Oleh :
Muhammad Fajar
L13119425
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas Penyertaan kasih Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan kita berbagai macam berkat , sehingga sampai detik ini masih
merasakan perlindungan kasih Nya. Sehingga semua rencana yang kita inginkan
Saya Pribadi mengaku dalam laporan yang telah dibuat jauh dari kata
menyempurnakan laporan ini. Harapan saya semoga apa yang terkandung dalam
Muhammad Fajar
L 131 19 425
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................. i
KATA PENGANTAR.........................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................iv
INVENTARISASI HUTAN
I. PENDAHULUAN
4.1 Hasil.........................................................................................................9
4.2 Pembahasan...........................................................................................17
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................18
5.2 Saran......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam isti lah pengelolaan hutan ialah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk
mengetahui informasi sumber daya dalam suatu kawasan yang berada dalam hutan.Oleh
karena itu jumlah kekayaan yang terkandung di dalam hutan juga selalu berubah. Hal itu
menyebabkan inventore hutan tidak mudah untuk dilaksanakan, namun adanya kesulitan
kesulitan yang di hadapi oleh inventore hutan justru mendorong perkembangan teknik
inventore hutan itu sendiri dan ilmu ilmu yang berkaitan dengannya.
Nilai kekayaan suatu hutan tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan hutan yang ada
pada inventore yang ada serta taksiran perubahan yang terjadi, tetapi juga ditentukan oleh
faktor faktor yang lain di luarnya. Semua itu merupakan elemen-elemen yang terkandung
di dalamnya yang akan dicatat dalam suatu inventore hutan.
Pada inventarisasi hutan lengkap dipandang dari segi penaksiran kharus berisi
deskripsi areal berhutan serta pemilikan nya, penaksiran volume (parameter lain seperti
berat) pohon-pohon yang masih berdiri, dan penaksiran tambah-tumbuh dan pengeluaran
hasil. Dalam inventarisasi tertentu, dapat diberikan tekanan atau pembatasan pada satu
atau beberapa masalah tersebut, bergantung pada asas tujuan
Kegiatan pengenalan hutan tegakan merupakan salah satu tahapan awal yang sangat
penting dalam pengusahaan hutan. Di dalam kegiatan inventarisasi hutan, keadaan
tegakan, komposisi serta penyebaran jenis pohon memegang peranan yang sangat penting
dalam menentukan tindakan-tindakan silvikultur yang akan diterapkan. Ketelitian data
yang diperoleh dari kegiatan inventarisasi potensi tegakan tersebut merupakan kunci dari
tercapainya kelestarian pengusahaan dan kelestarian sumberdaya hutan yang akan
dikelola.
diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka semakin baik pula hasil
pengamat dalam pengukuran, semakin baik dalam penggunaan suatu akat, maka
inventarisasi hutan.
cara pengukuran sebagian atau seluruh elemen dari suatu objek yang
elemen-elemen dari suatu lahan hutan untuk mengetahui sifat-sifat dan nilai
informasi tentang kekayaan hutan. Selain itu, inventarisasi dapat diartikan sebagai
usaha untuk menguraikan kuantitas dan kualitas pohon-pohon hutan serta sebagai
terutama dipengaruhi oleh ukuran luas areal hutan yang perlu diketahui dan tujuan
yang mengikat hasil informasi yang disiapkan. Kegiatan inventarisasi hutan terdiri
dari inventarisasi hutan tingkat nasional, wilayah, daerah aliran sungai dan unit
pengolahan.
National Forest Inventory (NFI) adalah salah satu cara untuk mendapatkan
data dan informasi sumber daya hutan (SDH) nasional baik data dan informasi
tentang kayu da non-kayu maupun stok karbon dan perubahannya untuk berbagai
keperluan, perlu beradaptasi dengan dinamika permintaan akan data dan informasi
SDH tersebut
Ukuran contoh berbentuk lingkaran digambarkan oleh titik pusat dan jari-
biasanya menggunakan ukuran 0,05 Ha. Keuntungan utama petak ukur lingkaran
adalah keliling minimum untuk luas tertentu dari lingkaran dibandingkan dengan
pohon-pohon batas. Dan gambaran isotropic dari hutan disekitar pusat yang
Petak yang biasa dipakai dalam klaster plot umumnya berbentuk persegi
yang dapat mewakili suatu data. Ukuran minimum petak dapat ditentukan
penambahan luas tidak menyebabkan kenaikan jumlah spesies lebih dari 5%,
elevasi yang dibentuk antara garis datar dengan sebuah garis yang
menghubungkan sebuah titik pada garis datar tersebut dengan titik puncak (ujung)
suatu obyek.
2. Hagameter
Hagameter adalah alat untuk mengukur tinggi pohon. Sebenarnya alat ini dapat
3. Altimeter
Altimeter adalah sebuah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari
permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk keperluan navigasi dalam
Gelombang
4. Kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah mata angin berupa sebuah
magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga
5. Phi Band
Alat ukur dimensi pohon berikutnya adalah phi band yang dapat digunakan untuk
mengukur diameter pohon. Diameter pohon yang biasa diukur adalah diameter
setinggi dada (dbh) atau sekitar 130 cm dari permukaan tanah. Lilitkan
melingkar phi band pada pohon setinggi 130 cm dari permukaan tanah.
6. Meteran Rol
Meteran gulung adalah salah satu jenis alat yang berfungsi untuk mengukur
panjang dan juga jarak. Alat ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengukur sudut,
7. GPS
hari jumat, 8 Agustus 2021. Pada pukul 08.00 WITA sampai dengan selesai.
Hutan” ini yaitu, tally sheet tali rafia, dan alat tulis menulis.
dalam plot yang telah dibuat, dan lakukan penomoran terhadap pohon
tersebut.
4. Hitunglah tinggi seluruh pohon di dalam plot tersebut dengan tinggi
5. Gunakan phi band untuk menghitung diameter dari tiap pohon tersebut.
diamati.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang di dapat setelah melakukan praktikum “Inventarisasi
1. Repogonu
m 34 cm
scandens 8m 1,6 m 8,4 m 10 m
2.
3. Pohon
Anamirta
21,3 cm 8m 10 % 110 % 9,6 m
cocculus
4. Pohon
Aidia
40 cm 8m -1 m 8m 9m
wallichiana
5. Pohon
gonystylu 30,3 cm 17 m 10 % 170 % 30,6 m
s
velutinus
6. Pohon
Meliosma
85 cm 13 m 20 % 190 % 27,3 m
myriantha
7. Pohon
Aquilaria
tree 120 cm 15 m 30 % 210 % 36 m
Pohon 1
Diketahui :
Tinggi : 10 m
Diameter : 34 cm = 0,34 m
Ditanya :
a. Volume pohon
Penyelesaian :
a. Volume pohon
Vpohon= 1⁄ π.d2.t.fk
4
= 0,60 m3
Pohon II
Diketahui :
Tinggi : 9,4 m
Diameter : 30 cm = 0,30 m
a) Volume pohon
Penyelesaian :
a. Volume pohon
Vpohon= 1⁄ π.d2.t.fk
4
= 0,46 m3
Pohon III
Diketahui :
Tinggi : 9,6 m
Helling bawah : 10 %
Ditanya :
a. Volume pohon
Penyelesaian :
a. Volume pohon
V pohon = 1⁄ π.d2.t.fk
4
Pohon IV
Diketahui
Tinggi :9m
Diameter : 40 cm = 0,40 m
Helling bawah : -1 m
Ditanya :
a. Volume pohon
Penyelesaian :
a. Volume pohon
V pohon = 1⁄ π.d2.t.fk
4
= 0,79 m3
Pohon V
Diketahui :
Tinggi : 30,6 m
Diameter : 30,3 m
Jarak datar : 17 m
Helling bawah : 10 %
Ditanya :
a. Volume pohon
Penyelesaian :
a. Volume pohon
V pohon = 1⁄ π.d2.t.fk
4
= 1,51 m3
Pohon VI
Diketahui :
Tinggi : 27,3 m
Diameter : 85 cm : 0,85 m
Jarak datar : 13 m
Helling bawah : 20 %
Ditanya :
a. Volume pohon
Penyelesaian :
a. Volume pohon
V pohon = 1⁄ π.d2.t.fk
4
Pohon VII
Diketahui
Tinggi : 36 m
Jarak datar : 15 m
Helling bawah : 30 %
Ditanya :
a. Volume pohon
Penyelesaian :
a. Volume pohon
V pohon = 1⁄ π.d2.t.fk
4
= 0,27 m3
Tiang I
Diketahui
Tinggi : 9,8 m
Diameter : 10 cm : 0,10 m
Ditanya :
a. Volume pohon
Penyelesaian :
a. Volume pohon
V pohon = 1⁄ π.d2.t.fk
4
= 0,05 m3
1 Pohon Aidiawallichiana 15
4.2 Pembahasan
Pada pohon normal diukur diameter pohonnya pada ketinggian 1,3 m atau
setinggi dada orang dewasa, yaitu dengan mengukur dari pangkal pohon hingga
tinggi 1,3 m kemudian barulah di ukur diameter nya. Dan pada pohon berbanir
yang memiliki tinggi banir diatas 1,3 m maka pengambilan diameter pohon yaitu
cabang lalu hasilnya ditambahkan dan dibagi dengan jumlah cabang yang ada
pada pohon.
pertama dengan mencari lokasi yang dapat melihat pohon yang akan diukur secara
keseluruhan lalu ukur jarak dari pohon yg akan diukur ke tempat yang akan
Selanjutnya pada pengukuran volume pohon dan sesuai pada rumus volume
pohon yaitu terdapat elemen penting yaitu memasukkan diameter dan tinggi
pohon kedalam rumus. Dan ada tambahan yaitu Faktor Koreksi (Fk), yaitu faktor
yang dimana bentuk batang pohon tidaklah simetris sehingga perlu adanya koreksi
dalam menghitung volume tegakan pohon. Faktor koreksi ini ada 2 bagian yaitu
untuk Hutan Alam dan Hutan Tanaman. Pada Hutan Alam Faktor koreksi yang
digunakan yaitu sebesar 0,7, dan pada Hutan Tanaman Faktor Koreksi yang
digunakan sebesar 0,8. Dan pada praktik Inventarisasi Hutan yang kami lakukan
berada di Hutan Alam sehingga Faktor Koreksi digunakan yaitu sebesar 0,7
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun hasil dan pembahasan dari pelaksanaan praktikum, maka dapat
kondisi pohon mulai dari yang normal hingga berbanir yang pada
areal inventarisasi, alat dan bahan yang mempengaruhi keakuratan data serta
kondisi cuaca.
5.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum di lapangan, diharapkan kepada seluruh
teman-teman dan penanggung jawab kelompok agar dapat bekerja sama, dan juga
contoh sixtrees sampling (6-contoh pohon) dan circular plots (lingkaran) studi
kasusdi hutan pendidikan IPB Gunung Walat Sukabumi. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor.
(Tectona grandis
Hairiah, K., Dewi, S., Agus, F., Velarde, S., Ekadinata, A., Rahayu, S. dan
Van, N.M. 2011. Measuring Carbon Stocks Across Land Use Systems : AManual.
Bandar Lampung.
LAMPIRAN