CHOLANGITIS
DISUSUN OLEH :
Muhammad Arya Alfath, S. Ked
( 19 777 022 )
PEMBIMBING :
dr. H. A. Mukramin Amran Sp. Rad
HALAMAN
SAMPUL ............................................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 5
A. ANATOMI ............................................................................................... 5
B. DEFINISI ................................................................................................. 6
C. EPIDEMIOLOGI ..................................................................................... 7
D. ETIOLOGI ............................................................................................... 7
E. PATOFISIOLOGI .................................................................................... 8
F. MANIFESTASI KLINIS ......................................................................... 9
G. DIAGNOSIS ............................................................................................ 9
H. GAMBARAN RADIOLOGI ................................................................. 10
I. DIFERENSIAL DIAGNOSIS ................................................................ 12
J. PENATALAKSANAAN ....................................................................... 12
K. PENCEGAHAN ..................................................................................... 14
L. KOMPLIKASI ....................................................................................... 14
M. PROGNOSIS .......................................................................................... 15
BAB III. LAPORAN KASUS .............................................................................. 16
I. IDENTITAS PASIEN ............................................................................ 16
II. ANAMNESIS ......................................................................................... 16
III. PEMERIKSAAN FISIK ......................................................................... 19
IV. DIAGNOSIS .......................................................................................... 23
V. PENATALAKSANAAN ....................................................................... 23
VI. PROGNOSIS .......................................................................................... 23
BAB IV. KESIMPULAN ..................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
Kolangitis akut adalah sindrom klinis yang ditandai dengan demam, ikterus,
dan nyeri perut kanan atas yang berkembang sebagai akibat dari sumbatan dan
infeksi di saluran empedu.1 Kolangitis akut terjadi sebagai hasil dari obstruksi
saluran bilier dan pertumbuhan bakteri dalam empedu.2 Penyakit ini perlu
diwaspadai karena insiden batu empedu di Asia Tenggara cukup tinggi, serta
kecenderungan penyakit ini untuk terjadi pada pasien berusia lanjut, yang
biasanya memiliki penyakit penyerta yang lain yang dapat memperburuk kondisi
dan mempersulit terapi.3
Prevalensi batu empedu di dunia sekitar 20-35% dan resiko terjadinya
kolangitis akut simtomatik dilaporkan sekitar 0.2%. Kolangitis akut dapat pula
disebabkan adanya batu primer di saluran bilier, keganasan dan striktur. 2,4
Penyebab paling sering obstruksi bilier adalah koledokolitiasis, stenosis
bilier jinak, striktur anastomosis empedu, dan stenosis dengan penyakit ganas.
Koledokolitiasis digunakan untuk menjadi penyebab paling sering, tetapi barubaru
ini kejadian kolangitis akut yang disebabkan oleh penyakit ganas, sklerosis
kolangitis, dan instrumentasi non-bedah saluran empedu telah meningkat.5
Diagnosis secara klinis dapat ditegakan dengan trias Charcot, yaitu adanya
demam, ikterus dan nyeri perut kanan atas. Pemeriksaan yang dapat dilakukan
meliputi pemeriksaan darah rutin, fungsi hati (aspartate transaminase & alinine
transaminase), alkali fosfatase, dan bilirubin serum, dan kultur bakteri dari sampel
darah. Studi pencitraan juga dapat membantu dalam menegakan diagnosis
kolangitis akut.5
Terapi kolangitis akut terdiri dari pemberian antibiotik dan drainase bilier.
Derajat kolangitis akut menetukan perlu tidaknya pasien dirawat di rumah sakit.
Bila klinis penyakitnya ringan, dapat berobat jalan, terutama jika kolangitis akut
ringan yang berulang.6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
D. ETIOLOGI
Kolangitis akut paling sering terjadi akibat infeksi bakteri pada saluran
empedu. Untuk perkembangan kolangitis akut, harus ada obstruksi aliran
empedu. Obstruksi total dapat menyebabkan peningkatan tekanan bilier, yang
sering menyebabkan bakteremia.11 Penyebab paling umum dari obstruksi
bilier disebabkan oleh choledocholithiasis. Penyebab lainnya termasuk
penyempitan saluran empedu jinak atau ganas, kanker pankreas, adenoma
atau kanker ampullary, tumor porta hepatis, parasit (Clonorchis
sinensis, Fasciola hepatica), cacing gelang (Ascaris lumbricoides) , cacing
pita (Taenia saginata ),9 endapan lumpur bilier karena obstruksi stent bilier,
impaksi batu empedu di leher kandung empedu atau duktus sistikus yang
menyebabkan kompresi pada empedu umum atau duktus hepatik umum yang
dikenal sebagai sindrom Mirizzi, divertikulum peri-ampullar dari duodenum
yang menyebabkan obstruksi bilier yang dikenal sebagai Lemmel sindrom
imunodefisiensi dan didapat (AIDS).8
Patogen yang diidentifikasi sebagai agen penyebab kolangitis asenden
akut adalah organisme gram negatif dan anaerob, yang paling umum
termasuk Escherichiacoli, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas,dan Citrob
acter.12 Introduksi iatrogenik bakteri umumnya terjadi post-endoscopic
retrograde cholangiopancreatography (ERCP) pada individu dengan obstruksi
bilier. 13,14 Faktor risiko yang paling penting untuk perkembangan kolangitis
akut meliputi peningkatan asupan trigliserida, gaya hidup tidak aktif/kurang
gerak, indeks massa tubuh (BMI) lebih besar dari 30, serta penurunan berat
badan yang cepat.8
E. PATOFISIOLOGI
F. MANIFESTASI KLINIS
G. DIAGNOSIS
Gejala dan tanda kolangitis akut meniru penyakit hati dan usus lainnya.1,7
Perbedaan berikut harus dikesampingkan pada pasien ini:
• Kolesistitis akut
• Hepatitis
• Sirosis hati
• Gagal hati
• Abses hati
• Divertikulitis
• Pielonefritis
• Syok septik
J. PENATALAKSANAAN
Pasien harus dididik tentang faktor risiko kolangitis akut dan disarankan
untuk mengurangi faktor yang dapat dimodifikasi dengan diet rendah lemak,
peningkatan aktivitas fisik, dan berat badan yang sehat bila
memungkinkan. Individu dengan riwayat penyakit batu empedu dan duktus
bilier harus dididik tentang gambaran klinis kolangitis dan disarankan untuk
segera mencari pertolongan medis saat gejala muncul. Identifikasi dan
pengobatan dini kolelitiasis simtomatik pada pasien berisiko tinggi dapat
menurunkan risiko kolangitis. Pencarian yang rajin untuk batu saluran
empedu pada pasien yang mengalami kolesistitis juga dapat menurunkan
risiko. Untuk individu yang menjalani ERCP, antibiotik profilaksis sebelum
prosedur dapat menurunkan risiko kolangitis. 1
L. KOMPLIKASI
I. IDENTITAS PASIEN
- Nama : Tn. TH
- Umur : 47 Thn
- Jenis Kelamin : Laki-Laki
- Agama : Islam
- Status : Menikah
II. ANAMNESIS
Status Present
- Kesan sakit : Sakit Sedang
- Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
- Tensi : 110/70 mmHg
- Nadi : 78 x/menit
- Respirasi : 18 x/menit
- Tax : 36,8 0C
- VAS : 3/10
- Tinggi Badan : 170 cm
- Berat Badan : 60 kg
- IMT : 20,7 kg/m2
Status General
Mata : anemis-/-, ikterus +/+, refleks pupil +/+ isokor
THT
Telinga : bentuk normal, tidak ada tanda-tanda radang, ataupun
bekas luka.
Hidung : bentuk normal, tanda-tanda radang (-), ekskoriasi (-)
Tenggorokan : pembesaran tonsil (-), hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Lidah : atrofi papil lidah (-), mukosa bibir kering (-)
Leher : JVP + PR 0 cmH2O, Pembesara kelenjar getah bening
tidak ada
Thorax
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas atas : ICS II batas kanan : PSL D batas kiri : MCL S ICS V
Auskultasi : S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Paru :
Inspeksi : Simetris (statis dan dinamis)
Palpasi : Tactile fremitus N/N
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi :
Abdomen :
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (+) dikanan atas, Murphy sign (+) Hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi : timpani
Ekstremitas :
A. X-Ray Thotax
B. USG Abdomen
Hepar : Ukuran tidak membesar, permukaan licin,sudut tajam, tepi
rata, tampak pelebaran IHBD, EHBD lobus kanan-kiri, sistem
Vaskular tampak normal, echoparenkim normal, tak tampak
masa/nodul/kista. Tampak batu di CBD proximal dengan pnp 1,14 cm
disertai dilatasi lumen CBD dan penebalan dinding CBD
Lien : Ukuran normal, echoparenkim normal, tak tampak SOL
Pankreas : Ukuran normal, echoparenkim normal, tak tampak SOL
Ginjal Kanan : Ukuran normal, echoparenkim normal, batas sinus
kortex jelas, PCS tidak melebar, tak tampak batu/massa/kista
Ginjal Kiri : Ukuran normal, echoparenkim normal, batas sinus
kortex jelas, PCS tidak melebar, tak tampak batu/massa/kista
Buli : Terisi urin minimal, sulit dievaluasi, kesan tak tampak kelainan
Uterus : Kesan tak tampak kelainan Tak tampak echocairan bebas
pada cavum abdomen dan cavum pelvis
Kesan :
- Sesuai gambaran Cholangitis dengan batu CBD proximal yang
menyebabkan cholestasis intra dan ekstrahepatal lobus kanan-kiri
hepar
- Pankreas/lien/ginjal kanan-kiri saat ini tak tampak kelaianan
C. ERCP
Duodenoscopy : Papula Vaseri tampak bulging.
Cholangiogram : Tampak pelebaran CBD, CHD, dan IHBD dengan
bayangan beberapa buah batu CBD, ekspasi batu dengan menggunakan
Ballon tampak keluar batu 3 buah, hitam dan batu kecil-kecil disertai pus,
empedu keluar lancar.
Kesimpulan :
- Batu CBD multiple
- Cholangitis
IV. DIAGNOSIS
• Kolangitis Akut - Batu CBD Multipel
• Suspek Kolesistitis Akut
• Hepatitis B Kronik
V. PENATALAKSANAAN
Terapi :
• IVFD NaCl 0,9% 20 tetes/menit
• Paracetamol 750 mg @8 jam (po)
• Levofloxacine 500 mg @24 jam (iv)
• Pethidine 50 mg @24 jam (iv)
• Domperidone 10 mg @8 jam (po)
• Diet lunak 1900 kkal rendah lemak
Monitoring :
• Keluhan
• Vital sign
VI. PROGNOSIS
• ad vitam : dubia ad bonam
• ad fungtionam : dubia ad bonam
• ad sanationam : dubia ad bonam
BAB IV
KESIMPULAN
Kolangitis akut adalah sindrom klinis yang ditandai dengan demam, sakit
kuning, dan nyeri perut kanan atas (Triad Charcod), yang berkembang sebagai
akibat dari stasis/sumbatan dan infeksi di saluran empedu. Pemeriksaan yang
dapat dilakukan meliputi pemeriksaan darah rutin, fungsi hati (SGOT & SGPT),
alkali fosfatase, dan bilirubin serum, dan kultur bakteri dari sampel darah. Studi
pencitraan yang dapat membantu adalah USG, ERCP, PTC, CT scan Helical
dengan kontras, dan MRCP.
Pasien-pasien dengan gejala nyeri abdomen kuadran kanan atas, jaundice,
demam patut dicurigai menderita Cholangitis, terutama apabila mempunyai
riwayat batu empedu. Karena penyakit ini berhubungan dengan obstruksi saluran
bilier.
Penanganan pertama adalah antibiotik intravena dan resusitasi cairan untuk
stabilisasi pasien, kadang kala diperlukan dekompresi darurat pada kasus-kasus
berat. Pada pasien yang dapat distabilisasi dengan antibiotik dan cairan IV, terapi
elektif untuk dekompresi dapat dilakukan kemudian. Terapi dapat dilakukan
secara endoskopik, dengan PTC, ataupun dengan pembedahan.
Penanganannya harus segera dilakukan berupa pemberian antibiotik yang
sesuai dengan kuman penyebabnya atau sesuai pola kuman di tempat tersebut, dan
harus dilakukan tindakan drainase.
Cholangitis akut terutama yang datang dengan sepsis dan syok
harus mendapat penanganan segera karena merupakan suatu kegawatan
hepatobilier.
DAFTAR PUSTAKA