Anamnesis
2. Onset, yaitu sejak kapan keluhan tersebut dirasakan, mendadak atau progresif.
4. Radiating, yaitu apakah keluhan tersebut hanya dirasakan pada lokasi tersebut atau ada penjalaran.
5. Accompanied, yaitu keluhan-keluhan lain yang menyertai, misalnya keluhan sistem motorik, sistem
sensorik, sistem otonom, saraf otak, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial,
7. Exacerbate and relieve, yaitu kondisi-kondisi yang memperberat dan memperingan keluhan.
8. Severity, yaitu intensitas atau derajat keparahan dari keluhan yang dirasakan.
9. Status of health between attack, yaitu status kesehatan diantara beberapa serangan.
D. Riwayat penyakit dahulu, yaitu riwayat penyakit-penyakit yang pernah dialami sebelumnya yang
mungkin berkaitan dengan keluhan saat ini, misal riwayat tumor, trauma, stroke,
F. Riwayat pengobatan
Pemeriksaan fisik
- CT Scan kepala dengan atau tanpa kontras juga dilakukan untuk evaluasi adanya massa
intrakranial sebelum pungsi lumbal. Pungsi lumbal dilakukan jika curiga infeksi sistem saraf
pusat, infl amasi, dan komplikasi limfoma atau kanker lainnya. Pungsi lumbal harus dilakukan
jika klinis dicurigai adanya perdarahan subaraknoid, tetapi tidak terlihat pada CT Scan otak.
- MRI memberikan visualisasi jaringan lunak lebih baik seperti batang otak dan struktur
serebelum. Jika pasien dicurigai menderita stroke iskemik atau penyebab koma masih belum
diketahui dengan pemeriksaan lain, dapat dilakukan MRI otak.
- Electroencephalogram (EEG) memberikan gambaran fungsi umum korteks. EEG bermanfaat
untuk mendiagnosis non-convulsive status epilepticus dengan riwayat kejang atau pasien kejang
saat pemeriksaan fi sik, dan untuk pemantauan gangguan kesadaran yang disebabkan non-
convulsive status epilepticus.