Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Ca Buli
Oleh
Antonius Priliandro Paskah Putra
NIM. 1410015063
Dosen Pembimbing
dr. Yudanti Riastiti, M. Kes., Sp.Rad
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan referat tentang “Pneumoperitoneum”. Referat ini
disusun dalam rangka tugas kepaniteraan klinik di Laboratorium Ilmu Radiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Mulawarman.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dr. Yudanti Riastiti, M.
Kes, Sp.Rad selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan,
perbaikan dan saran penulis sehingga referat ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis
menyadari masih terdapat banyak ketidaksempurnaan dalam referat ini, sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan referat ini. Akhir kata penulis berharap
semoga referat ini menjadi ilmu bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
secara umum mengenai Ca buli atau kanker kandung kemih. Adapun tujuan khususnya adalah
untuk mengetahui pemeriksaan radiologi apa saja yang dapat dilakukan untuk melihat gambaran
radiologi yang khas pada Ca buli sehingga dapat mempermudah diagnosis dan penilaian derajat
keparahan dari Ca buli.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ca buli atau kanker kandung kemih adalah kanker yang ditandai dengan adanya total
hematuria tanpa disertai rasa nyeri dan bersifat intermitten. Pada karsinoma yang telah
mengadakan infiltrative tidak jarang menunjukkan gejala iritasi dari buli-buli seperti disuria,
polakisuria, frekuensi dan urgensi dan juga biasa dengan keluhan retensi oleh bekuan darah
(Purnomo, 2011).
2.2 Anatomi Kandung Kemih
Kandung kemih merupakan suatu ruang otot polos yang terdiri atas dua bagian utama: (1)
bagian korpus, yang merupakan bagian utama kandung kemih, dan tempat pengumpulan
urine. Serta (2) bagian leher berbentuk corong, yang merupakan perpanjangan bagian
korpus kandung kemih, berjalan ke bawah dan ke depan menuju segitiga urogenital dan
berhubungan dengan uretra. Bagian bawah leher kadnung kemih disebut juga uretra
posterior karena bagian ini berhubungan dengan uretra.
Otot polos kandung kemih disebut otot detrusor. Serat-serat ototnya meluas ke segala arah,
dan ketika berkontraksi dapat meningkatkan tekanan di dalam kandung kemih hingga 40-
60 mmHg. Jadi, kontraksi otot detrusor merupakan tahap utama pada proses pengosongan
kandung kemih. Sel-sel otot polos pada otot detrusor menyatu membentuk jaras listrik
bertahanan rendah dari sel otot yang satu ke yang lain. Oleh karena itu, potensial aksi
menyebar dari satu sel otot ke sel berikutnya sehingga menyebabkan kontraksi seluruh
kandung kamih pada saat yang bersamaan.
Pada dinding posterior terdapat daerah segitiga kecil yang disebut trigonum. pada bagian
terendah apeks trigonum, leher kandung kemih membuka ke arah uretra posterior, dan
kedua ureter memasuki kandung kemih di bagian atas apeks trigonum. trigonum dapat
dikenali karena mukosanya yang licin berbeda dengan mukosa di bagian lain kandung
kemih yang berlipat-lipat membentuk rugae.
6
Panjang leher kandung kemih (uretra posterior) adalah 2-3 cm, dan dindingnya tersusun
atas otot destrusor dijalin dengan sejumlah besar jaringan elastic. Otot di daerah ini disebut
sfingter interna. Setelah melewati uretra posterior, uretra berjalan melalui diafragma
urogenital, yang mengandung suatu lapisan otot yang disebut sfingter eksterna kandung
kemih. Otot ini merupakan otot rangka volunter, berbeda dengan otot pada bagian korpus
dan leher kandung kemih, yang seluruhnya merupakan otot polos. Otot sfingter eksterna
berada dibawah kendali volunteer system saraf dan dapat digunakan untuk mencegah miksi
secara sadar bahkan ketika kendali involunter berusaha untuk mengosongkan kandung
kemih.