melakukan cara pembuatan

diagram profildari klasifikasi pohon, serta komponen penyusun hutan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan

Hutan merupakan sumber daya alam yang tidak terbatas dan mempunyai

manfaat yang sangat besar terhadap kehidupan mahluk hidup. Menurut Undang-

Undang Pokok Kehutanan No.41 tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan merupakan

satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang

didominasi pepohonan dalam alam lingkungannya, yang satu dan yang lainnya tidak

dapat dipisahkan. Keanekaragaman jenis vegetasi yang tumbuh dan berkembang

disetiap daerah memiliki perbedaan vegetasi tertentu yang di pengaruhi oleh tipe

iklim kawasan, tinggi tempat dan faktor lingkungan tumbuhan lainnya (Melaponty et

al., 2019).

Hutan adalah salah satu potensi yang cukup besar nilainya. Selain itu hutan

juga mempunyai fungsi yang cukup penting dalam kehidupan, untuk itu perlu dijaga

kelestariannya. Bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan lonjakan kebutuhan

lahan pertanian, pemukiman, yang menyebabkan terganggunya keseimbangan

3
lingkungan. Luas lahan yang semakin sempit menyebabkan biofisik pedesaan

mengalami kemerosotan kualitas lahan dan daya dukung lingkungan yang berakibat

terjadinya lahan kritis dan bencana alam (Salam, R. 2017).

Indonesia memiliki kawasan hutan engan luas hutan 82.663.814,08 hektar1

dari luas wilayah sebesar 181,2 juta hektar.2 Memiliki luas yang hampir mencapai

setengah dari luas wilayah Indonesia itu, menjadikan hutan Indonesia sebagai salah

satu sumber daya alam hayati yang sangat berpengaruh bagi kehidupan rakyat

sehingga keberadaannya harus disyukuri dan dikelola dengan baik. Negara, melalui

Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (yang selanjutnya disebut

DPR) kemudian mengeluarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan sebagaimana telah diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun

2004 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 1

Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

Tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang (yang selanjutnya disebut UU

Kehutanan). Kehutanan berdasarkan pasal 1 angka 1 UU Kehutanan, adalah sistem

pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang

diselenggarakan secara terpadu. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 UU Kehutanan,

kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk

dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Sementara itu, hutan berdasarkan

pasal 1 angka 2 UU Kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan

lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan

alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan

(Yulyandini, 2018).

4
Dalam UU Kehutanan, hutan di Indonesia digolongkan ke dalam 2 golongan

hutan yang meliputi hutan negara dan hutan hak.3 Hutan negara berdasarkan UU

Kehutanan adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak-hak atas

tanah menurut ketentuan UUPA, termasuk di dalamnya hutan-hutan yang

sebelumnya dikuasai masyarakat hukum adat yang disebut hutan ulayat, hutan marga

atau sebutan lainnya (Yulyandini, 2018).

2.2 Klasifikasi Pohon

Klasifikasi pohon dalam sebuah hutan sangat berguna untuk keperluan

pengelolaan hutan itu sendiri. Klasifikasi pohon dapat didasarkan pada ukuran pohon

atau posisi tajuk pohon di dalam hutan.

a. Klasifikasi Pohon berdasarkan Ukuran

Parameter ukuran yang dimaksudkan berupa diameter batang setinggi dada

(130cm di atas tanah)  dan tinggi pohon. Untuk setiap fase pertumbuhan, ukuran

tersebut akan selalu berbeda. Oleh karena itu, klasifikasi pohon berdasarkan ukuran

berdasarkan ukuran dibedakan dalam fase sebagai berikut:

1. Semai (seedlings), yaitu pohonyang tingginya kurang dari atau sama

1,5 meter.

5
2. pancang (saplings), yaitu pohon yang tingginya lebih dari 1,5 meter

dengan diameter batang kurang dari 10 cm.

3. Tiang (poles). yaitu pohon dengan diameter batang 10 cm - 19 cm.

4. Pohon inti (nucleus trees),yaitu pohon dengan diameter 20 cm - 40

cm. Pohon inti adalah pohon jenis komersial dengan diameter batang

20 cm – 49 cm yang akan membentuk tegakan utama dan yang akan

ditebang pada rotasi tebang berikutnya.

5. Pohon besar (trees), yaitu pohon dengan diameter batang lebih dari 50

cm.

b. Klasifikasi pohon berdasarkan posisi tajuk

Mengingat kedudukan pohon di dalam tegakan hutan, pohon- pohon dapat

dikelompokkan ke dalam kelas- kelas sebagai berikut (Darjadi dan Hardjono, 1976 ;

Baker dkk, 1979) :

1. Pohon dominan (Dominant trees), yaitu pohon yang tajuknya

menonjol paling atas dalam hutan sehingga mendapat cahaya

matahari penuh dari atas dan sebagian dari samping.

2. Pohon dominan merupakan pohon- pohon yang lebih besar dari

pada rata- rata pohon di dalam tegakan dan mempunyai bentuk

tajuk yang bagus. Kadang- kadang pohon dominan memiliki

percabangan yang besar dan mendesak pohon- pohon lain

sehingga pertumbuhan pohon lain tertekan, pohon ini dinamakan

pohon serigala (wolf trees).

6
3. Pohon kodominan (codominant trees), Pohon yang tidak setinggi

pohon dominan, tetapi masih mendapatkan cahaya matahari penuh

dari atas meskipun cahaya dari samping terganggu oleh pohon

dominan. Pohon kodominan bersama- sama dengan pohon dominan

merupakan penyusun tajuk utama dalam suatu tegakan hutan.

4. Pohon pertengahan (intermediate trees), Pohon yang tajuknya

menempati posisi lebih rendah dibandingkan pohon dominan dan

pohon kodominan. Pohon ini masih mendapatkan cahaya dari atas

tetapi tidak lagi dari samping,dengan demikian pohon dari kelas ini

mengalami persaingan yang keras dengan pepohonan lainnya.

5. Pohon tertekan (suppressed trees), yaitu pohon yang sama sekali

ternaungi oleh pepohonan lain di dalam suatu tegakan hutan,

sehingga tidak menerima cahaya matahari yang cukup baik dari

atas maupun dari samping. Pepohonan demikian , biasanya

lemah dan tumbuh lambat.

6. Pohon mati (dead trees), yaitu pepohonan yang mati atau dalam

proses menuju kematian. Pada tegakan hutan yang memiliki banyak

permudaan, tetapi tidak dikelola dengan baik, lambat laun sejumlah

besar pohon mengalami tekanan dan akhirnya mati.

c. Klasifikasi pohon berdasarkan toleransi

Toleransi merupakan kemampuan relatif suatu pohon untuk bertahan

hidup di bawah naungan (Kadri dkk, 1992 dalam Indriyanto 2008) atau

7
kemampuan relatif suatu jenis pohon alam bersaing pada kondisi cahaya

matahari minim dan media tumbuh yang tebatas bagi perakarannya (Baker dkk,

1979 dalam Indriyanto, 2008).

Berdasarkan defenisi pertama maka pohon diklasifikasikn menjadi :

1. Pohon toleran, pohon yang mempunyai kemampuan hidup di bawah

naungan pohon lain.

2. Pohon intoleran, jenis pohon yang dapat tumbuh dengan baik

pada tempat terbuka (memerlukan cahaya matahari penuh).

BAB III
METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktek Silvika ini dilaksanakan pada hari Minggu, 31 November

2021, pada Pukul 08.00 WITA – Selesai. Bertempat di Taman Wisata Alam Wera,

Desa Balumpewa, Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam Praktek silvika ini adalah sebagai berikut:

1. Alat Tulis

8
2. Rol Meter

3. Penggaris

4. Pita ukur

Adapun bahan yang digunakan dalam Praktikum ini, yaitu:

1. Kertas A3 mm

3.3 Metode Praktek

Adapun langkah kerja dalam praktikum tentang klasifikasi pohon dan

komponen penyusun hutan yaitu :

1. Membentuk kelompok pengamatan lapangan.

2. Memilih lokasi yang strategis yang memiliki keempat tingkatan pohon

tersebut.

3. Pertama kita mengukur tali sepanjang 20 x 20 m, 10 x 10 m, 5 x 5 m, dan2 x

2 m.

4. Kemudian kita membuat plot-plot, plot 1 yaitu 20 x 20 m, plot 2 yaitu 10 x10

m, plot 3 yaitu 5 x 5 m, dan plot 4 yaitu 2 x 2 m.

5. Setelah itu, mencatat dan mengukur diameter pohon yang berada pada plot1,

tiang pada plot 2, pancang pada plot 3, dan semai pada plot 4.

6. Mengamati objek yang akan ditentukan klasifikasi pohonnya.

7. Menentukan jenis pohon yang dominan, kodomain, intermediet, tertekan, dan

mati.

9
8. Hasil pengamatan digambar dalam kertas A3 mm.

20 m x 20 m

10
10 m x 10 m

5mx5m

2mx2m

Gambar 1. Plot Pengamatan Praktek

Keterangan =

a. plot 20 x 20 untuk pengamatan pohon 

b. plot 10 x 10 untuk pengamatan tiang

c. plot 5 x 5 untuk pengamatan pancang

d. plot 2 x 2 untuk pengamatan semai

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

11
Gambar 2. Klasifikasi Pohon

4.2 Pembahasan

Pada praktikum silvika ini, hal pertama yang kita lakukan adalah dengan

membuat plot (nested sampling) dengan ukuran 20 x 20 m, 10 x 10 m, 5 x 5 m, dan 2

x 2 m. Pada plot pertama yaitu berukuran 20 x 20 m,  terdapat (a) pohon palahlar

(Dipterocarpus Hasseltii Blume) yang memiliki tinggi 18 m, pohon P3 (Fundacion

Naturaleza Paralida) yang memiliki tinggi 7 m, dan Pohon Keruing (Dipterocarpus)

yang memiliki tinggi 6 m, pohon ini merupakan pohon dominan yang tumbuh tinggi

12
dari pohon yang ada di sekitarnya dalam plot 20 x 20 m dimana menerima cahaya

penuh dari atas dan sedikit atau banyak dari samping. Di plot yang kedua yaitu 10 x

10 m, terdapat (b) Tiang T1 (Doliocarpus dentatus) tiang ini memiliki tinggi 3 m,

pohon ini tidak setinggi pohon dominan, tajuknya menerima cahaya dari atas tetapi

terkepung dari samping oleh pohon dominan sampai tingkat tertentu. Pada plot

ketiga yaitu pancang 5 x 5 m, terdapat (c) pohon Taraire family Lauraceae

(Beilschmiedia Tarairi) merupakan pohon intermediet yang memiliki tinggi 3 m,

pohon ini menempati posisi yang lebih rendah dan mengalami kompetisi dari

samping dan tajam dari kedua kelas tajuk terdahulu. Di plot 2 x 2 untuk semai (d) S1

(Fuscospora Solandri) merupakan pohon tertekan, dimana pohon tersebut tidak

menerima cahaya dari atas.

13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pada plot pertama yaitu berukuran 20 x 20 m,  terdapat (a) pohon palahlar

(Dipterocarpus Hasseltii Blume) yang memiliki tinggi 18 m, pohon P2

(Fundacion Naturaleza Paralida) yang memiliki tinggi 7 m, dan Pohon

Keruing (Dipterocarpus) yang memiliki tinggi 6 m yang merupakan pohon

dominan.

2. Di plot yang kedua yaitu 10 x 10 m, terdapat (b) Tiang T1 (Doliocarpus

dentatus) tiang ini memiliki tinggi 3 m merupakan pohon kodominan.

3. Pada plot ketiga yaitu pancang 5 x 5 m, terdapat (c) pohon Taraire family

Lauraceae (Beilschmiedia Tarairi) merupakan pohon intermediet yang

memiliki tinggi 3 m.

4. Di plot 2 x 2 untuk semai (d) S1 (Fuscospora Solandri) merupakan pohon

tertekan.

5.2 Saran

Adapun saran dari praktek ini adalah agar adanya asisten untuk mengontrol

atau mendampingi para praktikan agar tidak kesulitan dalam melakukan praktek. Dan

selanjutnya waktu pengumpulan laporannya diperlama agar praktikan tidak dibuat

dengan terburu-buru.

14
DAFTAR PUSTAKA

Melaponty, D. P., Fahrizal, ., & Manurung, T. F. (2019). KEANEKARAGAMAN

JENIS VEGETASI TEGAKAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN KOTA

BUKIT SENJA KECAMATAN SINGKAWANG TENGAH KOTA

SINGKAWANG. JURNAL HUTAN LESTARI, 7(2), 893–904.

Salam, R. (2017). KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT DALAM

PENGELOLAAN HUTAN DI PULAU WANGI-WANGI. Walasuji : Jurnal

Sejarah Dan Budaya, 8(1), 113–128.

Yulyandini, M. D. (2018). WEWENANG TIDAK LANGSUNG NEGARA

TERHADAP HUTAN ADAT PASCA PUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI NOMOR 35/PUU-X/2012. Jurist-Diction, 1(1), 242.

15
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokuentasi kegiatan Praktek Silvika

16
Lampiran 2. Dokumentasi Pohon

17
18

Anda mungkin juga menyukai