OLEH :
Nama: ZAKIRMAN
NIM. 1905150020032
Oleh :
Nama: ZAKIRMAN
NIM. 1905150020032
Dosen Pembimbing :
Ir.Triaty Handayani.S.Hut.M,Si
NIPK. 199308232020022101
i
Lembar Pengesahan
LAPORAN PRAKTIK KETERAMPILAN
PERAWATAN DAN PEMBIBITAN TANAMAN JENIS MPTS DI UPTD
KPH DI WILAYAH V GAYO LUES ACEH
DILAKSANAKAN PADA:
UPTD KPH Wilayah V Aceh
Alamat Pepalan, Kec. Dabun Gelang Kabupaten Gayo Lues
Oleh:
Nama : Zakirman
NIM : 1905150020032
Prodi/Jurusan : PSDKU Unsyiah Kehutanan Gayo Lues
Menyetujui,
Mengetahui,
Koordinator PSDKU Unsyiah
Kehutanan Gayo Lues
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan proposal
praktik keterampilan yang berjudul “Perawatan dan Pembibitan Tanaman
Jenis MPTS di UPTD KPH V Wilayah Aceh” sebagai salah satu syarat untuk
melaksanakan Praktik Keterampilan (PK) Program Studi Kehutanan Fakultas
Pertanian PSDKU Universitas Syiah Kuala.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini belum sempurna dan tidak
terselesaikan tanpa adanya dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasehat dari
berbagai pihak selama penyusunan Praktik Keterampilan ini. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terimakasih banyak kepada:
1. Teristimewa sekali kepada kedua orang tua dan keluarga tercinta yang
selalu memberikan semangat dan doa yang tiada hentinya.
2. Ibu Ir.Triaty handayani, S.Hut., MSI selaku dosen pembimbing
penulis yang telah banyak memberikan bimbingannya serta arahannya
dari awal penulisan hingga akhir.
3. Bapak Syahrial, S.Hut, MP. sebagai pembimbing lapangan pada
praktik keterampilan ini.
4. Bapak Dr. Ir. Ashabul Anhar, M.Sc. Selaku ketua prodi Program Studi
Kehutanan.
5. Roi hatul zanna sebagai support system, dan para sahabat penulis
dalam membantu penyusunan laporan praktik keterampilan ini.
6. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini
yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan laporan ini masih ada banyak
kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan juga saran
yang sifatnya membangun untuk karya yang lebih baik lagi kedepannya.
Harapannya, penulis ini dapat memberikan manfaat umumnya bagi para pembaca
dan khususnya bagi penulis.
ZAKIRMAN
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
1. LAMPIRAN ....................................................................................................... 22
vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman MPTS (Multi Purpose Tree Species) adalah tanaman kayu-kayuan yang
memiliki banyak kegunaan (multiguna) dari sisi ekologi maupun dari sisi ekonomi,
karena menghasilkan komoditas kayu dan nonkayu, sehingga petani penggarap bisa
memanfaatkan komoditas nonkayu tanpa menebang batang pohon. Selain itu terdapat
fungsi ekonomi untuk jangka panjang dan jangka pendek. Tanaman pepohonan seperti
Multi-Purpose Trees Species (MPTS) bisa menjadi sumber pendapatan jangka panjang
mengingat produknya hanya bisa dipanen setahun sekali (Qurniati et al 2017). Sumber
pendapatan untuk jangka waktu yang pendek dapat diperoleh dari vegetasi kanopi
rendah yang ditanam diantara MPTS seperti kopi (Coffea arabica), padi (Oryza sativa),
kehidupan, mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi
air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Kegiatan pemanfaatan hutan lindung sudah
kegiatan pemberdayaan masyarakat agar dapat mengelola hutan lindung secara lestari.
kontribusi kehutanan dalam penyediaan pangan. Maydel (1978) dalam Alrasyid (1980)
1
2
a. Mudah dikelola
e. Mahkota tipis dan jarang yang memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam
sistem
f. Kapasitas produktif yang meliputi tiang, kayu, makanan, pakan ternak, obat-
3
g. Serasah daun yang baik membuat nutrisi tersedia pada waktu yang tepat dalam
siklus tanaman.
lainnya.
Jenis-jenis tanaman MPTS di suatu daerah biasanya lebih unggul dalam beberapa
hal dibanding jenis tanaman berkayu dengan manfaat tunggal baik jenis endemik
maupun eksotis. Contohnya lahan pekarangan yang dimiliki masyakarat masih sangat
luas sehingga bisa dimanfaatkan untuk menanam tanaman dengan pola agroforestri
dengan harapan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang,
salah satunya dengan tanaman pala, pala yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi
karena dapat dimanfaatkan dari biji buah yang digunakan sebagai bahan industri
Keunggulan tersebut antara lain berasal dari habitat aslinya, telah teruji dan
hayati, dan secara finansial bernilai ekonomis yang tinggi serta disukai oleh masyarakat.
Masalah lingkungan hidup di Indonesia dan dunia semakin banyak dan penting untuk
segera dicari solusinya. Berikut adalah masalah lingkungan hidup di Indonesia dan
dunia beserta penyebabnya. Jika berbagai permasalahan lingkungan ini tidak dicari
4
solusi, maka keberlanjutan kehidupan manusia di bumi akan mengkhawatirkan. Hal ini
dikarenakan alam menjadi sumber pemenuhan segala kebutuhan hidup manusia, yaitu
penyedia udara, air, makanan, obat-obatan, estetika, dan lainnya. Kerusakan alam berarti
sama dengan daya dukung kehidupan manusia (Julius & Nagel, 2020). Sehingga jenis-
jenis pohon ini akan lebih prospektif memberikan peluang bagi keberhasilan kegiatan
rehabilitasi lahan kritis jika ditawarkan sebagai jenis-jenis pohon yang digunakan untuk
rehabilitasi (Marpaung, S dkk., 2015). Untuk itulah perlu dilakukan Perawatan dan
Pembibitan Tanaman Jenis MPTS di UPTD KPH V di Wilayah Gayo Lues, Aceh.
Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri
1. Kerusakan hutan dan lahan yang berdampak pada penurunan daya resap air dan
pemulihan dan peningkatan fungsi hutan dan lahan kritis menjadi tanggung jawab
semua pihak.
3. Pemulihan dan peningkatan fungsi hutan dan lahan kritis harus segera dilakukan
tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi hutan dan lahan melalui cara Perawatan dan
Aceh.
kerja nyata dalam Perawatan dan Penanaman Tanaman Jenis MPTS di lapangan.
Tanaman jenis MPTS yang ada di lapangan pratik keterampilan penulis seperti:
speciosa Hassk dan Pinus (Tusam). Selain itu juga untuk mempelajari aspek budi
daya perawatan dan penanaman di UPTD KPH V Di Wilayah, Gayo Lues, Aceh.
tanaman MPTS yaitu: Durian (Durio zibethinus Murr), Alpukat (Persea americana
(Parkia speciosa Hassk dan Tusam (Pinus) di lapangan praktik, mahasiswa mampu
menjelaskan manajeman, organisasi, proses kerja dan pelajaran sesuai bidang atau
mampu menyesuaikan diri dengan baik dan terlibat secara aktif di lapangan.
teknis. Aspek teknis yang dilakukan penulis berupa ruang lingkup praktik
6
penyiraman bibit, serta Jenis bibit yang sudah siap tanam sehingga bibit-
bibit yang ada di KPH V bisa berkualitas dengan baik. Kegiatan yang
setiap harinya.
D. Metode Kegiatan
wilayah Gayo Lues, Aceh. Kegiatan ini dilaksanakan dalam waktu 30 hari
yaitu pada tanggal 30 Februari 2023 hingga 01 maret 2023, selama 30 hari.
2. Metode Pelaksanaan
mengikuti kegiatan rutin dari UPTD KPH V di wilayah Gayo Lues, Aceh.
7
Data yang diamati dan dikumpulkan adalah data primer dan sekunder.
yang dilakukan. Data primer yang dikumpulkan terkait dengan hal yang
lapangan, kondisi lahan, luas areal dan tata guna lahan, kondisi tanaman dan
A. Lokasi
Praktik keterampilan ini dilaksanakan di UPTD KPH Wilayah V Aceh di
Pepalan Kec.Dabun Gelang, Kab, Gayo Lues, Aceh. Kegiatan praktik
keterampilan ini juga dilaksanakan pada 30 februari sampai dengan 01 maret
2023.
B. Tata Letak
8
9
Kelompok Daerah Aliran Sungai: Krueng Tripa dan Krueng Kuala Batee.
10
Kepala KPH
Syahrial, S. Hut, MP
Kasi Perencanaa Kasi Pembinaan
Siti Asnah, S.Hut Teknis dan Teknis dan
Kasubbag Tata Usaha Pemanfaatan Hutan Perlindungan Hutan
Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi UPTD KPH V di Wilayah Gayo Lues, Aceh
1. Kasubbag Tata Usaha
Tugas :
Melaksanakan koordinasi penyusunan program kerja UPTD, pengelolaan
urusan umum, kerumahtanggaan , perlengkapan, keuangan, kepegawaian,
hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan administrasi di lingkungan
UPTD.
Fungsi :
1. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian , keuangan,
peralatan, perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi dan
perpustakaan;
2. Pelaksanaan keorganisasian dan ketatalaksanaan ;
3. Pelaksanaan penyusunan program kerja, perencanaan , rencana anggaran
dan pelaporan;
4. Pelaksanaan penyiapan data, infornasi, dan penyelenggaraan
inventarisasi aset; dan
5. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala
UPTD
11
Tugas :
1. Penyusunan rencana pengelolaan dan pemanfaatan hutan dan tata
hutan, inventarisasi sumberdaya hutan, pemetaan hutan, rencana kerja
dan penatausahaan hasil hutan, silvikultur , silvopasture, silvofishery dan
agroforestry, mengembangkan perekonomian kehutanan di tingkat
lokal dan wilayah, dan melaksanakan pemberdayaan masyarakat
berbasis pengembangan perhutanan sosial, serta perencanaan perizinan
dan kerjasama kehutanan dalam wilayah kerjanya.
Fungsi :
2. pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana pengelolaan dan pemanfaatan
hutan, meliputi tata butan, pen1etaan hutan, inventarisasi butan,
sumberdaya hutan, pembagian blok, dan petak, tata batas wilayah 1 dan
pemetaan wilayah kerja;
3. pelaksanaan penyiapan bahan dalam rangka pelaksanaan penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang dan penetapan Rencana
Pcngelolaan Hutan Jangka Pendek pada wilayah kerjanya;
4. pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan hutan, hasil hutan, dan
penggunaan kawasan hutan di wilayah kerjanya;
5. pelaksanaan penyiapan bahan dalam rangka pengembangan dan
pengelolaan sistem informasi dan perpetaan dalam pengelolaan hutan;
6. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi perkembangan luas dan tutupan
kawasan hutan;
7. pelaksanaan peningkatan penerimaan asli Aceh melalui pengelolaan
teknis hasil hutan , pengembangan investasi, kerja sama, dan
kemitraan dalam pengelolaan hutan, pengolahan, dan pemasaran hasil
hutan di wilayah kerjanya;
8. pelaksanaan penyelenggaraan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan
ekowisata;
9. pelaksanaan pengendalian bahan baku industri primer hasil hutan;
10. pelaksanaan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar butan
dan penyiapan bahan dalam fasilitasi dan pendampingan pengembangan
perhutanan sosial (HKm, HTR, HD, dan kemitraan;
12
wilayahnya;
lahan;
perlindungan hutan;
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Aceh, DLHK Aceh merupakan perangkat daerah sebagai
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Gubernur melalui Sekda. Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi
memberikan pelayanan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan yang terus
dan Kehutanan, terbentuk berdasarkan Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Aceh dan Peraturan Gubernur Aceh Nomor
lingkungan dapat lestari guna pemanfaatan yang terkendali, serta membangun sikap
dan kesadaran tentang kelestarian fungsi lingkungan hidup. Oleh karena itu,
15
tentang tersebut akan mengantar kita pada solusi–solusi yang harus di tempuh dalam
mengatasi permasalahan lingkungan yang dihadapi saat ini dan yang akan datang.
16
memiliki fungsi ekologis seperti menyediakan sumber air, mencegah terjadinya erosi
dan longsor dari pepohonan di lahan yang dikelola (Rahman et al 2017). Selain itu
terdapat fungsi ekonomi untuk jangka panjang dan jangka pendek. Tanaman
pendapatan jangka panjang mengingat produknya hanya bisa dipanen setahun sekali
(Qurniati et al 2017). Sumber pendapatan untuk jangka waktu yang pendek dapat
diperoleh dari vegetasi kanopi rendah yang ditanam diantara MPTS seperti pisang
(Musa sp), kakao (Theobroma kakao), Cabai (Capsicum sp), kopi (Coffea arabica),
padi (Oryza sativa), tomat (Solanum lycopersicum), seledri (Apium graveolens), serai
Qurniati et al 2017).
Bibit merupakan benih yang telah berkecambah dan mengeluarkan akar dan daun
yang berasal dari asimilat yang terdapat pada endosperm benih/kecambah yang akan
tumbuh menjadi tanaman utuh. Penggunaan benih tanaman yang sesuai dengan
kebutuhan lahan menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan. Jenis benih tanaman
yang bisa aplikasikan antara lain yang memiliki sifat tumbuh dan jenis pohon, buah-
buahan. Sehingga setiap benih yang diproduksi memiliki kualitas yang layak setelah
1. Proses Persemaian
benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di
kegiatan penanaman hutan karena itu sangat penting dan merupakan kunci
untuk bertahan dan dapat tumbuh dengan baik di lapanganan dipengaruhi oleh
kesehatan dan kekuatan, ketika mereka ditanam. Bibit yang sehat, proporsi yang
yang tinggi dibanding bibit yang lemah dan stres. Kemampuan hidup yang lebih
baik dari bibit yang berasal dari pesemaian disebabkan oleh 4 faktor utama, yaitu:
(3) Benih yang baru berkecambah dan bibit kecil seringkali tertekan oleh
secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat
meliputi Gayo Lues, Abdya dan Nagan raya akan melakukan pengelolaan hutan
hutan lindung dan hutan produksi di mana KPHÂ akan melibatkan langsung
masyarakat dalam bentuk kelompok tani hutan yang berada dalam kawasan
masing-masing. Tim Ahli Agroforestri Mr. Bastian dari Bolivia, yang sudah
membantu bibit MPTS dan bibit kayu seperti alpukat, pete, durian, jengkol,
penunjang hutan tersebut, seperti lahan tertinggal atau lahan tidur, agroforestri
direncanakan akan menjadi program unggulan dan dilaksanakan oleh KPH yang
ada di seluruh wilayah Provinsi Aceh. “Sebagai bahan percontohan kita akan
daya hutan di Aceh menjadi satu kesatuan yang berkelanjutan dalam suatu
Hutan.
20
A. Simpulan
Kesimpulan yang di peroleh dari hasil praktik keterampilan ini ialah salah satu
hidup secara merata dengan melibatkan partisipasi semua stake holders dan
penegakan hukum dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Untuk
Hidup. Hutan memiliki peran dan berkontribusi cukup besar dalam menopang
dikembangkan oleh Perhutani (Bangsawan & Dwiprabowo, 2012) .Oleh karena itu
secara merata dan pendistribusian oleh UPTD KPH V Kepada masyarakat Gayo
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada UPTD KPH V di Wilayah Aceh
Ialah tetap menerima dan memberi pengalaman, arahan serta wawasan secara
LAMPIRAN
Kegiatan Keterangan
Melakukan bimbingan PK dengan
1. dosen pembimbing lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Antares. 11 November 2019. Supply Benih dan Bibit Tanaman Kehutaan atau MPTS.
Diakses pada tanggal 2 maret pukul 10.30 Wib, dari
https:/www.antaresenergi.com/supply-benih-dan-bibit-tanaman-kehutaan-atau-
mpts/
Avontur. 11 January 2023. Tanaman MPTS, Karakteristik, Jenis, dan Manfaat. Diakses
pada tanggal 15 februari pukul 11.31 Wib, dari https:/avonturin.id/blog/tanaman-
mpts/
Bangsawan, I., & Dwiprabowo, H. (2012). Hutan Sebagai Penghasil Pangan Untuk
Ketahanan Pangan Masyarakat: Studi Kasus Di Kabupaten Sukabumi. Jurnal
Penelitian Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 9(4), 185–197.
https://doi.org/10.20886/jsek.2012.9.4.185-197
Julius, P., & Nagel, F. (2020). Etika Lingkungan Hidup. Teknologi Kebumian Dan
Kealautan, 2(42), 521–525. http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=9906.
Kholifah UN., Wulandari C., Santoso T., dan Kaskoyo H., 2017. Kontribusi Agroforestri
terhadap Pendapatan Petani di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling Kota
Bandar Lampung. Jurnal Sylva Lestari 5(3): 39-47.
Marpaung, S., Dalimunthe, A., & Utomo, B. (2014). Inventarisasi Tanaman MPTS ( Multy
Purpose Tree Species ) Di Dareah Tangkapan Air Danau Toba Provinsi Sumatra
Utara ( MPTS plant inventory in the catchment area of Toba Lake at North Sumatera
Province ). 1–5.
PerMen Kehutanan Republik Indonesia No: P.65/Menhut-Ii/2014. Tentang Per bahan Atas
Peraturan Menteri Kehutanan No: P.11/Menhut-Ii/2009 Te tang Sistem Silvikultur
Dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi.
Qurniati R., Febryano IG., dan Zulfiani D. 2017. How Trust Influence Social Capital to
Support Collective Action in Agroforestry Development? Jurnal Biodiversitas 18(3):
1201-1206.
Rahman SA., Healey JR., Sunderland T., Jacobsen JB., dan Roshetko JM. 2017. Finding
Alternatives to Swidden Agriculture: Does Agroforestry Improve Livelihood Options
and Reduce Pressure on Existing Forest? Agroforest Syst 91: 185-199.
Septiawan, W., Indriyanto, I., & Duryat, D. (2017). Jenis Tanaman, Kerapatan, Dan
Stratifikasi Tajuk Pada Hutan Kemasyarakatan Kelompok Tani Rukun Makmur 1 Di
Register 30 Gunung Tanggamus, Lampung. Jurnal Sylva Lestari, 5(2), 88.
25
https://doi.org/10.23960/jsl2588-101
Surnayanti, S., Indriyanto, I., Asmarahman, C., Damayanti, I., Tsani, M. K., Riniarti, M.,
Duryat, D., Santoso, T., & Bintoro, A. (2022). Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah
Pada Desa Hanura Untuk Budidaya Tanaman MPTS Pala (Myristica fragrans).
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan Dan Lingkungan, 1(2), 115.
https://doi.org/10.23960/rdj.v1i2.6433.
W., Qurniati, R., & Kaskoyo, H. (2019). Contribution of Agroforestry Plants to Farmers’
Income and Welfare. Jurnal Sylva Lestari, 7(1), 118.
https://doi.org/10.23960/jsl17118-127.