Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepanitraan Klinik Senior
Fakultas Kedokteran Abulyatama Aceh Pada Ilmu Penyakit Mata
Rumah Sakit Umum Meuraxa
Kota Banda Aceh
Disusun oleh:
Sururi
Nafisah
Zauzaa nabila junevi
Icut nyanyak shalati
Warisatul ambiya
Pembimbing :
dr. Ihsan, Sp.M
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, kasih sayang dan
karunia kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas. Laporan disusun
sebagai salah satu tugas menjalani kepaniteraan klinik senior pada Bagian/SMF Ilmu
penyakit mata Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama.
Selama penyelesaian laporan tugas ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,
pengarahan, dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
terimakasih kepada dr.ihsan Sp.M yang telah banyak meluangkan waktu untuk
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat dan rekan-rekan yang
telah memberikan motivasi dan doa dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan kasus ini. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian demi
kesempurnaan laporan tugas ini. Harapan penulis semoga laporan kasus ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan umumnya dan profesi kedokteran
khususnya. Semoga Allah selalu memberikan Rahmat dan Hikmah-Nya kepada kita
semua.
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
STATUS PASIEN..................................................................................... 3
2.1 Definisi................................................................................................. 9
2.2 Epidemiologi........................................................................................ 9
2.4 Etiologi................................................................................................. 11
2.5 Patofisiologi........................................................................................ 11
2.6 Diagnosis.............................................................................................. 21
2.7 Tatalaksana........................................................................................... 21
2.8 Prognosis.............................................................................................. 24
1.6 Resume
Pasien datang dengan keluhan penglihatan kabur pada mata kiri & kanan yang dirasakan
sejak 2 tahun yang lalu . keluhan memberat sejak 2 bulan ini. Pasien juga mengeluhkan
penglihatan seperti berasap, sering berair dan silau saat melihat cahaya. Keluhan tidak
disertai dengan mata merah dan nyeri pada bola mata. Riwayat hipertensi terkontrol,
diabetes melitus disangkal. Riwayat penyakit keluarga disangkal. Pasien baru berobat hari
ini untuk keluhan yang sedang dirasakan.
1.7 Diagnosa
• Katarak Senilis Imatur Oculi dextra et sinistra
1.8 Pengobatan/Tindakan
Edukasi :
o Menjaga kebersihan mata
o Menghindari kucekan mata
o Tidak terlalu lama berada dibawah sinar matahari
Medikamentosa
o Caterlend eye drop 5x1 tetes/hari
o Pembedahan katarak
1.9 Pemeriksaan Anjuran
-
1.10 Prognosis
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-
duanya.1 Menurut World Health Organization (WHO), katarak merupakan kekeruhan
pada lensa yang menyebabkan terhalangnya pengelihatan yang jernih. Walaupun
katarak banyak terjadi berkaitan dengan proses penuaan, namun terkadang anak dapat
terlahir dengan kondisi ini (kongenital), atau katarak yang berkembang setelah
terjadinya cedera pada mata, inflamasi, dan penyakit mata lainnya.4
2.2 Epidemiologi
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan hampir
transparan semua. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Posisinya tepat di
sebelah posterior iris dan disangga oleh serat-serat zonula yang berasal dari coipus
ciliare. Serat-serat ini menyisip pada bagian ekuator kapsul lensa. Kapsul lensa adalah
suatu membran basalis yang mengelilingi substansi lensa. Sel-sel epitel dekat ekuator
lensa membelah sepanjang hidup dan terus berdiferensiasi membentuk serat-serat
lensa baru sehingga serat-serat lensa yang lebih tua dipampatkan ke nukleus sentral;
serat-serat muda, yang kurang padat, di sekeliling nukleus menyusun korteks lensa.
Karena lensa bersifat avaskular dan tidak mempunyai persarafan, nutrisi lensa didapat
dari aqueous humor. Metabolisme lensa terutama bersifat anaerob akibat rendahnya
kadar oksigen terlarut di dalam aqueous.6
a. Kapsul
Kapsul lensa merupakan membran dasar yang elastis dan transparan tersusun dari
kolagen tipe IV yang berasal dari sel-sel epitel lensa. Kapsul ini mengandung isi lensa serta
mempertahankan bentuk lensa pada saat akomodasi. Bagian paling tebal kapsul berada di
bagian anterior dan posterior zona preekuator, dan bagian paling tipis berada di bagian
tengah kutub posterior.1
b. Serat Zonula
Lensa terfiksasi pada serat zonula yang berasal dari badan siliar. Serat zonula
tersebut menempel dan menyatu dengan lensa pada bagian anterior dan posterior dari
kapsul lensa. 1
c. Epitel Lensa
Tepat dibelakang kapsul anterior lensa terdapat satu lapis sel-sel epitel. Sel-sel
epitel ini dapat melakukan aktivitas seperti yang dilakukan sel-sel lainnya, seperti
sintesis DNA, RNA, protein dan lipid. Sel-sel tersebut juga dapat membentuk ATP
untuk memenuhi kebutuhan energi lensa. Sel-sel epitel yang baru terbentuk akan
menuju equator lalu berdiferensiasi menjadi serat lensa.1
d. Nukleus dan Korteks
Sel-sel berubah menjadi serat, lalu serat baru akan terbentuk dan akan menekan
serat-serat lama untuk berkumpul di bagian tengah lensa. Serat-serat yang baru akan
membentuk korteks dari lensa.1
1. Katarak Juvenil
Katarak juvenil adalah katarak yang lunak dan terdapat pada orang muda, yang
mulai terbentuknya pada usia lebih dari 1 tahun dan kurang dari 50 tahun. Merupakan
katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir yaitu kekeruhan lensa yang terjadi
pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya
konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract. Biasanya
katarak juvenil merupakan bagian dari suatu gejala penyakit keturunan lain. 1,6
2. Katarak Senil
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia di atas 50 tahun kadang-kadang pada usia 40 tahun. Perubahan yang tampak ialah
bertambah tebalnya nukleus dengan berkembangnya lapisan korteks lensa. Secara
klinis, proses ketuaan lensa sudah tampak sejak terjadi. 1,6 Penyebab katarak senil
antara lain perubahan lensa karena penuaan, penyakit sistemik, merokok, stres
oksidatif, dan kurangnya unsur diet esensial. 1,6
Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik. Lama
kelamaan inti lensa yang mulanya menjadi putih kekuningan menjadi coklat dan
kemudian menjadi kehitaman. Keadaan ini disebut katarak brunesen atau nigra.7
2. Katarak Kortikal
Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi cembung dan
terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi lensa. Pada keadaan ini penderita
seakan-akan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang
bertambah. 7
2. Katarak Imatur
Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau
belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih
4,7
pada lensa. Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa
menjadi bertambah cembung. Pencembungan lensa ini akan memberikan perubahan
indeks refraksi dimana mata akan menjadi miopik.
3. Katarak Hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks mengkerut dan
berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan mencairnya korteks, nukleus
lensa tenggelam ke arah bawah (katarak morgagni). Lensa yang mengecil akan
mengakibatkan bilik mata menjadi dalam. Uji bayangan iris memberikan
gambaran pseudopositif. Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa
dapat menimbulkan penyulit berupa uveitis fakotoksik atau glaukom fakolitik.6
Radiasi dan Sinar infra merah, sinar X, sinar Orang yang kontak
Elektrik ultra violet, dan arus listrik yang dengan sinar
kuat dll. matahari, radiasi
buatan, tegangan
tinggi dll.
Gambar 2.4. Foto standar LOCS III pada color transparency berukuran 8.5 x 11
inci
2.6 Diagnosis
Diagnosis katarak dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang yang komperhensif. Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk
mendeteksi adanya penyakit-penyakit yang menyertai. Tujuan dari evaluasi
komperhensif pada pasien yang mengeluhkan gejala yang berkaitan dengan
katarak adalah untuk menentukan adanya katarak, mengkonfirmasi bahwa katarak
merupakan faktor signifikan yang berkontribusi pada gangguan peneglihatan dan
gejala yang dikeluhkan pasien dan mengidentifikasi kondisi mata dan sistemik
yang berkontribusi pada gangguan pengelihatan.8
2.7 Tatalaksana
Penanganan katarak yang mengahsilkan hasil signifikan hingga saat ini
adalah tata laksanan pembedahan. Hingga saat ini belum ditemukan tata laksana
non pembedahan yang efektif untuk menangani pasien katarak.
Indikasi utama dilakukan pembedahan katarak adalah adanya penurunan
penglihatan fungsional yang menyebabkan gangguan aktifitas penderita dan
diharapkan pembedahan dapat memperbaiki penglihatan. Indikasi yang lain
adalah : 8
1) Anisometropia yang signifikan dengan adanya katarak
IOL di COP.
2.8 Prognosis
Prognosis katarak setelah menjalani operasi cukup baik. Hasil tata laksana
dari pasien katarak yang diharapkan pada pasien mencakup penurunan gejala
visual, peningkatan fungsi visual, pencapaian hasil refraktif yang diinginkan, serta
peningkatan fungsi fisik, kesehatan mental, serta kualitas hidup pasien. 9 Penelitian
yang dilakukan oleh American Academy of Opthamology National Eyecares
Outcomes Network (NEON) menunjukkan terjadi perbaikan tajam
penglihatan pada 92% katarak. Sebanyak 89 % kasus terjadi perbaikan
dalamperbaikan tajam penglihatan hingga visus diatas 20/40. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh The Cataract Patient Outcomes Research
Team (PORT) mengidentifikasi faktor – faktor memprediksi hasil operasi
yang baiak antara lain : usia muda (di bawah 65 tahun), faktor komorbid yang
rendah, serta fungsi visual pre operasi yang baik.10
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S, dkk. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2010.
2. World Health Organization. 2018. Blindness and vision impairment prevention.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Riset Kesehatan Dasar 2013. 2013; h. 231-242.
4. World Health Organization. WHO | Priority eye diseases. 2018.
5. Gracella F.L., Sutyawan I.W.E., Putrawati T.A.A.M. 2017. Karakteristik
Penderita Katarak Senilis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Tahun 2014
6. Augsburger J. & Asbury T. Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology.