Anda di halaman 1dari 1

Hipertensi dengan inkontinensia urinObat-obatan antihipertensi memiliki efek inkontinensia urin sesuai

dengan cara kerja masing-masing. Diuretik dapat menyebabkan poliuria, frekuensi, dan urgensi Ca-
channel Blocker menurunkan tonus smooth muscle dan menurunkan kontraksi otot detrussor yang akan
menimbulkan retensi urine sehingga terjadi inkontinensia overflow Hipertensi yang kronik dapat
mengakibatkan terjadinya stroke. Stroke di pembuluh darah otak dapat menyebabkan iskemik di otak.
Hal ini akan memberi efek kepada penurunan fungsi koordinasi, dalam skenario ini berpengaruh kepada
koordinasi fungsi sfingter uretra. Dengan demikian hipertensi dapat menimbulkan inkontinensia urin
secara tidak langsung.

Penggunaan obat-obatan dalam mengobati hipertensi dapat menyebabkan:

1. Obat Alpha-Blocker

Orang yang memiliki tekanan darah tinggi dan mengonsumsi obat hipertensi jenis alphablocker seperti
doxazosin mesylate, prazosin hidroklorida, terazosin hydrochloride, mungkin berisiko mengalami
inkontinensia. Hal ini disebabkan alpha-blocker bekerja untuk menurunkan tekanan darah dengan
mengendurkan dinding pembuluh darah. Masalahnya, obat ini ternyata juga mengendurkan kandung
kemih bersamaan dengan pembuluh darah. Hal ini membuat penderita rentan terhadap stres
inkontinensia yang memungkinkan urin keluar tanpa sengaja ketika ia bersin, batuk, tertawa, berlari,
atau melompat. Obat golongan ini dapat menurunkan kemampuan penutupan uretra dan menyebabkan
stress incontinence.

2. Obat Diuretik

Berbagai macam obat diuretik dengan nama merek Bumex, Lasix, Aldactone atau jenis generik seperti
bumetanide, spironolactone, furosemid, teofilin, dan semua jenis "thiazides" (seperti
hydrochlorothiazide), adalah obat lini pertama yang paling sering diresepkan untuk hipertensi. Namun,
obat ini diketahui juga dapat memicu inkontinensia. Obat-obatan diuretik dapat merangsang ginjal
untuk membuang kelebihan air dan garam dari dalam tubuh. Karena tubuh memproduksi lebih banyak
urin, hal ini membuat adanya peningkatan tekanan pada kandung kemih.

3. Calcium Channel Blockers

Calcium channel blockers untuk hipertensi dapat menyebabkan berkurangnya tonus sfingter uretra
eksternal dan gangguan kontraktilitas otot polos kandung kemih sehingga menstimulasi timbulnya stress
incontinence. Obat ini juga dapat menyebabkan edema perifer yang menimbulkan nocturia

Referensi

Hubungan-Hipertensi-Dengan-Inkontinensia-Urin-Meyke-Liechandra-c11109130

Anda mungkin juga menyukai