Anda di halaman 1dari 22

Refarat

PROLAPS REKTUM

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menjalani Kepeniteraan Klinik


Senior Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Aceh
/ Rumah Sakit Daerah Meuraxa

Oleh:
Nafisah
Nim : 18174048

Pembimbing:
dr. Zahrul Wardani, Sp. B

SMF / BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS ABULYATAMA / RSUD MEURAXA
BANDA ACEH

2020

ii
KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Segala puji bagi Allah SWT. Rabb semesta alam atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Refarat ini.Shalawat
beserta salam kepada junjungan islam, Nabi Muhammad SAW, yang telah
memberi contoh teladan dan membuka wawasan cakrawala umat manusia.
Refarat dengan judul Prolaps Rektum ini sebagai rangkaian untuk
memenuhi tugas akhir kegiatan Kepaniteraan Senior Klinik di SMF / Bagian /
Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama / Rumah Sakit Umum
Daerah Meuraxa periode Januari 2020. Refarat ini juga diperuntukkan guna
menambah wawasan pengetahuan.
Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan
kerjasama yang telah diberikan selama penyusunan Refarat ini kepada: dr.
Zahrul Wardani, Sp.B selaku pembimbing Kepaniteraan Senior Klinik Rumah
Sakit Umum Daerah Meuraxa dan teman seperjuangan yang telah memberikan
dorongan dan motivasi sehingga Refarat ini dapat di selesaikan.
Penulis menyadari bahwa Refarat ini jauh dari sempurna, oleh karena itu,
saran dan masukan yang bersifat konstruktif dari semua pihak senantiasa Penulis
harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang sehingga dapat menghasilkan
karya yang lebih bermutu dan bermanfaat bagi dunia penelitian kesehatan dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Banda Aceh, 22 Januari 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN.......................................................................................1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA............................................................................2

2.1. ANATOMI..............................................................................................2

2.2. DEFINISI...............................................................................................4

2.3. ETIOLOGI..............................................................................................5

2.4. KLASIFIKASI.........................................................................................5

2.5. EPIDIMIOLOGI......................................................................................8

2.6. PATOFISIOLOGI....................................................................................8

2.7. GEJALA KLINIS.....................................................................................9

2.8. DIAGNOSIS.........................................................................................10

2.9. DIAGNOSIS BANDING........................................................................12

2.10. PENATALAKSANAAN......................................................................14

2.11. KOMPLIKASI.....................................................................................16

2.12. PROGNOSIS.......................................................................................16

BAB IIIKESIMPULAN......................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

Prolaps rektum merupakan suatu keadaan turunnya rektum melalui anus.


Prolaps rektum jarang ditemukan bahkan jarang dibahas, tetapi jumlah kasus
yang sebenarnya tidak diketahui karena jarang dilaporkan khususnya bila terjadi
pada daerah terpencil.Prolaps rektum lebih sering terjadi pada orang dewasa dan
bayi.Prolaps rektum atau prosidensia yang lengkap pada orang dewasa biasanya
terjadi pada perempuan, terutama pada perempuan usia di atas 60 tahun. Prolaps
rektum yang berupa keluarnya seluruh tebal dinding rektum harus dibedakan dari
prolaps mukosa yang dapat terjadi pada hemoroid intern. Kausa  prolaps rektum
pada orang dewasa umumnya akibat kurangnya daya tahan  jaringan penunjang
rektum yang biasanya disertai dengan peninggian tekanan intra abdomen.
Penunjang rektum terdiri dari mesenterium dorsal, lipatan  peritoneum, berbagai
fasia, dan m. levator rektum. Bagian puborektum dari m. levator melipatkan
rektum sehingga rektum dan anus membentuk sudut tajam. Prolaps rektum pada
anak ditemukan sebagai kelainan bawaan atau karena kebiasaan menahan
fesesnya. Pada orang dewasa, prolap kadang disebabkan oleh cedera
m.puborektalis atau paralisis otot panggul.1
Penderita dengan prolaps rektum dapat ditemukan gejala-gejala meliputi
penonjolan massa dari rektum, nyeri saat BAB, keluar lendir atau darah dari
massa yang menonjol, inkontinensia feses, dan pada massa prolaps yang lebih
besar biasanya penderita kehilangan keinginan untuk BAB.1
Insiden prolaps rektum pada pria lebih rendah daripada wanita
denganperbandingan 1: 6. Dimana kejadian pada wanita terdiri dari 80-90% dari
total kasus. Berbeda dari wanita, kejadian prolaps rektum pada pria tidak
meningkat seiringdengan usia dan tetap konstan sepanjang hidup.2 Meskipun
dapat terjadi pada segala usia, insiden puncak diamati pada usiadekade keempat
dan ketujuh kehidupan. Pada anak-anak biasanya terjadi pada usia dibawah 3
tahun, dengan puncak insidens pada tahun pertama kehidupan. Pada populasianak
1
kejadian prolaps rektum merata antara laki-laki dan perempuan.2,3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ANATOMI
Kanalis ani berasal dari invaginasi ektoderm, sedang rektum berasal dari
entoderm. Karena perbedaan asal ini, maka terdapat perbedaan pula pada epitel
pelapisnya, vaskularisasinya, inervasi, dan drainase limfatiknya.2
Lumen rektum dilapisi mukosa granduler usus sedangkan kanalis ani dilapisi
epitel skuamosa stratifikatum lanjutan kulit luar. Daerah batas antara rektum dan
kanalis ani disebut Anorectal Junction ditandai oleh linea pectinea/linea dentata
yang terdiri dari sel-sel transisional. Dari linea ini ke arah rektum ada kolumna
rektalis (Morgagni), dengan diantaranya terdapat sinus rektalis yang berakhir di
kaudal sebagai vulva rektalis. Setinggi linea dentata ini ada crypta dan muara
anal.2
Pada kanalis ani kira-kira 4 cm yang dibedakan menjadi anatomical anal
canal mulai anal verge sampai ke linea dentata dan surgical anal canal untuk
kepentingan klinis yang dimulai dari anal verge samai cincin anorektal yang
merupakan bataspaling bawah dari otot puborektalis yang dapat diraba pada
waktu pemeriksaan rektaltouche.2
Dasar panggul dibentuk oleh otot levator ani yang dibentuk oleh otot-otot
pubococcygeus, ileococygeus dan puborektalis. Otot-otot yang berfungsi
mengatur mekanisme kontinensia adalah muskulus puborektalis, sfingter ani
eksternus (ototlurik), dan sfingter ani internus (otot polos). Batas antara sfingter
ani eksternus daninternus disebut garis Hilton. Otot yang memegang peranan
terpenting dalam mengatur kontinensia adalah otot-otot puborektalis. Bila
m.puborektalis tersebut terputus, dapat mengakibatkan terjadinya inkontinensia.2

2
3

Gambar 1. Anatomi Rektum

Muskulus puborektalis yang merupakan bagian m.levator ani membentukjerat


yang melingkari rektum sehingga berfungsi sebagai penyangga. Rektum
jugaditopang oleh fascia pelvis parietalis (fascia Waldeyer), ligamentum laterale
kanandan kiri yang ditembus oleh arteri atau vena hemorrhoidales media
danmesorektum.Ligamentum dan mesorektum memfiksasi rektum ke permukaan
anteriorsakrum.2
Batas-batas kanalis ani, ke kranial berbatasan dengan rektum disebut
cincinanorektal, ke kaudal dengan permukaan kulit disebut garis anorektal, ke
lateraldengan fossa ischiorectalis, ke posterior dengan os koksigeus, ke anterior
pada laki-laki dengan sentral perineum, bulbus uretra dan batas posterior
diafragma urogenital(ligamentum triangulare). Sedang pada wanita korpus
perineal, diafragmaurogenitalis dan bagian paling bawah dari dinding vagina
posterior. Cincin anorektaldibentuk oleh m.puborektalis yang merupakan bagian
serabut m.levator animengelilingi bagian bawah anus bersama m.sfingter ani
eksterna.2
4

Vaskularisasi kanal anal berasal dari arteri hemorrhoidalis superior cabangdari


arteri mesenterika inferior, arteri hemorrhoidalis media cabang dari arteri
iliacaeksterna, dan arteri hemorrhoidalis inferior cabang dari arteri pudenda.2
Aliran vena di atas anorektal junction melalui sistem porta sedangkan kanalis
ani langsung ke vena cava inferior. Inervasi kanalis ani diatur oleh saraf somatic
sehingga sangat sensitif terhadap rasa sakit, sedangkan rektum diatur oleh saraf
simpatis dari pleksus mesenterika inferior dan nervus presakralis (hipogastrika)
yang berasal dari L2,3,4 dan parasimpatis dari S2,3,4.2

Gambar 2. Prolaps Rektum32

2.2. DEFINISI
Prolaps rektum adalah penonjolan mukosa rektum (parsial) atau dinding
rektum (ketebalan penuh) dari anus dalam beberapa derajat.3Prosidensia atau
prolaps rektum yang berupa keluarnya seluruh tebal dinding rektum harus
dibedakan dari prolaps mukosa yang dapat terjadi pada hemoroid intern. prolaps
rektum pada orang dewasa umumnya akibat kurangnya daya tahan jaringan
penunjang rektum yang biasanya disertai dengan peninggian tekanan
intraabdomen. Penunjang rektum terdiri dari mensenterium dorsal, lipatan
peritoneum, berbagai fasia, dan m. Levator rektum. Bagian puborektum dari m.
Levator melipatkan rektum sehingga rektum dan anus membentuk sudut tajam.
Prolaps rektum pada anak ditemukan sebagai kelainan bawaan atau karena
5

kebiasaan menahan fesesnya. Pada orang dewasa, prolaps kadang disebabkan oleh
cedera m. Puborektalis atau paralisis otot panggul.1

2.3. ETIOLOGI
Prolaps rektum disebabkan oleh kelemahan ligament dan otot-otot yang
mempertahankan bentuk rektum.Pada sebagian besar orang dengan prolaps
rektum, terdapat kelemahan muskulus sfingter ani. Penyebab pasti kelemahan
ligamen dan otot-otot rektum tidak diketahui; akan tetapi, prolaps rektum
biasanya dihubungkan dengan kondisi berikut:2,3,4

1. Peningkatan tekanan intra abdomen seperti yang terjadi pada kostipasi, diare,
pertusis;
2. Gangguan pada dasar pelvis;
3. Infeksi parasit seperti amubiasis, scistosomiasis;
4. Struktur anatomi, seperti kelemahan otot penyangga rektumdan rektosigmoid
5. Kelainan neurologis akibat trauma pelvis, sindrom cauda ekuina, tumor
spinal, multipel sklerosis.
6. Kurangnya daya tahan jaringan/ sistem penunjang rektum pascabedah
perineum atau alat kelamin perempuan

2.4. KLASIFIKASI
Prolaps rektum dikategorikan sesuai dengan tingkat keparahan, mencakup :2,3
1. Prolaps internal, rektum telah prolaps, tapi tidak terlalu jauh keluar
melaluianus. Juga dikenal sebagai prolaps tidak lengkap.
2. Prolaps mukosa, hanya lapisan mukosa rektum menonjol melalui anus.
3. Prolaps eksternal, seluruh ketebalan rektum menonjol melewati anus. Juga
dikenal sebagai prolaps lengkap.

Berbagai jenis prolaps rektum mungkin sulit untuk dipahami, karena definisi
yang berbeda digunakan.Pada dasarnya, prolaps rektum yaitu:4

 ketebalan penuh (lengkap), di mana semua lapisan dinding rektum


prolaps, atau hanya melibatkan lapisan mukosa (parsial)
6

 eksternal, menonjol dari anus sedangkan yang interna tidak menonjol dari
anus
 circumferential , di mana seluruh kelengkungan dari prolaps dinding
rektum, atau segmental hanya bagian dari keliling dari prolaps dinding
rectum.
 hadir saat istirahat, atau terjadi saat mengejan.

Prolaps rektum eksternal (prokidentia rektal, prolaps rektal dengan


ketebalan penuh, prolaps rektal eksternal) adalah ketebalan penuh, melingkar,
intususepsi sebenarnya dari dinding rektum yang menonjol dari anus.4

Gamabar : prolaps rektum eksterna

Intususepsi rektum internal (prolaps rektum okultis, prokidentia internal)


dapat didefinisikan sebagai lipatan berbentuk corong dinding rektum atas (atau
sigmoid bawah) yang dapat terjadi selama BAB.Definisi lain adalah "di mana
rektum turun tetapi tidak keluar dari anus". Banyak sumber membedakan antara
intususepsi rektum internal dan prolaps mukosa, menyiratkan bahwa yang
pertama adalah prolaps ketebalan penuh dinding rektum.Namun, sebuah publikasi
olehAmerican Society of Colon dan Rectal Surgeons menyatakan bahwa
intususepsi rektum internal melibatkan lapisan mukosa dan submukosa yang
terpisah dari lampiran lapisan mukosa muskularis yang mendasari, sehingga
bagian terpisah dari lapisan rektal turun ke bawah.[5]
7

[12]
Prolaps mukosa ( prolaps mukosa rektal parsial) mengacu pada prolaps
dari melonggarnya lampiran submukosa pada propria muskularis dari lapisan
rectum mukosa distal dinding rektum.4

Prolaps rektum dan intususepsi rektum internal telah diklasifikasikan sesuai


dengan ukuran bagian prolaps rektum, fungsi mobilitas rektum dari sakrum dan
lipatan rektum.Klasifikasi ini juga memperhitungkan relaksasi sfingter: 4

 Grade I: tidak relaksasinya mekanisme sfingter ( anismus )


 Grade II: intususepsi ringan
 Grade III: intususepsi moderat
 Grade IV: intususepsi berat
 Grade V: prolaps rektum

Prolaps mukosa internal rektum telah dinilai berdasarkan tingkat turunnya


intususeptum, yang merupakan prediksi keparahan gejala:5

 Prolaps derajat pertama terdeteksi di bawah cincin anorektal saat


mengejan
 derajat kedua ketika mencapai garis dentate
 derajat ketiga ketika mencapai ambang anal

Gambar: A. Anatomi normal: (r) rektum, (a) saluran anal


B.Intususepsi rekto-rektal
C. Intususepsi recto-anal
8

Klasifikasi prolaps rektum internal yang paling banyak digunakan adalah


sesuai dengan tinggi dinding rektum / sigmoid tempat asalnya dan apakah
intususeptum tetap berada di dalam rektum atau meluas ke dalam lubang anus
.Tinggi intususepsi dari saluran anus biasanya diperkirakan dengan defekografi .4

Intususepsi rekto-rektal (tinggi) ( intususepsi intra-rektal) adalah di mana


intususepsi dimulai di rektum, tidak menonjol ke dalam lubang anus, tetapi tetap
berada dalam rektum.(yaitu intususeptum berasal dari rektum dan tidak meluas ke
dalam lubang anus. Intususipiens termasuk lumen rektal distal ke intususeptum
saja).Ini biasanya intususepsi yang berasal dari rektum atas atau sigmoid bawah.4

Intususepsi rekto-anal (rendah) ( intususepsi intra-anal) adalah tempat


intususepsi dimulai di rektum dan menjulur ke dalam lubang anus (yaitu
intususeptum berasal dari rektum, dan intususipip termasuk bagian dari saluran
anus).4

2.5. EPIDIMIOLOGI
Insiden prolaps rektum pada pria lebih rendah daripada wanita dengan
perbandingan 1: 6. Dimana kejadian pada wanita terdiri dari 80-90% dari total
kasus. Berbeda dari wanita, kejadian prolaps rektum pada pria tidak meningkat
seiring dengan usia dan tetap konstan sepanjang hidup. Meskipun dapat terjadi
pada segala usia, insiden puncak pada usia dekade keempat dan ketujuh
kehidupan. Pada anak-anak biasanya terjadi pada usia dibawah 3 tahun, dengan
puncak insidens pada tahun pertama kehidupan. Pada populasi anak kejadian
prolaps rektum merata antara laki-laki dan perempuan.3

2.6. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi prolaps rektum tidak sepenuhnya dipahami. Namun terdapat 2
teori utama yang menjadi dasar mekanisme terjadinya prolaps rektum. Teori
pertama mengatakan bahwa prolaps rektum merupakan pergeseran hernia akibat
defek pada fasia panggul. Teori kedua menyatakan bahwa prolaps rektum dimulai
sebagai intususepsi internal yang melingkar dari rektum mulai 6-8 cm proksimal
anal. Seiring dengan waktu peregangan ini berkembang menjadi prolaps dari
9

seluruh tebal dinding rektum, meskipun tahap ini tidak selalu dialami oleh setiap
pasien.2
Patofisiologi dan etiologi prolaps mukosa kemungkinan besar berbeda dengan
prolaps seluruh tebal dinding rektum dan intususepsi internal. Prolaps mukosa
terjadiketika jaringan ikat pada mukosa anus melonggar dan tertarik, sehingga 5
memungkinkan jaringan prolaps melalui anus. Hal ini sering terjadi
sebagaikelanjutan dari penyakit hemoroid yang lama dan mengalami hal serupa.2
Seringkali, prolaps dimulai dengan prolaps internal dinding rektum
anteriordan berkembang menjadi prolaps seluruh tebal dinding rectum.2

2.7. GEJALA KLINIS


Salah satu gejala awal dari prolaps rektum rasa tidak nyaman di sekitar
anorektum selama defekasi.Kesulitan dalam memulai defekasi, sensasi defekasi
terhambat, perasaan defekasi tidak lancar di mana terasa masih tersisa feses
merupakan gejala awal yang umum terjadi pada prolaps rektum.Awalnya, massa
keluar dari anus hanya setelah defekasi dan biasanya masuk kembali saat pasien
berdiri. Kemudian massa terlihat lebih menonjol lagi terutama saat terjadi
ketegangan otot dan manuver valsava seperti bersin dan batuk.1,5
 Sebagaimana perkembangan penyakit, rektum yang menonjol kemudian tidak
dapat lagi masuk atau memendek secara spontan, sehingga penderita mungkin
harus memasukkannya secara manual.Kondisi ini mungkin lebih lanjut sampai
pada tahap di mana rektum yang menonjol keluar tidak dapat masuk lagi dan
menjadi prolaps terus-menerus.1,6
Ada perbedaan klinis prolaps rektum pada anak dan orang dewasa.Pada anak
dengan prolaps rektum umumnya mempunyai susunan anatomi yang
normal.Mukosa rektum keluar saat defekasi dan masuk kembali tanpa
menimbulkan nyeri, kadang tanpa dorongan tangan.Pada sebagian pasien, mukosa
yang prolaps tersebut tidak dapat kembali walau didorong. Hal ini akan
menimbulkan udem, nyeri, dan kadang berdarah. Pada orang dewasa, awalnya
prolaps masih kecil dan makin lama  bertambah besar. Prolaps tambah besar
karena udem, sehingga makin besar dan tidak dapat dimasukkan lagi karena
rangsangan dan bendungan mukus serta keluarnya darah.Sfingter anus menjadi
10

longgar dan hipotonik sehingga terjadi inkotinensia feses. Pada pemeriksaan


stadium permulaan terdapat penonjolan mukosa konsentrik.1

2.8. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Pasien biasanya mengeluh nyeri atau rasa tidak enak saat BAB, panggul
terasa penuh, merasa selalu ingin defekasi, sekresi lender dan darah, terkadang
terjadi diare berkepanjangan, terdapat massa keluar dari anus, adanya sulkus
antara rectum dan anus serta inkontensia alvi.5

2. Pemeriksaan fisik

Gejala yang dikeluhkan penderita harus dikonfirmasi pada pemeriksaan


fisik. Pada pemeriksaan fisik pasien diminta untuk duduk di toilet ataupun
berbaring miring dan mengedan, lalu periksa adanya prolaps rektum. Jika tidak
prolaps hanya dengan mengedan, pemberian enema fosfat biasanya menimbulkan
prolaps. Pada anak-anak, gliserin supositoria dapat digunakan sebagai
pengganti.2,3 Massa yang menonjol harus menunjukkan cincin konsentris dari
mukosa. Dalam kasus prolaps kecil, kadang-kadang sulit untuk membedakan
antara prolaps mukosa dan prolaps seluruh tebal mukosa. Prolaps mukosa
biasanya menunjukkan lipatan radial bukan berupa cincin konsentris. Jika
keduanya tidak dapat dibedakan secara klinis, pemeriksaan dapat dibantu dengan
defecogram dalam membedakan kedua kondisi ini.2Pemeriksaan anorektal cukup
untuk diagnosis ketika rektum menonjol dari anus di mana paling mudah
ditemukan pada prolaps retum lengkap.Tanda-tanda fisik dari prolaps rektum
adalah sebagai berikut:3

- Penonjolan mukosa rektum


- Penebalan konsentris cincin mukosa
- Terlihat adanya sulkus antara lubang anus dan rectum
- Ulkus rektum soliter (10-25%)
- Penurunan tonus sfingter anal
11

3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium pada pasien dengan prolaps rektum bersifat tidak
spesifik dan bermanfaat jika pasien memiliki preferensi usia dan komorbiditas.
Tidak ada pemeriksaan lab khusus yang membantu dalam evaluasi prolaps rektum
itu sendiri. Pertimbangkan pemeriksaan feses dan kultur agen infeksius,
khususnya pada pasien anak.2
Pemeriksaan Imaging
1. Barium Enema atau Kolonoskopi
Sebelum memulai pengobatan bedah prolaps rektum, penting untuk
mengevaluasi seluruh usus besar untuk mengecualikan setiap lesi kolon lainnya
yang harus ditangani secara simultan. Kehadiran lesi tersebut dapat
mempengaruhi pilihan prosedur yang akan dilakukan. Evaluasi usus besar dapat
dicapai dengan cara kolonoskopi atau barium enema. Barium enema adalah
indikator yang lebih baik dari redundansi dari usus besar.2,5
2. Video Defekografi
Video defekografi digunakan untuk menentukan prolaps internal atau
prolaps mukosa (parsial/ intusussepsi) bila tidak ada keluhan atau gejala yang
jelas. Defekografi dapat mengungkapkan intususepsi dari usus proksimal atau
obstruksi panggul. Radiopak materi (biasanya pasta barium) yang ditanamkan ke
dalam rektum, perhatikan keluarnya kontras saat defekasi. Spot film dan rekaman
video yang dibuat dan dapat digunakan untuk menentukan intussusepsi rektum
pada buang air besar.2,5
3. Rigid Proctosigmoidoscopy
Proctosigmoidoscopy kaku harus dilakukan untuk menilai rektum untuk lesi
tambahan, terutama ulkus rektal soliter. Borok hadir di sekitar 10-25% dari pasien
dengan prolaps baik internal maupun full-thickness. Jika ulserasi hadir, daerah
muncul sebagai ulkus tunggal atau sebagai borok beberapa di dinding rektum
anterior. Tepi sering menumpuk, dan daerah dapat berdarah. Biopsi harus
dilakukan untuk memastikan diagnosis dan untuk mengecualikan patologi
lainnya. Ulkus rektal soliter biasanya dapat diidentifikasi oleh ahli patologi yang
berpengalaman. Rektum prolaps mungkin ulserasi mukosa tetapi sebaliknya
histologis normal.2,5
12

Tes Lainnya

1. Anal-Rektal Manometri

Menilai beratnya kerusakan fungsi otot-otot sfingter ani. Sering ditemukan


penurunan tekanan sfingter ani internus dan tidak adanya kemampuan reflek
penahan dari anorektal.Arti penting dari hasil ini tidak jelas, dan kebanyakan ahli
bedah tidak menggunakan tes ini.2

2. Test Sitz Marker 


 Test ini digunakan untuk meyakini patensi kolon yang berguna dalam
menentukan apakah diperlukan tindakan reseksi kolon.

2.9. DIAGNOSIS BANDING


Prolaps rektum harus dibedakan dari penyakit hemoroid. Prolaps rektum
dipandang sebagai cincin sirkumferensial uninterrupte mukosa, sedangkan prolaps
hemoroid akan terlihat sebagai prolapsing jaringan dengan alur yang mendalam
antara bidang prolapsing jaringan edematous.7
Dalam mendiagnosis prolaps rektum harus diperhatikan beberapa gejala yang
hampir sama dengan hemoroid. Hemoroid adalah suatu pelebaran pembuluh darah
balik (vena) pada anus/dubur, teraba seperti bola atau benjolan kecil yang dapat
menimbulkan rasa nyeri, gatal, dan ketidaknyamanan.Dibedakan menjadi dua
yaitu:7
1.  Hemoroid interna
Hemoroid interna merupakan bantalan vaskuler dalam jaringan submukosa
pada rektum sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada posisi primer
yaitu kanan depan, kanan belakang dan kiri lateral.Jika tidak ditangani bisa
terlihat muncul menonjol ke luar seperti hemoroid luar. Gejala hemoroid
dalam adalah adanya darah yang keluar dari anus saat defekasi. Jika sudah
parah bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga
harus diambil tindakan operasi.
Hemoroid Interna menjadi 4 derajat untuk menilai tingkat keparahannya:
13

1. Derajat 1 :Vena membesar, ada benjolan mukosa tetapi masih di


dalam usus besar, gejala yang dirasakan: adanya perdarahan setelah
defekasi, tidak ada rasa nyeri.
2. Derajat 2 :Benjolan mukosa dapat keluar dari lubang anus ketika
defekasi terutama waktu mengejan, namun secara spontan kembali ke
dalam setelah defekasi, gejala lain yang menyertai: perdarahan, rasa pedih,
gatal. 
3. Derajat 3:Benjolan mukosa keluar dari lubang anus ketika defekasi
dan kembali ke dalam dengan bantuan jari. Gejala yang menyertai:
perdarahan, nyeri, gatal.
4. Derajat 4:Benjolan mukosa keluar dari lubang anus, dan tidak
dapat dimasukkan kembali ke dalam.Gejala yang menyertai: perdarahan,
nyeri, gatal.

Gambar 2. Hemoroid interna

2.    Hemoroid Luar/Eksterna

Hemoroid eksterna merupakan varises di bawah otot dan biasanya berhubungan


dengan kulit. Dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Akut, berupa bengkak bulat kebiruan pada pinggir anus. Sering terasa
sangat sakit dan gatal.
2. Kronis. Ini artinya hemorhoid yang terjadi sejak lama.
14

Gambar 3. Hemoroid External

Nyeri yang hebat akan jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid
interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami thrombosis.7
Perdarahan pada umumnya merupakan tanda pertama pada hemoroid interna
akibat adanya feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan
tidak tercampur dengan feses dapat hanya berupa garis pada feses, atau sampai
pada perdarahan yang menetes atau mewarnai warna toilet menjadi merah.
Walaupun berasal dari vena darah yang keluar berwarna merah segar karena kaya
akan zat asam.7

Pada prolaps rektum dan hemoroid, keduanya terjadi penonjolan pada


anus.Akan tetapi pada hemoroid penonjolannya dapat di atas linea dentate atau di
bawahnya dan penonjolan berupa benjolan kebiru-biruan sementara pada prolaps
rektum penonjolannya terlihat berupa mukosa merah muda mengkilat.Perdarahan
pada prolaps rektum jarang, hanya kadang diketahui  jika rektum telah turun di
anus beberapa bulan sampai tahun.7

2.10. PENATALAKSANAAN

1. Medikamentosa

Meskipun tidak ada pengobatan medikamentosa untuk prolaps rektum,


prolaps internal dapat diterapi terlebih dahulu dengan agen bulking, pelunak tinja,
dan supositoria atau enema.7
15

2. Non-medikamentosa

Pada permulaan, saat prolaps masih kecil, penderita diberi diet berserat
untuk memperlancar defekasi. Kadang dianjurkan latihan otot dasar panggul.
Pasien diinstruksikan untuk merangsang buang air besar di pagi hari dan
menghindari dorongan untuk buang air saat sisa hari karena rasa penuh yang
mereka rasakan sebenarnya adalah intususepsi rektum proksimal ke arah distal
rektum. Dengan waktu, dorongan untuk buang air besar akan berkurang begitu
juga dengan intususepsi.8

3. Pembedahan

Bila prolaps semakin besar dan makin sukar untuk melakukan reposisi,
akibat adanya udem, sehingga makin besar dan sama sekali tidak dapat
dimasukkan lagi karena rangsangan dan bendungan mukus serta keluarnya darah.
Dimana sfingter ani menjadi longgar dan hipotonik sehingga terjadi inkontinensia
alvi, penanganan prolaps rektum dilakukan melalui pembedahan.2,5 Kontraindikasi
terhadap koreksi bedah prolaps rektum didasarkan pada komorbiditas pasien dan
kemampuannya untuk mentoleransi pembedahan. Terdapat dua jenis operasi
untuk prolaps rektum: abdominal dan perineum. Prosedur abdominal memiliki
tingkat kekambuhan lebih rendah dan menjaga kapasitas penyimpanan rektum
tetapi mempunyai risiko lebih dan memiliki insiden konstipasiyang lebih tinggi
pasca operasi. Prosedur perineum tidak berisiko terjadinyaanastomosis namun
mengurangi kapasitas penyimpanan rektum,namun memiliki angka kekambuhan
lebih tinggi. Prosedur abdominal umumnyalebih disukai dalam pasien aktif yang
berisiko rendah yaitu usia di bawah 50 danpada mereka yang memerlukan
prosedur abdomial lain secara bersamaan.4,7 Pembedahan mana yang terbaik
masih menjadi kontroversi karena masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.8
Pendekatan laparoskopi untuk memperbaiki prolaps rektum telah menjadi
semakin populer.Pendekatan ini telah mengintensifkan kontroversi karena
16

terdapat penurunan angkamorbiditas dari untuk prolaps rektum pada kandidat


yang tepat. Hasil jangkapanjang dari pendekatan laparoskopi masih diteliti.
Inkarserasi prolaps rektumjarang terjadi.2

Terlepas dari jenis prosedur yang direncanakan, persiapan usus


penuhmekanik dan antibiotik harus dilakukan sebelum operasi. Antibiotik
intravena (IV)harus selalu diberikan sebelum operasi jika suatu bahan asing akan
ditanamkan,administrasi pascaoperasi antibiotik juga dapat dipertimbangkan.2

2.11. KOMPLIKASI
Prolaps rektum dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada rektum seperti
ulserasi mukosa dan pendarahan.Prolaps inkarserata di mana rektum tidak dapat
masuk lagi juga menjadi penyulit dari prolaps rektum.Selanjutnya dapat terjadi
prolaps strangulata di mana aliran darah ke rektum terhambat. Pada akhirnya
dapat terjadi gangrene dan nekrosis pada rektum.Tingkat kekambuhan  pasca
operasi mencapai 15%, pada jenis operasi apapun.7

2.12. PROGNOSIS
Prognosis umumnya baik dengan pengobatan yang tepat. Resolusi
spontanbiasanya terjadi pada anak-anak. Dari pasien-pasien dengan prolaps
rektum yangberusia 9 bulan sampai 3 tahun, 90% hanya memerlukan pengobatan
konservatif.1
Jika dilakukan penanganan tepat waktu, sebagian besar penderita yang telah
menjalani operasi tidak mengalami gejala atau hanya sedikit kekambuhan  prolaps
rektum pasca operasi. Akan tetapi, beberapa faktor, seperti umur, tingkat
keparahan prolaps, tipe operasi, dan keadaan umum penderita, mempengaruhi
kualitas dan kecepatan pemulihan penderita.1
17
BAB III
KESIMPULAN

Prolaps rektum adalah turunnya rektum melalui anus.Dalam hal ini terjadi
penonjolan mukosa rektum atau seluruh dinding rektum.Terapi prolaps rektum
tergantung tingkat keparahannya.Pada bayi dan anak-anak, sebagian besar
dilakukan penanganan konservatif dan jarang dilakukan  pembedahan. Sedangkan
pada orang dewasa yang sering mengalami prolaps rektum lengkap, terapi
dilakukan dengan pembedahan. Bila dilakukan penganan secara tepat maka
tingkat kekambuhan prolaps rektum sangat kecil atau hampir tidak ada. Akan
tetapi, hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan penderita itu sendiri. Makan
makanan serat tinggi dan banyak mengkonsumsi buah-buahan merupakan cara
terbaik untuk menghindari terjadinya prolaps rektum.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Syamsuhidajat R, De jong W. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-2. Jakarta:EGC;


2004.hal.678-9.
2. Jan R., John G., Rectal prolapse. 2011. http://emedicine.medscape. com/article/2026460-
overview (Akses: 06 Januari 2020).
3. Grace. P & Borley. N. 2006. At a Glance: Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
4. Renzi, A;Talento, P;Giardiello, C;Angelone, G;Izzo, D;In Sarno, G (October
2008).Stapled trans-anal rectal resection (STARR) by a new dedicated device for the
surgical treatment of obstructed defaecation syndrome caused by rectal intussusception
and rectocele: early results of a multicenter prospective study.International Journal of
Colorectal Disease .23 (10): 999–1005
5. Gerard M.D. anorectum. Current diagnosis & ttreatment : surgery. Ed-13 th.McGraw
Hill;2010.h.704-707.
6. Madhulika V, Janice R, Donald B. Practice parameters for the management of rectal
prolapse:disease of colon rectum.2011; 54: 1339–1346.
7. Doherty. G. 2009. Current Diagnosis & Treatment: Surgery, 13e. The McGraw-Hill
Companies.
8. Sivalingam P. Best approach for management of rectal prolapse Bombay Hospital
Journal, Vol. 50, No. 3, 2008. Hlm 1-12.

19

Anda mungkin juga menyukai